BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa jurusan Teknik Elektro, yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mempersiapkan mahasiswa pada dunia kerja setelah menamatkan pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu, PKL juga menjadi suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah dan menyerap ilmu lapangan di dunia kerja, agar mahasiswa tidak hanya mengetahui teori saja melainkan juga mengetahui praktik di lapangan. Kegiatan PKL ini berlangsung selama 3 bulan, dimana mahasiswa memilih sendiri tempat untuk melaksanakan PKL dengan melakukan observasi terlebih dahulu ke tempat yang berhubungan dengan elektro, seperti hotel, tempat service, instansi, studio fotografi, dan lain – lainnya. Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih tempat melaksanakan PKL masing – masing agar pada saat bekerja tidak terlalu banyak hambatan, misalkan tidak suka dengan bidang kerjanya, sering mengeluh dan lain – lain. Dalam kurun waktu 3 bulan, mahasiswa diharapkan untuk mampu menyerap ilmu praktis di lapangan dari senior yang bekerja di tempat tersebut. The Lovina Hotel merupakan salah satu hotel di Lovina bintang 4 yang memiliki fasilitas dan management yang baik. Setiap hotel wajib memiliki sistem pengolahan limbah yang baik dengan tidak langsung membuang limbah cair ataupun limbah padat langsung ke alam, melainkan harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi kadar kandungan zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan. The Lovina Hotel telah memiliki sistem pengolahan limbah cair dengan menggunakan sistem kerja otomatis menggunakan Liquid Level Relay dan motor kapasitor untuk memompa air ke dalam bak penampungan ataupun disalurkan ke taman. Jumlah limbah dan endapan yang telah mengeras mempengaruhi kinerja dari motor, dikarenakan sering terjadinya sumbatan pada pipa ke motor dan menimbulkan kerusakan pada motor itu sendiri. Alat Liquid Level Relay juga harus bekerja dengan baik, karena dapat menyebabkan air limbah pada tagki tidak terbaca dan meluap. Untuk itu, tindakan kontrol, perawatan dan perbaikan oleh tim engineering sangat diperlukan ketika terdapat masalah dan mencegah kerusakan lebih parah.
1
2
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas, antara lain : a) Bagaimanakah cara kerja dari Liquid Level Relay dan motor kapasitor? b) Bagaimanakah sistem pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel ? c) Apa saja permasalahan yang dapat terjadi pada pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel dan cara penanggulangannya?
1.3 Metode Pengumpulan Data Terdapat 2 metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini, antara lain: a) Observasi Metode observasi merupakan pengamatan terhadap objek yang akan diteliti dan selanjutnya mencatat hasil pengamatan tersebut. b) Diskusi Metode diskusi digunakan untuk memecahkan masalah atau mencari solusi akternatif dari sebuah permaslahan dengan melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan engineering yang sudah berpengalaman menangani masalah tersebut.
1.4 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan kegiatan PKL ini, antara lain: a) Untuk mengetahui cara kerja dari Liquid Level Relay dan motor kapasitor. b) Untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel. c) Untuk mengetahui permasalahan yang dapat terjadi pada pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel dan cara penanggulangannya.
