Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan.docx

  • Uploaded by: Iyant Riyangselalu
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Sistem Pencernaan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,579
  • Pages: 31
Departemen Keperawatan Medikal Bedah

LAPORAN PENDAHULUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROPHATY DI RUANG LONTARA 1 BAWAH BELAKANG RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MAKASSAR

Oleh: FITRIANTO, S.Kep NIM: 70900118020

PRESEPTOR LAHAN

PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................)

(...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018

BAB 1 KONSEP MEDIS

A. DEFENISI Gastropati didefenisikan sebagai setiap kelainan yang terdapat pada mukosa lambunng. Gastropati menunjukkan suatu kondisi dimana terjadi kerusakan epitel atau endotel tanpa inflamasi pada mukosa lambung. Istilah gastropati dibedakan dengan gastritis, dimana gastritis menunjukkan suatu keadaan inflamasi yang berhubungan dengan lesi pada mukosa lambung. Manifestasi klinis dari gastropati adalah kumpulan gejala berupa anoreksia, nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Salah satu penyebab gastropati adalah efek samping dari pemakaian OAINS, serta beberapa faktor lain seperti, infeksi H.pylori, konsumsi alkohol, refluks cairan empedu, hipovolemia, dan kongesti kronik.(Brunner & Sudart,2010). Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu, dan biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID.Disebut gastropati NSAID bila terdapat kumpulan gejala-gejala gastropati yang bervariasi seperti dispepsia, nyeri abdominal, sampai komplikasi yang fatal seperti perforasi, ulserasi, dan perdarahan dimana gejala-gejala tersebut tidak ditemukan sebelum menggunakan NSAID.(Misnadiarly.2009) Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh atau tukak lambung berasal dari Bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis inflamasi/ peradangan. Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara pria dan wanita ternyata gastritis lebi banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hngga lanjut usia. .(Brunner & Sudart,2010 Gastropati OAINS adalah gejala gastropati yang mengacu kepada spektrum komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh penggunaan obat anti inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu, dan

biasanya disebabkan oleh penggunaan jangka panjang OAINS. Disebut gastropati OAINS bila terdapat kumpulan gejala-gejala gastropati yang bervariasi seperti dispepsia, nyeri abdominal, sampai komplikasi yang fatal seperti perforasi, ulserasi, dan perdarahan dimana gejala-gejala tersebut tidak ditemukan sebelum menggunakan OAINS (Adam malik 2012). B. KLASIFIKASI GASTROPHATY Gastritis diklasifikasikan bebeapa bentuk yaitu : 1) Gastritis Gastrophaty Keluhan utama pada gastritis gastropatis, antara lain : a. Nyeri pada ulu hati b. Mual c. Muntah d. Diare Penyebabnya antara lain : a. Obat-obatan seperti aspirin b. Alkohol c. Trauma pada lambung (seperti pengobatan pada laser) d. Kelainan pembuluh darah pada lambung e. Luka akibat operasi /bedah lambung 2) Gastritis spesifik Keluhan umum pada gastritis spesifik, antara lain : a. Nyeri pada ulu hati ( anoreksia) b. Perasaan tidak enak pada ulu hati yang terkadang disertai mual, muntah c. Perasaan penuh di ulu hati Penyebabnya antara lain : a. Infeksi ( khususnya pada C.pylori) b. Gastropati reaktif c. Autoimun ( pada anemia perniciosa) d. Adanya tumor pada lambung

e. Faktor kejiwaan atau stres juga berperan terhadap timbulnya serangan ulang penyakit tersebut. Gejala lain yang sering terjadi pada penyakit gastritis antara lain : a. Timbulnya luka pada dinding lambung b. Penyakit jantung Untuk itu harus waspada bila ada keluhan nyeri di ulu hati sebelum kita mengalami gastritis yang lebih akut lagi. Jika keluhan tersebut berasal dari penyakit jantung, sebaiknya ditangani dengan segera agar tidak berakibat fatal 3) Gastritis kronis Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau pylory

maligna

dari

lambung,

atau

oleh

bakteri Helicobacter

(H. Pylory).Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2

tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik

mempengaruhi

produksi

antibodi.

Anemia

pernisiosa

berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.(Herdinan,Heather T 2012)

C. ETIOLOGI Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka. .(Misnadiarly.2009)

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika

makanan masuk ke

dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut. Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Beberapa

penyebab

yang

dapat

mengakibatkan

terjadinya gastritis antara lain : 1.

Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak – kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan

menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak. 1. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. 2. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. 3. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis. 4. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. 5. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap

menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. 6. Crohn’s

disease.

Walaupun

penyakit

ini

biasanya

menyebabkan

peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis. 7. Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung. 8. Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis. 9. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

D. PATOFISIOLOGI 1. Gastritis Akut Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus

atau

pemakaian

yang

berlebihan

dapat

mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu. Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahanbahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung. Kemudian

stress

psikologis

maupun

fisiologis

yang

lama

dapat

menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak. (Bruner& Sudart 2010)

2. Gastritis Kronis Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori tersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, selTkiller, dan pelawan infeksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi (perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung akan terbentuk. .(Misnadiarly.2009)

E. MANIFESTASI KLINIS Menurut Nurarif .A.H. dan Kusuma 2015 tentang manifestasi klinis gastrophaty adalah : a. Gastritis akut sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah : 1)

Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.

2)

Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

3)

Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

4)

Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

5)

Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

6)

Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang

mengalami

perdarahan

yang

hebat

sehingga

menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. b.

Gastritis kronis 1.

Bervariasi dan tidak jelas

2.

Perasaan penuh, anoreksia

3.

Distress epigastrik yang tidak nyata

4.

Cepat kenyang

F. PENATALAKSANAAN MEDIS Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obatobatan. .(Misnadiarly.2009) Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut : 1.

Gastritis Akut a) Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi. b) Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV. c) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor). d) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan. e) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi. f) Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat. g) Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi

rasa

sakit

tersebut,

dokter

kemungkinan

akan

merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau

famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. 2. Gastritis Kronis a) Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi. b) Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obatobat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori. c) Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari “pompapompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. d) H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H.

pylori tidak

selalu

berhasil,

kecepatan

untuk

membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka

waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari)

juga

tampaknya

meningkatkan

efektifitas.

Untuk

memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai

untuk

memastikan sudah tidak

adanya H. pylori.

Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang. Farmakologi Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik. Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump inhibitor). Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya (.(Misnadiarly.2009) 1. Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.

Antasida menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll. 2. Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala, dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau famotidin. 3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja mengurangi asam lambung dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole, dll. Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan

obat

dari

golongan

penghambat

pompa

proton,

dikombinasikan dengan antibiotika. G. KOMPLIKASI 1. Gastritis Akut Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi

2. Gastritis Kronis Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum

pylorus.

Gastritis

Kronis

juka

dibiarkan

dibiarkan

tidak

terawat, gastritis akan dapat menyebabkan ulkus peptik dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambunng. H. PROGNOSIS Prognosis menurut Bruner& Sudart 2010 secara umum, gastritis yang beronset akut biasanya sembuh spontan angka morbiditas dan mortalitas juga tergntung pada etiologi gastritis, contohnya pasien yang terkena gastritis erosit, simpton akan mereda setelah penghentia zat – zat erosit eksternal, seperti NSAID dan alkohol.

BAB II KONSEP DASAR KEPERAWATAN GASTROPHATY A. Pengkajian Identitas Pasien a. Nama b. Usia c. Jenis kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin d. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan e. Alamat f. Suku/bangsa g. agama h. Tingkat pendidikan

: bagi orang yang tingkat pendidikan

rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini. i. Riwayat sakit dan kesehatan i. Keluhan utama ii. Riwayat penyakit saat ini iii. Riwayat penyakit dahulu

B. Pemeriksaan Fisik 1.

(breath)

: takhipnea

2. B 2 (blood)

: takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,

pengisian perifer lambat, warna kulit pucat. 3. B 3 (brain)

:sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum. 4.

B 4 (bladder)

5.

B 5 (bowel)

: oliguri, gangguan keseimbangan cairan. : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati,

tidak toleran terhadap makanan pedas. 6.

B 6 (bone)

: kelelahan, kelemahan.

C. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan darah Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis. b. Uji napas urea Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh

ureaseH.

Pylori dalam

lambung

menjadi

amoniak

dan

karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi. c. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung. d. Endoskopi saluran cerna bagian atas Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang

terlihat

mencurigakan,

dokter

akan

mengambil

sedikit

sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. e. Rontgen saluran cerna bagian atas Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

f. Analisis Lambung Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata). g. Analisis stimulasi Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak. (Bruner& Sudart 2010) D. Psikososial Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.

