Laporan Praktek Pengalaman Lapangan Di Smk.docx

  • Uploaded by: luthfiyah kamaliyah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktek Pengalaman Lapangan Di Smk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,382
  • Pages: 24
LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) KEPENDIDIKAN DI SMK NEGERI 15 BANDUNG SEMESTER GANJIL TAHUN 2018-2019

Oleh: Luthfiyah Kamaliyah 1504591 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

DIVISI PENDIDIKAN PROFESI DAN JASA KEPROFESIAN DIREKTORAT AKADEMIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2018

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN INDIVIDUAL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMK NEGERI 15 BANDUNG SEMESTER GANJIL TAHUN 2018/2019

Menyetujui, Dosen Pembimbing PPL

Guru Pamong PPL

Dr. Ana, M. Pd NIP. 197203071999032002

Mia Agustina, S. Pd NIP. -

KATA PENGANTAR Alhamdulillah wa syukurillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang masih memberikan petunjuk-Nya kepada kita, sehingga masih bisa melaksanakan segala kewajiban dan hanya kepada-Nya kita memohon petunjuk dan pertolongan agar senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Penyusunan laporan individual Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini, disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian serta menyelesaikan mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2018, bertempat di SMK Negeri 15 Bandung. Penyusun menyadari, dalam kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Hj. Yani Heryani, M. MPd selaku Kepala Sekolah yang telah mengizinkan penulis dapat melakukan kegiatan PPL di SMK Negei 15 Bandung. 2. Bapak Usep Aceng, S.Pd, M.T selaku wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan koordinantor, yang telah memberikan saran, kritik, masukan, bimbingan serta arahan dengan penuh perhatian selama kegiatan PPL 3. Ibu Dr. Yoyoh Jubaedah, M.Pd, selaku Ketua Program Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. 4. Ibu Dewi Agustiningsih, selaku ketua program Pekerja Sosial di SMK Negeri 15 Bandung yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. 5. Ibu Dr. Ana, M.Pd, selaku dosen pembimbing PPL Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang telah meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi selama praktikan melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung.

i

6. Ibu Mia Agustina, S.Pd, selaku guru pamong yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dengan penuh perhatian selama praktikan melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. 7. Bapak dan Ibu Guru, serta seluruh staff Tata Usaha yang telah mendukung demi kelancaran pelaksanan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. 8. Rekan-rekan praktikan PPL UPI dan PPL UNINUS yang telah sama-sama melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung, terima kasih banyak atas kebersamaan dukungan dan motivasinya. 9. Seluruh peserta didik SMK Negeri 15 Bandung, khususnya kelas XI PS 2, terima kasih atas penerimaannya, penghargaan dan perhatian yang telah kalian berikan kepada praktikan selama melaksanakan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. 10. Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa yang tulus selama penyusun melaksanakan kegiatan PPL di SMK Negeri 15 Bandung. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan baik dalam kata-kata, bahasa dan tulisan. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga sebagai sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.

Bandung, November 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………...………… i DAFTAR ISI…………………………………………………...……………... iii BAB

I

MASALAH

YANG

DIALAMI

SELAMA

PELAKSANAAN

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) .................... 2 B. Proses Penampilan ............................................................................... 3 C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakurikuler ............................................... 3 D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah ................................................... 5 E. Proses Bimbingan .................................................................................. 8 BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) .................... 9 B. Proses Penampilan ............................................................................. 10 C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakurikuler ............................................. 10 D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah ................................................. 10 E. Proses Bimbingan ................................................................................ 12 BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................... 13 B. Proses Penampilan ............................................................................... 14 C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakurikuler ..........................................

