Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
SOP PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN ALAT SERTA PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM
OLEH : KELOMPOK 5 KIKI SANTOSO
(4153121032)
LARAS WATI
(4152121025)
LIDWINA IVA MAYOLLY
(4153121034)
MEGA FURI HANDAYANI
(4152121027)
NANA TRIANA
(4151121043)
Dosen Pengampu : Dr.Rita Juliani, S.Si, M.Si Drs. Abu Bakar
FISIKA DIK C 2015
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SOP Peminjaman dan Pengembalian Alat Serta Pelaksanan Kegiatan Praktikum ini dengan tepat pada waktunya. Materi yang dihimpun dalam makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengelolaan Laboraturium. Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, penulis menerima bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yakni Ibu Rita Juliani dan Bapak Abu Bakar yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, 11 Maret 2019 Penulis
Kelompok V
i
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 3 1.3 Tujuan ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian SOP(Standar Operatonal Procedure)................................ 5 2.2 Fungsi SOP Dalam Laboratorium ....................................................... 6 2.3 SOP Peminjaman Alat Laboratorium................................................... 7 2.4 SOP Pelaksanaan Praktikum Dalam Laboratorium ............................. 10 2.5 Panduan Umum Penggunaan Laboratorium ........................................ 13
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 16 3.2 Saran ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17
ii
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu masih merupakan prioritas pembangunan pendidikan di Indonesia. Sasarannya adalah perbaikan mutu proses belajar mengajar di kelas dengan berorientasi pada setiap aspek perkembangan siswa. Secara naluriah, siswa menginginkan pengalaman belajar yang konkret, menyenangkan, dan mencakup semua aspek perkembangan dirinya. Sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA di sekolah yang mengutamakan kerja ilmiah sehingga siswa dapat bersikap ilmiah dan selanjutnya konsep yang telah dikuasai akan diterapkan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup. Tuntutan pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpenuhi apabila tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA. Guru di sekolah secara umum tidak didampingi oleh seorang laboran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan praktikum, mengingat sebagai besar sekolah saat ini belum memiliki kedua tenaga teknis pendukung di laboratorium, namun demikian ini bukan berarti kegiatan praktikum tidak dilaksanakan, justru guru harus mengambil peran sebagai guru dan sekaligus sebagai laboran. Mengingat kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA bertumpu sepenuhnya pada guru sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang bermutu tentu guru harus terlebih dahulu memiliki kompetensi menyelenggarakan kegiatan praktikum dari mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan mengelola laboratorium IPA sehingga siswa dapat melatih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur. Berdasarkan fungsinya, pertama, laboratorium menjadi tempat bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode pembelajaran, memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami karakteristik alam dan lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembangkan sikap ilmiah. Jadi laboratorium sangat diperlukan dalam pembentukan sikap ilmiah siswa. Dalam kenyataannya, pemanfaatan keberadaan laboratorium IPA di sekolah-sekolah masih sangat minim. Tak sedikit sekolah yang memiliki laboratorium lengkap, tetapi tidak digunakan dengan maksimal. Berbagai hal menjadi kendalanya, antara lain tidak adanya petugas laboratorium (laboran) yang berfungsi untuk mengelola laboratorium tersebut. Kurang
perhatian
pengelolaan laboratorium,
menyebabkan
minimnya
1
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
pengetahuan siswa tentang pelajaran yang diterima dalam kelas. Mereka hanya sebatas mengetahui teori, tanpa mengerti praktek ilmiahnya. Oleh sebab itu, diperlukan usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan dan mengaktifkan kembali fungsi laboratorium di sekolah-sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya tenaga pengelola laboratorium (laboran) di sekolah, sedikit banyaknya dapat membantu mengaktifkan kembali laboratorium yang ada. Sebab, pengelola laboratorium (laboran) bertanggung jawab terhadap administrasi laboratorium berupa buku inventaris alat/bahan, blanko permintaan alat, blanko permintaan bahan, program kegiatan laboratorium, buku harian kegiatan laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium, serta menyusun/menata alat menurut jenis dan bahan menurut sifatnya. Dari uraian tugas tersebut, terlihat bahwa pengelola laboratorium (laboran) dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar demi terciptanya pembelajaran IPA yang maksimal (Erwanti, 2010). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat
Jendral
(2003),
Laboratorium
IPA
SMP
yang
pemanfaatan
dan
pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu; (1). Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai, (2). Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium, (3). Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali, dan (4) Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen. Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya IPA. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Terdapat empat alasan mengenai pentingnya praktikum IPA. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Belajar siswa dipengaruhi oeh motivasi siswa yang termotivasi untuk belajar akan bersunguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menunjang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Melakukan eksperimen merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh para ilmuwan. Untuk melakukan eksperimen ini diperlukan beberapa keterampilan dasar seperti mengamati, mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan IPA.
