LAPORAN KASUS ABORTUS INCOMPLETE Pembimbing: OLEH : MIRANTIKA AUDINA I 4061172017
dr. Novi Salita, Sp.OG, M.Kes
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Abortus
Abortus spontan Abortus Provokatus Abortus provokatus medisinalis
Definisi • ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 grarn
Abortus provokatus kriminalis
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
DEFINISI Sumber
Usia Gestasi (minggu)
Berat Badan (gram)
Definisi NCHS dan CDC mendefinisikan sebagai “Terminasi kehamilan sebelum kehamilan 20 minggu atau janin lahir dengan berat kurang dari 500 gr”
USA (NCHS, CDC, ICD)
≤19 6/7
<350
WHO
≤21 6/7
<500
ICD-10 mendefinisikan sebagai: "Kehilangan kehamilan karena sebab alami sebelum minggu ke-20 kehamilan." Definisi ini mencakup asumsi bahwa,ekspulsi produk konsepsi terjadi tanpa gangguan yang disengaja. dan sebelum janin dapat hidup dengan berat kurang dari 500 gr WHO mendefinisikan sebagai: “Terminasi kehamilan dengan ekspulsi embrio / janin sebelum 22 minggu kehamilan atau di bawah berat badan 500 gr. “
Rouse CE, Eckert LO, Babarinsa I, Fay E, Gupta M, Harrison MS. Spontaneous abortion and ectopic pregnancy: case definition and guidelines for data collection, analysis, and presentation of maternal immunization safety data. Vaccine. 2017; 35:6563-6574.
DEFINISI Sumber
EMA
Usia Gestasi (minggu)
≤21 6/7
Berat Badan (gram)
Definisi The European Medicines Agency menggunakan istilah aborsi spontan sebagai sinonim dari kematian janin dini, yang merupakan kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum 22 minggu kehamilan (yaitu hingga dan termasuk 21 6/7 minggu kehamilan)
Rouse CE, Eckert LO, Babarinsa I, Fay E, Gupta M, Harrison MS. Spontaneous abortion and ectopic pregnancy: case definition and guidelines for data collection, analysis, and presentation of maternal immunization safety data. Vaccine. 2017; 35:6563-6574.
EPIDEMIOLOGI Abortus
Epidemiologi • >80% kasus abortus terjadi sebelum usia gestasi 12 minggu. • Resiko kejadian abortus spontan pada 5-20 minggu kehamilan terjadi sekitar 1122 abortus per 100 wanita (11-12%).
Ammon AL, Gallindo C, Li DK.A systematic review to calculate background miscarriage rates using life table analysis. Birth Defects Res A Clin Mol Teratol. 2012; 94(6):417423.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO Faktor Maternal Infeksi Penyakit Debilitas Kronik
Pemakaian Obat Faktor Lingkungan Faktor Imunologi Kelainan Uterus
Faktor paternal Kelainan kromosom pada sperma dilaporkan memiliki peningkatan risiko aborsi
Faktor fetal Kelainan kromosom
Rouse CE, Eckert LO, Babarinsa I, Fay E, Gupta M, Harrison MS. Spontaneous abortion and ectopic pregnancy: case definition and guidelines for data collection, analysis, and presentation of maternal immunization safety data.Vaccine. 2017; 35:6563-6574.
