BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Presiden Soeharto pada pengarahan pertemuan Gerakan Sayang Ibu pertama di Istana Negara Jakarta mengatakan “Tanpa percepatan penurunan angka kematian ibu akibat bersalin, maka kemajuan wanita yang telah kita capai tidaklah lengkap sebagaimana kita idam-idamkan dalam meningkatkan kualitas wanita Indonesia. Ada tiga terlambat yang menjadi faktor tingginya kematian ibu ini yaitu : 1. Terlambat mengenali bahaya kehamilan, bersalin dan memutuskan untuk mencari banguan. 2. Terlambat membawa ibu ke puskesmas dan rumah sakit. (Fasilitas Rujukan) 3. Terlambat memperoleh pertolongan di puskesmas dan rumah sakit (Fasilitas Rujukan) Dari
gambaran
tersebut
sangat
diperlukan
adanya
peningkatan
pengetahuan, kepedulian aparat dan peran serta masyarakat untuk mengatasi 3 terlambat tersebut. GSI (Gerakan Sayan Ibu) yang merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan
bersama-sama
oleh
masyarakat 1
dan
pemerintah
untuk
menyelamatkan
ibu
dan
memberdayakan
wanita
yang
pada
akhirnya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Jawa Barat merupakan propinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, kontribusi Jawa Barat terhadap penurunan angka kematian ibu cukup besar dan keberhasilan Jawa Barat akan sangat berarti untuk kebersihan nasional. Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu ini, harus diupayakan melalui program keterpaduan, mensinergikan potensi masyarakat untuk memberdayakan ibu melalui Gerakan Sayang Ibu (GSI). Salah satu desa yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi adalah Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara. Desa ini turut memiliki hak yang sama dengan desa yang lainya, khususnya dalam pembangunan di bidang kesehatan ibu hamil. Berdasarkan data terakhir yang tersedia, dengan jumlah penduduk sebesar 7843 orang dengan rincian sebagai berikut jumlah ibu hamil 190 orang, jumlah ibu hamil periksa di Posyandu 130 orang, jumlah ibu hamil periksa di Puskesmas 50 orang, jumlah ibu hamil periksa di rumah sakit 10 orang, jumlah kematian ibu hamil tidak tercatat, jumlah ibu hamil melahirkan 180 orang, dan jumlah ibu nifas 180 orang. Tidak terdapat data untuk ibu hamil periksa di dokter praktek, bidan praktek, dan dukun terlatih. Tidak terdapat data untuk jumlah ibu nifas dan jumlah kematian ibu nifas. Berdasarkan data tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kesehatan memiliki tugas yang tidak ringan dalam mengentaskan program kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara.
2
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan sangat berkaitan erat dengan pembangunan di bidang lainya, diantaranya pembangunan di bidang pendidikan, perlindungan dan kesejahteraan sosial, pembangunan kependudukan, keluarga kecil berkualitas, pemudan dan olahraga, serta peningkatan kualitas hidup beragama. Jika kondisi tersebut kurang memadai, maka langsung ataupun tidak langsung akan turut mempengaruhi pembangunan di bidang kesehatan ibu hamil. Selain sebagi salah satu faktor keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan kesehatan merupakan suatu kebutuhan di masyarakat, di samping itu kesehatan ibu hamil merupakan suatu program Tri Sukses Pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang harus diwujudkan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Sukabumi melalui pemerintahan desa. Desa
Bojongkerta
Kecamatan
Warungkiara
Kabupaten
Sukabumi
merupakan desa dalam tahap perkembangan yang mencanangkan Program Desa Sehat . Dalam tahap perkembangannya di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi masih banyak masyarakat yang belum sadar dengan pola hidup sehat ibu hamil sebagaimana yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan hal terurai di tas dan dalam rangka Kuliah Kerja Nyata sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Sukabumi, penulis tertarik untuk menulis laporan dengan tema : “PERANAN PKK TERHADAP 3
KESEHATAN IBU HAMIL DI DESA BOJONGKERTA KECAMATAN WARUNGKIARA KABUPATEN SUKABUMI “.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka berikut ini penulis dapat mengidentifikasi masalah yang ada di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi sebagai berikut: A. Bagaimana upaya peningkatan kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi ? B. Bagaimana kondisi kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan
Warungkiara Kabupaten Sukabumi ? C. Bagaimana kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
ibu hamilil di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi ? D. Bagaimana dukungan pembangunan bidang kesehatan ibu hamil terhadap
Program Desa Sehat di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi ?
