Laporan Pendahuluan Struma Fix.docx

  • Uploaded by: nidya indah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Struma Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,376
  • Pages: 12
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN DIAGNOSA STRUMA I.

KONSEP DASAR MEDIS A. Pengertian Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan yodium yang ditandai dengan pembesaran kelenjar tyroid (Nurarif & Kusuma. 2015) Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan (Muttaqin.A,& Sari. 2011) B. Etiologi Menurut Muttaqin.A,& Sari.(2011) Penyebab Struma antara lain : 1. Defisiensi iodium Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan. 2. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid. a) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,kacang kedelai) b) Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide, sulfonylurea dan litium).

c) Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuan, puberitas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan

arseitektur

yang

dapat

bekelanjutan

dengan

berkurangnya aliran darah didaerah tersebut. C. Patofisiologi Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh TSH kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik

negatif

dari

tirotropihypofisis,

sekresi

sedang

TSH

dan

tyrodotironin

bekerja (T3)

langsung

merupakan

pada

hormon

metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid (Tanto Chris, 2014).

Patway

D. Manifestasi Klinis Menurut Wijaya A.S & Putri (2013) manifestasi klinik yang sering muncul pada pasien struma adalah: 1. Pemebengkakan secara berlebihan pada leher. 2. Batuk kaena pipa udara (tractea) terdesak kesisi lain. 3. Kesulitan menelan (nyeri saat menelan). 4. Kesulitan dalam bernafas dan suara bising pada waktu bernafas. 5. Suara parau karena tekanan pada saraf suara E. Pemeriksaan Diagnostik. Menurut Herdman (2015) pemerikasan diagnostic yang dapat dilakukan pada pasien struma yaitu: 1. Pemeriksaan sidik tiroid Berfungsi

untuk

melihat

teraan

ukuran,

bentuk

lokal

dan

yang bermasalah. Fungsi bagian-bagian tiroid. 2. Pemeriksaan Ultrasonografi Berfungsi

untuk

melihat

beberapa

bentuk

kelainan

dan konsistensinya. 3. Biopsi Aspirasi Jarum halus. 4. Termografi

adalah

suatu

metode

pemeriksaan

berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat. 5. Penanda tumor berfungsi untuk mengukur peninggian tiroglobulin kadar tg serum normal antara 1,5-30 nymle. 6. X Ray (foto leher).

F. Penatalaksanaan Medik 1. Konservatif/medikamentosa a. Indikasi : 1) Usia tua 2) Pasien sangat awal 3) Rekurensi pasca bedah 4) Pada persiapan operasi 5) Struma residif 6) Pada kehamilan, misalnya pada trimester ke-3 2. Struma non toksik : iodium, ekstrak tiroid 20-30 mg/dl 3. Struma toksik : a. Bed rest b. PTU 100-200 mg (propilthiouracil) Merupakan obat anti-tiroid, dimana bekerjanya dengan prevensi pada sintesis dan akhir dari tiroksin. Obat ini bekerja mencegah produksi tiroksin (T4). Diberikan dosis 3x 100 mg/hari tiap 8 jam sampai tercapai eutiroid. Bila menjadi eutiroid dilanjutkan dengan dosis maintenance 2 x 5 mg/hari selama 12-18 bulan. c. Lugol 5 – 10 tetes Obat ini membantu mengubah menjadi tiroksin dan mengurangi vaskularisasi serta kerapuhan kelenjar tiroid. Digunakan 10-21 hari sebelum operasi. Namun sekarang tidak digunakan lagi, oleh

karena propanolol lebih baik dalam mengurangi vaskularisasi dan kerapuhan kelenjar. Dosis 3 x 5-10 mg/hari selama 14 hari. 4. Radioterapi Menggunakan I131, biasanya diberikan pada pasien yang telah diterapi dengan obat anti-tiroid dan telah menjadi eutiroid. Indikasi radioterapi adalah pasien pada awal penyakit atau pasien dengan resiko tinggi untuk operasi dan untuk pasien dengan hipotiroid rekuren. Radioterapi merupakan kontraindikasi bagi wanita hamil dan anak-anak. 5. Operatif a. Isthmulobectomy , mengangkat isthmus b. Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram c. Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat d. Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagian kiri. e. Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan sebaliknya. f. RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories,

v.

jugularis

eksterna

dan

interna,

m.

sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis (Brunner & Suddarth,2013).

