INTERVIEW PROJECT Laporan Tugas wawancara dengan Bapak Ali Renaldi Pengusaha Bebek Ali Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Dosen Pengampu Mata Kuliah : Bapak Tjetjep Djatnika
Oleh : Anggita Nur Laraswati
171431002
Elida Amelia
171431008
Muhammad Algan Rahmanto
171431016
Siti Atika Mayapramesti
171431028
Syifa Dhea Nisa
171431031
Kelas 2A Analis Kimia
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan interview project ini. Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan interview project sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Kewirausahaan yang kami lakukan pada tanggal 23 Maret 2019. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tjetjep Djatnika selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah membimbing kami hingga laporan interview project ini bisa terselesaikan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ali Renaldi selaku pemilik Bebek Ali yang telah membantu dalam pelaksanaan interview project ataupun dalam penyusunan laporan yang dilakukan. Harapan yang kami inginkan semoga laporan interview project ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat memberikan motivasi kepada para pemula yang ingin memulai kegiatan wirausaha, kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam hasil laporan interview project ini.
Bandung, 24 Maret 2019
Penyusun
ii
RINGKASAN Hasil laporan interview project ini dilatar belakangi oleh kepentingan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan khususnya untuk mengetahui seputar entrepreneurship. Selain itu, pewawancara diharapkan dapat menggambarkan bagaimana menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Sumber data dalam project ini adalah Bapak Ali Renaldi selaku pemilik dari Bebek Ali. Teknik pengumpulan data yang kami lakukan adalah dengan wawancara. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, ditemukan beberapa hal yang berkenaan dengan unsur-unsur menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Salah satunya omzet yang didapat dari usaha Bebek Ali ini dalam satu tahun bisa mencapai 10 miliar per tahunnya. Implementasi pembelajaran dengan wawancara lapangan sebagai materi ajar ini diharapkan dapat meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur.
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii RINGKASAN............................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iv BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................... 5
BAB II
HASIL WAWANCARA ................................................................................................ 7 2.1. RIWAYAT ENTREPRENEUR, KEBERHASILAN DAN KEGAGALA ENTREPRENEUR ..... 7 2.2. KAPAN MULAI BELAJAR MENJADI ENTREPRENEUR ............................................ 7 2.3. KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI ENTREPRENEUR ...................................... 7 2.4. BAGAIMANA/MELATIH KETERAMPILAN ............................................................... 7 2.5. BAGIMANA MEMBANGUN JARINGAN SOSIAL DAN BISNIS ................................... 7 2.6. BAGAIMANA MENDAPATKAN PERMODALAN ....................................................... 8
BAB III
KESIMPULAN DAN DAN SARAN .............................................................................. 9 3.1. KESIMPULAN (berisi lesson learned) ..................................................................... 9 3.2. SARAN (buat penulis dan pembaca) ...................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INTERVIEW PROTOCOL (DITANDATANGANI) 2. TRANSKRIP WAWANCARA 3.
FOTO-FOTO
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di era global sekarang ini tingkat pengangguran di Indonesia terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa angka pengangguran mencapai 6,8 juta orang. Mereka diantaranya adalah penduduk yang tidak pernah sekolah hingga yang berpendidikan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Kesenjangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja tersebut menimbulkan kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mengatasi pengangguran. Solusi tenaga kerja dapat hidup sejahtera tanpa menggantungkan dirinya menjadi pegawai atau karyawan adalah dengan memberikan arahan pada mereka agar bisa menjadi pengusaha mikro. Hasilnya adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi orang lain. Untuk menjadi seorang pengusaha atau yang sering disebut entrepreneurship diperlukan bekal keterampilan yang cukup. Kewirausahaan (bahasa inggris: entrepreneurship) atau wirausaha itu sendiri adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, dan cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Menurut Darwanto, Entrepreneurship merupakan orang yang berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas dalam kondisi yang tidak pasti. Hadirnya pengusaha baru yang kreatif dan inovatif bisa meningkatkan perekonomian hingga berkali-kali lipat. Contohnnya adalah negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Di negara tersebut setiap saat tumbuh wirausahawan baru, lapangan pekerjaan baru pun ikut muncul. Lulusan sekolah bisnis, seperti MIT dan Harvard, yang memiliki mata kuliah kewirausahaan, membuat mahasiswanya tidak segan melakukan praktik wirausaha. Wirausaha sendiri didefinisikan sebagai kegiatan, aktivitas, tindakan, atau usaha untuk menyelesaikan suatu tugas. Hal ini juga perlu untuk kita contoh. Sebagai generasi muda yang mengenyam pendidikan bisnis, kegiatan wirausaha perlu kita praktikan sejak dini. Untuk mendapatkan ilmu sebagai bekal berwirausaha, kami melakukan wawancara dengan salah seorang entrepreneur yang bergerak di bidang usaha kuliner. Beliau merupakan pemilik Bebek Ali yang berada di Kota Bandung.