PATOGENESIS Kematian fetus
Perdarahan pada desidua basalis
Nekrosis pada jaringan disekitarnya
Stimulasi kontraksi uterus & ekspulsi
Abortus
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Threatened Abortion (Abortus Iminens) Abortus tingkat permulaan (ancaman abortus)
• • • • • •
Tanda dan Gejala Perdarahan pervaginam pada awal kehamilan (<20 minggu) Hasil konsepsi masih berada di dalam kavum uteri Ostium serviks tertutup Nyeri perut dan punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk Uterus membesar sesuai usia kehamilan Gerak dan denyut jantung janin masih ada.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Inevitable Abortion (Abortus Insipiens) Abortus yang sedang berlangsung
• • • • • •
Tanda dan Gejala Perdarahan pervaginam lebih banyak Kontraksi uterus Dilatasi ostium serviks Hasil konsepsi masih dalam kavum uteri Selaput ketuban pecah dengan keluarnya cairan amnion Besar uterus sesuai dengan usia kehamilan
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Complete Abortion Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri. • • • •
Tanda dan Gejala Perdarahan pervaginam sedikit Ostium uteri telah menutup Uterus mengecil Besar uterus tidak sesuai usia kehamilan
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Incomplete Abortion Perdarahan pervaginam yang diikuti pemisahan plasenta sebagian atau komplit dan dilatasi ostium serviks Tanda dan Gejala • Perdarahan pervaginam • Dilatasi serviks • Teraba jaringan dalam kavum uteri
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Missed Abortion Hasil konsepsi yang telah meninggal tertahan selama beberapa hari, berminggu bahkan berbulan di dalam uterus
Tanda dan Gejala • Keluhan (-) • Ostium serviks tertutup • Gerakan dan DJJ tidak ada
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
MACAM-MACAM ABORTUS Abortus Habitualis Abortus spontan terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut
Salah satu penyebab yang sering dijumpai ialah inkompetensia serviks yaitu keadaan di mana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk tetap bertahan menurup setelah kehamilan melewati trimester pertama, di mana osrium serviks akan membuka (inkompeten) tanpa disertai rasa mules/kontraksi rahim dan akhirnya terjadi pengeluaran janin
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
MACAM-MACAM ABORTUS Abortus Infeksious, Abortus Septik Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada zlat genitalia. Abortus septik ialah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikemia atau peritonitis). Tanda dan Gaejala panas tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut, serta nyeri tekan. Pada laboratorium didapatkan tanda infeksi dengan leukositosis. Biia sampai terjadi sepsis dan syok, penderita akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil, dan tekanan darah turun
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
MACAM-MACAM ABORTUS Kehamilan Anembrionik (Bligjted Ovum) kehamilan patologi di mana mudigah tidak terbentuk sejak awal walaupun kantong gestasi tetap terbentuk Diagnosis kehamilan anembrionik ditegakkan pada usia kehamilan 7 – 8 minggu bila pada pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi tidak berkembang atau pada diameter 2,5 cm yang tidak disertai adanya gambaran mudigah.
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung Janin (DJJ) • Untuk menentukan janin viabel atau non viabel • Untuk membedakan antara kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortion • Pemeriksaan ukuran kantong gestasi melalui USG transvaginal berguna untuk menentukan viabilitas intrauteri • Perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan HPHT dengan hasil pemeriksaan USG prognosis buruk
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Kadar human Chorionic Gonadotropin (hCG) kuantitatif serial • Untuk memastikan apakah janin hidup intrauterus • Terjadi penurunan kadar hCG secara drastis pada wanita yang mengalami abortus spontan
Pemeriksaan Kadar Progesteron • Untuk menentukan apakah kehamilan viabel • Kadar progesteron <5 ng/mL prognosis kegagalan kehamilan • Kadar progesteron dengan nilai 20 ng/mL kehamilan viabel
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
TATALAKSANA Tatalaksana Medikamentosa Regimens for Medical Termination of Early Pregnancy
Mifepristone / Misoprostol
• Mifepristone 100-600 mg orally followed by: • Misoprostol 200-600μg orally of 400800μg vaginally, bucally, or sublingually given immediately or up to 72 hours
Methotrexate / Misoprostol
• Methotrexate 50 mg/m2 BSA intramuscurally or orally followed by: • Misoprostol 800μg vaginally in 3-7 days. Repeat if needed 1 week after methotrexate initially given
Misoprostol alone
• 800μg vaginally or sublingually, repeated for up to three doses
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
TATALAKSANA Tatalaksana Bedah Cervical preparation
serviks dipersiapkan dengan beberapa metode, sehingga serviks lunak dan berdilatasi secara perlahan • By misoprostol • By hygroscopic dilator (laminaria)
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al.Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
TATALAKSANA Tatalaksana Bedah Kuretase
Suction
Sharp
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al.Williams obstetrics. 24th edition. New York: McGraw Hill Education; 2014.