14

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah ................................................. 14 E. Proses Bimbingan ................................................................................ 16 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 17 B. Saran ................................................................................................ 17 LAMPIRAN

iii

BAB I MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Program Pengalaman Lapangan (PPL) kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia merupakan suatu program akademik yang dirancang untuk melatih mahasiswa agar para mahasiswa menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga memiliki kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang professional. Bagi mahasiswa S1 Kependidikan, program pelaksanaan lapangan (PPL) bertujuan

untuk

memantapkan

penguasaan

kompetensi

akademik,

mengembangkan identitas profesi sebagai pendidik serta memberikan bekal pengalaman dasar melaksanakan pembelajaran yang mendidik dibawah supervisi yang efektif dari Dosen Pembimbing dan Guru Pamong. Pengalaman yang dimaksud meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun diluar sekolah dengan penuh tanggung jawab. Adapun kegiatan inti PPL meliputi kegiatan observasi, orientasi, adaptasi, latihan menyusun suatu pelajaran, latihan praktik penampilan mengajar secara terbimbing dan terpadu juga tugas-tugas kependidikan lainnya. Salah satu tempat pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan diantaranya yaitu di SMK Negeri 15 Bandung. Pada kegiatan pembelajaran, praktikan mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas XI Pekerja Sosial dengan jumlah jam pelajaran setiap minggunya 7 jam mata pelajaran Perawatan dan Pelayanan Lansia. Namun, dalam pelaksanaan kegiatan PPL ini, menemukan beberapa masalah yang ditemukan. Seperti dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penampilan di kelas, bimbingan belajar/esktrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah, proses bimbingan baik dengan dosen tetap, dosen luar biasa, supervisor dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan PPL.

1

2

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebuah perencanaan proses pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk mempermudah proses pembelajaran yang dilaksanakan dan merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kenyataannya dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran ada sedikit perbedaan dengan RPP yang telah praktikan pelajari selama di perkuliahan, namun demikian masih dapat diatasi adanya bantuan bimbingan dari Guru Pamong serta dari pihak kurikulum memberikan pelatihan pembuatan RPP terlebih dahulu kepada seluruh praktikan PPL. Permasalahan yang dihadapi pada saat menyusun RPP adalah sebagai berikut: 1. RPP yang digunakan disekolah menggunakan kurikulum 2013 sehingga praktikan belum terlalu paham. 2. Praktikan mengalami kendala dalam menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus. 3. Praktikan mengalami kendala dalam membuat indikator penerapan kompetensi. 4. Praktikan mengalami kendala dalam membuat tujuan pembelajaran secara jelas dan rinci. 5. Praktikan mengalami kendala dalam memilih model maupun metode pembelajaran dikarenakan peserta didik merasa bosan dengan metode diskusi. 6. Praktikan mengalami kendala dalam membuat kegiatan pembelajaran. 7. Praktikan belum memahami cara penulisan isi kegiatan inti yang terdiri dari lima fase diantaranya Stimulation, Problem Statement, Data Collection, Verification dan Generalization. 8. Praktikan mengalami kendala dalam membuat alat evaluasi penilaian. 9. Praktikan mengalami kendala saat menentukan penilaian ranah kognitif dan psikomotor. 10. Praktikan mengalami kendala dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan menarik serta memotivasi peserta didik.

3

11. Praktikan belum bisa mengatur waktu ketika kegiatan berlangsung sehingga tidak sesuai dengan RPP. B. Proses Penampilan Proses penampilan dikelas merupakan sesuatu yang sangat penting bagi mahasiswa PPL. Proses penampilan juga perlu diperhatikan untuk menunjang kegiatan pembelajaran dikelas. Kendala yang muncul pada saat proses penampilan mengajar praktikan selama pembelajaran di kelas XI PS 2, adalah: 1. Persiapan mental praktikan terkadang masih belum menyesuaikan kondisi kelas saat pembelajaran. 2. Praktikan terkadang belum bisa menarik perhatian dan membuat fokus peserta didik untuk memperhatikan saat mengajar. 3. Praktikan mengalami kendala dalam menyesuaikan antara RPP yang telah dibuat dengan kondisi nyata dikelas. 4. Praktikan kurang tegas dalam menerapkan peraturan pada saat proses pembelajaran dikelas sehingga banyak peserta didik yang ngobrol, tidur, keluar masuk kelas, dan menggunakan handphone. 5. Praktikan

belum

menguasai

materi

pembelajaran,

karena

materi

kebanyakan adalah pengetahuan baru bagi praktikan. 6. Praktikan mengalami kendala dalam menarik perhatian beberapa peserta didik mengingat peserta didik merasa kelelahan karena mata pelajaran berada pada jam pelajaran terakhir. 7. Praktikan belum bisa melakukan pengaturan suara karena kondisi kelas yang terkadang bising. C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakulikuler Bimbingan belajar dan ekstrakulikuler adalah suatu kegiatan

yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Praktikan mengikuti kegiatan tersebut di SMK Negeri 15 Bandung, bertujuan agar praktikan memiliki pengalaman tambahan di luar kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ekstrakulikuler di SMK Negeri 15 Bandung terdiri dari beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menumbuhkan minat dan mengembangkan potensi peserta didik diantaranya, yaitu:

4

a. OSIS b. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) c. Praja Muda Karana (PRAMUKA) d. Palang Merah Remaja (PMR) e. Ikatan Remaja Mesjid (IRMABA) f. Keolahragaan (Futsal dan Basket) g. Paduan Suara h. Teater i. Angklung Partisipasi praktikan dalam kegiatan ekstrakulikuler ini masih belum optimal, dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang sering berlangsung bersamaan dengan kegiatan praktikan lain seperti mengajar dan piket. Namun, praktikan lebih banyak mengikuti kegiatan bimbingan belajar siswa seperti bimbingan (pendampingan) dalam pelaksanaan kegiatan posbindu, home care lansia dan seminar mengenai ilmu pekerja sosial yang melibatkan peserta didik. D. Partisipasi Praktikan dalam Kehidupan Sekolah Kegiatan program pengalaman lapangan (PPL) di SMK Negeri 15 Bandung bukan hanya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, ada beberapa program lain yang diikuti oleh praktikan sebagai bentuk partisipasi terhadap segala kegiatan yang berlangsung di SMK Negeri 15 Bandung. Partisipasi dalam kehidupan sekolah menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanaan PPL karena semenjak diterima di sekolah, secara otomatis praktikan telah dianggap menjadi bagian dari pengelolaan sekolah. Namun pada prakteknya, seringkali proses tidak sesuai dengan harapan diantaranya berkaitan dengan: 1. Upacara bendera Dalam kegiatan upacara bendera dilaksanakan pada hari senin jam 06.45 WIB, sedangkan untuk minggu ketiga biasanya dilaksanakan kegiatan bimbingan untuk seluruh peserta didik yang diberikan oleh masing-masing wali kelas. Kendala yang dihadapi oleh praktikan dalam megikuti upacara bendera yaitu praktikan belum bisa mengkondisikan peserta didik ketika akan upacara bendera.

5

2. Piket KBM Kegiatan piket guru ini dilakukan tidak hanya oleh mahasiswa PPL melainkan dengan guru yang ada di SMKN 15 Bandung. Mahasiswa praktikan dalam kegiatan piket KBM bertugas membantu guru piket. Jadwal kegiatan piket KBM praktikan adalah setiap hari kamis, pukul 06.45-12.00 WIB. Mahasiswa yang melaksanakan piket KBM, terdiri dari tiga orang praktikan dan dua guru. Tugas piket KBM adalah sebagai berikut:. a. Membunyikan bel tanda masuk, pergantian mata pelajaran, dan istrirahat. b. Mendata peserta didik yang kesiangan. c. Membagikan kertas absen untuk mengecek kehadiran peserta didik ke setiap kelas. d. Mengambil kertas untuk kehadiran peserta didik dan kehadiran guru ke setiap kelas. e. Merekap kehadiran peserta didik. f. Menulis jadwal guru mengajar. g. Mengantarkan tamu yang ada kepentingan dengan pihak sekolah. h. Mengantarkan titipan untuk peserta didik maupun guru. i. Mengantarkan tugas ke kelas apabila ada guru yang berhalangan hadir. j. Memberikan informasi alur birokrasi izin keluar. Kendala yang dihadapi oleh praktikan dalam megikuti kegiatan piket KBM, yakni: a. Banyaknya peserta didik yang meminta izin disaat guru piket sedang tidak ada ditempat piket sehingga, merasa kebingungan sedangkan mahasiswa praktikan tidak memiliki wewenang untuk mengizinkan peserta didik. b. Banyaknya tugas sedangkan sumber daya manusia yang piket terbatas. c. Adanya peserta didik yang meminta izin karena keperluan keluar sebentar tapi ternyata lama sehingga terkadang disusul keluar (masih dalam area sekolah). 3. Piket perpustakaan Kegiatan perpustakaan termasuk kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa praktikan. Setiap mahasiswa praktikan mendapatkan jatahnya masing-masing yang disesuaikan dengan jadwal

kegiatan

belajar mengajar.