5
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah seperti berikut : 1.
Bagaimana awal berwirausaha?
2.
Keterampilan apa yang harus dimiliki seorang entrepreneur dan bagaimana cara melatih keterampilan tersebut?
3.
Bagaimana cara membangun jaringan sosial dan bisnis?
1.3 Tujuan 1.
Mahasiswa diharapkan dapat mengenal dunia nyata siapa dan bagaimana seorang entrepreneur belajar berwirausaha dan menjalani usahanya.
2.
Mahasiswa diharapkan dapat termotivasi untuk menjadi seorang entrepreneur di kemudian hari.
3.
Mahasiswa diharapkan dapat menambah network baik sosial maupun bisnis
6
BAB II HASIL WAWANCARA
2.1 Riwayat Entrepreneur, Keberhasilan dan Kegagalan Entrepreneur Berdasarkan hasil interview yang kami lakukan, Pak Ali selaku pemilik Bebek Ali, sebelumnya tidak pernah memiliki usaha yang lain. Hanya saja, beliau dua kali berkecimpung didunia kuliner ini dengan menu yang sama yaitu bebek. Awal mula beliau terjun ke bidang kuliner ini pada tahun 2002. Beliau pernah mengalami kegagalan satu kali ditempat, namun karena sudah terbiasa hidup susah saat kecil. Mau tidak mau harus bangkit lagi. Keberhasilan yang beliau dapatkan sampai saat ini yaitu bisa memberi lapangan pekerjaan kepada 28 orang dan mendapatkan omset delapan ratus sampai sembilan ratus juga perbulannya. Atau dalam satu tahun bisa mendapatkan sembilan sampai sepuluh miliar bahkan lebih. 2.2. Kapan Mulai Belajar Menjadi Entrepreneur Pak Ali mulai belajar menjadi entrepreneur sejak kecil. Beliau diajarkan orang tuanya untuk berdagang bukan untuk kerja. Tapi memang beliau sebelumnya bekerja dulu, yang kemudian memulai usahanya sendiri pada tahun 2002. 2.3 Keterampilan yang Harus dimiliki Entrepreneur Menurut Pak Ali, sebetulnya keterampilan itu bagaimana bidang yang kita jalani, karena keterampilan itu pasti mengikuti. Sebetulnya, dari segi usaha sendiri setiap hari orang itu juga harus belajar. Misal bidang dia di kuliner, itu berarti dia harus belajar untuk masak. Kalau untuk ngejar ramainya usaha dia karena sudah enak tapi tidak mau lanjut belajar, pasti nantinya omset akan menurun. Karena disitu dia gak ada focus, gak ada kerja keras sendiri.
2.4 Bagaimana Melatih Keterampilan Menurut Pak Ali, cara untuk melatih keterampilan adalah dengan belajar. Usaha itu diibaratkan seperti menanam teh. Sebulan,dua bulan sampai setahun kita menanam, kalau nantinya sudah mulai dipupuk, dan siap panen tinggal dipetik. Proses memupuknya itu seperti dari pelanggan dan karyawan-karyawan. Jadi harus dipelajari.
2.5 Bagaimana Membangun Jaringan Sosial dan Bisnis Menurut beliau, relasi itu penting. Tanpa relasi kita tidak bisa maju. Sebetulnya usaha tidak susah asalkan bidang tertentu jangan menjadi patokan untuk kita maju. Karena semakin banyak relasi, Inshaallah usaha itu pasti ramai. Selain itu relasi juga pasti, karena kita punya ikatan dengan semua orang. Sebisa mungkin kita menjaga 7
hubungan baik dengan teman-teman,relasi kita. Karena tanpa mereka kita tidak bisa maju. Sekarang zamannya sosial media, jadi tidak bisa dipungkiri lagi kalau jaringan itu penting. Karena dari sosial media seperti instagram pun bisa untuk mempromosikan. Tetapi sosial media itu sendiri hanya sebagai fasilitas penunjang, bukan sebagai patokan ramainya pengunjung.