2
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
Dengan kegiatan prktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterprestasikan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Banyak para pakar pendidikan IPA menyakini bahwa cara yang terbaik untuk belajar pendekatan ilmiah adalah dengan menjadikan siswa sebagai scientis. Beberapa pakar pendidikan mempunyai pandangan yang berbeda terhadap kegiatan praktikum, sehingga melahirkan beberapa metode dan model praktikum, seperti misalnya: model praktikum induktif, verifiksi, inkuari. Di dalam kegiatan praktikum menurut pandangan ini siswa bagaikan seorang scientist yang sedang melakukan eksperimen, mereka dituntut untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat, menginterprestasi data perolehan, serta mengkomunikasikannya melalui laporan yang harus dibuatnya. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa prktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi; mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan laboratorium, memantau pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan kegiatan laboratorium, dan mengkoordinasikan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, dalam kegiatan pelatihan pengelola laboratorium IPA di sekolah untuk kompetensi pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan peraturan menteri tersebut.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan SOP? 2. Apa fungsi SOP dalam laboratorium? 3. Bagaimana SOP peminjaman dan pengembalian alat di laboratorium IPA ? 4. Bagaimana SOP pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium IPA?
3
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan SOP. 2. Mengetahui fungsi SOP dalam laboratorium. 3. Mengetahui SOP peminjaman dan pengembalian alat laboratorium IPA. 4. Mengetahui SOP pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium IPA.
4
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian SOP (Standar Operational Procedur) Standar Operasional Prosedur merupakan bagian yang sangat penting dalam menjalin ketertiban suatu proses kerja. Hakekatnya Standar Operasional Prosedur digunakan untuk menghindari terjadinya miskomunikasi, konflik dan permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam suatu organisasi. Standar Operasional Prosedur dibuat untuk menjaga keseragaman pola kerja dan kualitas dari sebuah proses yang akan dilaksanakan. Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan, pedoman dan tata cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa Standar Operasinal Prosedur mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasitersebut termasuk bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus bertanggung jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung lainnya. Pedoman yang baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Sebagaimana halnya Standar Operasional Prosedur yang lain, Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium juga dibuat untuk menjalin ketertiban dan kedisiplinan pelaksanaan kegiatan yang ada, seperti praktikum atau kegiatan percobaan dan penelitian lainnya. Standar Operasional Prosedur tersebut disusun secara teliti dan mendetail dengan mempertimbangkan berbagai faktor kebutuhan sehingga dapat berjalan dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana. “Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar dalam melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau disingkat SOP dalam sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya membentuk
sistem
pelayanan
dan
pengelolaan
laboratorium
yang
ideal.” (Silaban, 2013).
5
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan dengan standar keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat berjalan
dengan
benar
serta
dilaksanakan
sesuai
ketentuan,
sehingga
memiliki output yang sama dan terstandar.
2.2 Fungsi Standar Operasional Prosedur Bekerja di Laboratorium Standar Operasional Prosedur merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan di laboratorium, bahkan Standar Operasional prosedur harus ada sebelum kegiatan tersebut dilakukan. Pentingnya Standar Operasional prosedur tersebut dapat dilihat dari fungsi dan peranannya dalam menilai apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak. Standar Operasional Prosedur memiliki beberapa fungsi yang saling berkaitan. Fungsi Standar Operasional prosedur tersebut antara lain: 1.
Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan kegiatan.Standar Operasional Prosedur merupakan hal yang mendasari suatu kegiatan, artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan akan mengacu pada Standar Operasional Prosedur tersebut, tanpa adanya Standar Operasional Prosedur maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2.
Menjaga kedisiplinan dan konsistensi kerja pelaksana maupun pengguna dalam melaksanakan kegiatan.Kedisiplinan merupakan hal yang sangat sulit untuk diterapkan terutama dalam kegiatan di laboratorium. Kedisiplinan ini bukan hanya harus dimiliki oleh laboran saja, namun juga harus dimiliki oleh petugas dan pegawai laboratorium yang terkait. Oleh karena itu, adanya Standar Oprasional Prosedur inilah yang membantu untuk menciptakan kedisiplinan yang lebih baik.