Praktikan

6

mendapatkan jadwal piket perpustakaan setiap hari kamis, pukul 13.00-16.00 WIB. Tugas yang harus dilakukan pada saat jadwal piket perpustakaan adalah: a. Membersihkan perpustakaan. b. Merapihkan buku. c. Menjaga perpustakaan dan memberikan pelayanan bagi pengunjung perpustakaan. d. Mengingatkan pengunjung untuk mengisi buku tamu. e. Memanggil peserta didik yang belum mengembalikan buku. f. Mengecek buku yang dipinjam peserta didik. Kendala yang dihadapi oleh praktikan dalam megikuti kegiatan piket perpustakaan, yaitu setiap jam pelajaran selesai terkadang masih ada buku yang belum dikembalikan sehingga paktikan harus mencari ke setiap kelas, selanjutnya apabila ada yang memprint kadang tidak tercatat di buku, sehingga ada anak terkadang tidak bayar print. Kendala lainnya yang muncul adalah munculnya rasa bosan dan jenuh apabila tugas belum ada. 4. Piket BK/ Bimbingan Konseling Piket bimbingan konseling yang merupakan salah satu tugas bagi mahasiswa PPL. Adapun jadwal praktikan melakukan kegiatan piket ini adalah setiap hari jumat pukul 06.30-11.00 WIB. Tugas dari mahasiswa praktikan pada saat piket BK adalah menyambut kehadiran peserta didik, membantu guru BK mengatasi peserta didik yang bermasalah, membantu guru BK memanggil peserta didik yang bermasalah, dan terkadang diikutsertakan dalam pembelajaran BK di kelas. Kendala yang dihadapi oleh praktikan dalam megikuti kegiatan piket BK, yaitu kurangnya pengetahuan dalam bidang konseling sehinggan merasa kesulitan dalam mengatasi peserta yang bermasalah. Praktikan merasa canggung ketika akan mulai bertanya kepada peserta didik yang megalami masalah, sehingga kebanyakan anak yang bermasalah diatas oleh guru BK secara langsung. Kendala lainnya adalah munculnya rasa bosan dan jenuh apabila tugas belum ada. 5. Keputrian Keputrian merupakan salah satu kegiatan di sekolah yang dilakukan pada saat hari jumat untuk peserta didik perempuan. Kegiatan keputrian dilaksanakan pada

7

saat peserta didik laki-laki melakukan shalat jumat. Tugasnya adalah mengisi keputrian ke setiap kelas. Kendala yang dihadapi oleh praktikan adalah sulitnya menentukan tema dan membuat pematerian untuk mengisi keputrian, serta menggerakkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan tersebut. 6. Piket Day Care Piket day care merupakan piket mendampingi peserta didik saat mengimplementasikan pembelajaran pelayanan anak di tempat penitipan anak yang sudah disediakan di SMK Negeri 15 Bandung. Praktikan mendapatkan bagian piket day care pada hari Senin pukul 07.30-12.00 WIB. Tugas yang dilakukan oleh praktikan seperti mendampingi peserta disik dalam melakukan kegiatan pelayanan anak serta memberikan wawasan mengenai informasi seputar bentuk pelayanan anak yang diberikan kepada klien,. 7. Literasi pagi Literasi pagi merupakan program baru di SMK Negeri 15 Bandung. Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu cara memotivasi peserta didik untuk banyak membaca. Kendala dalam menjalankan tugas ini, terkadang praktikan belum bisa menguasai kelas karena peserta didik yang berubah tiap pertemuannya dan waktu yang berlangsung di pagi hari menyebabkan peserta didik belum terkondisikan dengan baik. 8. Bimbingan belajar peserta didik Bimbingan belajar siswa (pendampingan) dalam pelaksanaan kegiatan posbindu, home care lansia dan seminar mengenai ilmu pekerja sosial yang melibatkan peserta didik. Kendala dalam menjalankan tugas ini yaitu terkadang praktikan belum bisa mengatur jadwal dengan kegiatan lainnya, karena kegiatan ini berada di luar sekolah (masyarakat). 9. Melaksanakan pengawasan ujian Tugas praktikan pada kegiatan pengawasan ujian adalah mengawas, mengkondisikan serta memantau pada peserta didik selama ujian tengah semester berlangsung. Kendala dalam menjalankan tugas ini yaitu praktikan masih merasa canggung untuk menegur ketika peserta didik berdiskusi.