KOMPLIKASI Syok perdarahan & end organ damage Anemia berat Syok sepsis Abortus septik Perforasi uterus
Peritonitis Abses pelvis
Habte D, et al. High level of post abortion complication in a setting where abortion service is not legalized. Plos One. 2017;12(1).
PROGNOSIS • Setelah 1x terjadi abortus spontan Ada resiko 20% mengalami abortus lagi • Setelah 2x terjadi abortus spontan Resiko berikutnya meningkat menjadi 28% • Setelah 3x abortus berurutan Resiko berikutnya meningkat menjadi 45%
Weintraub AY, Sheiner E. Early pregnancy loss in bleeding during pregnancy: a comprehensive guide. New York: Springer Science Business Media,LLC; 2011.
PENYA JIAN KASUS
ANAMNESIS -IDENTITASNama
Ny. N
Jenis Kelamin
Perempuan
Usia
24 tahun
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Alamat
Dsn. Sarangan, Kel. Setanduk, Kec. Capkala, Bengkayang
Masuk RS
18 Januari 2019 (Jam 14.25 WIB)
ANAMNESIS -KELUHAN UTAMA Keluar darah dari kemaluan
ANAMNESIS -RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGSelama keluar darah pasien menggunakan pembalut dan berganti pembalut sabnyak kurang lebih 3 kali/hari
Darah yang keluar Pasien datang ke IGD RS. Abdul Aziz berwarna merah Singkawang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sejak 5 hari SMRS kecokelatan dan disertai yang lalu dan dirasa semakin banyak 3 dengan gumpalan-gumpalan yang berhawrna hitam. hari SMRS ini.
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah, tepatnya diatas kemaluan, Pasien saat ini sedang hamil yang kelima kalinya
Trauma maupun diurut sebelum keluar darah disangkal.
ANAMNESIS Riwayat Pnyekit Dahulu: 1. riwayat hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung dan kejang disangkal. Riwayat Pengobatan: Selama hamil pasien mengatakan mengkonsumsi vitamin yang di dapat dari bidan Riwayat Alergi: (-) Riwayat Obstetri: Kehamilan pertama : abortus saat usia kehamilan 6 bulan, Kehamilan kedua : abortus saat usia kehamilan 3 bulan Kehamilan ketiga : melahirkan nak pertama dengan jenis kelamin perempuan, secara spontan dengan berat lahir 4700 gr, langsung menangis setlah lahir, yang saat ini berusia 4 tahun Kehamilan keempat : melahirkan anak kedua berjenis kelamin perempuan berusia 1 tahun, lahir secara spontan dengan berat lahir 3200 gr dan langsung menagis setelah lahir
ANAMNESIS Riwayat Ginekologi: Pasien pertama kali menstruasi saat usia 9 tahun. Siklus haid pasien berjalan secara teratur (nterval 28-30 hari) dan lamanya menstruasi 6-7 hari. Pasien pertama kali melakukan hubungan seksual setelah menikah pada usia 22 tahum. Riwayat pemeriksaan IVA dan PAP Smear disangkal. HPHT : 23 September 2018. Riwayat Kontrasepsi: Pasien mengatakan pernah menggnakan kontrasepsi yang disuntik pada bulan September 2018.
Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan: Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan ibu kandung pasien. Aktivitas keseharian pasien adalah mengurus rumah dan anak-anak. Pasien mengatakan sedang dalam keadaan stress beberapa hari belakangan. Pasien tidak sedang memelihara kucing tapi disekitar rumah pasien banyak terdapat kucing kampung yang terkadang pasien beri makan.