3.
Memperjelas kesulitan, masalah-masalah dan penyimpangan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan.Setiap kegiatan tentu akan mengalami kesulitan, masalah-masalah dan penyimpangan dalam pelaksanaannya. Permasalahan tersebut akan lebih mudah untuk ditemukan dan diatasi jika terdapat Standar Operasional Prosedur yang mengaturnya.
6
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
4.
Membantu dalam mengembangkan dan mengevaluasi setiap proses operasional di laboratorium.Keberadaan Standar Operasional Prosedur dapat membantu mengembangkan dan mengevaluasi proses operasional di laboratorium. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi Standar Operasional Prosedur sebagai alat yang mempermudah untuk menemukan masalah dan kesulitan dalam kegiatan, dengan ditemukannya kesulitan tersebut maka proses operasional kerja dapat diperbaiki dan dievaluasi agar menjadi lebih baik lagi.
5.
Menjaga ketertiban praktikan dalam pelaksanaan kegiatan.Masalah ketertiban berkaitan erat dengan kedisiplinan, namun ketertiban dalam hal ini bukan hanya mencakup pelaksanan tugas atau kerja saja tetapi juga mencakup fungsi untuk mengontrol perilaku pelaksana tersebut. ketertiban ini diperlukan dalam menjaga agar kegiataan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
6.
Menjadi dasar hukum yang kuat dalam menghadapi penyimpanganpenyimpangan yang terjadi.Dasar hukum menjadi hal yang sangat penting keberadaannya karena sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan di laboratorium. Dasar hukum ini dapat menjadi acuan dan pedoman dalam mengatasi penyimpangan tersebut. Standar Operasional Prosedur dalam hal ini dapat menjadi dasar hukum atau penengah terhadap permasalahan itu.
2.3
Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan Prasarana Laboratorium Kegiatan praktikum di laboratorium tentunya membutuhkan berbagai alat
dan bahan. Alat dan bahan tersebut dapat dipinjam dari laboratorium sebelum kegiatan praktikum berlangsung. Standar Operasional Prosedur peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh laboratorium dalam hal pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala laboratorium dan dibantu oleh masing-masing Penanggung jawab laboratorium. Standar Operasional Prosedur ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana dan prasarana di bawah
7
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
pertanggung jawaban Kepala aboratorium dan Penanggung jawab aboratorium yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan. Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari laboratorium terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan. Kegiatan-kegiatan ini diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab penuh dan menjadi bukti bahwa alat atau barang tersebut sedang dipinjam. Prosedur tersebut meliputi: a.Pengajuan surat permohonan peminjaman Alat/barang/sarana
dan prasarana
yang
dimiliki
dan menjadi
tanggung
jawab Kepala laboratorium dan Penanggung jawab laboratorium, pada dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika.Oleh karena itu semua sivitas akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana tersebut,haruslah mengajukan surat permohonan peminjaman alat atau barang juga sarana dan prasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam, bagian peminjam, alamat peminjam
(alamat
kampus
dan
ruang),
keperluan
pinjaman
(acara,
waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang akan dipinjam dan jumlahnya. b.Pengesahan permohonan pinjaman Terdapat beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman dilaboratorium diantaranya yaitu: 1.
Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama atau pengajuan surat permohonan pinjaman akan segera ditindak lanjuti;
2.
Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat permohonan pinjaman tersebut dan Penanggung jawab laboratorium mempunyai hak kuasa penuh untuk menerima atau menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk terutama melihat kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana tersebut dengan diketahui oleh Kepala laboratorium. Selama permohonan peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan bukan untuk kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman tersebut akan diterima;
8
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
3.
Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang dipinjamnya; c.Pengisian surat pinjaman
Tahapan ketiga dari prosedur ini adalah pengisian surat pinjaman bagi yang surat permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh penanggung jawab laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium. d.Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal Setelah pemohon mengisi surat bukti peminjaman, langkahyang harus dilakukan selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana yang dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua barang yang dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman
tersebut
untuk
keperluan
yang
dimaksud
dan
bertanggungjawab penuh terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut. e.Pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir Setelah alat atau barang tersebut selesai digunakan, maka alat harus dikembalikan lagi kepada penangging jawab laboratorium. Berikut adalah beberapa tahap pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir di laboratorium: 1.
Melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman dan harus sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam;
2.
Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman
tersebut
dinyatakan
rusak
atau
hilang
sebelum
dikembalikan, maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab terhadap alat/barang/sarana
dan
prasarana
pinjaman
tersebut
dan
harus
menggantinya. f.Pengisian surat pengembalian Sebelum mengembalikan alat atau barang yang dipinjam, maka peminjam harus mengisi surat pengembalian sebagai bukti bahwa alat tersebut bukan lagi menjadi tanggung
jawab
peminjam.
Tahapan
pengisian
surat
pengembalian
di
laboratorium adalah sebagai berikut:
9
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
1.
Pemohon mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut;
2.
Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses peminjaman ini dinyatakan selesai. g.Ketentuan peminjaman bagi pihak luar
Peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana bagi pihak di luar sivitas akademika juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan pada poin-poin di atas. Selain ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan tambahan yang harus dipenuhi oleh peminjam dari pihak luar yaitu: 1
.Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya;
2.
Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan jenis barang yang dipinjam. Harga sewa ditentukan sesuai dengan kesepakatan pengelola laboratorium
2.4 Standar Operasional Prosedur Laboratorium Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik. Standar Operasional Prosedur merupakan aturan yang mengikat dan harus dipatuhi oleh pengguna laboratorium. Adanya Standar Operasional Prosedur ini membuat kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur. Standar Operasional Prosedur bekerja di laboratorium berpedoman pada UU Nomor:20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI Nomor:14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor:19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Kepmendiknas Nomor 132/D/0/2008 (Halide, 2008: 6). Standar Operasional bekerja di laboratorium meliputi peraturan sebelum praktik, selama praktik, selesai praktik dan beberapa peraturan-peraturan lain. peraturan-peraturan tersebut antara lain: a. Sebelum praktikum
10
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan praktikum meliputi prosedur persiapan alat dan tempat kegiatan. Prosedur tersebut antara lain yaitu : 1.
Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi, analis serta laboran mengadakan rapat untuk membahas kesiapan kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan tersebut mahasiswa dilakukan;
2.
Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi dan laboran mengecek kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan dalam praktikum sejak satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai;
3.
Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapanjobsheet masing- masing laboratorium;
4.
Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa untuk di isi alat apa saja yang akan dipinjam dalam pelaksanaan praktikum;
5.
Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok mahasiswa/dosen terkait;
6.
Mahasiswa atau dosen bersama dengan teknisi, analis atau laboran bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam;
7.
Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran atau teknisi dan dicatat dalam buku kerusakan alat;
8.
Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum melakukan praktikum. b.
Selama praktikum
Setelah dilakukan prosedur persiapan alat dan tempat praktikum saat sebelum praktikum, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan selama kegiatan praktikum berlangsung diantaranya yaitu: 1.
Sebelum masuk ke ruangan praktikum, mahasiswa harus menggunakan jas praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa tas atau barang bawaan lain yang tidak diperlukan dalam praktikum masuk ke laboratorium;
2.
Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam
praktik sampai dengan selesainya kegiatan praktik;
11
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
3.
Dosen
menjelaskan
cara
penggunaan
alat-alat
praktikum kepada
mahasiswa praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya; 4.
Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik dengan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet). c. Selesai praktikum Setelah kegiatan praktikum dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu: 1.
Sebelum meninggalkan ruangan praktik, mahasiswa atau praktikan harus membersihkan
alat
dan
bahan
yang
digunakan
dan
kemudian
mengembalikannya kepada laboran atau teknisi; 2.
Teknisi atau laboran memeriksa kelayakan alat yang dipinjam, jika rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan dan harus diganti oleh peminjam. d. Peraturan-peraturan lain Selain peraturan sebelum praktikum, selama praktikum dan selesai
praktikum terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Peraturan-peraturan ini meliputi peraturan yang mengontrol sikap dan kegiatan praktikan selama praktikum. 1.
Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus memahami petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang diberikan atau disampaikan oleh penanggung jawabpraktikum;
2.
Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat, hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa waspada dan terhindar dari kecelekaan karena kesalahan penggunaan alat tersebut.
3.
Mahasiswa harus memahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum dan hanya menggunakan alat-alat tersebut untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau kegunaannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan membahayakan keselamatan praktikan;
12
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
4.
Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum serta menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum diluar rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan;
5.
Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut;
6.
Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atausejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan, karena hal tersebut bisa saja merusak fungsi alat tersebut.