8

E. Proses Bimbingan Sebelum praktikan melaksanakan KBM, praktikan harus terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran

proses KBM, diantaranya

persiapan RPP dan metode pembelajaran maupun media pembelajaran, agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Selama proses kegiatan PPL berlangsung praktikan telah banyak dibantu oleh dosen pembimbing, guru pamong, supervisor, dan pihak-pihak lain melalui saran dan kritik yang diberikan melalui proses bimbingan. 1. Dengan guru pamong PPL Guru Pamong PPL merupakan guru yang memegang program diklat praktikan dan ditunjuk langsung oleh pihak sekolah yang bertugas untuk membimbing, membantu, dan mengawasi praktikan selama melaksanakan PPL sehingga memudahkan praktikan untuk berkonsultasi apabila mengalami kesulitan pada saat melaksanakan kegiatan PPL khsususnya dalam proses KBM. Selama melaksanakan PPL ini, dirasakan hubungan antara praktikan dengan Guru Pamong PPL sangat baik dan lancar. Guru Pamong telah banyak membantu memberikan pengarahan kepada praktikan serta membantu kesulitan-kesulitan yang praktikan alami. 2. Dengan dosen pembimbing PPL Dosen Pembimbing PPL merupakan dosen yang ditugaskan oleh Divisi P2JK Universitas Pendidikan Indonesia yang membimbing praktikan selama PPL berlangsung. Proses bimbingan dengan dosen pembimbing tidak sesering dengan guru pamong PPL karena antara dosen pembimbing dan praktikan tidak berada pada tempat yang sama. Selain itu jadwal praktikan yang cukup padat di sekolah setiap harinya menyulitkan praktikan bimbingan diluar sekolah. 3. Dengan supervisor. Proses bimbingan dengan supervisor cukup banyak memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktikan PPL di SMK Negeri 15 Bandung.

BAB II FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP merupakan faktor yang sangat penting bagi guru dalam proses belajar mengajar, sehingga masalah yang terdapat dalam penyusunan rencana pengajaran ini harus segera dicari penyelesainnya. Namun, sebelumnya kita harus mencari faktor penyebab masalah dalam penyusunan rencana pengajaran yang diantaranya sebagai berikut: 1. Keterbatasan buku sumber dan bahan ajar yang dialami oleh praktikan karena materi yang baru diterapkan di kelas X sehingga pihak sekolah belum menyediakan buku sumber dan bahan ajar sehingga praktikan harus mencari sendiri materi yang akan diajarkan. 2. Terdapat perbedaan bentuk RPP antara yang dipelajari di perkuliahan dengan di sekolah, sehingga perlu latihan dan bimbingan dalam pembuatan. 3. Kendala dalam menentukan perangkat evaluasi bagi peserta didik faktor penyebabnya adalah

pemahaman praktikan sehingga perlu adanya

bimbingan khususnya dari guru pamong. 4. Kurangnya pengalaman praktikan dalam pembuatan dan penyusunan RPP. 5. Kendala dalam menentukan alokasi waktu dikarenakan praktikan yang kurang bisa menyesuaikan penerapannya di dalam kelas dengan RPP yang sudah disusun . 6. Menentukan metode dan media pembelajaran disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan kemampuan praktikan dalam menentukan metode dan media pembelajaran sesuai kebutuhan dan siswa yang diajar.