4
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa indonesia (1982 : 887) mendefinisikan sehat sebagai “ keadaan baik segenap badan serta bagianbagiannya, (bebas dari penyakit) “ . Berkaitan dengan pengertian tersebut, sehat adalah hak sasai manusia dan merupakan inventasi pembangunan, karena tanpa manusia yang sehat pembangunan di bidang apapun tidak akan ada artinya “ health is not everything, but without health everything is nothing “. Sehat 5
bukanlah segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Oleh karena itu, kesehatan perlu diperlihara, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh semua pihak. Kondisi sehat hanya dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat, dan menciptakan lingkunagn sehat di berbagai tatanan diantaranya tatanan ibu hamil. Dengan kata lain bila perilaku bersih dan sehat itu sudah ada, kondisi sehat perlu di jaga bahkan ditingkatkan. Sumber daya sebagai aset atau modal utama pembangunan di masa depan, perlu di jaga, ditingkatkan dan di lingdungi kesehatannya. Dalam hal ini proses tersebut dapat dilakukan dilingkungan keluarga dan ibu hamil, sebab ibu hamil orang pertama yang menjaga sumber daya manusia yang dikandungnya. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat khususnya ibu hamil, namun dalam kenyataannya baru sedikit yang melaksanakannya. Hal ini disebabkan kurangnya komitmen dan dukungan dari para penentu kebijakan, terutama dari lintas program dan lintas sektor yang terkait dengan dengan pembangunan masyarakat, maupun alokasi dana untuk menunjang kegiatan operasional Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu Hamil di lingkungan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ibu hamil di masyarakat hanya dapat terwujud apabila ada keinginan, kemauan dan kemampuan dari para pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah daerah, institusi kesehatan dan lintas sektor 6
lain yang terkait untuk menjadikan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu Hamil di masyarakat menjadi salah satu prioritas dan menjadi agenda pembangunan di kabupaten/kota. 2.2 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang bertumpu pada rakyat. Strategi ini menyadari betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan material melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol material atas sumber daya material dan non material yang penting melalui redistribusi modal / kepemilikan (Korten:1992). Dalam pemahaman tersebut konsep pemberdayaan rakyat diyakini sebagai ruh dalam meningkatkan kapasitas masyarakat. Senada dengan pendapat di atas, gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga berdasarkan Rakernas VI adalah: A. Pengertian Gerakan PKK •
Gerakan pembangunan masyarakt dari bawah yang mempunyai tujuan secara umum adalah mengajak masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam mencapi kesejahteraannya;
•
Untuk merencanakan, membimbing keluarga dalam pelaksanaan program-programnya 7
•
Tim Penggerak PKK adalah mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan dengan perempuan sebagai motor pengeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju, dan mandiri.
B. Tujuan PKK Gerakan PKK mempunyai tujuan sebagaimana dituangkan dalam visinya, yaitu “ terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia dan berbudi luhur, sehat, sejahtera, maju, mandiri, kesetaraan, keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan “ yang selanjutnya dijabarkan di dalam misinya yaitu: •
Meningkatkan mental spiritual
•
Meningkatkan pendidikn dan keterampilan
•
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga serta peningkatan pemanfaatan keluarga
•
Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana
•
Meningkatkan pengelolaan PKK, baik pengorganisasian maupun pengelolaan program
C. Sasaran PKK 8
Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik dipedesaan mapun di perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang: •
Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
•
Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.
