Laporan Pendahuluan Ektraksi Vacum.docx

  • Uploaded by: Anonymous oc7OIS
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Ektraksi Vacum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,701
  • Pages: 9
Laporan Pendahuluan Ektraksi Vacum Later belakang Melahirkan merupakan sesuatu yang di tunggu seseorang yang sedang hamil, banyak ditemukan proses persalinan yang lama pada ibu hamil saat melahirkan. Keadaan ini sangat menyiksa ibu dan beresiko pada kematian bayi. Permasalahan ini bisa diatasi dengan muncunya alat yang dapat mempercepat proses persalinan yaitu dengan Vacum.. Selama berabad-abad berbagai alat yang mempunyai rancangan mirip klem telah digunakan untuk membantu kelahiran janin, namun selama 300 tahun telah berkembang ide yang memanfaatkan prinsip traksi bantuan vacuum sebagai suatu metode yang membantu usaha ekspulsi dari ibu.konsep ini berawal dari penggunaan vacum untuk reduksi fraktur depresi kranium pada awal 1600 an. Tanpa memperhatikan desain cawan vacum, pemeliharaan terpenting adalah keberhasilan memelihara kevacuman.

Pengertian Ektraksi Vacum adalah persalinan janin dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negative pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum ( ventouse ) dari malstrom. Alat yang umumnya digunakan adalah vacum ekstraktor dari malmstrom.prinsip dari cara ini adalah bahwa kita mengadakan suatu vacum ( tekanan negative ) melalui suatu cup pada kepala bayi. Dengan demikian akan timbul kaput secara artivisiil dan cup akan melekat erat pada kepala bayi. Pengaturan tekanan harus di turunkan secara perlahan-lahan untuk menghindarkan kerusakan pada kulit kepala, mencegah timbulnya perdarahan pada otak bayi dan supaya timbul caput succedaneum.

Etiologi 

Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan karena kelelahan fisik pada ibu (Prawirohardjo, 2005).





Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005). Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan: Denyut Jantung Janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan dapat kembali beberapa waktu. Bila Denyut Jantung Janin tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya hipoksia.

Patofisiologi Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi forsep/ekstraksi vakum dilakukan. Ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung (eklampsia), section secarea pada persalinan sebelumnya, kala II yang lama, fetal distress dan posisi janin oksiput posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan secara normal. Untuk melahirkan secara per vaginam maka perlu tindakan ekstraksi vacum/forsep. Tindakan ekstraksi foesep/vacuum menyebabkan terjadinya laserasi pada servuk uteri dan vagina ibu. Disamping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan perdarahan intrakranial. Pathway Ektraksi Vacum

Untuk mendownload pathway ektraksi vacum doc, DISINI Komplikasi  

Ibu : Perdarahan akibat atonia uteri/ trauma, Trauma jalan lahir, dan Infeksi Janin : Ekskoriasi kulit kepala, Sefalhematoma, Subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat direabsorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat. Nekrosis kulit kepala (scapnecrosis), dpt menimbulkan alopesia, Pendarahan intrakranial, Jaundice, Fraktur kalvikula, Kerusakan N VI dan VII.

Kontraindikasi    

Letak muka (kerusakan pada mata) Kepala menyusul Bayi premature (tarikan tidak boleh keras) Gawat janin

Alat-alat Ekstraksi Vacum 1. Mangkok ( cup )

Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedeniu buatan sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastic kurang traumatis disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. pada punggung mangkuk terdapat:   

Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa penghubung Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of direction )

Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk menghisap cairan atau udara. 2. Rantai Penghubung Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk denga pemegang. 3. Pipa Penghubung Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk dengan botol. 4. Botol Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll ) Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :   

Saluran manometer Saluran menuju ke mangkuk Saluran menuju ke pompa penghisap

5. Pompa penghisap Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik

Teknik Tindakan Ekstraksi Vacum

1. ibu dalam posisi litotomi dan dilakukan disinfeksi daerah genetalia ( vulva toilet ). Sekitar vulva ditutup dengan kain steril 2. setelah semua alat ekstraktor terpasang, dilakukan pemasangan mangkuk dengan tonjolan petunjuk dipasang di atas titik petunjuk kepala janin. Pada umumnya dipakai mangkuk dengan diameter terbesar yang dapat dipasang. 3. dilakukan penghisapan dengan tekanan negative -0,3 kg/cm2 kemudian dinaikkan -0,2 kg /cm2 tiap 2 menit sampai mencapai -0,7 kg/cm2. maksud dari pembuatan tekanan negative yang bertahap ini supaya kaput suksedaneum buatan dapat terbentuk dengan baik 4. dilakukan periksa dalam vagina untuk menemukan apakah ada bagian jalan lahir atau kulit ketuban yang terjepit diantara mangkuk dan kepala janin. 5. bila perlu dilakukan anastesi local, baik dengan cara infiltrasi maupun blok pudendal untuk kemudian dilakukan episiotomi. 6. bersamaan dengan timbulnya his, ibu dipimpin mengejan dan ekstraksi dilakukan dengan cara menarik pemegang sesuia dengan sumbu panggul. Ibujari dan jari telunjuk serta jari tanan kiri operator menahan mangkuk supaya tetap melekat pada kepala janin. Selama ekstraksi ini, jari-jari tangan kiri operator tersebut, memutar ubun-ubun kecil menyesuaikan dengan putaran paksi dalam. Bila ubun-ubun sudah berada di bawah simfisis, arah tarikan berangsur-angsur dinaikan ( keatas ) sehingga kepala lahir. Setelah kepala lahir, tekanan negative dihilangkan dengan cara membuka pentil udara dan mangkuk kemudian dilepas. Janin dilahirkan seperti pada persalinan normal dan plasenta umumnya dilahirkan secara aktif.

