Aaaaaaa.docx

  • Uploaded by: luthfiyah afnan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aaaaaaa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,101
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Untuk menjalankan perusahaan dengan baik dan sukses, faktor eksternal dan internal merupakan faktor yang harus dijalankan dengan baik dan seimbang. Dalam menjaga keseimbangan faktor eksternal dan internal tersebut, karyawan dalam perusahaan dan kinerjanya sangat perlu diperhatikan. Karyawan dan kinerjanya merupakan jembatan yang menghubungkan faktor internal dan eksternal. Karyawan yang akan berhubungan langsung dengan pimpinan perusahaan dan juga konsumen. Konsumen tentunya juga akan menilai kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut sebelum dia memutuskan untuk memberikan loyalitasnya dengan membeli atau memakai jasa dari perusahaan tersebut.

Faktor

kepemimpinan juga merupakan hal yang sangat mempengaruhi jalannya operasional perusahaan. Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Maka dari itu seorang pemimpin harus benar-benar memiliki keterampilan, kreativitas, emosi, dan kecerdasan yang baik untuk memimpin karyawannya dalam bekerja. Menjadi pemimpin dengan keterampilan manusia berarti peka terhadap kebutuhan dan motivasi orang lain serta mempertimbangkan kebutuhan orang lain di dalam pengambilan keputusan (Katz, 1955). Pemimpin yang baik harus bisa memberikan motivasi kepada bawahannya agar mereka selalu memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan. Memperhatikan kebutuhan karyawan dan masalah karyawan dalam kinerjanya adalah hal baik untuk memotivasi karyawan dalam bekerja lebih baik lagi. Mengingat faktor sumber daya manusia sangatlah berpengaruh penting bagi jalannya sebuah perusahaan maupun organisasi. Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi kerja yang baik bagi karyawannya. Motivasi kerja akan mempengaruhi karyawan dalam menjalankan proses kerjanya di dalam perusahaan, sehingga gaya kepemimpinan yang baik tidak akan menjamin suksesnya sebuah perusahaan bila karyawannya tidak memiliki motivasi yang baik dalam bekerja. Disiplin kerja merupakan bagian dari kinerja karyawan dimana karyawan akan dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, kapan mereka harus datang dan bekerja tepat waktu, dan juga saat mereka harus bekerja dengan mematuhi peraturan yang dibuat oleh perusahaan di tempat mereka bekerja. Disiplin kerja yang baik akan sangat berperan bagi peningkatan kinerja di sebuah perusahaan. Gaya kepemimpinan

1

demokratis, motivasi kerja, dan juga disiplin kerja harus berjalan dengan seimbang. Hal ini dimaksudkan agar karyawan tidak merasa tertekan dengan aturan kerja di dalam perusahaan dan mencegah terjadinya stress kerja yang kemungkinan akan dialami karyawan jika dirinya juga dilibatkan dalam beberapa masalah internal perusahaan. Disiplin kerja diadakan hanya sebatas untuk mengatur kinerja karyawan agar karyawan bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan? 2. Apa saja teori-teori kepemimpinan? 3. Bagaimana perkembangan kepemimpinan? 4. Apa fungsi dari kepemimpinan? 5. Apa saja ciri-ciri dari kepemimpinan? 6. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik? 7. Apa saja jenis-jenis kepemimpinan? 8. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis? 9. Bagaimana tipe kepemimpinan demokratis? 10. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan demokratis? 11. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari gaya kepemimpinan demokratis?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Bagi dosen Makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi dalam memberikan materi. 2. Bagi mahasiswa Makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan mendalami lebih lanjut mengenai gaya kepemimpinan demokratis.

2

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah “The process of directing and influencing the task related activities of group members”. Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka. Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari kepemimpinan ini, yaitu: 1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschler, & Massarik, 1961:24) 2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411). 3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528). 4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang di organisasi ke arah pencapaian tujuan ( Rauch & Behling, 1984:46)

3

5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran ( Jacob&Jacques, 1990:281) 6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde social dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153) 7. Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitasaktifitas serta hubungan-hubungan sebuah kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).