D. Program PKK Program PKK terbagi menjadi 10 bagian program pokok PKK diantaranya: •
Penghayatan dan pengamalan Pancasila
•
Gotong Royong
•
Pangan
•
Sandang
•
Perumahan dan tata laksana rumah tangga
9
•
Pendidikan dan keterampilan
•
Kesehatan
•
Pengembangan kehidupan berkoprasi
•
Kelestarian lingkungan hidup
•
Perencanaan sehat
2.3 Menentukan Usia Kehamilan Secara konvensiaonal, kehamilan dihitung dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya terjadi segera setelah ovulasi,karena itu secara kasar usia embrio adalah 2 minggu lebih muda dari pada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu. Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau kurang dari 2 minggu. Untuk prastisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu, dikatakan telah hamil selama 6 minggu. Kehamilan berlangsung rata-rata selama 266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan 280 hari ( 40 minggu) dari hari pertama menstruasi. Untuk
menentukan
tanggal
perkiraan
perhitungan sebagai berikut: 10
persalinan
bisa
dilakukan
A. Tanggal menstruasi di tambah 7 B. Bulan menstruasi terakhir ditambah 3 C. Tahun menstruasi terakhir di tambah 1. Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan, 50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu 2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap normal. Kehamilan dibagi menjadi periode 3 bulanan, yang disebut sebagai: A. Trisemester pertama (minggu 1-12) B. Trisemester kedua (minggu13-24) C. Trisemester ketiga (minggu 25-persalinan) 2.4 Persiapan dalam Menyongsong Persalinan Bagi ibu hamil ada beberapa yang harus diperhatikan diantaranya: A. Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak dari pada saat tidak hamil B. Untuk mencegah kurang darah selama hamil ibu harus banyak makan
makanan sumber zat besi, seperti sayuran hijau tua, tahu, kacang,kacang merah dan kacang-kacangan lainya, telur, ikan,dan daging.
11
C. Jangan lupa minum tablet tambah darah 1 butir setiap hari D. Untuk mencegah gigi rontok dan tulang rapuh, ibu hamil harus banyak
makan-makanan sumber zat kapur, seperti kacang-kacangan, telur, ikan kecil yang dimakan bersama tulangnya, dan sayuran daun hijau. E. Kenalilah gejala kurang darah selama kehamilan, yaitu: pucat, pusing,
lemah dan penglihatan berkunang-kunang. F. Selama hamil makanlah beraneka ragam makanan dalam jumlah yang cukup. G. Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar-segar, seperti
buah-buahan, sari buah, sayur bening. H. Hindari pantangan terhadap makanan, karena akan merugikan kesehatan ibu. I.
Hindari merokok dan minum-minuman kras karena akan membahayakan keselamatan ibu dan janin.
J. Jangan lupa memeriksa diri kepada bidan atau puskesmas secara rutin, agar ibu dan janin tetap sehat. K. Selain dari kondisi ibunya juga harus diperhatikan dari kondisi ayah atau bakal ayah dari janin yang dikandung, ayah senantiasa memberikan penghiburan, pujian, dan kasih sayang yang lebih dari biasanya.
12
BAB III PEMBAHASAN 3.1 ANALISIS PERMASALAHAN Berdasarkan data yang ada, berikut penulis sajikan tabel data penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi: Tabel 3.1 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis
Jumlah
Persentase 1 Laki – Laki 3952 51.04 % 2 Perempuan 3891 48.96% Total 7743 100% Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan data tersebut, terlihat perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 1:1.