2.5
Panduan Umum Keselamatan Penggunaan Peralatan Laboratorium Standar Operasional Prosedur pada dasarnya dibuat untuk menjaga
keselamatan praktikan selama berlangsungnya kegiatan praktikum. Untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh praktikan dan penanggung jawab praktikum yang bersangkutan. Oleh karena itu, kepatuhan dan ketertiban setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman. Panduan umum pada Standar Operasional Prosedur diantaranya meliputi panduan untuk bahaya listrik, bahaya api atau panas berlebih, bahaya benda tajam dan logam dan panduan umum lain. a. Bahaya listrik Beberapa praktikum dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari penggunaan listrik. Panduan umum keselamatan dari bahaya listrik di peralatan yang ada laboratorium diantaranya adalah: 1.
Memperhatikan dan mempelajari tempat-tempat sumber listrik(stopkontak dan circuit
breaker) dan
cara
untuk
menyalakan
maupun
mematikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya lebih baik dilaporkan pada asisten atau penanggungjawab praktikum yang bertugas; 2.
Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan listrik) secara tidak disengaja, misalnya kabel listrik yang terkelupas;
13
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
3.
Menghindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau orang lain;
4.
Mengeringkan bagian tubuh yang basah terlebih dahulu karena dapat menimbulkan sengatan listrik, misalnya keringat atau sisa air wudhu;
5.
Mewaspadai dan berhati-hati terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum.
Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal tersebut terjadi: a.
Mematikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing maupun di meja praktikan yang tersengat arus listrik;
b.
Membantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber listrik;
c.
Memberitahu dan meminta bantuan asisten, praktikan lain dan orang yang ada di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik. b.Bahaya api atau panas berlebih Api atau panas berlebih merupakan hal yang perlu untuk
diwaspadai saat melakukan praktikum karena dapat membahayakan praktikan. Berikut adalah panduan umum agar terhindar dari bahaya api atau panas berlebih di laboratorium 1,
Tidak membawa benda-benda yang mudah terbakar seperti korek api dan gas ke dalam ruang praktikum bila tidak disyaratkan dalam modul praktikum;
2.
Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api, percikan api atau panas yang berlebihan;
3.
Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya api atau panas berlebih pada diri sendiri maupun orang lain;
4.
Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap aktivitas praktikum;
14
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api atau panas berlebih, yaitu : a.
Memberitahu dan meminta bantuan asisten atau penanggungjawab praktikum, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau panas berlebih;
b.
Mematikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja praktikum masing-masing;
c.
Menjauh dari ruang praktikum. c.Bahaya benda tajam dan logam Bahaya benda tajam di laboratorium memang sangat fatal. Benda-benda
jenis ini dapat melukai anggota tubuh praktikan saat melakukan praktikum. Berikut adalah panduannya agar terhindar dari bahaya tersebut, antara lain : 1.
Tidak membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan;
2.
Tidak memakai perhiasan yang terbuat dari logam misalnya cincin, kalung, dan gelang dan lain-lain;
3.
Menghindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam dan dapat melukai diri sendiri maupun orang lain;
4.
Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau orang lain. d. Panduan umum lain Selain panduan mengenai bahaya listrik, bahaya api dan panas berlebih
dan bahaya benda tajam dan logam, terdapat beberapa panduan lain yang juga harus diperhatikan saat pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium. Panduan ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang dapat mengganggu atau menghambat jalannya praktikum. Berikut adalah panduan lain yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum di laboratorium. 1.
Tidak membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum maupun sekitar area ruang praktikum;
2.
Tidak merokok atau melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu berjalannya proses praktikum
15
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik. Standar operasional prosedur diperlukan untuk menjaga agar kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur. Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium mengatur kegiatankegiatan yang dilakukan sebelum praktikum, selama praktikum, selesai praktikum dan peraturan-peraturan lain. Standar Operasional kerja juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap berbagai bahaya di laboratorium maupun prosedur peminjaman dan pengembalian alat. 3.2 Saran Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menyadari pentingnya keberadaan Standar Operasional Prosedur sekaligus menerapkannya dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium.
16
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika
DAFTAR PUSTAKA Aatik,sofiah.2016 .SOP Laboratorium (https://id. /-standar-operasional-prosedurdi.html) diakses tanggal 9 Maret 2019. Tim Instruktur Diklat Kepala Laboratorium IPA.2017. Modul Diklat Lab IPA.Semarang.UNNES
17