2.6 Bagaimana Mendapatkan Permodalan Pak Ali memiliki modal awal sebesar lima juta rupiah. Modal itu didapatkan dari pinjaman juga dibantu oleh sang kakak karena beliau ikut bekerja dengan kakaknya. Menurut beliau selain membutuhkan modal berupa uang, juga harus adanya kemauan dan niat untuk menjalaninya.
8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pengalaman wawancara yang telah kami lakukan, ada beberapa pelajaran yang dapat kami terapkan. Diantaranya : 1.
Belajar untuk menjadi seorang Entrepreneur yang berhasil, diawali dengan kebiasaan berjualan
2.
Mencari relasi atau teman sebanyak-banyaknya dan berhubungan baik untuk nantinya membantu jika ingin mulai berwirausaha
3.
Harus focus dengan apa yang akan kita jalani nantinya saat mulai berwirausaha
3.2 Saran Jika akan memulai usaha, minimal apapun bentuknya harus belajar dulu. Bukan hanya belajar teori, tapi dalam prakteknya juga. Selain itu, kita sebagai seorang wirausaha harus terjun langsung ke lapangan mesikpun nantinya kita memiliki karyawankaryawan. Karena pengambilan keputusan itu sendiri ada pada kita. Juga, apapun usaha yang akan dijalani sikap jujur itu yang sangat dibutuhkan.
9
DAFTAR PUSTAKA https://pergikuliner.com/restaurants/bandung/bebek-ali-borme-dipatiukur-2 di akses pada Rabu, 27 Maret 2019 pukul 13.00 WIB https://www.maxmanroe.com/pengertian-kewirausahaan.html di akses pada Rabu, 27 Maret 2019 pukul 13.30 WIB
Lampiran 2. Transkrip Wawancara Mahasiswa
: “sebelumnya maaf mengganggu waktunya sebentra, kita dari mahasiswa Politeknik Negeri Bandung ijin untuk wawancar, terus, mulai aja dari pertanyaan yang pertama.”
Mas Ali
: “yaa.. hmm yaa..terus, yaa..”
Mahasiswa
: “bisa diceritakan masa kecil bapa yang berpengaruh terhadap karir entrepreneurnya?”
Mas Ali
: “hehe, eemm, masa kecil.. masa kecil kurang bahagia kali ya, kan engga maksudnya masa kecil itu kan emang harus dibawa ya, kalau masa kecil emang dalam keaadan susah, nah tapi emang kita diajarin berdagang. Jadi dari kecil emang, emmm… gatau kenapa orang tua emang ngajarinnya kita emang buat berdagang bukan buat kerja, tapi emang ya waktu awal-awal passti kerja juga gak mungkin langsung dagang juga kan. Kita cari ini dulu lah.. terus apa lagi?”
Mahasiswa
: “terus pertanyaan yang kedua, eee… kenapa memilih menjadi entrepreneur daripada menjadi karyawan?
Mas Ali
: “karena ke kepaksa..”
Mahasiswa
: “hahahahaa”
Mas Ali
: “tuhkan ga percaya kan?”
Mahasiswa
: “engga haha”
Mas ali
: “loh aku kan ga kul.. aku kan ga sekolah, ga kerja, eee.. ga kul.. ga sekolah gak kuliah, mungkin kalo kerja kan gak mungkin ya, sebetulnya kalau di bilang…. dibilang… apaa.. eee… karena… karena emang aku bakatnya disini juga engga sebetulnya, tapi emang karna keterpaksaan itu yang kita buat, buat kita jadi pengen gitu ya, apa sih yang kita lakukan setelah kita gak bisa kerja, kita gak diterima kerja dimanapun, ya mau gak mau kita harus usaha dong. Ya kan? Sebetulknya karna keterpaksaan itu tadi, ya Alhamdulillah sekarang jadi kaya gini kan.”
Mahasiswa
:”iya, hehe. Terus selanjutnya selain bebek ali ini pernah usaha yang lain ga sebelumnya?”
Mas Ali
: “sebelumnyaa? Engga juga. Tapi dua kali usaha emang aku di bebek, ayam. Tapi emang ya kaya gitu, ya pernah gagal? Pernah. Kita pernah gagal sekali, tapi sebelumnya kita udah pernah kerja juga, cari pengalaman juga, kan gitu ya? Mungkin dari situ.. eee… kita gagal sekali di tempat, karena udah biasa, karna udah biasa hidup susah kali ya, jadi mau gak mau harus bangkit lagi yaa, gitu aja sih sebetulnyaa.”