9

10

B. Proses Penampilan Pengajaran Terdapat kendala-kendala yang dihadapi praktikan selama pelaksanaan PPL. Salah satunya yaitu pada saat proses mengajar di dalam kelas pun terdapat faktor penyebab yang melatarbelakanginya diantaranya: 1. Keterbatasan media pembelajaran dan alokasi waktu menjadi penyebab utama sehingga metode dan media tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. 2. Kurangnya kepercayaan diri praktikan dalam mengondisikan kelas dikarenakan pratikan belum mampu membangun suasana mengajar agar menjadi menarik sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa 3. Kurangnya pengalaman praktikan tentang bagaimana mengondisikan kelas dengan baik dan srategi mengajar 4. Kurangnya penguasaan materi sehingga terkadang praktikan kesulitan dalam menjelaskan materi 5. Kendala yang dialami praktikan pada saat pengondisian kelas dikarenakan praktikan belum bisa bersikap tegas terhadap siswa 6. Penyampaian materi yang terlalu lama sehingga proses pembelajaran melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan dalam RPP C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler tidak dapat diikuti dengan optimal karena adanya beberapa jadwal mengajar atau jadwal piket yang berlangsung secara bersamaan dengan kegiatan ekstrakulikuler. D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah Faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan terhadap partisipasi di sekolah diantaranya: 1. Upacara Bendera Kendala dalam mengondisikan kelas saat akan upacara karena praktikan belum bisa tegas sehingga pada saat pengondisian kelas untuk upacara bendera siswa masih berleha-leha di dalam kelasnya.

11

2. Piket Perpustakaan Mengalami kendala saat akan berkoordinasi dengan staff perpustakaan karena praktikan masih merasa canggung dalam bertanya sehingga terdapat kesalahan seperti menunjukan rak buku yang salah kepada siswa. 3. Piket Bimbingan Konseling (BK) Tidak adanya tugas-tugas yang pasti untuk praktikan selama piket BK sehingga menyebabkan koordinasi yang kurang kepada staff BK. 4. Piket KBM Praktikan yang kurang tegas terhadap siswa pada saat perizinan sehingga banyak siswa yang keluar sekolah tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya. 5. Piket Daycare Pada saat piket daycare, rekan dari praktikan tidak hadir, menyebabkan praktikan kesulitan dalam memberi materi dan mengasuh anak yang saat itu dititipkan. 6. Keputrian Praktikan yang kurang tegas terhadap siswa yang tidak mau mengikuti keputrian

sehingga

siswa

tidak

mendapatkan

materi

yang

seharusnya

disampaikan. 7. Literasi Praktikan yang kurang tegas dalam memberikan keputusan kepada peserta didik yang tidak membawa buku bacaan.

12

E. Proses Bimbingan 1. Bimbingan dengan guru pamong PPL Praktikan tidak menemui kendala yang berarti selama melaksanakan proses bimbingan dengan guru pamong. Guru Pamong dapat memberikan pengalaman dan pengetahuannya kepada praktikan sehingga praktikan menjadi pahamdalam proses mengajar. 2. Bimbingan dengan dosen pembimbing PPL Kendala ataupun hambatan yang terjad ipada proses bimbingan dengan dosen pembimbing PPL disebabkan karena sulitnya mengatur waktu pertemuan antara lain padatnya jadwal dari dosen pembimbing dengan praktikan. 3. Bimbingan dengan supervisor (manajemen sekolah) Bimbingan yang dilakukan dengan supervisor tidak seoptimal yang dilakukan oleh guru pamong PPL, disebabkan terkadang kesibukan supervisor yang membuat praktikan sulit untuk bisa bertemu langsung dengan supervisor.

BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Upaya penanggulangan yang praktikan lakukan untuk mengatasi masalah dalam penyusunan RPP, yaitu: 1. Praktikan harus banyak berdiskusi dengan guru pamong, atau mahasiswa praktikan yang mengampu mata pelajaran yang sama, serta harus banyak membaca materi pelajaran baru yang akan diajarkan supaya dapat menguasai. 2. Praktikan harus sering berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru pamong meminta pendapat saran dan masukan sebelum mengenai RPP. Konsultasi dan diskusi ini dapat membantu memudahkan proses pembuatan RPP. 3. Praktikan harus banyak mengeksplore materi pelajaran melalui diskusi, ataupun mencari diinternet. 4. Praktikan dapat berdiskusi dengan guru pamong, ataupun guru pengampu dan mahasiswa praktikan lain terkait metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kelas yang menjadi tempat kegiatan belajar mengajar. 5. Praktikan harus sering berkonsultasi dan berdiskusi dengan guru pamong dengan tujuan supaya lamgkah-langkah dalam pembelajaran sesuai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. 6. Praktikan berkonsultasi kepada guru pamong terkait membuat soal dari maksimal seminggu sebelum pelaksanaan. 7. Praktikan berdiskusi dan berkerjasama dengan guru pamong dan rekanrekan yang mengampu mata pelajaran yang sama. 8. Praktikan harus banyak melihat contoh yang ada mengengenai penilaian ranah kognitif. 9. Praktikan mencari media pembelajaran yang cocok hal ini bisa dicari dengan bertanya kepada yang lain atau searching. 10. Praktikan merasa harus bisa memilih mana materi yang paling penting dan penting.