1.2 Teori Kepemimpinan Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan di antaranya ialah : 1. Teori Genetis Teori genetis ini adalah teori klasik dari kepemimpinan. Disini disebutkan bahwa seorang pemimpin dilahirkan, artinya bakat-bakat tertentu yang diperlukan seseorang untuk menjadi pemimpin diperolehnya sejak lahir. Kemampuan seorang pemimpin ditentukan oleh bakat, intelegensi, stabilitas emosi, dan kebugaran fisik. 2. Teori Situasi Teori ini muncul sebagai hasil pengamatan, dimana seseorang sekalipun bukan keturunan pemimpin, ternyata dapat juga menjadi seorang pemimpin yang baik. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa orang biasa menjadi seorang pemimpin dikarenakan adanya situasi yang menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin. 3. Teori Ekologi Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan adanya seseorang yang setelah berhasil dibentuk menjadi seorang pemimpin, ternyata tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Hasil pengamatan yang seperti ini melahirkan teori ekologi yang menyebutkan bahwa seseorang memang dapat dibentuk untuk menjadi seorang pemimpin, tetapi untuk menjadi pemimpin yang baik memang harus ada bakat-bakat tertentu yang terdapat pada diri seseorang yang diperoleh dari alam.

1.3 Perkembangan Kepemimpinan 4

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga beberapa orang tampak lebih menonjol daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan – keadaan dimana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tersebut mengalami ancamanancaman dari luar. Dalam keadaan demikian, cukup sulit bagi warga – warga kelompok yang bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus diambil dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Munculnya seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam keadaan tertentu muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya seorang pemimpin mungkin karena seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi kelompoknya untuk mencapai tujuan dan bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.

1.4 Fungsi Kepemimpinan 1. Pemimpin sebagai eksekutif ( executive Leader) Sering kali disebut sebagai administrator atau manajer. Fungsinya adalah menerjemahkan kebijaksanaan menjadi suatu kegiatan, dia memimpin dan mengawasi tindakan orangorang yang menjadi bawahannya, dan membuat keputusan-keputusan yang kemudian memerintah untuk dilaksanakan. Kepemimpinan ini banyak ditemukan di dalam masyarakat dan biasanya bersifat kepemerintahan, mulai dari pusat sampai ke daerahdaerah memerlukan fungsi tersebut.

2. Pemimpin sebagai penengah Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak di tangan pemimpin dengan keahliannya yang khas dan ditunjuk secara khusus yang dikenal dengan pengadilan. Misalnya dalam bidang olahraga, terdapat wasit yang mempunyai tugas sebagai wasit. 3. Pemimpin sebagai penganjur Pemimpin sebagai penganjur artinya sebagai propagandis, sebagai juru bicara, atau sebagai pengarah opini merupakan orang-orang penting dalam masyarakat. Mereka bergerak dalam bidang komunikasi dan publistik yang menguasai ilmu komunikasi. 5

Penganjur adalah sejenis pemimpin yang memberi inspirasi kepada orang lain. Seringkali ia merupakkan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara.

4. Pemimpin sebagai ahli Pemimpin sebagai ahli dapat dianalogikan sebagai instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unit sosial dimana dia bekerja. Kepemimpinannya hanya berdasarkan fakta dan hanya pada bidang dimana terdapat fakta. Termasuk dalam kategori ini adalah guru, petugas sosial, dosen, dokter, ahli hukum, dan sebagainya yang mempunyai pengetahuan untuk diberikan kepada orang lain.

5. Pemimpin diskusi Tipe pemimpin yang seperti ini dapat dijumpai dalam lingkungan kepemimpinan yang demokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Seseorang yang secara lengkap memenuhi kriteria kepemimpinan demokratis ialah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diskusi.

1.5 Ciri-Ciri Kepemimpinan Banyak ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar yang meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Penjelasannya sebagai berikut : 1. Persepsi Sosial Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan di dalam dan diluar kelompok.

2. Kemampuan berpikir abstrak Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahwa seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat 6

menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya dengan tujuan kelompok. Ini berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oleh kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam dan diluar kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensi yang tinggi pada seorang pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah diterangkan diatas.

3. Keseimbangan emosional Keseimbangan emosional merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan, keinginan, cita-cita, dan pengintegrasian yang merupakan suatu kepribadian yang harmonis. Dan ini bukanlah suatu kepribadian harmonis yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan sukses.