PEMERIKSAAN FISIK -KEADAAN UMUMKesadaran
:
Baik
Keadaan Umum
:
Compos mentis
Tekanan Darah
:
100/70 mmHg
Nadi
:
80 kali/menit
Pernapasan
:
20 kali/menit
Suhu
:
36,7 oC
Berat Badan
:
52 kg
Tinggi Badan
:
155 cm
PEMERIKSAAN FISIK -STATUS GENERALISKepala
Paru
Normocephal
Mata
CA(-/-), SI (-/-), pupil reguler bulat isokor 3 mm/3 mm, refleks cahaya (+/+)
Mulut
Bibir sianosis (-), mukosa bibir kering (-), atrofi papil lidah (-)
Leher
Bentuk simetris, ↑JVP (-), pembesaran KGB (-)
Inspeksi
Statis, bentuk dada simetris, kelainan kulit (-). Dinamis, gerakan paru simetris, tidak ada gerakan paru yang tertinggal, penggunaan otot bantu pernapasan (-)
Palpasi
Fremitus taktil paru kanan = paru kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi
Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi
Suara napas dasar: vesikuler (+/+). Suara napas tambahan: wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK -STATUS GENERALISJantung
Inspeksi
Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
Iktus kordis tidak teraba
Perkusi
Batas kanan jantung: SIC IV linea parasternal dextra Pinggang jantung: SIC III linea parasternal sinistra Batas kiri jantung: SIC V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi Abdomen
Inspeksi Auskultasi
Ekstremitas Genitalia
S1/ S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Distensi (-), sikatrik (-) Bising usus (+) 6x/menit
Perkusi
Timpani
Palpasi
Supel (+), hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-), massa tidak teraba
Akral hangat, CRT <2”, edema (-/-) pengeluaran darah (+) merembes
PEMERIKSAAN FISIK -STATUS OBSTETRI• Inspeksi
: Datar, striae gravidarum (+)
• Palpasi: • Leopold I
: tidak dilakukan
• Leopold II
: tidak dilakukan
• Leopold III : tidak dilakukan • Leopold IV : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK -STATUS GINEKOLOGI• Vagina bersih, terdapat rambut pubis, ulkus (-), pembengkakan vulva (-), pengeluaran darah (+), pus (-), lendir (-) • Pemeriksaan Dalam
: tidak dilakukan
• Inspekulo
: tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG -HEMATOLOGIPemeriksaan
(18/1/2010)
Hemoglobin
11,3 g/dL
Trombosit
147.000 / µL
Leukosit
9.470 / µL
Hematokrit
33,5%
Eritrosit
4,1.106/ µL
Golongan Darah
A
HbsAg
(-) / Non Reaktif
HIV
(-) / Non Reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG -USG-
Uterus : sisa kehamilan (+), tampak massa ≥ 1 cm
Ovarium kanan dan kiri dalam batas normal Kesan : sisa kehamilan
DIAGNOSIS AWAL RENCANA TERAPI • G5P2A2M0 Gravida 16-17 minggu dengan Abortus incomplete
• Medikamentosa • IVFD RL 20 tpm • Non medikamentosa • Observasi keadaan umum, perdarahan pervaginam, ttv • Persiapan rencana kuretase