13

14

B. Proses Penampilan Upaya penanggulangan yang praktikan lakukan untuk mengatasi masalah dalam penampilan mengajar, yaitu: 1. Praktikan banyak diskusi dengan guru pamong terkait cara mengajar dikelas yang akan menjadi tempat kegiatan belajar mengajar dengan tujuan supaya dapat menyesuaikan peserta didik. 2. Membuat games, ice breaking atau quiz dengan hal itu bisa menarik perhatian peserta didik. 3. Praktikan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat peserta didik fokus. 4. Praktikan banyak berkomunikasi dan pendekatan dengan peserta didik seperti mengobrol saat istirahat berlangsung. 5. Praktikan membaca dan memahami RPP. 6. Praktikan harus tegas dan apabila peserta didik tetap tidak disiplin maka ada kebijakan dikurangi point. 7. Praktikan menegur peserta didik apabila salah tetapi menegurnya secara halus. 8. Peserta dimotivasi dengan adanya kebijakan bahwa yang aktif akan mendapatkan point atau nilai. 9. Praktikan mendisplinkan peserta didik supaya tidak ribut sehingga suara praktikan dapat teredengar. 10. Praktikan mendekati peserta didik yang memang karakteristik berbeda dengan teman sekelasnya. 11. Praktikan berlajar untuk mampu mengelola kelas dan pengorganisasian waktu serta adanya evaluasi setelah mengajar. C. Bimbingan Belajar dan Ekstrakulikuler Upaya penanggulangan yang praktikan dilakukan untuk mengatasi masalah dalam bimbingan belajar dan ekstrakulikuler adalah praktikan mencari waktu yang memungkinkan praktikan agar tetap bisa mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah Upaya penanggulangan yang praktikan lakukan untuk mengatasi masalah dalam partisipasi di kehidupan sekolah, yaitu:

15

1. Upacara Bendera di Setiap Hari Senin Upaya penanggulangan dalam menghadapi masalah upacara benderan di setiap hari senin adalah dengan mengkomunikasikan dan meminta izin kepada guru yang piket untuk mengikuti upacara. 2. Piket KBM Upaya dalam mengatasi masalah pada ketika piket KBM adalah dengan berkomunikasi kepada guru piket apabila ada peserta didik yang akan izin dan bertanya apabila ada peserta didik yang izin prosedurnya seperti apa. Selain itu dari masalah terkait siswa yang meminta izin sebentar maka praktikan berusaha mengawasinya dan mengingatnya. 3. Piket Perpustakaan Pada saat piket perpustakaan tidak ada masalah yang berarti hanya praktikan merasa kewalahan saat banyaknya tugas sedangkan yang piket dari awal hanya satu orang disebabkan praktikan yang satunya ada kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu. Faktor penyebabnya adalah praktikan kurang bisa memanajemen waktu sehingga menyebabkan tugas tidak optimal. Sehingga upaya yang dilakukan dalam menangani masalah tersebut adalah dengan berusaha memanajemen waktu sebaik mungkin. 4. Piket BK Masalah yang dihadapi oleh praktikan adalah kurangnya pengetahuan dalam bidang konseling sehinggan merasa kesulitan dalam mengatasi peserta yang bermasalah. Hal tersebut dapat diatasi dengan banyaknya membaca dan berdisusi dengan guru BK. Praktikan merasa canggung ketika akan mulai bertanya kepada peserta didik yang megalami masalah, sehingga kebanyakan anak yang bermasalah diatas oleh guru BK secara langsung hal ini disebabkan praktikan kurang memiliki pengalaman. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mencari materi mengenai teknik pendekatan kepada peserta didik. 5. Keputrian Kurangnya pengetahuan dan pengalaman praktikan sehingga menyebabkan sulitnya menentukan tema dan membuat pematerian untuk mengisi keputrian. Hal tersebut diatasi dengan meminta pendapat dan masukan kepada mahasiswa praktikan PPL dan guru .