II.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Anamnese a. Identifikasi klien. b. Keluhan utama klien. c. Riwayat penyakit sekarang d. Riwayat penyakit dahulu e. Riwayat kesehatan keluarga f. Riwayat psikososial 2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum b. Kepala dan leher c. Sistem pernafasan d. Sistem Neurologi e. Sistem gastrointestinal f. Aktivitas/istirahat g. Eliminasi h. Integritas ego i. Makanan/cairan j. Seksualitas 3. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan penunjang 

Human thyrologlobulin( untuk keganasan thyroid)



Kadar T3, T4 Nilai normal T3=0,6-2,0 , T4= 4,6-11



Darah rutin



Endo Crinologiie minimal tiga hari berturut turut (BMR) nilai normal antara –10s/d +15



Kadar calsitoxin (hanya pada pebnderita tg dicurigai carsinoma meduler).

b. Pemeriksaan radiologis 

Dilakukan foto thorak posterior anterior



Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig



Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.

B. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihkan jalan napas tak efektif yang b/d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi. 2. Komunikasi, kerusakan; verbal yang b/d cedera pita suara, kerusakan saraf laring 3. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid 4. Resiko tinggi terhadap tetani yang b/d ketidak seimbangan kimia dan stimulasi SSP yang berlebihan C. Intervensi 1. Bersihkan jalan napas tak efektif yang b/d obstruksi akibat perdarahan atau edema daerah insisi. Tujuan

a. Mempertahankan jalan napas paten b. Aspirasi di cegah Intervensi Keperawatan a. Pantau tanda-tanda distress pernapasan, sianosis, takipnea b. Auskultasi suara napas setiap 2 jam, catat adanya suara ronki c. Periksa balutan luka setiap jam selama periode pertama pasca operasi dan kemudian dilakukan setiap 4 jam d. Pertahankan posisi semi fowler e. Gunakan kirbat es untuk mengurangi edema di daerah sekitar insisi f. Lakukan penghisapan pada mulut dan trachea sesuai dengan indikasi, catat warna dan karakteristik sputum 2. Komunikasi, kerusakan; verbal yang b/d cedera pita suara, kerusakan saraf laring Tujuan a. Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami Intervensi keperawatan a. Kaji fungsi bicara secara periodic b. Anjurkan untuk tidak bicara terus menerus c. Pertahankan komunikasi yang sederhana d. Berikan metode komunikasi alternatif yang sesuai

e. Pertahankan lingkungan yang tenang 3. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pada kelenjar tiroid Tujuan a. Klien mengalami nyeri yang minimal. Intervensi Keperawatan a. Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skala penilaian nyeri b. Letakkan klien dalam posisi semi fowler dan sokong kepala atau leher dengan bantal pasir atau bantal kecil c. Ajarkan klien cara menopang leher dan kepala saat merubah posisi d. Tempatkan bel pemanggil disisi klien agar mudah digunakan e. Pertahankan lingkungan yang tenang, kurangi stressor Kolaborasi : a. Berikan obat analgetik sesuai program b. Berikan minuman yang sejuk atau makanan yang lunak seperti es krim. 4. Resiko tinggi terhadap tetani yang b/d ketidak seimbangan kimia dan stimulasi SSP yang berlebihan Tujuan a. Cedera dengan komplikasi minimal/terkontrol Intervensi Keperawatan

a. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia <140- 200 x/m, disritmia, distres pernapasan, sianosis. b. Observasi adanya peka rangsang, misalnya : gerakan tersentak, kebas c. Pertahankan penghalang tempat tidur Kolaborasi : a. Pantau kadar kalsium darah\ b. Berikan obat sesuai indikasi c. Sedative d. Antikonvulsan D. Implementasi Dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan, melaksanakan setiap tindakan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan sesuai dengan kondisi klien E. Evaluasi Evaluasi di sesuaikan dengan kriteria hasil yang ingin dicapai : 1. Mempertahankan jalan napas paten 2. Aspirasi dicegah 3. Mampu menciptakan metode komunikasi di mana kebutuhan dapat dipahami 4. Mengalami nyeri yang minimal 5. Cidera dengan komplikasi minimal

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta EGC Herdman, T. H., & Kamitsuru, S.(2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017.Edisi:10.Jakarta:EGC Jitowiyono.,S

&

Kristiyana.(2012).Asuhan

Keperawatan

Post

Operasi

Pendekatan Nanda NIC, NOC.Yogyakarta: Nuha Medika Muttaqin.A,& Sari.(2011) Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi.Jakarta: Salemba Medika Nurarif, A.H., & Kusuma.(2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA (NIC-NOC).Edisi Revisi Jilid 1.Yogyakarta MediaAction Publishing. Tanto Chris, dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta:Media Aeskulapius Wijaya A.S & Putri.(2013).KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah (keperawatan dewasa).Yogyakarta: Nuha medika

Related Documents


More Documents from "Yustika Cahyati"