HASIL FOLOW UP HARIAN PASIEN Tanggal 18/01/2019 (Pukul 17.10 WIB) S Muleperdarahan pervaginam (+),Nyeri perut bawah (+) O KU: Baik TD: 110/70 mmHg RR: 20 x/menit Kesadaran : CM HR: 80 x/menit T : 36,6oC • Nyeri tekan perut bawah (+),TFU tidak teraba • Pengeluaran darah pervaginam (+) A G5P2A2M0 Gravida 16-17 minggu dengan Abortus incomplete P IVFD RL 20 tpm pro kuretase
HASIL FOLOW UP HARIAN PASIEN Tanggal 19/01/2019 (Pukul 07.00 WIB) S Muleperdarahan pervaginam (+), mules (+) terkadang O KU: Baik TD: 100/70 mmHg RR: 20 x/menit Kesadaran : CM HR: 80 x/menit T : 36,6oC • Nyeri tekan perut bawah (+),TFU tidak teraba • Pengeluaran darah pervaginam (+) A G5P2A2M0 Gravida 16-17 minggu dengan Abortus incomplete P IVFD RL 20 tpm pro kuretase
HASIL FOLOW UP HARIAN PASIEN Tanggal 19/01/2019 (Pukul 12.00 WIB) S perdarahan pervaginam (+) minimal O KU: Baik TD: 100/70 mmHg Kesadaran : CM HR: 80 x/menit • Pengeluaran darah pervaginam (+) minimal A P
Post Kuretase a/i abortus incomplete IVFD RL 20 tpm P.O Ciprofloxacin 2x500 mg P/O Methylergometrin 3x1 tab P/O Asam Mefenamat 3x1 tab P.O Metronidazole 2x500 mg P.O Feritrin 1x1 tab Rencana boleh pulang
RR: 20 x/menit T : 36,6oC
PROGNOSIS • Ad functionam
: Dubia Ad Bonam
• Ad sanactionam
: Dubia Ad Bonam
• Ad vitam
: Dubia Ad Bonam
PEMBAHASAN
PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnsis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
• • • •
perdarahan pervaginam berwarna merah kecokelatan disertai gummpalan berwarna kehitaman Riwayat trauma (-), riwayat urut (-) Pasien belakangan dalam keadaan stress G5P2A2
• Status generalis norma • TFU tidak teraba • Perdarahan pervaginam (+)
• USG : sisa kehamilan di uterus
Abortus Inkomplete
PENEGAKAN DIAGNOSIS • selain abortus inkomplit perlu juga dipikirkan kemungkinan lain seperti:
nyeri merupakan keluhan utamanya, ada trias klasik yang sering didapatkan yaitu, amenore, perdarahan dan nyeri abdomen.
Kehamilan Ektopik
Mola Hidatidosa
perdarahan merupakan gejala utama, dimana Pada pemeriksaan fisik, besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan (50% kasus menunjukkan besar uterus lebih dari usia kehamilan sesungguhnya), tidak ditemukan balotement dan denyut jantung janin USG : gambaran snow flake pattern
PENEGAKAN DIAGNOSIS • Berdasarkan anamnesis kejadian abortus ini adalah kejadian yang ketiga kalinya. • Penyebab terjadinya abortus inkomplit pada pasien ini belum dapat dipastikan. • Penyebab lain yang dapat dipertimbangkan adalah faktor paternal, faktor okupasi dan sosial • Secara garis besar, terjadinya suatu abortus dapat disebabkan oleh keadaan dari hasil konsepsi itu sendiri (zygote), adanya penyakit kronis dan infeksi yang diderita oleh ibu, pengaruh lingkungan misalnya lingkungan fisik (paparan radiasi tertentu, infeksi oleh TORCH) atau adanya riwayat penggunaan obat-obat tertentu yang bersifat teratogenik dan adanya trauma fisik. Selain itu adanya gangguan hormonal/endokrin juga dikatakan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh.