13
Selanjutnya untuk menganalisis kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi, penulis sajikan data – data yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil sebagai berikut: Tabel 3.2 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Perilaku hidup bersih dan sehat Katagori kebiasaan buang air besar No Jenis Jumlah Keterangan 1 MCK yang sehat 1014 Keluarga 2 MCK yang sehat tidak sehat 743 Keluarga 3 BAB di sungai 411 Keluarga Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan data pada tabel 3.2 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 46.8% dari penduduk memiliki MCK sehat, 34.3% dari penduduk memiliki MCK tidak sehat, dan 18.9% dari penduduk tidak memiliki MCK dan membuang air besar di sungai. Tabel 3.3 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Katagori Penggunaan air bersih No Jenis Jumlah Keterangan 1 Mata Air 365 Keluarga 2 Sumur Gali 923 Keluarga 3 Sumur Pompa 30 Keluarga 4 Hidran Umum 990 Keluarga Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
14
Berdasarkan data pada tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 15.8% dari penduduk menggunakan air bersih dari mata air, 39.9% dari penduduk menggunakan air bersih dari sumur gali, 1.3% dari penduduk menggunakan sumur pompa, 42.9% dari penduduk menggunakan air bersih hidran umum. Tabel 3.4 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Katagori Cakupan Pemenuhan Air Bersih No Jenis 1 Sumur Gali 2 PAM/Hidran umum 3 Sumur Pompa Sumber : Profil Desa Bojongkerta Sukabumi
Jumlah Keterangan 923 Keluarga 990 Keluarga 30 Keluarga Kecamatan Warungkiara Kabupaten
Berdasarkan data pada tabel 3.4 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 47.5% dari penduduk menggunakan air bersih dari sumur gali, 50.9% dari penduduk menggunakan air bersih dari Hidran umum, 1.5% dari penduduk menggunakan sumur pompa. Tabel 3.5 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Katagori Kesehatan Masyarakat No 1 2 3 4 5
Jenis Muntaber Deman berdarah Diabetes Jantung Paru-paru
Jumlah 0 0 0 0 0 15
Keterangan Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga
6 Stroke 0 Keluarga Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan data pada tabel 3.5 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 0% dari penduduk bebas penyakit muntaber, demam berdarah, diabetes, jantung, paru-paru, dan stroke. Tabel 3.6 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Katagori Giji Balita No
Jenis 1 Balita (0 - 5 th) 2 Balita bergizi buruk 3 Balita bergizi baik 4 Balita bergizi kurang Sumber : Profil Desa Bojongkerta Sukabumi
Jumlah
Keterangan 980 Orang 3 Orang 973 Orang 4 Orang Kecamatan Warungkiara Kabupaten
Berdasarkan data pada tabel 3.6 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 0.4 % dari balita bergizi buruk, 99.3% dari balita bergizi baik, 0.4% dari balita bergizi kurang baik. Tabel 3.7 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Katagori Cakupan Imunisasi No
Jenis
Jumlah
Keterangan 1 Polio 1,2,3 135 Orang 2 DPT 1,2,3 135 Orang 3 Cacar 165 Orang Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
16
Berdasarkan data pada tabel 3.7 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 29.8 % dari balita telah diimunisasi polio 1, 2, dan 3 bulan, 29.8% dari balita sudah diimunisasi DPT 1, 2, dan 3 bulan, 36.4% dari balita sudah diimunisasi cacar. Tabel 3.8 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Perilaku hidup bersih dan sehat Katagori Angka Kematian No
Jenis 1 Ibu Melahirkan 2 Ibu Melahirkan Meninggal 3 Bayi Lahir 4 Bayi Lahir Meninggal Sumber : Profil Desa Bojongkerta Sukabumi
Jumlah
Keterangan 180 Orang 0 Orang 180 Orang 0 Orang Kecamatan Warungkiara Kabupaten
Berdasarkan data pada tabel 3.8 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : 100% dari ibu hamil yang melahirkan dapat lahir dan selamat baik ibu dan bayinya, dan 0% dari ibu hamil yang melahirkan kemudian meninggal baik ibu maupun bayinya. Tabel 3.9 Data Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Perilaku hidup bersih dan sehat Katagori Sarana Kesehatan No
Jenis
Jumlah
Keterangan 1 Rumah Sakit 0 Unit 2 Puskesmas 1 Unit 3 Posyandu 11 Unit 4 Praktek Dokter 0 Unit 5 Bidan Desa 1 Unit Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 17
Berdasarkan data pada tabel 3.9 diperoleh informasi bahwa di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi : perpandingan penduduk dengan puskesmas adalah 1:7743, perbandingan posyandu dengan dengan balita adalah 1: 89, dan perbandingan bidan desa dengan jumlah penduduk adalah 1:7743. Berdasarkan data pada tabel analisis yang telah disajikan sebelumnya, maka untuk memperjelas hasil analisis, penulis sajikan informasi berupa grafik sebagai berikut:
Grafik 3.1Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 4000 3950 3900 3850
3952 3891 Laki-Laki
Perempuan SEX
Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
18
Grafik 3.2Perilaku hidup bersih dan sehat Penduduk Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 1500 1000 500 0
1014
743
MCKSehat
411
