Laporan Pendahuluan.docx

  • Uploaded by: Try Putra Farmana
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,674
  • Pages: 11
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH

OLEH :

WIWI YUNIARTI S.KEP D.18.06.072

CI LAHAN

(

CI INSTITUSI

)

(

PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA 2018

)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. ISK terjadi pada 3-5% anak perempuan dan 1% dari anak laki-laki. Pada anak perempuan, ISK pertama biasanya terjadi pada umur 5 tahun, dengan puncaknya pada bayi dan anak-anak yang sedang toillete training. Setelah ISK pertama, 60%-80% anak perempuan akan mengembangkan ISK yang kedua dalam 18 bulan. Pada anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun pertama kehidupan; ISK jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang tidak disunat. Prevalensi ISK bervariasi berdasarkan usia. Selama tahun pertama kehidupan, rasio penderita laki-laki: rasio wanita adalah 2,8-5,4 : 1. Sedangkan dalam tahun pertama sampai tahun kedua kehidupan, terjadi perubahan yang mencolok, dimana rasio laki-laki: rasio perempuan adalah 1:10.2 Pada anak-anak prasekolah usia, prevalensi anak perempuan dengan infeksi tanpa gejala yang akhirnya didiagnosa oleh aspirasi suprapubik adalah 0,8% dibandingkan dengan 0,2% pada anak laki-laki. Pada kelompok usia sekolah, angka insidensi bakteriuria pada perempuan lebih banyak 30 kali dibandingkan pada anak laki-laki.3 Remaja putri lebih cenderung memiliki vaginitis (35%) dibandingkan ISK (17%). Selain itu, gadis remaja yang didiagnosis dengan sistitis sering memiliki vaginitis bersamaan.3 2. Tujuan a) Tujuan umum Untuk mengidentifikasi tentang penyakit ISK. b) Tujuan khusus o Untuk Mengetahui Pengertian ISK. o Untuk Mengetahui Penyebab ISK.

o Untuk Mengetahui Patofisiologi ISK. o Untuk Mengetahui Tanda Dan Gejala ISK. o Untuk Mengetahui Penatalaksanaan ISK. o Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang ISK. 3. Manfaat a. Diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan status kesehatan b. Bagi institusi dapat meningkatkan sumber informasi mengenai tentang bahaya dari ISK.

B. TINJAUAN TEORI 1. Konsep Medis a. Definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus atau migroorganisme lain (Suharyanto & Majid, 2013) b. Etiologi 1. Escherichia coli 2. Streptokokus 3. Stafilokokus (Nurarif & Kusuma, 2015) c. Patofisiologi Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena daerah lembab pada perenium, yang biasanya banyak terjadi pada wanita, dimana jarak antara vagina dan vesika urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria. d. Tanda dan Gejala 1. Nyeri BAK 2. Frekuensi BAK meningkat 3. Nyeri perut atau pinggan 4. Mengompol 5. Polakisuria

6. Urin berbau menyengat (Tanto, Liwang, Hanifati, & Pradipta, 2014) e. Komplikasi 1. Pyelonefritis Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal. 2. Gagal Ginjal Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik. f. Penatalaksanaan 1. Farmakologis 

Setelah ada hasil biakan, diberikan pengobatan empiris selama 7-10 hari dengan jenis pengobatan antibiotik seperti.

2. Penatalaksanaan non farmakologis 

Perbanyak minum air putih (8-10gelas/hari)



Mengkonsumsi vit C secara teratur karena dapat mengurangi jumlah bakteri dalam urin.



Berikan kompres air hangat untuk mengurangi rasa tegang pada kandung kemih.



Membersihkan perineum dari depan ke belakang



Pakaian dalam dari bahan katun

g. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat. b. Urine kultur : 

Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya : streptococcus, E. Coli, dll



Untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan

c. USG

2. Konsep Asuhan Keperawatan a. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit. 2. Riwayat Kesehatan Keluhan Utama: Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang. Riwayat Kesehatan Sekarang: Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang. 3. Pemeriksaan fisik head to toe No.