E. PENYIMPANGAN KDM

GASTRITIS AKUT

GASTRITIS SPESIFIK

Peningkatan Asam Lambung

H.phylori

Difusi Asam Lambung

Melekat Pada Epitel Lambung GASTROPHATY

Menyebabkan difusi asam lambung &pepsin

Menurunkan kempuan protektif terhadap asam

Obat-obatan (NSIAD, aspirin sulfamonida,steroid,digitalis)

Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak

Mual muntah

Kerusakan langsung mukosa lambung

Nausea

Kurangnya aktivitas peristaltik gastrointestinal

Disfungsi Motilitas

Mukosa lambung kehilangan integritas jaringan

Gastrointestinal Pendarahan Inflamasi Ancaman terhadap kematian Nyeri epigastrium

Ansietas Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

Kecemasan terhadap penyakit

Sumber :NANDA NIC-NOC 2012 & SDKI2017

F. Diagnosis Keperawatan Yang Muncul Diagnosis

keperawatan

yang

muncul

menurut

Standar

Diagnosis

Keperawatan Indonesia (SDKI) 2017 adalah : a. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal 1). Definisi Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurannya aktivitas peristaltik gastrointestinal 2).Penyebab a) Asupan enteral b) Intoleransi makanan c) Imobilisasi d) Makanan dan kontamin e) Malntrisi f) Pembedahan g) Efek

agen

farmakologis,(mis.narkotik/opiat,antibiotik,iaksit,laksatif anastesia h) Proses penuaan i) kecemasan 3). Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif a). Mengungkapkan flatus tidak ada b). Nyeri/kram abdomen Objektif a). Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif,atau hiperaktif 4). Gejala tanda minor Subjektif a). Merasa mual Objektif a)

Residu lambung meningkat/menurun

b)

Muntah

c)

Regurgitasi

d)

Pengosongan lambung cepat

e) Distensi abdomen f) Fases kering dan suluit keluar g) Fases keras 5). Kondisi klinis terkait 1. Pembedahan abdomen 2. Mlnutrisi 3. Kecemasan 4. Kanker empedu 5. Koleksistektomi 6. Infeksi pencernaan 7. Gastroesophageal reflux diseaseb(GERDE) 8. Dalisis peritoneal 9. Terapi radiasi 10. Multiple b. Gangguan Rasa Nyaman 1. Definisi Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospritual, lingkungan dan sosial. 2. Penyebab a. Gejala penyakit b. Kurang pengendalian situasional / lingkungan c. Ketidakedekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial dan pengetahuan d. Kurangnya pfrivasi e. Gangguan stimulus lingkungan f. Efek samping terapi (mis. Medikasi. Radiasi, kemoterapi) g. Gangguan adaptasi keahamilan

3. Gejala dan tanda mayor a. Subjektif

Mengeluh tidak nyaman

b. Objektif Gelisah 4. Gejala dan tanda minor a) Subjektif a. Mengeluh sulit tidur b. Tidak mampu rileks c. Mengeluh kedinginan/kepanasan d. Merasa gatal e. Mengeluh mual f. Mengeluh lelah b) Objektif a. Menunjukkan gejala distres b. Tampak merintih/menangis c. Pola eliminasi berubah d. Postur tubuh berubah e. Iritabilitas 5. Kondisi klinis terkait a. Penyakit kronis b. Keganasan c. Distres psikologis d. Kehamilan c. Ansietas 1. Definisi Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akbibat antipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. 2. Penyebab a. Krisis situasional b. Kebutuhan tidak terpenuhi

c. Krirsis maturasional d. Ancaman terhadap konsep diri e. Ancaman terhadap kematian f. Kekhwatiran mengalami kegagalan g. Disfungsi sistem keluarga h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan i. Faktor keturunan (tempramen mudah teragitasi sejak lahir ) j. Penyalagunaan zat k. Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin palutan, dan lain-lain) l. Kurang terpapar informasi 3. Gejala Dan Tanda Mayor Subjektif a. Merasa bingung b. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi c. Sulit berkonsentrasi Objektif a. Tampak gelisah b. Tampak tegang c. Sulit tidur 4. Gejala Dan Tanda Minor Subjektif a. Mengeluh pusing b. Anoreksia c. Palpitasi d. Merasa tidak berdaya Objektif a. Frekuensi napas meningkat b. Frekuensi nadi meningkat c. Diaforesis d. Tremor e. Muka tampak pucat

f. Suara bergetar g. Kontak mata buruk h. Sering berkemih i. Beriorentasi pada masa lalu 5. Kondisi Klinis Terkait a. Penyakit kronis progresif (mis. Kanker,penyakit autoimun) b. Penyakit akut c. Hospitalisasi d. Rencana operasi e. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas f. Penyakit neurologis g. Tahap tumbuh kembang.