Keuntungan Tindakan Ekstraksi Vacum    



Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian mengurangi frekwensi SC Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang kepala, samping kepala ataupun dahi. Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya. Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak. Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi kepala ( missal pada letak dahi ).

Kerugian Tindakan Ekstraksi Vacum Kerugian dari tindakan fukum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasanga cup sampai dapat ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat

dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress ( gawat janin ) alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep biasa.

Yang Harus Diperhatikan Dalam Tindakan Ektraksi Vacum       

Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar Penurunan tekanan harus berangsur-angsur Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7cm) Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi Vacum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature

Bahaya-Bahaya Tindaka Ekstraksi Vacum 

Terhadap Ibu

Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup 

Terhadap Anak

Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan hilang dalam beberapa hari,

Konsep asuhan Keperawatan Pengkajian Aktivitas /istirahat   

Klien melaporkan adanya kelelahan Klien melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan atau tehknik relaksasi Adanya letargi

Sirkulasi 

Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi atau lebih.

Integritas Ego

  

Respon emosional dimana klien mengalami kecemasan akibat persalinan yang dialami. Klien kelihatan gelisah. Klien kelihatan putus asa

Eliminasi   

Adanya keinginan berdefekasi pada saat kontraksi, disertai tekanan intra abdomen dan tekanan uterus. Dapat mengalami rabas vekal saat mengedan Distensi kandung kemih

Nyeri atau ketidaknyamanan   

Klien kelihatan meringis dan merintih akibat nyeri yang tidak terkontrol. Timbul amnesia diantara kontraksi Klien mengatakan nyerinya tidak mampu ia control.

Pernapasan 

Terjadi peningkatan pernafasan.

Seksualitas   

Cairan amnion keluar Pembukaan belum penuh/penuh Janin tidak maju

Masalah Keperawatan   

Gangguan pemenuhan ADL Nyeri akut Resti infeksi

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pemenuhan ADL b.d kelemahan fisik 2. Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan 3. Resti infeksi b.d luka jahitan perinium

Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan. 1

Gangguan pemenuhan ADL b.d kelemahan fisik Intervensi     

Bimbing pasien melakukan ROM pasif sebelum melakukan ROM aktif dua kali sehari Ajarkan anggota keluarga cara-cara untuk membantu dalam ADL Ajarkan pasien atau keluarga untuk merencanakan atau melakukan ADL Berikan umpan balik positif untuk pencapaian hal-hal kecil dalam perawatan diri Identifikasi sumber-sumber dalam sistem dukungan sosial pasien, dan pada masyarakat yang lebih luas, yang dapat membantu dalam memenuhi ADL diluar batas kemampuan pasien

Diagnosa Keperawatan. 2 Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan Intervensi    

Berikan informasi tentang berbagai strategi untuk menambah penurunan rasa nyeri ( relaksasi, petunjuk imageri ) Ajarkan atau awasi pasien menggunakan strategi yang dipilih untuk menambah penurunan rasa nyeri Ajarkan pasien untuk memakai daftar harian dari nyeri dan aktifitas untuk menentukan apa yang mencetuskan atau mengurangi rasa nyeri Memberikan perhatian terhadap penggunaan bahasa untuk menggambarkan rasa nyeri dan kedalamannya.

Diagnosa Keperawatan. 3 Resti infeksi b.d luka jahitan perinium

Intervensi 

  

Ajarkan pasien untum memilih makanan yang tinggi kalori, tinggi protein, tinggi vitamin. Makanan tersebut dapat meningkatkan penyembuhan dan regenerasi selularserta memproduksi limfosit Ikuti langkah-langkah untuk pencegahan gangguan integritas kulit Cuci tangan selalu sebelum kontak dengan pasien Ganti balut 2 kali sehari

Kesimpulan

Ekstraksi vacuum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negative ( sedot ) pada kepala dengan menggunakan ekstraktor vacuum ( ventouse ) dari maelstrom. Model persalinan yang dibantu ini hanya menimbulkan sedikit trauma pada jaringan ibu. Laserasi kulit kepala dan cepal hematoma merupakan komplikasi utama pada penggunaan alat ini, namun mayoritas penyulit tersebut adalah akibat seleksi yang buruk dan pemaksaan persalina pervaginan dengan segala resiko. Traksi pada vakum yang menempel pada kepala saat melewati perineum dapat lebih mengendalikan distensi perineum, dan bahkan dapat menghindari perlunya episiotomi.

Daftar Pustaka   

Azzawi Al Farogk. ( 1991 ). Teknik Kebidanan Penerbit Buku Kedokteran. EGC Bagian Obstetri dan Genokologi. (1997). Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: FKUI Purnawan J. Atiek SS. Husna A. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FKUI

Related Documents


More Documents from "bubujuhum"