Mahasiswa
: “ terus kenapa milihnya itu produknya itu bebek gitu? Kenapa gak yang lain?”
Mas Ali
: “karena dulu bebek itu belum booming ya.. dan orang jualan bebek itu mungkin masih… masih banyak yang.. apa yaa… ibaratnya ya karau bebek ya.. kesannya kaya gini aja, a lot, terus eee… apa yaaa… orang makan tuh biasanya banyak yang kecewa karena merasa karna alotnya tadi itu, artinya mau gak mau kita pengen, aku harus punya yang beda dari prodak ini, gitu loh awalnya. Jadi sebetulnya sambil belajar juga waktu itu, memang yang pertama ditahun 97 kita gagal, kita juga masih belum mau belajar masih pengen, yaudah lah yang penting jualan kaya yang lain gitu, tapi setelah 2002 kita buka lagi… eee… kan waktu itu mau ada juga temenku yang bebek rame ya, nah disitu aku ada motivasi, ada motivasi buat bikin, oh aku harus bikin sesuatu yang beda supaya orang itu nanti kalau mau makan bebek yang gak.. wah alot nih, gitu.. aaa...nah dari situ kita mulai kembangkan lagi.”
Mahasiswa
: “terus ada nasihat gak, dari Mas buat yang pernah menghadapi kegagalan dalam usaha?”
Mas Ali
: “sebetulnya kalau gagal itu, justru gini, kalau ada yang berusaha, ada yang berani mencoba dan dia gagal, itu kalo buat saya sendiri, aku malahan bilang.. malahan justru aku bilang, cornet. Dia.. dia.. orang yang aku acungi jempol, karna disitu dia ada keberanian, sehingga kalua orang yang gak berani coba, dia gak bakalan tau, dia bakalan gagal apa enggak. Dan itu yang orang-orang yang bakalan jadi sukses ya disitu sebetulnya. Karena kegagalan, kalau dia mau belajar, terus dia mau ulet telaten, sebetulmya gak masalah, gagal itu wajar dalam usaha, jangan pengen usaha langsung tiba-tiba jadi, susah, harus gagal dulu sebetulnya nanti bisa nanti manajemen bener, semuanya bener, itukan perlu. Jadi kalau langsung jadi, malah dia nanti bingung kan. Kalau kebanyakan duit mau diapain nih duitnya kan gitu yaa? Tapi kalau pernah gagal, kalau biasanya orang yang pernah gagal itulah yang, kalau asal dia mau belajar InshaAllah dia yang jadi.”
Mahasiswa
: “ terus ada gak, keterampilan yang harus dipelajari buat seseorang yang ingin berwirausaha?”
Mas Ali
: “sebetulnya keterampilan tuh gimana bidang, kalau aku ya. Kalau emang dia terjunnya dimana. Kalau keterampilan tuhkan ngikutin ya. Sebetulnya, kalau.. kalau orang dari segi usaha sendiri setiap hari juga belajar. Kalau gamau belajar setiap hari walaupun dia udah majupun pasti tetep belajar dia. Gak mungkin, kalau emang cuman udah jadi nih, udah rame nih, misalkan kuliner gitu ya. Keterampilan pasti dia ngikutin diketerampilan dikuliner itu sendiri, masak. Tapi kalau untukdia bidangnya, kasarnya kalau misalkan dia mekanik, ya dia harus belajar dimekanik, kalau keterampilan itu pasti ngikutin bidangnya dia. Cuman kalau untuk… untuk, dia misalkan udah punya usaha rame tapi dia gak mau belajar, dia taro aja itu usaha, pasti nantinya juga pasti akan omsetnya akan menurun. Gak mungkin
enggak toh. Karna disitu dia gak ada focus, gak ada kerja keras sendiri, sebetulnya, ya mungkun banyak yang bilang Allah itu Maha kaya, tapi tanpa usaha, tanpa berdoa ya sama aja bohong, kan gitu yaa? Sbetulnya itu harus, kalau buat aku pribadi ya usaha itu ya kaya….. ibaratkan kita itu nanem teh, jadi setahun atau sebulan dua bulan sampai setahun tuh kita nanem, nanti kalau udah mulai rame, dipupuk, kalau udah di pupuk udah panen tinggal petik doing, nanti sambil dipupuk, nah mupupuknya itu apa yaa maintenance pelanggan lah, ya… eee… dari anak-anaknya sendiri lah, kan gitu, semuanya harus, itu harus dipelajari. Gak mungkin engga. Kaya gitu aja sih sebetulya. Mahasiswa
: “eee… teruskan.. eee… bisa dibilang bebek ali ini tuhkan udah berhasil. Nah gimana sih cara buat jadi seorang wirausaha yang berhasil?”