1.5 Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan PKL, antara lain: a) Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu dan pelajaran yang didapatkan di perkuliahan pada dunia kerja. b) Menambah pengalaman dalam bekerja, menambah disiplin kerja dan ilmu dalam bekerja. c) Menambah kemampuan cara berinteraksi dengan konsumen, owner, dan rekan kerja
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Profil Dan Struktur Organisasi Perusahaan 2.1.1 Sejarah Berdirinya Hotel The Lovina PT. Bali Dream terbentuk sejak tahun 2005 dengan akta pendirian nomor 23 tanggal 3 Maret 2005 sebagai perusahaan PMA yang bergerak di bidang usaha penyediaan akomodasi, yang selanjutnya bangunan fisik hotel dibangun mulai tahun 2009. Robert Stahl sebagai pemilik mengajak 2 orang temannya sebagai partner business yaitu Robert Dorney dan Leigh Reaby menunjuk seorang director yang bernama Graham William Stott untuk mewujudkan pembangunan di atas lahan seluas 17.125 m2, bergaya minimalis dengan arsitek Australia atas Surat Keputusan Bupati nomor 503-2/006/IL/KPT/2009, Surat Rekomendasi Bupati Buleleng nomor 582/30/Ekbang serta IMB nomor 503-18/114/IMB/KPT/2009. Tahun 2012 bangunan hotel mulai terwujud dengan nama Lovina Beach Resort (LBR) yang dipimpin oleh General Manager (Philip R. Hill periode Maret – Juli 2012). Di bulan Juli Lovina Beach Resort kemudian berganti nama menjadi The Lovina Bali yang dipimpin oleh General Manager (Reiner Volkmann periode Juli - Desember 2012). The Lovina Bali dinyatakan mulai beroperasi pada tanggal 15 Agustus 2012 dan sejak Januari 2013 dipimpin oleh I Kadek Dwi Dharmawijaya sebagai General Manager. The Lovina Bali berkembang sangat baik dengan visi untuk menjadikan resort terbaik di Bali Utara (North Bali’s fines beach resort), sehingga sangat mendukung untuk menyambut kunjungan berbagai tamu baik wisatawan domestic maupun wisatawan manca Negara.
2.1.2 Tenaga Kerja dan Fasilitas Hotel The Lovina Bali Hotel The Lovina Bali dengan jumlah tenaga kerja sebagai staff sebanyak 166 orang dan engineering sebanyak 12 orang serta pekerja daily worker (DW) sebanyak 24 orang. Tenaga kerja tersebut memiliki tugas yang harus mampu memberikan pelayanan dan perawatan untuk para tamunya. Kapasitas fasilitas yang ada di Hotel The Lovina Bali sebanyak 133 bed room yang tebagi menjadi beberapa type kamar dengan rincina sebagai berikut; 1. Grand Beach Villa
= 15 bed room
2. Beach Suite
= 34 bed room
3. Terrace Beach Villa = 12 bed room 4. Garden Pool Villa
= 21 bed room
5. Deluxe Suite/Studio = 51 bed room 3
4
2.1.3 Visi dan Misi Hotel The Lovina Visi
: Menjadi Resort Terbaik di Bali Utara
Misi
:
1. Menyenangkan pelanggan / tamu dengan memberikan pelayanan terbaik dengan sentuhan personal dalam koridor professional, mengantisipasi kebutuhan tamu, luwes dalam pelayanan dan melakukan perbaikan untuk kemajuan secara berkelanjutan. 2. Memperkuat nama / merk The Lovina untuk membangun landasan yang kokh guna mengembangkan usaha dan terus menerus, memperoleh para pelanggan baru dan memiliki pelanggan yang selalu setia dengan The Lovina. 3. Merekrut dan mempertahankan orang-orang local terbaik yang bermotivasi tinggi untuk memajukan The Lovina dan untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan. 4. Mendorong dan menjaga kreatifitas, mencerdaskan, mengembangkan para karyawan, membangun tanggung jawab dan rasa memiliki karyawan terhadap hotel serta mensejahterakan para karyawan, lingkungan sekitar untuk mendukung usaha yang berkelanjutan. 5. Berpartisipasi aktif memajukan / memberikan perhatian pada lingkungan sekitar dan turut dalam kegiatan CSR seiring perkembangan usaha demi usaha yang berkelanjutan.
