LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTERMI
Nama : Sandra Risa Paramita NIM
: 1701040
S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2019/2020
HIPERTERMI
1. PENGERTIAN Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39°C. Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut (Potter & Perry,2010
2.
TANDA DAN GEJALA a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n)
3.
Pusing Lelah Mual, muntah, atau diare Haus Sakit kepala Kebingungan (susah fokus/sulit berkonsentrasi) Urine berwarna gelap (tanda dari dehidrasi) Kram otot tungkai, lengan, atau perut Warna kulit pucat Berkeringat berlebihan Detak jantung cepat Ruam merah benjol di kulit Tangan, betis, atau pergelangan kaki membengkak (gejala edema) Pingsan
ETIOLOGI
Hipertemi dapat disebabkan karena gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Faktor penyebabnya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Dehidrasi Penyakit atau trauma Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat Pakaian yang tidak layak Kecepatan metaolisme meningkat Pengobatan/ anesthesia Terpajan pada lingkungan pada lingkungan panas (jangka panjang) Aktivitas yang berlebihan.
4. PROSES TERJADINYA Substansi yang menyebabkan deman disebut pirogen dan berasal baik dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan caiaran elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam mempertahankan keseimbangan termoregulasi dan akhirnya menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
5. PATHWAY
6. MANIFESTASI KLINIS 1) Suhu tinggi 37,8 °C (100 °F) per oral atau 38,8 °C (101 °F) 2) Takikardia 3) Hangat pada sentuhan 4) Mengigil 5) Dehidrasi 6) Kehilangan nafsu makan 7) Pernafasan cepat 8) Mulut kering
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG a) Pemeriksaan Laboraturium
8.
Pemeriksaan darah lengkap: mengidentifikasi kemungkinan terjadinya resiko infeksi Pemeriksan urine Uji widal: suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk pasien hypoid Pemeriksan elektrolit: Na, K, Cl Iji torniquet
PENATALAKSAAN a. Penatalaksanaan Keperawatan Penatalaksanaan keperawatan yang diberikan yaitu: 1. Observasi keadaan umu pasien Rasional: mengetahui perkembangan keadaan umum dari psien 2. Observasi tanda-tanda vital Rasional: mengetahui perubahan tanda-tanda vital dari pasien 3. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis Rasional: membantu mempermudah penguapan panas 4. Anjurkan pasien banyak minum Rasional: mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
5. Anjurkan pasien banyak istirahat Rasional: meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh 6. Beri kompres hangat dibeberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher bagian belakang Rasional: mempercepat dalam penurunan produksi panas 7. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan,dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya Rasional: meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien dan keluarganya 9. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Beri obat penurun panas seperti paracetamol,asetaminofen Rasional: membantu dalam penurunan panas 10. Asuhan Keperawatan Hipertermi 1. Pengkajian Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Tahap pengkajian terdiri atas: pengumpulan data, analias data, merumuskan masalah, analisa masalah. A. Data subjektik
Pasien mengeluh panas Pasien mengatakan badannya teraa lemas/lemah
B. Data subjektif
Suhu tubuh >37 °C Takikardia Mulut bibir kering
11. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi oleh virus yang ditandai dengan suhu tubuh pasien >37 °C, akral hangat/ panas, takikardia, dan nafas cepat. 2. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap usia yang ditandai dengan pasien mengeluh panas, lemas, dan pusing.
3. Hipertermi berhubungan dengan ketidakcukupan hidrasi untuk aktivitasyang berat yang ditandai dengan pasien mengeluh haus, badan panas, dehidrasi, dan mukosa bibir kering. 4. Perencanaan Perencanaan keperawatan adalah suatu pemikiran tentang perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasakan analisa pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan/ keperawatannya. Tahap awal perencanaan adalah priorotas masalah. Prioritas masalah berdasarkan mengancam jiwa pasien, tahap kedua yaitu rencana prioritas. 1. Prioritas masalah Hipertermi 2. Tujuan Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan diharapkan masalah hipertermi teratasi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kriteria hasil Menunjukkan penurunan suhu tubuh Akral pasien tidak teraba hangat/panas Pasien tampak tidak lemas Mukosa bibir lembab Rencana tindakan
No.
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Observasi keadaan umum pasien
Mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien
2.
Observasi tanda-tanda vital
Mengetahui perubahan tandatanda vital pasien
3.
Anjurkan pasien untuk banyak minum
Mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas
4.
Anjurkan pasien untuk banyak istirahat
Meminimalisir produksi panas yang diproduksi oleh tubuh
5.
Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
Membantu mempermudah penguapan panas
6.
Beri kompres hangat di beberapa bagian
Mempercepat dalam penurunan produksi panas
7.
Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari pasien dan keluarganya
8.
Kolaborasi/delegatif dalam pemberian obat sesuai indikasi, contohnya: paracetamol
Membantu dalam penurunan panas
12. Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanaan berbagi strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah diberikan.
13. Evaluasi Evaluasi tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan bali terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu:
Mampu menunjukkan penurunan suhu tubuh ke batas normal Akral pasien tidak teraba hangat/ panas Pasien tampak tidak lemas Mukosa bibir lembab
DAFTAR PUSTAKA
Attas, Andi Wahyuningsih. 2012. “Pengelolaan Pasien Pasca Henti Jantung di Intensive Care Unit”. Jakarta: Jurnal Majalah Kedokteran Terapi Intensif. Vol, 2 No,2:94-98 Dorland, W.A.N. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Alih Bahasa: Huriwati Hartanto. Jakarta: EGC Isfarida, Eka. 2010. “Fisiologi Manusia: Hipotermi dan Hipertermi”. Skripsi. Pendidikan
MIPA.
Palembang:
Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan, Universias Muhammadiyah Palembang Potter dan Perry. 2010. Fundamental Keperawatan buku 3 edisi 7.Jakarta: Salemba Medika Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: NIC dan NOC. Jakarta: EGC