Cara Membaca Hasil Gc.docx

  • Uploaded by: Rahmanto Ikhlas
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cara Membaca Hasil Gc.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 797
  • Pages: 4
Cara Membaca Hasil GC/MS GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit. Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen penyusunnya. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas. GC juga mirip dengan distilasi fraksional karena memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan pada perbedaan itik didih (atau tekanan uap). Spektroskopi massa adalah suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam. Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi massa. Paduan keduanya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang dilengakapi dengan struktur molekulnya. Hasil detektor pada alat GCMS akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama. Dari hasil GC/MS, akan didapatkan data waktu retensi kromatogram dengan beberapa puncak senyawa (kelimpahan terbesar dapat dilihat dari grafik yang paling tinggi). Dari data spektogram, didapatkan pola fragmentasi dari masing-masing senyawa. Berdasarkan pola fragmentasi dan puncak dasar yang khas maka struktur dari masing-masing senyawa dapat diketahui. Berikut merupakan contoh hasil GC/MS minyak kelapa sawit pada laboratorium.

Gambar 1. Kromatogram sampel minyak sawit Sumber: Rusy dkk, 2012. Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Gambar 2. Data library hasil kromatografi Sumber: http://file.scirp.org/Html/5-2200306/757b085c-caa1-43f5-9e94-4caf8218ddd8.jpg

Dari waktu retensi yang didapatkan, dicocokkan dengan waktu retensi literature sehingga didapatkan data senyawa yang terkandung pada minyak kelapa sawit. Dari kromatografi, didapat pula data % area yang nanti digunakan untuk menghitung konsentrasi zat. Setelah dilewatkan pada kromatografi, gas dilewatkan pada spektroskopi massa untuk mengetahui fragmentasi sampel. Spektrum massa tiap senyawa nantinya dicocokkan dengan spektrum massa data library. Berikut adalah contoh hasil spektrum massa dan data library nya.

Gambar 3. Spektrum massa senyawa target peak no. 2 dan spektrum massa data library senyawa dodecanoic acid, methyl ester (CAS) Methyl laurat (SI=96) Sumber: Rusy dkk, 2012. Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Hasil yang didapat jika dituangkan ke dalam tabel akan menjadi sebagai berikut. Tabel 2. Hasil analisis spektrum massa kromatogram sampel minyak kelapa sawit

Sumber: Rusy dkk, 2012. Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Dengan melihat data library pola fragmentasi, dengan m/z senyawa 2 (214, 199, 183, 171, 157, 143, 129, 115, 101, 87, 74, 57, 41), maka didapatkan mekanisme pola fragmentasi.

Gambar 4. Mekanisme pola fragmentasi senyawa 2 (dedocanoic acid methyl ester) Sumber: Rusy dkk, 2012. Program Studi Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

2.3. Mencari Konsentrasi Zat Menggunakan GC/MS

Kuantifikasi untuk mencari konsentrasi yang dilakukan pada analisis ini menggunakan perhitungan faktor respon (RF) dan perbandingan luas area (luas area peak standar internal, luas area peak standar eksternal, dan luas area peak sampel). Nilai Response Factor (RF) asam lemak dari standar eksternal. Rumus konsentrasi senyawa adalah sebagai berikut: ๐‘‹=

๐ด๐‘ฅ ๐ต๐‘†๐ผ ๐‘ฅ ๐‘ฅ ๐‘…๐น๐‘ฅ1000 ๐ด๐‘†๐ผ ๐ต๐‘†

Keterangan: X = Konsentrasi senyawa tertentu di dalam sampel (mg/g) Ax = Area senyawa tertentu pada kromatogram sampel ASI = Area standar internal pada kromatogram sampel BSI = Berat standar internal yang ditambahkan pada sampel BS = Berat sampel yang dimetilasi (g)

Pada analisi gas kromatografi hanya dubuthkan 1 kali percobaan karena alat gas kromatografi adalah alat yang dapat diandalkan para peneliti untuk melakukan analisis sebuah sampel. Tetapi,untuk bisa yakin bahwa dalam sekali percobaan mendapatkan hasi yang dapat diandalkan di lakukan kalibrasi dengan menggunkan larutan standar untuk memeriksa ketelitian dan apakah alat tersebut masih bisa digunakan dengan layak. Jika terjadi keanehan pada hasil atau peneliti ragu pada hasil yang didapatkan maka dapat dilakukan beberap kali percobaan dan juga eksperimen itu juga seharusnya dilakukan minimal 3 klai eksperimen dan jika lebih maka lebih bagus hasil yang didaptkan. Dilakukan beberapa kali percobaan ini untuk membandingkan apakah hasil tersebut sudah konsisten atau sudah dapat diandalkan dengan melihat apakah hasil yang didapatkan pada setiap percobaan menghasilkan hasil yang kurang lebih sama nilainya.

Tidak perlu ditambahkan zat lain pada saat melakukan analisis dengan menggunakan gas kromatografi. Tetapi, Jika perlu sampel cairan harus diencerkan dan sampel padat harus diubah ke dalam bentuk larutannya. Banyaknya sampel yang dimasukan kira-kira 0,1ยตl sampai dengan 10 ยตl. Untuk mendapatkan efisiensi dan resolusi sebaik mungkin, sampel dimasukan ke dalam aliran gas dalam jumlah yang sedikit mungkin dan dalam waktu yang secepat mungkin. Sampel juga mempunyai syarat yaitu harus volatile atau mudah menguap (mudah berubah menjadi gas) pada suhu kurang lebih 400oC, tidak terdekomposisi pada suhu 450oC dan sampelnya stabil tidak rusak pada kondisi operasional).

Related Documents


More Documents from ""

Cara Membaca Hasil Gc.docx
December 2019 27
Lampiran.docx
June 2020 6
Bab 2.docx
April 2020 11
Gametogenesis-1.docx
December 2019 8