1.6 Syarat-Syarat Pemimpin yang Baik Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja. Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri kepemimpinan. Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syaratsyarat ideal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut : a. Memiliki inteligensi yang tinggi dan pendidikan umum yang luas b. Bersifat ramah tamah dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan c. Berwibawa dan memiliki daya tarik d. Sehat jasmani maupun rohani (fisik maupun mental) e. Kemampuan analistis f. Memiliki daya ingat yang kuat 7

g. Mempunyai kapasitas integratif h. Keterampilan berkomunikasi i. Keterampilan mendidik j. Personalitas dan objektivitas k. Jujur (terhadap diri sendiri, atasan, bawahan, sesama pegawai)

1.7 Jenis-Jenis Kepemimpinan a. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin sedangkan bawahannya hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dilihat dari persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang menonjol ”kelakuannya”, antara lain dalam bentuk:  Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain di dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.  Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.  Peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan diabaikan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan adalah:  Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.  Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.  Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. 8

c. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian yang dihadapi. Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi ataupun sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

1.8 Pengertian Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis, yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi (Prima, A, 2013). Pemimpin selalu melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan saat ada masalah. Selain itu pimpinan juga memberikan gambaran dan bimbingan yang efisien tentang tugas yang akan diberikan kepada bawahannya. Lebih dari itu seorang pemimpin yang mempunyai gaya kepemimpinan demokratis akan menggunakan jabatan dan kekuatan pribadinya untuk memaksimalkan potensi yang ada pada bawahannya sehingga baik karyawan maupun perusahaan dapat berkembang bersama-sama. Pada gaya kepemimpinan demokratis ini terdapat koordinasi yang kuat atas pekerjaan yang diemban masing-masing bawahan sehingga kekuatan utama bukan pada pimpinan melainkan partisipasi aktif dari semua anggota. Rasa tanggung jawab internal pada masingmasing bawahan juga menjadi salah satu dasar dalam gaya kepemimpinan ini. Selain melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan ini juga harus bersedia mengakui keahlian dengan bidangnya masingmasing, dan juga mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat (Sasongko, F, 2014). Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam organisasi. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin diwujudkan dalam bentuk human relation yang didasari prinsip saling menghargai dan saling menghormati. Pemimpin memandang orang lain sebagai subyek yang memiliki sifat-sifat manusiawi sebagaimana dirinya. Setiap orang dihargai dan dihormati sebagai manusia yang memiliki kemampuan, kemauan, kehendak, pikiran, minat dan perhatian, pendapat dan lainlain yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu setiap orang harus dimanfaatkan dengan mengikutsertakannya dalam semua kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Di samping itu, diwujudkan juga melalui perilaku pimpinan 9

sebagai pelaksana. Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin yang demokratis mau menerima bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, dan juga kritik-kritik yang dapat membangun dari para bawahan sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya. Pemimpin yang demokratis juga mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula pada bawahannya, mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan, senantiasa berusaha membangun semangat bawahannya dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Pemimpin yang demokratis menurut Purwanto memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a. Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu makhluk yang termulia di dunia. b. Selalu berusaha untuk menyikronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahan. c. Senang menerima saran, pendapat, dan kritikan dari bawahan. d. Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan. e. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan membimbingnya. f. Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses dari dirinya. g. Selalu mengembangkan kapasitas dari pribadinya sebagai pemimpin.

Pengertian gaya kepemimpinan demokratis menurut para ahli, sebagai berikut : a. Pemimpin demokratis adalah seorang pemimpin yang selalu mengikutsertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil suatu keputusan (Hendyat Soetopo, 2013). b. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah yang berusaha memanfaatkan setiap orang untuk kepentingan kemajuan dan perkembangan organisasi (Hadari Nawawi, 1983). c. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai (Sudarwan Danim, 2008 : 213). d. Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerja sama yang baik (Didin Kurniawan & Imam Machali, 2010 : 305). 10

e. Gaya kepemimpinan demokratis adalah seorang pemimpin berusaha membawa mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita-cita dengan memberlakukan mereka sebagai sejajar (Baharuddin & Umiarso, 2012 : 57). f. Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota-anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya (Abdul Aziz Wahab, 2011 : 135). Dari beberapa pendapat diatas, penulis cenderung pada pendapat Sudarwan Danim bahwa kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai.