2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi Engineering Department
5
Gambar 1. Struktur Organisasi Engineering Department 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Liquid Level Relay Level Switch menggunakan kontak relay yang bersifat elektrik, dan ada juga yang menyebutnya Liquid Level Relay. Nama yang lebih familiar di beberapa tempat untuk model ini adalah “Radar”. Sebetulnya ini adalah nama merk. Jadi seperti kita menyebut “Kodak” untuk kamera atau “Odol” untuk pasta gigi. Hampir mirip dengan model ball-floater, hanya saja bola pelampungnya diganti dengan 2 buah “sinker” (pemberat) yang dipasang menggantung dalam satu tali. Kemudian sistem pengaturannya menggunakan kontak relay yang dihubungkan dengan mesin pompa air melalui kabel listrik. Saat level air di toren rendah maka mesin air akan start dan kemudian stop bila levelnya sudah tinggi, sesuai dengan setting posisi dari dua buah sinker tersebut. Sistem ini relatif lebih handal dalam menghindari kebocoran seperti pada model ball-floater, karena mesin pompa air bisa dimatikan secara langsung.
6
Cara Kerja Level Control Switch
Gambar 2. Cara Kerja Level Control Switch Seperti gambar ini, sistem level switch mempunyai cara kerja yang cukup sederhana. Saat air mencapai setengah dari pemberat yang bawah (level low) maka dua pemberat (sinker) akan menggantung dimana total beratnya akan mampu menarik switch yang ada pada switch body di bagian atas. Switch yang tertarik pemberat akan membuat kontak relay menjadi close dan arus listrik akan mengalir melalui kabel ke mesin pompa air yang kemudian start dan mengisi air ke dalam toren hingga mencapai level high. Saat air mendekati level high, maka pemberat bagian bawah akan mengambang dan saat level air mencapai setengah dari pemberat bagian atas maka level switch akan kembali ke posisi awal (dengan bantuan pegas yang ada dalam switch body) sehingga kontak relay akan menjadi open dan arus listrik terputus sehingga mesin pompa air stop secara otomatis. Batas level high dan level low dalam toren ini dapat di-setting sesuai keinginan, dengan mengatur ketinggian dari dua pemberat ini. Cukup dengan mengatur panjang talinya dan kemudian dikencangkan kembali ikatannya. Jika setting level low-nya dinaikkan (pemberat bagian bawah posisnya lebih naik), maka volume air dalam toren akan masih tersisa banyak sesaat sebelum air diisikan kembali. Begitu pula jika setting level high-nya dinaikkan (dengan menaikkan lagi posisi pemberat bagian atas), maka volume air akan bisa mendekati maksimum kapasitas yang bisa ditampung dalam toren sesaat setelah mesin air dimatikan.
7
Hanya perlu diperhatikan, bila jarak antara kedua pemberat sangat pendek (sehingga jarak level low dan high berdekatan) maka akibatnya interval pengisian air akan lebih singkat sehingga mesin pompa air akan semakin sering start-stop. Apalagi jika toren yang digunakan memiliki kapasitas kecil, misalnya 250 liter. Ingat, start mesin pompa air akan menyerap daya listrik yang cukup besar. Karena itu setting pemberat ini lebih disesuaikan pada kebutuhan dengan pertimbangan aspek volume cadangan air dalam toren dan penghematan daya listrik. Bagian-bagian Level Control Switch
Gambar 3. Bagian – Bagian Level Control Switch Gambar diatas diambil dari manual sheet Liquid Level Relay merk “Radar” (hanya sebagai contoh saja). Sedangkan pada umumnya untuk merk lain juga mempunyai bagian-bagian yang sama. Bagian yang terpasang di sebelah dalam toren adalah dua buah sinker dan L shape bracket. Sedangkan switch body dan water proof cover dipasang pada bagian luar. Perlu diperhatikan pemasangan water proof cover ini harus benar-benar baik, karena letaknya yang ada dibagian luar akan terkena panas dan hujan (toren biasanya dipasang diluar), sedangkan di dalamnya terdapat terminal kabel listrik dari kontak relay. Pada switch body, terdapat dua pasang terminal untuk kabel listrik yaitu terminal A1-A2 dan B1-B2. Dua pasang terminal ini merupakan dua macam kontak relay yang mempunyai fungsi berkebalikan. Untuk keperluan yang paling umum gunakan terminal A1-A2, karena fungsi ini yang sesuai dengan cara kerja level switch seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya.