Bagian Tubuh

Pemeriksaan Fisik

1.

Rambut

keadaan kepala klien ISK biasanya baik (tergantung klien): distibusi rambut merata, warna rambut normal (hitam), rambut tidak bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi keadaan rambut klien ISK biasanya lembut, tidak berminyak, rambut halus.

2.

Mata

keadaan mata penderita ISK biasanya normal. Mata simetris, tidak udema di sekita mata, sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis, pandangan tidak kabur.

3.

Hidung

normal. Simetris tidak ada pembengkakan ,tidak

ada secret, hidung bersih 4.

Telinga

Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk daun

teling

normal,

tidak

terdapat

serumenm,keberihan telinga baik. 6.

Mulut

mukosa bibir kering,

keadaan dalam mulut

bersih(lidah,gigi,gusi). 7.

Leher

biasanya pada klien ISK Normal I : leher simetris,tidak ada penonjolan JVP,terlihat pulsasi Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran nodus limfa

7. 

Thoraks

I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada

Paru

sama, pernapasan cepat dan dangkal, tidak ada penonjolan rusuk. Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan. Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan suara resonan pada intercosta. Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada pernapasan (ronchi,whezing)



Jantung

biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu Tidak ada terjadi ganguan pada jantung klien (kecuali klien memilki riwayat sakit jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung klien pada intercosta 2 dan pada intercosta 3-5 tidak teraba, pada garis mid klavikula

teraba

vibrasi

lembut

ketukan

jantung.suara jantung S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada intercosta ke 3 dan pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih dominan dari pada s2. 8.

Abdomen

I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang di tandai dengan perut buncit, tidak ada pembuluh darah yang menonjol pada abdomen, tidak ada selulit.

Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah akibat penekanan oleh infeksi Pe : bunyi yang di hasilkan timpani Au : bising usus terdengar 9.

Ekstermitas

kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak ada nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas, tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas

4. Diagnosa keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan Inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit. 2. Gangguan Eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih. 3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism dan proses penyankit. 5. Rencana keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan Inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit. Tujuan : Terjadi penurunan atau hilangnya rasa nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam diharapkan nyerinya teratasi Kiteria hasil : o Skala nyeri 0-3. o Wajah klien tidak meringis. o Klien tidak memegang daerah nyeri. o Intervensi: 1. Lakukan pengkajian secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan penyebab. 2. Berikan informasi mengenai penyakitnya. 3. Anjurkan Klien untuk teknik relaksasi napas dalam. 4. Kolaborasi pemberian analgesic

2. Gangguan Eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih. Tujuan : Setelah di lakukan tindakan perawatan selama 24 jam klien mampu BAK dengan normal Kiteria hasil : o Klien dapat mengontrol pengeluaran urine setiap 4 jam. o Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine. o Klien berkemih dalam keadaan rileks. Intervensi: 1. Monitor keadaan bladder setiap 2 jam 2. Jelaskan tentang pengobatan, Kateter, penyebab, dan tindakan lain 3. Hindari faktor pencetus inkontinensia urine seperti cemas 4. Kolaborasi dengan Dokter dalam pengobatan dan kateterisasi 3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism dan proses penyankit. Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 24 jam diharapkan klien T kembali normal Kiteria hasil : -

Suhu tubuh dalam rentang normal

-

Nadi dan RR dalam rentang normal

-

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa

nyaman Intervensi: 1. Monitor suhu sesering mungkin 2. Monitor tekanan darah, nadi dan RR 3. Monitor intake dan output 4. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila 5. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil 6. Tingkatkan sirkulasi udara

C. PENUTUP Kesimpulan Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi nosokomial Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococcus faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

DAFTAR PUSTAKA Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC_NOC Jilid 2. JOgjakarta: Media Action. Suharyanto, T., & Majid, A. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: TIM. Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius.

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"