1.9 Tipe Kepemimpinan Demokratis Tipe kepemimpinan demokratis menurut para ahli, sebagai berikut : a. Tipe atau gaya kepemimpinan demokratis menurut G.R. Terry, bahwa pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan. b. Tipe atau gaya kepemimpinan demokratis menurut Kurt Lewin bahwa kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan. Hal ini agar setiap anggota turut bertanggung jawab, seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Tipe atau gaya kepemimpinan demokratis menurut Sudarwan Danim (2008:213) bahwa kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai. Dengan demikian, dalam tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Proses kepemimpinan diwujudkan dengan cara memberi kesempatan yang luas bagi anggota kelompok atau 11

organisasi untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Setiap anggota kelompok tidak saja diberikan kesempatan aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin. Kondisi ini memungkinkan setiap orang siap dipromosikan dalam pengembangan karir untuk dipromosikan memduduki jabatan pemimpin secara berjenjang, jika terjadi kekosongan karena pensiun, mutasi, meninggal dunia, atau sebab-sebab lain sehingga hal ini berpengaruh juga pada kesejahteraan anggota.

1.10 Ciri-Ciri Kepemimpinan Demokratis Seorang pemimpin yang demokratis harus mampu menyelesaikan setiap masalah dengan cara musyawarah dengan seluruh anggota organisasi. Jadi dapat dikatakan bahwa ciri-ciri dari seorang pemimpin yang demokratis, diantaranya: 1. Terbuka, artinya bersedia mendengarkan segala keluhan maupun masukan dari seluruh anggota organisasi. 2. Musyawarah, artinya segala pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin berdasarkan musyawarah secara mufakat dengan seluruh anggota. 2. Tenggang rasa, artinya pemimpin dapat menerima segala masukan baik saran maupun kritikan dari anggotanya dengan mengembangkan sikap tenggang rasa guna menciptakan keharmonisan dalam organisasi. 3. Sabar, artinya bersikap lapang dada dalam menerima segala pendapat ataupun masukan dari anggota organisasi, dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi setiap permasalahan organisasi. 4. Adil, artinya segala keputusan yang ditetapkan tidak bersifat memihak berdasarkan seluruh aspirasi anggota organisasi tanpa membeda-bedakannya. 5. Bijaksana, artinya dapat memahami dan mengerti segala pendapat anggota organisasi secara bijaksana. 6. Mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi. 7. Memberikan kesempatan kepada bawahan dalam mengembangkan karirnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. 8. Dapat membimbing anggota organisasi tanpa bersifat mengguruinya 9. Menghargai setiap anggota organisasi. 10.Percaya, artinya seorang pemimpin yang demokratis dapat memberikan kepercayaan terhadap bawahannya dengan upaya pendelegasian tugas dan wewenang guna peningkatan kerja.

12

Sama halnya menurut Wursanto (2002:203), kepemimpinan demokratis mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi 2. Bersifat terbuka 3. Bawahan diberi kesempatan untuk memberikan saran ataupun ide-ide baru guna pencapaian tujuan organisasi. 4. Dalam mengambil keputusan lebih mengutamakan musyawarah untk mufakat, daripada keputusan yang bersifat sepihak. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak berhasil maka cara yang ditempuh dengan jalan lain yang sesuai dengan demokratis, misalnya voting. 5. Menghargai potensi setiap individu. 6. Berlangsung dengan mantap, yang dapat dilihat dari unit-unit organisasi yang berjalan lancar sesuai dengan fungsi masing-masing, pendelegasian kepada bawahan, bawahan merasa senang dan tentram, semangat kerja yang tinggi, baik ada pimpinan maupunn tidak ada pimpinan. 7. Pimpinan sering turun ke bawah melakukan pembinaan dan penyuluhan, yang sekaligus melakukan pengamatan terhadap hasil yang telah dicapai, serta kelemahan-kelemahan atau kekurangan dan kesulitan yang dicapai para bawahan. Akan tetapi menurut Siagian (1991:18) terdapat karakteristik utama seorang pemimpin yang demokratis, yaitu: 1. Kemampuan memperlakukan organisasi sebagai suatu totalitas dengan menempatkan semua satuan organisasi pada peranan dan tugas fungsi yang tepat tanpa melupakan peranan satuan kerja tertentu tergantung pada sasaran yang akan dicapai oleh suatu organisasi pada kurun waktu tertentu. 2. Mempunyai persepsi mengenai organisasi yang dipimpinnya. 3. Menggunakan pendekata-pendekatan dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya. 4. Menempatkan kepentingan organisasi sebagai kepentingan yang sangat bermakna dibanding kepentingan pribadinya sendiri. 5. Mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat para bawahannya sebagai makhluk sosial, politik, ekonomi, dan sebagai individu yang memiliki jati diri yang khas. 6. Memberikan kesempatan kepada seluruh anggota organisasi untuk dapat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, terutama menyangkut tugas dan fungsi anggota organisasi. 13