8
Penjelasan mengenai dua pasang terminal ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4. Dua Macam Kontak Relay Level Control Switch Pada saat air mencapai level low, maka dua pemberat tadi akan menarik level switch kearah bawah dan kontak relay A1-A2 akan terhubung, sedangkan kontak relay B1-B2 akan terputus. Karena itu listrik akan mengalir dan mesin pompa air akan start. Saat air mencapai level high, maka dua pemberat tadi akan mulai mengambang dan level switch akan kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas. Akibatnya kontak relay A1-A2 akan terputus dan sebaliknya kontak relay B1-B2 akan terhubung. Sehingga aliran listrik akan terputus dan mesin pompa air akan mati.
Datasheet Liquid Level Relay Dual Sinker Type ST-70AB Rating 220 V 7,5A AC Rating 110 V 15 A AC No. Of Poles Single ploe double throw Mechanical Life 1 million snaps Control Range 0.18 – 15 meters Tank Presure 1 atmoshere Tabel 1. Datasheet Liquid Level Relay Dual Sinker
9
2.2.2 Motor 1 Phasa Motor listrik 1 fasa adalah motor listrik yang dijalankan dengan suplay 1 fasa. Suplay 1 fasa adalah listrik pada rumah-rumah komersial bertegangan 220 V. Pada motor listrik 1 fasa motor dibagi menjadi 3 jenis motor. Yaitu : Motor induksi kapasitor, Motor Shaded Pole dan Motor Universal. Motor listrik 1 fasa Kapasitor
Gambar 5. Motor Kapasitor Motor listrik 1 fasa kapasitor adalah jenis motor 1 fasa yang mengandalkan dua kumparan yaitu kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan utama biasanya memiliki ukuran yang lebih besar, dan kumparan bantu yang berukuran lebih kecil namun dengan jumlah lebih banyak. Motor kapasitor dilengkapi dengan kapasitor sebagai pembantunya. Cara kerja motor kapasitor: Arus listrik masuk dan membuat daya magnet pada kumparan utama. Karena kumparan utama memiliki daya yang seimbang dikedua sisi kumparannya maka terjadi tarik menarik yang seimbang pula, tidak akan terjadi putaran. Maka dari itu dibuat kumparan bantu yang akan membuat daya tarik dan membuat motor berputar. Ketika kumparan utama dan motor listrik sudah bekerja normal (biasanya setelah kecepatan 70% stabil) maka kapasitor akan memutus suplay arus pada kumparan bantu dan membuat kumparan utama saja yang bekerja. Maka dari itu pada motor kapasitor memiliki arus starting yang dua kali lipat lebih besar sebelum arus stabil. Motor kapasitor biasanya digunakan pada pompa air, mesin cuci, kompresor kulkas, dan motor listrik yang dilengkapi dengan kapasitor lain
10
Motor listrik 1 fasa shaded Pole
Gambar 6. Motor Shaded Pole Motor shaded pole memiliki kontruksi yang sangat sederhana, pada kedua ujung stator (keren) terdapat dua kawat yang terpasang berfungsi sebagai kumparan. Pada shaded pole kumparan berbentuk seperti kumparan transformator, yaitu kumparan yang mengumpul. Sementara itu, rotornya berbentuk sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada rumah stator. Putaran pada motor shaded pole dihasilkan dari dua kawat yang dialiri daya magnet pada kumparan. Kelebihan motor shaded pole ini adalah sangat irit dan sangat awet. Karena itu motor ini biasanya digunakan pada peralatan yang biasa dipakai lama misalnya pada kipas angin. Namun motor ini tidak memiliki cukup kekuatan jadi tidak cocok digunakan untuk pekerjaan industry.