Mas Ali
: “ hehehe… caranya… heheheh… jangan disodorin.”
Mahasiswa
: “hehehehehehe”
Mas Ali
: “sebetulnya, sebetulnya kalau caranya sendiri.. kalau aku ya.. aku gak ada. Sbenrnya gini keberhasilan seseorang itu ditentukan dari dirinya sendiri ya… tadi memang kita gak boleh melupakan Allah, juju raja yah maaf, ya karena.. ya mungkin Mba’e semuanya muslim ya. Tapi satu, buat aku kalau missal mau berhasil, sebetulnya banyak kuncinya juga.. eee… kita gabisa usaha, gini.. kita boleh makanan enak, tapi kalau semuanya.. eee… berkatakan eee… ini makananku enak pasti rame, itu gak bisa sebetulnya. Jadi usaha itu ada sangkut pautnya banyak sekali. Dari segi makanan boleh, dari segi pelayanan boleh, dari eee… terus kalau bisa, kalau untuk yang awal-awal, biasanya aku selalu nganjurin… kalau mau usaha.. bahagiakan orang tua.. itu nantinya kuncinya berhasil disitu sebetulnya. Banyak orang yang gatau ya, maaf. Tapi bahagiakan orang tua itu, kalau buat aku Inshaallah, semua bentuknya usaha apapun, boleh makanan ditunjanjang dengan makanan enak, tapi kalau kita enggak mengarak kesana ya agak-agak….repot lah ya.. doa mereka itu lebih penting sebetulnya. Jadi jangan, jangan beranggapan, ahh aku kerja keras nih, berdoa, tapi kita punya dosa sama orang tua, yaa… susah juga ya.. orang tua dulu lah. Pokonya setiap aku ngasih tau temen-temenku pasti aku anjurinnya kalau mau usaha berhasil, kalian bahagiakan orang tua, nanti kalau udah orang tua mulai ke yang lain, gitu aja sih sebetetulnya. Itu kan gimana hati sendiri yah. Terus apa lagi yang ditanyakan?”
Mahasiswa
: “kan, eee… tadi tukan, kunci keberhasilan tuh ngebahagiain orang tua, ada gak yang lain? Selain ngebahagiain orang tua?”
Mas Ali
: “yaaa… kalau bisa jadi hidup yang bermanfaat. Dan bermanfaat itu dahh, kalau orang tua itu kan udah kewajiban, tapi kalau mau jadi
hidup yang bermanfaat, minimal kita bermanfaat buat kemaslahatan banyak orang.. disitu kuncinya. Sebenernya gini, kita solat, maaf nih jadi cerita ke agama. Tapi ini emang bener-bener yang aku terrapin ya maaf. Jadi gini kta solat itukan buat, itukan kewajiban kita, buat nanti kita sendiri, tapi kalau kewajiban kita yang, yang itu dijalanin, belum tentu kita usaha rame, banyak yang orang rajin solat tapi usahanya gak rame, kenapa? Karna mungkin dia jarang sodakoh. Dan kuncinya orang berhasil itu dari berbagi sebetulnya, gitu. Kalau mau berbagi Inshaallah, nanti rejekinya lancer, sebetulnya itu ya. Kalau aku memang kenapa aku selalu seneng kalau temen-temenku usaha? Karena disitu nanti buat kemasyarakatan banyak orang. Dari segi dia ngambil karyawan,ngambil yang kerja, bantu orang yang pendidikannya cuman SMA kebawah, ya kan biasanya kuliner banyakan SMA ya, maaf. Restaurant pun, aku punya di Dago sekarang semuanya minimal SMA. Nah, kalau tanpa kita, mereka mau kerja apa sebetulnya, ya kan. Nah disitu ini udah kemaslahatan banyak orang, disamping itu kalau kita mau berbagi, kita berbagi ke kaum duafa atau yatim piatu itukan lebih baik. Nah disitu lah Inshaallah nanti rejeki tuh jadi lancer sebetulnya. kalau cuman ngandelin makanan bebek ini apa sihh coba. Pernah makan kan?” Mahasiswa
: “pernah”
Mas Ali
: “biasa?”(hahahaha)
Mahasiswa
: “enak kok”(haha)
Mas Ali