MCKTidakSehat
Di Sungai
BAB Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Grafik 3.3Penggunaan air bersih Penduduk DesaBojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 1500 1000 500 0
365 MataAir
923
30
Sumur Gali
Sumur Pompa
990
Hidran Umum
Jenis Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
19
Grafik 3.4Cakupan Pemenuhan Air Bersih Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 1500 1000 500
990
923
30
0 Sumur Gali
HidranUmum
Sumur Pompa
Jenis Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Grafik 3.5Gizi Balita Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 1500 1000 500 0
973 3
4
Buruk
Baik
Kurang
Jenis Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
20
Grafik 3.6Cakupan Imunisasi Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 200 150 100 50 0
135
135
Polio 123
DPT123
165
Cacar
Jenis Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
Grafik 3.7AngkaKematian Ibu Melahirkan DesaBojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi 200
180
180
IbuMelahirkan
Bayi Lahir
100 0
Jenis Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
21
Grafik 3.8Sarana Kesehatan Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
0
1
Praktek Dokter
Bidan desa
1 Posyand u
0
Puskes mas
11
Rumah sakit
15 10 5 0
Unit Sumber : Profil Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi
3.2 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil analisis maka untuk menjawab masalah yang teridentifikasi, maka ditetapkan alternatif sasaran pembangunan kesehatan ibu hamil sebagai berikut: A. Meningkatnya penyuluhan tentang kesehatan ibu hmil secara periodik dari
bidan desa; B. Meningkatnya kondisi kesehatan ibu hamil secara umum; C. Meningkatnya kualitas pelayanan ibu hami; dan
22
D. Meningkatnya dukungan pembangunan kesehatan terhadap ibu hamil.
Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah sebagai berikut: A. Peningkatan jumlah, jaringan dan kualitas puskesmas; B. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kebidanan; C. Pengembangan sistem jaminan kesehatan ibu hamil teruma bagi rakyat
miskin; D. Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat; E. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini; dan F. Pemeratan dan peningkatan kualitas kesehatan dasar.
3.3 PEMILIHAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Sebagai langkah alternatif dalam pemecahan masalah pembangunan di bidang kesehatan ibu hamil di Desa Bojingkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi, penulis sajikan beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai berikut: A. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT. Program ini ditujukan untuk membentuk lingkungan sehat disekitar ibu hamil, seperti di rumah atau di pekarangan rumah. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu : 1) Penyediaan air bersih;
23
2) Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; 3) Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan 4) Pengembangan wilayah sehat. B. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT. Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu : 1) Pelayanan penduduk miskin 2) Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas. 3) Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat-
obatan generik 4) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurangkurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu dan
anak,
keluarga
berencana,
perbaikan
gizi,
kesehatan
lingkunagn, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar.
C. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT 24
Program ini di tujukan untuk menekan kematian baik ibu hamilnya ataupun janin dalam kandungan akibat penularan atau terjangkit penyakit. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu: 1) Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko 2) Peningkatan imunisasi 3) Penemuan dan tatalaksana prnderita 4) Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi. D. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil akan pentingnya cakupan gizi. Kegitan pokok yang dilakukan yaitu: 1) Peningkatan pendidikan gizi 2) Penanggulangan kurang energi energi protein 3) Penanggulangan gizi lebih 4) Peningkatan surveilens gizi 5) Pemberdayaan masyarakat untuk sadar gizi.
E. PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN
25
Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah dan mutu penyebaran tenaga medis untuk ibu hamil. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu: 1) Perencanaan tenaga medis untuk ibu hamil 2) Peningkatan keterampilan 3) Pemenuhan kebutuhan tenaga medis 4) Pembinaan tenaga medis 5) Penyusunan standar kompetensi tenaga medis F. PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Program ini ditujukan untuk menjamin terpenuhinya obat dan makanan untuk ibu hamil. Kegiatan pokok yang dilakukan yaitu: 1) Peningkatan pengawasan obat dan makanan 2) Peningkatan pengawasan narkotika 3) Peningkatan dan pengawasan mutu obat dan makanan 4) Penguatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan.