16

E. Proses Bimbingan 1. Bimbingan dengan Guru Pamong Kegiatan bimbingan yang dilakukan dengan guru pamong sudah berjalan baik, kendala yang dihadapi oleh praktikan dapat diatasi dengan bimbingan dan sharing dengan guru pamong. 2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL Proses bimbingan antara praktikan dengan dosen pembimbing PPL sedikit mengalami hambatan. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara pengaturan waktu dan komunikasi antara praktikan dengan dosen pembimbing PPL. 3. Bimbingan dengan Supervisor (manajemen sekolah) Bimbingan yang dilakukan dengan supervisor tidak seoptimal yang dilakukan oleh guru pamong, diesbabkan kesibukan supervisor yang membuat praktikan sulit untuk bertemu langsung dengan supervisor. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara pengaturan waktu dan komunikasi antara praktikan dengan supervisor.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan program pengalamanlapangan (PPL) yang telah dipaparkan pada BAB I, II dan III dapat menemukan kesimpulan sebagai berikut: 1. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan media pelatihan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman sebagai seorang pendidik di lembaga pendidikan. Kegiatan program pengalaman lapangan (PPL) disekolah memberikan pengalaman kegiatan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Mahasiswa sebagai praktikan PPL dapat mengamalkan serta mengimplementasikan secara langsung ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan. 2. Kegiatan PPL di SMK Negeri 15 Bandung tidak hanya memberikan kesempatan bagi praktikan untuk ikut serta dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan praktikan pun

ikut serta dalam

kegiatan lain yang berlangsung di sekolah, seperti upacara bendera senin, kegiatan piket KBM, BK/BP, TPA/Day Care, perpustakaan serta bimbingan belajar dan ekstrakulikuler. 3. Pemahaman dan pengalaman yang belum memadai menyebabkan praktikan mengalami beberapa kendala terkait kegiatan yang berlangsung di sekolah. Akan tetapi, kendala-kendala yang dihadapi oleh praktikan dapat diatasi dengan rajin berkonsultasi kepada guru pamong maupun doen pembimbing lapangan untuk mendapatkan bimbingan serta arahan sehingga praktikan menjalankan segala kegiatan di sekolah dengan baik. B. Saran Saat mengikuti program PPL di SMKN 15 Bandung, praktikan menemukan hal-hal

yang

perlu

untuk

diperbaiki

sehingga

praktikan

mencoba

merekomendasikan beberapa hal untuk kemajuan dan kualitas program PPL, sebagai berikut: 1. Untuk Pihak Divisi P2JK a. Menginformasikan tentang sekolah kepada peserta PPL dengan data yang lebih lengkap. 17

18

b. Koordinasi antara pihak Divisi P2JK UPI dengan pihak sekolah lebih ditingkatkan lagi. c. Peran aktif dari pihak Divisi P2JK UPI diperlukan dalam menghimbau para pembimbing untuk dapat bekerjasama dengan mahasiswanya yang melakukan PPL sehingga berbagai masalah dapat diatasi. 2. Untuk Pihak Sekolah a. Mempererat kerjasama yang lebih baik dan harmonis sekolah dengan praktikan. b. Lebih mengembangkan kreativitas siswa yang selama ini dinilai sudah cukup bagus. c. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar setiap pihak yang terdapat di sekolah. 3. Untuk Para Praktikan a. Calon Praktikan hendaknya mempersiapkan diri sebaik mungkin, seperti kesiapan fisik dan mentalitas serta pemahaman materi ajar dalam mengajar. b. Calon Praktikan harus mematuhi peraturan sekolah dengan sebaik mungkin dan juga dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi pesertadidik. c. Proses adaptasi dengan kehidupan sekolah harus terus dilaksanakan dengan baik dan seharusnya tidak canggung ataupun malu. Selain itu juga, harus menjalin komunikasi yang baik antar sesame anggota PPL agar hubungan semakin baik.

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from ""