: “hahahah.. karena didepanku kali ya?? Engga sebetulnya kalau bebek itu, orang gini.. masakan tuh relative, kalau kita laper Inshaallah enak.(hahaha) Iya kan? Tapi kalau kita udah kenyang aja, misalkan setengah kenyang pun itu udah gak nikmat makannya. Dan itu jangan jadi patokan, rasa itu nomor, sebetulnya nomor dua, iya kan? Kalau pelayanan nomor satu, rasa nomor dua. Tapi tetep dituntut buat gimana caranya biar enak orang makan. Tapi kalau kita cuman ngandelin makanan, tanpa kita berbagi, Inshallah ya.. gitu-gitu aja. Banyak dibandung orang yang jualan yang enak-enak masakannya, kenapa gak bisa serame disini. Ya aku gatau kan itu, kan gitu sebetulnya. kalau saya selalu menganjurkan ke temen-temenku kalau kamu berusaha, berhasil, jangan lupa kamu berbagi. Dan sodakoh itu Inshaallah. Itu… pahala yang disukain Allah itu, yaa gitu. Nanti siapa tau kan usaha yaa (Aamiin). Naah gitu loh, jadi biar orang itu gak semuanya susah makan. Nih kalau semua orang, usaha mau kaya gitu, minimal gak susah makan toh yang gak punya penghasilan, yang gak punya. Kalau itu, aku cuman itu aja sih sebetulnya. Yang aku terapin disitu. Bahagiakan orang tua, berbagi lah sama yang lain, udah cukup.”
Mahasiswa
: “teruskan menjadi seorang entrepreneur itukan pasti ada yang namanya relasi atau network, nah kalau menurut Mas sendiri relasi sama netwoek tuh gimana sih?”
Mas Ali
: “relasi sama apa?”
Mahasiswa
: “network”
Mas Ali
: “ooohh.. kalau relasi… itu penting. Tanpa relasi kita gak bisa maju. Sebetulnya gini, kita usaha gak usah, ya itu tadi makanan jangan jadi patokan, tapi kita kalau semakin banyak relasi Inshaallah usaha itu pasti rame, karena temen kita, relasi kita, tanpa, kalau misalkan dia gak dating sehari, dua hari sampai seminggu, itu mereka malu nanti. Wah gua gak dating nih ke borme nih, minimal dia masih nyempetin. Karena relasi tuh kan pasti ya. Kita punya ikatan sama semua orang, sebisamungkin kita jaga hubungan baik sama orang, relasi kita, temen-temen kita. Karena tanpa mereka ya kita gak bisa maju, bohong kalau kita jualangak punya temen, tapi mau rame, terus…? Ramenya dari mana coba? (hahaha). Apa orang-orang itu tiba-tiba dating, makan? Enggak. Sebetulnya orang makan tuh gak.. gak Cuma sekedar makan, banyak orang jualan yang wah ini enak nih, tapi kalau, okey promosi dari mulut ke mulut itu penting, cuman kalau misalkan kita gak punya relasi, susah. Jadi sebetulnya kalau kita semakin banyak temen banyak relasi tuh bagus buat usaha, disitu lah nanti yang bikin rame itu sebenernya. Kalau network okey karena sekarang jamannya sosmed ya gak bisa dipungkiri, karena kemarin aku bayar grab aja terbukti sebulan sepuluh hari aku bayar grab tuh 37 juta, itu bayar vienya aja ke grab ya, kalau masuk ke kita berapa coba 200 juta sebulan sampe 250 juta sebulan gitu. Kalau 200 juta aja dibagi 20% aja, 20%nya udah berapa, ya kan? Hampur 40 juta toh. Nah aku kemarin tuh, bulan kemarin aja bisa bayar itu 37 juta. Jadi kita gak bisa pungkiri sosmed itu penting sekarang ya, dari instagram pun kita promo sebetulnya, cuman fasilitas penunjang, tapi kalau untuk rame sendiri belum jadi patokan sebetulnya. Kalau mau rame ya itu tadi, kalau usaha itu, sosmed boleh, semuanya boleh, tapi yaa… kalau kita jarang sodakoh ya.. susah lah yaa.. karena sodakoh itu penting sebetulmya, tapi jangan dilupain zakat malnya, nanti sodakoh tapi zakat mal lupa, yaa.. sama aja (haha). Gak yak arena itu hak mereka kan ya, tapi sodakoh dijalankan, itu kalau aku usahanya kaya gitu, ya mudah-mudahan semua yang mau usaha nanti kalau mau menjalani kaya gitu, Inshaallah yang saat ini Indonesia makmur lah ya. Ya minimal zakat malnya aja berapa sekarang, ya kan? Kalau misalkan usaha rame omsentnya 50 juta sehari tuh zakat malnya berapa, ya. Okey dia dapet margin misalkan 15 juta, kan 25 kali 15 juta kali 15 tuh udah berapa, kan lumayan sebetulnya, belum kalau mereka mau sodakoh, ya kan? Kita kasih aja cuman berapa persennya dari margin kita, itu sebetulnya udah banyak yang kebantu, cukan kadang orang
tuh kan gak mau tahu ya, dia pikirnya ini kerja kerasku, tapi lo ga sadar lo dititipin, ya kan? Banyak orang yang jualan rame tapi gak sadar.” Mahasiswa
: “terukan kalau bermulai wirausaha itukan pasti ada modal kan. Nah, modalnya tuh gimana sih cara dapet modalnya?”