Motor listrik 1 fasa Universal
Gambar 7 . Motor Universal
11
Motor universal merupakan motor listrik dengan dua tenaga sekaligus. Pertama tenaga yang dihasilkan dari kumparan stator dan kedua dari rotor yang juga dilengkapi dengan kumparan. Motor listrik jenis ini adalah motor listrik yang memiliki kekuatan paling besar dengan kecepatan paling tinggi namun dengan daya yang lebih besar pula. Sebut saja sebuah gurinda tangan yang memiliki motor listrik jenis universal dapat berputar dengan sangat cepat sampai mencapai 10.000 RPM dengan daya 550 W. Pompa air saja hanya mampu berputar hingga 3000 RPM dengan daya 125 watt
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Cara Kerja Liquid Level Relay dan Motor Kapasitor Dalam pengolahan limbah cair, ada yang menggunakan sistem kerja yang manual dan ada juga yang menggunakan sistem kerja otomatis dengan menggunakan sensor. Sensor yang dibutuhkan adalah alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman air yang nantinya mengontrol kerja pompa. Contoh sensor yang dapat digunakan adalah Water Level Control (WLC) dan Liquid Level Relay. Liquid Level Relay bekerja secara manual (tanpa dikendalikan oleh IC) dengan memanfaatkan pelampung yang berisi air sebagai pemberat, yang nantinya pemberat tersebut akan menarik kontak sehingga kontak terputus (OFF) ketika air surut atau dibawah ketinggian yang diinginkan dan ketika pemberat tersebut terapung karena diangkat oleh air, kontak tersebut tidak ditarik lagi oleh pemberat (kendor) sehingga kontak kembali terhubung (ON).
Gambar 8. Liquid Level Relay Dengan Pelampung Sebagai Pemberat
Gambar 9. Kontak Liquid Level Relay
12
13
Gambar 10. Kondisi Liquid Level Relay ditarik oleh pemberat, sehingga kontak A1 – A2 tidak terhubung (OFF) dan kontak B1 – B2 terhubung (ON)
Gambar 11. Kondisi Liquid Level Relay tidak ditarik oleh pemberat, sehingga kontak A1 – A2 terhubung (ON) dan kontak B1 – B2 tidak terhubung (OFF)
Gambar 12. Penempatan Liquid Level Relay pada Bak Tangki Liquid Level Relay diletakkan di samping bak tangki ataupun ditempat yang memungkinkan untuk menempatkan Liquid Level Relay dan umumnya mesin motor ditempatkan tidak jauh dari bak tangki, karena akan menyedot ataupun melemparkan air yang ada di dalam bak tangki ataupun di ground tank.
14
tangki
Box Panel
Gambar 13. Gambar Pengawatan Instalasi Liquid Level Relay dan Motor
Gambar 14. Box Panel Sistem Pengolahan Limbah Cair Kantin Pada instalasi Liquid Level Relay, cukup dengan menggunakan kontak A1 – A2 saja. Kontak A1 dihubungkan dengan kabel netral sumber dan kontak A2 dihubungkan dengan kontak A2 dari kontaktor, agar ketika pemberat menarik kontak A1 – A2 akan memutus netral dan koil kontaktor akan mendapatkan fasa dan tidak mendapatkan netral (OFF) , ketika pemberat tidak menarik kontak A1 – A2 akan menghubungkan netral dan dan koil kontaktor akan mendapatkan fasa dan netral (ON), selanjutnya kontaktor bekerja menghubungkan kontak 1 – 2 sehingga motor mendapatkan fasa dan netral, motor bekerja. Motor akan terus bekerja selama kontak tidak terputus karena ditarik oleh pemberat. Alasan mengapa kabel netral yang diputus di dalam Liquid Level Relay adalah agar ketika membuka atau memperbaikinya tidak terkena tegangan 220V, melainkan hanya terkena netralnya saja dan lebih aman.