G. Rencana Keperawatan Intervensi keperawatan menurut Doegoes,Marlynn.2012 1. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Diagnosis

Luaran Intervensi Keperawatan

Keperawatan

Keperawatan

Disfungsi

Disfungsi

Motilitas

Motilitas

Gastrointestinal

Gastrointestinal

berhubungan dengan efek agen farmakologis(mi

1. Monitor tanda- tanda vital pasien

Membaik 2. Monitor status cairan dan elektrolit

s. Narkotik/

3. Monitor bising usus

opiat.

4. Kolaborasi dengan ahli

Antibiotik,

gizi jumlah kalori dan

laksatif

jumlah zat gizi yang

dibuktikan

dibutuhkan

dengan suara peristaltik berubah

Rasional

5. Pasang NGT jika diperlukan 6. Monitor diare

1. Tanda – tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2. Mengurangi risiko kekurangan cairan. 3. Mengetahui keadaan umum pasien 4. Gizi yang cukup dibutuhkan pasien dapat meningkatkan proses penyembuhan pasien 5. Pemasangan NGT dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

6. Mengetahui beratnya diare

2. Gangguan Rasa Nyaman

Diagnosis

Luaran Intervensi Keperawatan

Keperawatan

Rasional

Keperawatan

Gangguan

Gannguan rasa

Rasa

nyaman

Nyaman

membaik

1. Kaji karakteristik dan skala nyeri.

1. Mengetahui karakteristik nyeri dan

berhubung

skala nyeri

an dengan

yang

gejala penyakit dibuktikan dengan gelisah

2. Anjurkan pada pasien untuk mengurangi aktivitas yang berat dan menambah waktu istirahat 3. Monitor tandatanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi, dan peningkatan pernapasan serta suhu tubuh. 4. Identifikasi dan catat pola tidur serta jumlah jam untuk tidur.

dirasakan leh pasien 2. Menghindari stimulus nyeri dan peningkatan rasa nyaman 3. Dapat mengidentifi kasi rasa sakit dan ketidak nyamanan. 4. Istirahat yang cukup dapat membantu proses penyembuhan

3. Ansietas Diagnosis

Luaran Intervensi Keperawatan

Keperawatan

Keperawatan

Ansietas

Ansietas

berhubungan

menurun

dengan ancaman kematian dibuktikan

Rasional

1. Kaji tingkat 1. Untuk menentukan kecemasan, termasuk ingkat kecemasan reaksi fisik yang dialami 2. Beri kesempatan pada pasien pasien untuk 2. Dapat mengungkapkan rasa meringankan cemasnya beban pikiran pasien

dengan tanpak gelisah.

3. Beri informasi yang 3. Informasi yang akurat tentang proses akurat mengenai penyakit pasien penyakitnya dapat mengurangi beban pikiran pasien

4. Pada saat ansietas 4. Agar klien menjadi berat, dampingi pasien, lebih tenang dan bicara dengan tenang, tidak merasa dan berikan ketenangan sendiri serta rasa nyaman

5. Kolaborasi 5. Untuk pemberian obat untuk mengurangi gejala menurunkan ansietas, ansietas pasien jika diperlukan

DAFTAR PUSTAKA Bruner & Sudart, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta (2010) Doengoes,Marilyn.E.dkk..Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009 e- jurnal keperawatan prevalensi gastropati Obat Anti Inflamasi Non Steroid di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode Juli - Desember 2012. Diakses pada 22 oktober 2018 Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. 2012. http://en.wikipedia.org, Gastritis diakses pada 22 oktober 2018 Misnadiarly. Mengenal penyakit organ cerna. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2009 Nurarif .A.H. Dan Kusuma. H Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediation (2015) PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP PPNI. 2017.

Related Documents


More Documents from "adel lita"