Mas Ali
: “kalau aku dulu modalnya, karna dulu masih kecil ya, aku di 2002 tuh modal kita paling 5 juta. Dan aku juga berangkat dari orang miskin mba, maaf. Aku dari orang miskin jadi aku, aku modal 5 juta itupun ada minjem dari kakak, ada dibantu kakak karena aku kerja, kerja di kakak ku jadi aku dibantu modal, terus pinjem sebagian pinjem, itukan pasti ya. Kalau kita dulu kerja gak mungkinlah kita digaji kaya UMR ya, kita pendidikan aja gak ada kasarya kaya gitu, cuman ya karna ada kemauan itu tadi, sebenernya kalau usaha ini tuh.. niat.. niat.. kalau niat udah ada Inshaallah jadi, Karena dari niat itu sendiri yang bikin kita jadi tuh. Kalau niat kita gak ada, kalau kesempatan tuh bisa dicari sebetulnya. Karena ada niat ada kesempatan. Kalau ada kesempatan gak ada niat pun percuma ya, betul gak? Kalau udah ada niat mah inshaallah kok mau usaha apapun bentuknya Inshaallah, karena iat itu sangat diperlukan ya. Terus diniatin yang baik dulu (hehehe). Terus apa lagi?”
Mahasiswa
:“ terus ada gak saran dari Mas buat mahasiswa yang pengen memulai usaha?”
Mas Ali
: “yaa kalau, kalau mahasiswa semua temen-temenku dulu banyak, anak-anak ITB juga. Bagus, cuman kalau aku bilang, kalau mau usaha minimal apapun bentuknya harus belajar dulu, karena dibangku kuliah belum tentu ada, maaf ya, karena banyak temenku yang S2 pun nanya usaha tuh kaya gimana sih, aku harus kaya gimana sih memulainya, kan gitu. Karena di bangku kuliah tuh kadang-kadang mereka belajar teori tapi praktek itu gak sama sebetulnya. karena ini partner kerjaku yang di Dago yang aku buka di depan Royal Dago, Bebek dan Kopi Dago ini sarjana hukum UNPAD. Sekarang pengacara kontraktor juga, tapi dia gak bisa kalau dikuliner karena apapun bidangnya yang mau usaha, eee… gini mau terjun ke usaha apapun, apapun bidangnya harus belajar dulu. Karena itu gak sama, gak bisa, praktek tuh pasti beda sama teori ya, jadi kalau misalkan mba’e mau terjun dibidang kuliner ya harus belajar dikuliner dulu apapun itu bentuknya. Kalau mau dibidang apalagi harus dipelajarin dulu, minimal nanti tahu. Tapi yang jelas nanti kalau udah mulai terjun disitu harus focus, gitu loh. Berusaha, berdoa dan ikhtiar itukan harus ya, cuman tetep harus focus aja, karena gak bisa usaha itu ditinggal gitu, pasti banyak yang.. eee… nantinya..apa ya.. ya itu tadi yah kadang-kadang okey udah rame nih tapi nanti ditinggal, gak focus, ya ujung-ujungnya juga ancur lagi. Banyak kok kejadian kaya gitu. Nah itu, karena kurang focus sebetulnya. itu kita gak bisa