15
3.2 Sistem Pengolahan Limbah Cair Kantin di The Lovina Hotel Dalam mengolah limbah cair kantin, The Lovina Hotel memiliki sistem pengolahan limbah cair yang menggunakan ground tank dan bak tangki sebagai penampungan limbah sekaligus penyaringan limbah, alat Liquid Level Relay yang bekerja secara manual dan sebagai sensor tingkat kedalaman air untuk mengendalikan motor. Terdapat 5 bagian di dalam ground tank (GT), 5 buah bak tangki (T), 3 buah Liquid Level Relay dan 3 buah motor 1 phasa (P)
Gambar 15. Gambar sistem pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel
T3 T4
T1
T2
T5
GT 1
P3
P1
P2
GT 2 GT 3
GT 4
GT 5
Gambar 16. Tata letak sistem pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel
16
Terdapat dua proses dalam pengolahan limbah cair kantin, yakni: 1. Proses pertama terjadi di Ground tank (tangki di bawah tanah) sebanyak 5 tahap untuk menyaring endapan minyak yang telah mengeras. Endapan minyak yang mengeras akan mengapung di permukaan air berupa buih, yang nantinya akan diangkat oleh petugas bagian garden (kebun) setiap pagi hari, agar air limbah bersih dari endapan tersebut dan pipa menuju motor tidak tersumbat. Setelah melewati 5 tahap penyaringan tersebut, pada ground tank 5 (paling akhir), terpasang alat Liquid Level Relay untuk mengontrol air di dalam ground tank 5. Ketika air di dalam ground tank 5 sudah terdapat banyak air yang telah di tentukan, maka pompa 1 akan bekerja dan menyedot air di ground tank 5 kemudian disalurkan ke bak tangki 1. 2. Proses kedua terjadi di bak tangki (tanki berbentuk botol) sebanyak 5 buah tangki. Pada awalnya, sistem pengolahan limbah cair hanya menggunakan 3 buah bak tangki dan 2 buah motor sesuai dengan gambar 1, kemudian ditambahkan 2 buah bak tangki yang berisikan filter dan 1 buah motor pelempar. Pada proses ini, air limbah dicampurkan dengan air bersih untuk mengurangi kadar zat berbahaya pada limbah dengan menambah kadar air bersih ke dalam bak tangki 1 dan bak tangki 2. Setelah melewati bak tangki 1 dan bak tangki 2, air limbah di salurkan ke bak tangki 3 yang telah dipasangkan alat Liquid Level Relay, yang nantinya setelah air terisi sesuai dengan yang ditentukan, maka motor 2 akan bekerja dan melemparkan air limbah ke bak tangki 4. Pada bak tangki 4 telah diisi filter berupa susunan ijuk paling dasar tangki, kemudian arang dan kain flanel paling atas. Filter tersebut dipasang untuk menyaring air limbah agar mendapatkan hasil air olahan limbah yang lebih jernih. Setelah bak tangki 4 telah penuh, maka secara langsung air meluap melalui pipa yang dihubungkan dengan bak tangki 5. Di dalam bak tangki telah dipasang alat Liquid Level Relay, ketika air limbah yang telah jernih sudah mencapai batas yang telah ditentukan, maka pompa 3 akan bekerja dan melempar air limbah ke taman melalui pipa, air olahan dari limbah kantin tersebut digunakan untuk menyiram tanaman di taman depan. Cairan EM4 di tuangkan pada ground tank 1 dan pada bak tangki 5. Penuangan EM4 bertujuan agar limbah cair olahan tidak menimbulkan bau yang menyengat.