7. Terbuka terhadap ide, pandangan, maupun kritikan dari orang lain termasuk para anggota organisasi. 8. Memiliki keteladanan yang dapat menjadikannya seorang pemimpin yang patut menjadi panutan bagi para anggota organisasi. 9. Bersifat rasional dan objektif dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi dalam organisasi, terutama dalam menilai perilaku dan prestasi kerja oleh seluruh anggota organisasi. 10.Selalu menumbuhkan suasana kerja yang kondusif dan harmonis bagi inovasi dan kreativitas anggota organisasi.

2.11 Kelebihan dan Kekurangan Kepemimpinan Demokratis Adapun kelebihan atau keuntungan dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu sebagai berikut : 1. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan

dorongan dan bantuan dari pemimpin. 3. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat,

dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih. 4. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas

ditentukan oleh kelompok. 5. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas. 6. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan mencoba

menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan. Adapun kerugian dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu sebagai berikut : 1. Masyarakat menjadi terlalu bebas mengeluarkan pendapat sehingga kurang ada sikap saling menghormati satu sama lain. 2. Banyak menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu keputusan yang kan diambil. 3. Pemimpin yang demokratis lebih longgar dari otoriter. Maka dari itu, democratizme bisa lebih cepat hancur dari pada rezim otoriter jika sang pemimpin tidak peka terhadap orangorang yang menjadi kepercayaannya untuk memimpin bersamanya memajukan rakyat atau orang-orang yang dipimpinnya 14

4. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak 5. Sulitnya pencapaian kesepakatan

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi

bawahannya

sehubungan

dengan

tugas-tugas

yang

harus.

Tipe

kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, 15

pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan demokratis yaitu gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi yang memiliki ciri-ciri terbuka, sabar, adil, bijaksana, percaya, tenggang rasa, dan sebagainya. Gaya kepemimpinan demokratis sangat bagus untuk diterapkan dalam memimpin suatu organisasi ataupun di dunia pekerjaan. Salah satu keunggulan dari gaya kepemimpinan demokratis yaitu lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan seluruh kegiatan yang akan dilakukan harus didiskusikan terlebih dahulu antara pemimpin dan bawahannya.

3.2 SARAN Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakansaran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya para pemimpin dapat melaksanakan aktivitas kepemimpinannya dalam mempengaruhi bawahannya harus berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik 2. Dalam membuat suatu rencana hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan juga dalam pembagian tugas harus sesuai dengan kemampuan bawahannya 3. Pemimpin harus paham akan tugasnya sebagai seorang pemimpin yang baik.

DAFTAR PUSTAKA Baharuddin dan Umiarso. 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Baru ke Lembaga Akademik. Jakarta : PT Bumi Aksara. Ginintasasi, Rahayu. 2015. Kepemimpinan. (Online). http://file.upi.edu/Direktori/FIP/ JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf. (Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018). Kalim, A. 2016. Kepemimpinan. (Online). http://eprints.stainkudus.ac.id/303/5/File%205.%20 BAB%20II.pdf. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018. 16

Kurniadin, Didin, dan Imam Machali. 2010. Manajemen Pendidikan Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Soetopo, Hendyatno. 2012. Perilaku Organisasi Teori dan Praktek di Bidang Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Wulan, Juny. 2015. Gaya Kepemimpinan Demokratis. (Online). http://junywulan.blogspot. com/2015/08/gaya-kepemimpinan-demokratis.html. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018.

17

More Documents from "luthfiyah afnan"