nyerahin semuanya ke yang kerja, okey kalau misalkan kaya, beda kalau bidangnya di hotel, itukan beda ya, kalau hotel kaya terus kalau yang udah usaha-usaha gede gitu biasanya udah ada semuanya, udah ada managernya, semuanya udah ada yang kelola. Tapi kalau untuk usaha UMKM itu minimal kita harus terjun sendiri, Karena kita belum punya managersecara langsungkan. Kalau kaya aku ini ada managernya juga dianggepnya anak-anakpun manager, tapi tetep kita harus ngawasin, gak bisa kita lepas 100%. Karena nanti pengambilan keputusanlah, apalah, itukan gak bisa ya, kadang-kadang gini.. eee.. pak ini ada yang masalah nih, mas ini ada yang salah nih. Kenapa? Ohh ginii. Ini bayarnya ini kelebihan gini-gini, yaudah disitu kan dia gak berani ngasih bonus lah, ngasih apa, karena keputusan itu adalah yang kita perlukan, dan anak-anak belum tentu berani. Oh ini ada kesalahan nih, makan gratis aja gitu misalnya kaya gitu ya. Oh ini harus kasih bonus karena tadi ada keterlambatan pelayanan, kan gitu. Nah, pengambilan keputusan itu yang penting sebetulnya. Gitu, jadi kadang-kadang mereka belum berani karena nanti takutnya, ohh kalau aku ngasih bonus nanti omset kita turun, aaah kita loh. Padahal gak selalu kaya gitu, gitu loh.. gak selalu. Justru yang mungkin, kalau di aku prinsipnya gini, okey kalau kerja yang pentung jujur, omset gak usah terlalu dipikirin, mau dapet omset berapa misalnya kita hari ini biasa mala mini 2000 porsi, yaudah dapet berapapun bodo amat yang penting kalian gak nyakuin duitnya. Tapi kalau duit masuk saku itu pantangan gakboleh, kan gitu. Dan kita gak ada pembukaan computer, kita manual semua. Yang penting udah pada jujur semua udah cukup. Itu yang sangat dibutuhkan,” Mahasiswa
: “kalau eee.. tempat ini didirikannya kapan?”
Mas Ali
: “kalau disini ini 2017, tapi kalau yang di boromeus itu 2002, kalian belum lahir kayanya?”
Mahasiswa
: “udah(hahaha)”
Mas Ali
: “oh udah ya(hahaha)”
Mas Ali
:”(ehh mat mat, mana kopiku)”
Mahasiswa
: “jumlah karyawan yang ada sampai sekarang?”
Mas Ali
: “kalau yang di borme aja 28 orang, yang disini ini ini 28 orang, yang di dago itu ada 10 tapi gak usah dihitung”
Mahasiswa
: “berarti cabangnya ada…”
Mas Ali
: “ya aku buka lagi sih, sengaja kemarin tuh, cuman emang terlalu mahal tempatnya terlalu mewah (hahaha)”
Mahasiswa
: “ terus yang terakhir, omset penjualan pertahunnya, kalau boleh tahu?”
Mas Ali
: “ omset penjualan pertama?”
Mahasiswa
: “pertahun”
Mas Ali
: “ohh pertt.. emm..”
Mahasiswa
: “kalau boleh tau (hehehe)”
Mas Ali
: “tapi nanti itu masuk Koran pajak gak? Enggak enggak nanyi aku kena pajak. Enggak ya??”
Mahasiswa
: “enggak,engga”
Mas Ali
: “aku rata-rata setahun tuh berapa ya, aku sebulan tuh biasanya diangka 800-900 juta.”
Mahasiswa
: “satu bulan? (hahaha) mantap”
Mas Ali
: “ tapi gak masuk pajak kan?’
Mahasiswa
: “ enggak”
Mas ali
: “ soalnya aku biasanya, sebulan tuh rata-rata sih.”
Mahasiswa
: “mau minta tanda tangannya”
Mas Ali
: “ harus ya?”
Mahasiswa
: “iya (hehe) buat di laporan”
Mas Ali
: “yang mana ini?”
Mahasiswa
: “ yang ini aja”
Mas Ali
: “udah gitu ajakan?”
Mahasiswa
: “iya, makasih ya atas waktunya, maaf ganggu malem-malem”
Mas Ali
: “oh, gak apa-apa masih sore”
Makasiswa
: “ terimakasih banyak”
Lampran 3. Dokumentasi