17
3.3 Permasalahan Yang Dapat Terjadi Pada Pengolahan Limbah Cair Kantin di The Lovina Hotel dan Cara Penanggulangannya. Selama melakukan PKL, penulis menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di sistem pengolahan limbah cair kantin, baik yang berhubungan dengan alatnya dan berhubungan dengan saluran limbah cairnya. Adapun beberapa permasalahan dan cara penanggulangannya: a. Permasalahan : Liquid Level Relay telah terpasang pada bak tangki, air pada bak tangki telah penuh sampai meluap namun motor tidak mau bekerja. Hal tersebut dikarenakan Liquid Level Relay rusak, kontaknya tidak bekerja. Selain itu, sambungan dapat kabel terlepas karena Liquid Level Relay tersenggol . Cara penanggulanganya: Memeriksa terlebih dahulu sambungan kabel pada kontak A1 – A2, kemudian memeriksa gerakan mekanik kontaknya ketika ditarik dan dilepaskan apakah dapat bekerja dengan normal. Dapat juga dilakukan dengan melapas terlebih dahulu seluruh kabel pada Liquid Level Relay dan menguji kontaknya dengan menggunakan AVO meter. b. Permasalahan : Air limbah yang berada pada tangki tekah penuh dan meluap, padahal motor bekerja, motor panas dan menimbulkan suara berisik. Cara penanggulangannya : Hal tersebut dikarenakan motor mengalami anginan, dimana didalam motor tidak terdapat air, limbah yang memadat atau benda kecil menyangkut pada ujung pipa, sehingga air limbah tidak dapat tersedot dan didalam motor hanya terdapat angin walaupun didalam tangki terdapat banyak air. Motor akan menjadi panas dan menimbulkan suara berisik karena tidak terdapat beban untuk dipompa. Untuk itu pipa terlebih dahulu harus dibersihkan agar benda yang menyumbat hilang, kemudian motor harus dipancing dengan memasukkan air kedalam motor agar dapat memicu menyedot air, namun pada saat memasukkan air tersebut sumber listriknya harus dimatikan terlebih dahulu agar tidak tersemprot air. c. Permasalahan : Pipa saluran air limbah dari kantin menuju ground tank tidak lancar, sehingga di dalam kantin menjadi banjir karena air meluap. Cara penanggulangannya: Limbah cair dari kantin berupa minyak dan sisa sisa makanan, sehingga menyumbat dari pipa saluran limbah tersebut. Agar pipa menjadi bersih dan aliran air menjadi lancar, pipa tersebut perlu dibersihkan dengan menarik tali yang berisi kain di ujung pipa sehingga sumbatan tersebut akan terlepas dan hanyut.
iii
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan hasil sebagai berikut : 1. Liquid Level Relay merupakan suatu alat yang digunakan sebagai sensor ketinggian air dengan menggunakan pelampung pemberat (Sinker) untuk menarik dan melepaskan tuas kontaknya. Liquid Level Relay berfungsi sebagai sakelar otomatis untuk mengendalikan motor kapasitor. Jika air telah mencapai batas maksimum yang telah ditentukan, maka Liquid Level Relay akan melepaskan tuas kontaknya (ON) dan motor kapasitor akan bekerja, jika air belum mencapai batas maksimum yang telah ditentukan, maka Liquid Level Relay akan menarik tuas kontaknya (OFF) dan motor tidak bekerja. 2. Dalam sistem pengolahan limbah cair kantin di The Lovina Hotel menggunakan 4 komponen utama, yakni Ground Tank, Tangki, Liquid Level Control, dan Motor 1 phasa. Terdapat 2 proses dalam pengolahan limbah cair, yakni 1) pengendapan limbah, 2) mencampurkan limbah dengan air bersih yang kemudian disaring menggunakan filter dari susunan ijuk, arang dan kain flanel (biotek). Sistem pengolahan limbah cair berfungsi untuk mengurangi kadar zat berbahaya sebelum dibuang ke alam ataupun digunakan untuk menyiram tanaman. 3. Dalam pengolahan limbah cair, sangat diperlukan perawatan terhadap mesin dengan cara membersihkan endapan minyak yang mengental dan mengeras secara rutin, agar proses penyedotan air menjadi maksimal dan mesin tidak anginan karena tersumbat. 4.2 Saran Adapun saran yang hendak penulis sampaikan kepada pembaca sebagai berikut : 1. Penulis sadar laporan yang dibuat ini tidak terlalu sempurna sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang mungkin terjadinya kesalahan konsep. 2. Pelaksanaan PKL yang hanya 3 bulan tentunya masih sedikit ilmu tentang kelistrikan dan elektronika yang didapat sehingga penulis hanya mengangkat beberapa permasalahan yang ditemukan di tempat kerja.