BAB IV 26
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN Berdasarkan bahasan analisis dan bahasan masalah yang telah penulis lakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: A. Upaya peningkatan kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan
Warungkiara Kabupaten Sukabumi sudah baik, terlihat dari kebersihan diri dan lingkungannya dimana ibu hamil tinggal. B. Kondisi kesehatan ibu hamil di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara
Kabupaten Sukabumi sudah baik, terlihat dari rutinitas pemeriksaan ibu hamil di puskesmas. C. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan ibu hamilil
di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi sudah mulai baik, terlihat dari dari adanya posyandu disetiap kedusunan dan bidan desa yang selalu memantau kesehatan ibu hamil. D. Dukungan pembangunan bidang kesehatan ibu hamil terhadap Program
Desa Sehat di Desa Bojongkerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi sudah baik, terlihat dari banyaknya warga desa umumnya dan ibu hamilpada khususnya yang sudah sadar akan kebersihan dan kesehatan. 27
4.2 SARAN Dari hasil evaluasi pelaksanaan program Kuliah Kerja Mahasiswa di Desa Bojongkerta kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi , kami dari kelompok II mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut: Saran Kepada Pemerintah Setempat o Melakukan pendekatan partisipatif dan pembinaan sebagai tindak lanjut dari hasil program KKN STKIP - PGRI 2008 o Melakukan perencanaan strategis pembangunan wilayah di tiap-tiap kelurahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi yang dimiliki. o Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kinerja aparatur desa dalam melayani masyarakat. o Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bewrkualitas. o Meningkatkan sarana dan prasarana kelurahan untuk mendukung kinerja para aparatur desa.
Saran Kepada Pihak LPPM STKIP PGRI o LPPM Untirta dalam hal ini sebagai panitia dari kegiatan KKN, hendaknya menyiapkan konsep KKN secara matang, dimana bukan hanya konsep saat akan pelaksanaan KKN saja namun harus ada onsepan untuk 28
follow up atau tindak lanjut dari hasil kegiatan KKN, hal ini bisa dilakukan dengan menjalin koordinasi dengan pemda setempat. o Dalam hal pembekalan KKN sebaiknya dilakukan dengan serius, dimana pembekalan yang akan diberikan lebih berisi program KKN secara konseptual dan teknis serta informasi terkini tentang gambaran lokasi KKN, sehingga ketika peserta KKN diterjunkan ke lapangan sudah mempersiapkan segala sesuatunya. o Pembagian kelompok, sebaiknya sudah diumumkan jauh-jauh hari, sehingga sebelum terjun ke lokasi peserta KKN sudah saling mengenal dan bisa saling beradaptasi antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, kesiapan kelompok lebih matang. o Pengontrolan ke lokasi KKN harus lebih diintensifkan lagi, pungsi dari POKJA Kecamatan harus dimaksimalkan, sehingga tidak ada kesan terlantarkan. Serta koordinasi antara POKJA Kecamatan dengan setiap kelompok KKN juga harus diintensifkan, sehingga akan mempermudah mandapat informasi tentang perkembangan KKN.
DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001: Studi Morbiditas dan Disabilitas. Dalam SURKESNAS. Jakarta. 2002: 16. Hunter J.M. Arbona SI. The Tooh as a Marker of Developing World 29
Quality of Life: A Field Study in Guatemala. Soc. Sci. Med. 1995; 41(9):1217-40. World Health Organization. Oral Health Unit. Oral Disease: Prevention is Better than Cure. World Health Day. Switzerland. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Sehari dalam Rangka Hari Kesehatan Nasional. Jakarta. 1997. 2. Soekidjo Notoatmodjo. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.2003:24-28. 3. Sekretaris
Desa
Bojongkerta
Kecamatan
Warungkiara
Kabupaten
Sukabumi, 2008, Profil Desa 2008, Bojongkerta. 4. W.J.S. Poerwadaminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: balai Pustaka.
30