PENEGAKAN DIAGNOSIS • Disamping itu juga perlu dipikirkan kemungkinan adanya gangguan pada uterus berupa kelainan hormonal yang mempengaruhi endometrium, kelainan oleh karena faktor mekanik (adanya mioma submukus) serta kelainan anatomis (serviks inkompeten, uterus bikornu, uterus arkuatus, dan lain-lain). • Pemeriksaan yang dapat dianjurkan kepada pasien ini adalah pemeriksaan TORCH, laboratorium terhadap penyakit kelamin, USG. Pemeriksaan TORCH dapat dilakukan untuk mengetahui infeksi dari virus-virus tersebut karena dapat menyebabkan terjadinya abortus maka diperlukan pengobatan terlebih dahulu. Infeksi dari kelamin juga dapat menyebabkan abortus karena kebanyakan infeksi kelamin pada wanita bersifat asimtomatik sehingga memerlukan eksplorasi yang lebih lanjut. Dari pemeriksaan USG sekaligus juga dapat mengetahui adanya suatu mioma terutama jenis submukosa. Mioma submukosa merupakan salah satu faktor mekanik yang dapat mengganggu implantasi hasil konsepsi. Jika terbukti adanya mioma pada pasien ini maka perlu dieksplorasi lebih jauh mengenai keluhan dan harus dipastikan apakah mioma ini berhubungan langsung dengan adanya Riwayat Obstetri Buruk pada pasien ini. Hal ini penting karena mioma yang mengganggu mutlak dilakukan operasi.
TATALAKSANA • Pada kasus ini pada saat pasien MRS keadaan umumnya stabil, dan tidak didapatkan tanda-tanda syok. Oleh karena pada pemeriksaan didapatkan adanya sisa kehamilan maka harus dilakukan evakuasi isi uterus dengan kuretase dan selanjutnya diberikan medikamentosa berupa antibiotika, analgetika dan uterotonika. Adapun penanganan kasus ini adalah dengan: • • Kuretase • • Medikamentosa • Ciprofloxacin 2 x 500 mg
• Methylergometrin 3 x 0,125 mg • Asam Mefenamat 3 x 500 mg • Metronidazole 3x500 mg • Feritrin 1x1 tab
TATALAKSANA DAN EDUKASI • Penderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan penderita. KIE merupakan hal yang sangat penting didalam kasus ini dimana yang harus dititik beratkan adalah tentang diagnosis penyakitnya, tindakan apa yang dilakukan terhadap penyakitnya tersebut, komplikasi apa yang terjadi bila dilakukan kuretase atau tidak (komplikasi jangka pendek atau panjang), rencana tentang kehamilan yang berikutnya (3 sampai dengan 6 bulan -> KB, persiapan untuk faktor anatomi dan psikologis ibu), kontol atau evaluasi terhadap tindakan (febris, nyeri) dan yang tidak kalah pentingnya adalah mencari penyebab abortus (untuk persiapan kehamilan beikutnya), disamping itu juga terhadap faktor sosial dimana harapan masih bisa hamil lagi, prognosis abortus yang berulang atau tidak.
PROGNOSIS • Prognosis pada kasus ini adalah mengarah ke baik, dubius ad bonam karena dengan kuretase berhasil mengeluarkan semua sisa jaringan sehingga resiko perdarahan menjadi sangat minimal, setelah observasi pasca kuretase tidak didapatkan keluhan dan keadaan umum pasien stabil. Selain itu pada pasien ini tidak didapatkan adanya penyulit atau komplikasi yang berbahaya misalnya perdarahan, perforasi, infeksi dan syok.
KESIMPULAN • Telah dilaporkan kasus wanita 24 tahun, hamil muda 16-17 minggu yang mengalami perdarahan pervaginam. Penatalaksanaan awal pada kasus abortus adalah melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien dan selanjutnya diperiksa apakah ada tanda-tanda syok. Untuk mengurangi resiko perdarahan dan komplikasi lain yang mungkin timbul, maka pada kasus abortus inkomplit ini dilakukan pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase, kemudian diberikan medikamentosa seperti golongan uterotonika, antibiotika dan analgetik. • Dari hasil pemeriksaan klinis didiagnosa dengan abortus inkomplit. Setelah dilakukan kuretase dan post kuretase keadaan penderita baik dan dipulangkan 24 jam setelah kuretase. Penderita diberikan obat per oral yaitu Ciprofloxacin 3x500, Metronidazole 3x500 mg, Asam Mefenamat 3x500 mg, Metil Ergometrin 3x0,125 dan Feritrin 1x1 tablet. Penderita disarankan untuk kontrol ke poliklinik satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan penderita. Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan prognosis yang baik.