Laporan Genetika 1.docx

  • Uploaded by: Khori Nur Triana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Genetika 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 969
  • Pages: 8
PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORANISME PERCOBAAN GENETIKA

Nama NIM Kelompok Rombongan Asisten

: Khori Nurtriana : B1A018024 :3 : VII : Siska Noviana Dewi

LABORATORIUM GENETIKA DAN MOLEKULER FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1 2

Gambar 1.1 Lalat Dosophila liar Keterangan Gambar: 1. Lalat Drosophila betina 2. Lalat Drosophila jantan

1 2 3 4

Gambar 1.2 Lalat Drosophila mutan Keterangan Gambar: 1. Lalat buah mutan Vestigial 2. Lalat buah mutan Ebony 3. Lalat buah mutan White Eyes 4. Lalat buah mutan Taxy

Gambar 1.3 Pupa Hari ke-1

Gambar 1.4 Pupa Hari ke-5

B. Pembahasan Lalat buah atau Drosophila melanongaster merupakan salah satu hewan yang sering digunakan sebagai model untuk studi genetika. Lalat Drosophila melanongaster sering digunakan dalam studi genetika karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu sifat mudah berkembang biak, siklus hidup yang pendek, mudah diperoleh, mudah dipelihara, serta menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar pada masa reproduksinya. Klaifikasi Drosophila melanongaster adalah sebagai berikut: Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Diptera

Family

: Drosophilidae

Genus

: Drosophila

Species

: Drosophila melanongaster

Lalat buah tipe liar secara umum memiliki ciri-ciri panjang tubuh 2-3 mm, mata berwarna merah, tubuh berwarna kuning kecoklatan dan memiliki sayap normal. Drosophila melanongaster memiliki 4 pasang kromosom yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh (autosom) dan 1 pasang kromosom kelamin (gonosom). Perbedaan antara lalat betina dan lalat jantan antara lain, ukuran tubuh lalat jantan lebih kecil dibanding lalat betina. Pada lalat jantan terdapat 5 segmen yang tidak terlalu jelas sedangkan lalat betina terdapat 7 segmen yang terlihat lebih jelas. Ujung abdomen lalat jantan tumpul dan berwarna hitam sedangkan pada lalat betina lancip dan warna lebih terang. Pada lalat jantan memiliki organ reproduksi tambahan yang dinamakan sisir kelamin (sex comb) di ujung kaki yang berfungsi untuk kopulasi. Sedangkan organ reproduksi pada lalat betina adalah spermateka untuk menampung sperma dan memiliki ovopositor untuk memposisikan sel telur.

Lalat Drosophila melanongaster memiliki banyak sekali tipe mutan. Namun pada percobaan kali ini, kami hanya menggunakan 4 jenis tipe mutan yaitu Taxy, Ebony, Vestigial dan White Eyes. Pada pengamatan, teramati lalat buah tipe mutan ebony memiliki tubuh berwarna hitam karena terjadi mutasi pada kromosom nomor 3 lokus 70,7. Lalat mutan tipe Taxy memiliki sayap yang selalu merentang karena memiliki mutasi nomor 3 lokus 91. Lalat mutan tipe White eyes memiliki mata berwarna putih karena mutasi pada kromosom nomor 1 lokus 1,5 dan dan lalat buah tipe vestigial yang memiliki sayap yang mengkerut karena mutasi pada kromosom nomor 2 lokus 67. Drosophila melanongaster memiliki daur hidup yang pendek, yang terdiri dari empat fase yaitu telur, larva, pupa dan dewasa dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Telur Berbentuk bulat lonjong, berdiameter ± 0.5 mm, berwarna putih susu, pada ujung anteriornya terdapat struktur yang seperti kait yang berfungsi sebagai pengapung agar telur tidak tenggelam di dalam makanan yang berbentuk cair. Pada suhu 25oC telur akan menetas setelah 24 jam peletakkan telur. 2. Larva Pada tahap larva terjadi dua kali pergantian kulit, dan periode di antara pergantian kulit ini tersebut dinamakan stadium instar. Terdapat tiga stadium instar dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Stadium instar 1 Larva berbentuk lonjong pipih, brwarna putih bening, berukuran ± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, belum memiliki spirakel anterior. b. Stadium isntar 2 Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ± 2 mm, bersegmen, memiliki mulut berwarna hitam dan bertaring untuk makan, serta memiliki spirakel anterior untuk bernapas.

c. Stadium instar 3 Berbentuk lonjong pipih berwarna putih, berukuran 3 – 4,5 mm, bersegmen, memiliki mulut berwarna hitam dan taring yang lebih besar dan lebih jelas terlihat dibanding larva pada stadium instar 2, memiliki spirakel anterior untuk bernapas dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakel anteriornya. 3. Pupa Tahap pupa berlangsung sekitar 5 hari, terbentuk setelah larva stadium instar 3, berwarna cokelat, kutikula keras, memendek dan bersegmen. 4. Imago (Dewasa) Lalat dewasa atau imago muncul dari puparium melalui operkulum yang terletak paa bagian dorsal permukaan cangkang pupa. tubuh imago muda berkuran lebih kecil dan berwarna lebih terang dan memiliki sayap yang belum merentag. Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen, bersayap transparan, memiliki mata berwarna merah. Lalat betina memiliki umur matang kelamin dalam waktu 12 hingga 18 jam, dan dapat bertahan hidup selama kurang lebih 26 hari. Subkultur Drosophila dilakukan dengan memindahkan lalat dari medium lama ke medium baru dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi, memperbaiki nutrisi media, meremajakan kultur serta mempercepat reproduksi dan memperbanyak anakan. Isolasi lalat betina virgin dilakukan dengan tujuan mendapatkan lalat betina yang belum pernah dibuahi sehingga dapat digunakan untuk persilangan galur murni. Isolasi lalat betina virgin dilakukan dengan mengeluarkan semua lalat dewasa dari botol kultur yang sudah banyak mengandung pupa. Pupa dipindahkan ke dalam sedotan plastik transparan menggunaka pinset secara hati-hati kemudian kedua ujung sedotan ditutup dengan busa, lalat akan keluar setelah 4-5 hari dari pupa. Pada percobaan kali ini setelah hari kelima pengamatan, pupa yang diambil dari kultur tidak berhasil menetas. Sehingga kami tidak berhasil mendapatkan lalat buah betina virgin. Hal ini mungkin dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu tingkat kepadatan botol pemeliharaan dan ketersedian media makanan.

Pada lalat buah dengan kondisi yang ideal di mana terdapat cukup ruang (tidak terlalu padat), lalat buah akan tumbuh dengan optimal. Namun apabila kondisi ruang yang cukup padat dapat menyebabkan kurangnya ketersediaan media makanan bagi lalat buah tersebut. Kurangnya ketersediaan makanan bagi lalat dewasa dapat menyebabkan telur yang dihasilkan menurun. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini akan membentuk pupa berukuran kecil pula, yang sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa.

DAFTAR REFERENSI Oktary, Ade Putri. Ridhwan, M & Armi. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium odoratum) dan Lalat Buah (Drosophila melanongater). Serambi Akademica. 3(2), hal .335-342. Sholihah, Amatullah. 2016. Karakterisasi Morfologi dan Molekuler Lalat Buah (Drosophila melanongaster Meigen) Berdasarkan DNA Pengkode ITS2. Skripsi. Jember: Universitas Jember. Suryo. 2010. Genetika Manusia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Related Documents


More Documents from "putri zaky"