Laporan Fistum_mengukur Kecepatan Transpirasi.docx

  • Uploaded by: Anonymous DS0jvJq
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Fistum_mengukur Kecepatan Transpirasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,835
  • Pages: 7
Mengukur Kecepatan Transpirasi Measuring The Speed Transpiration Windi Asnita Sari [email protected] Abstrak Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tanaman. Praktikum “Mengukur Kecepatan Transpirasi” ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 15 Maret 2019. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati kecepatan transpirasi dalam ml air per menit per cm2 luas daun. Praktikum ini menggunakan metode pengamatan langsung serta eksperimen dengan merangkai alat untuk mengukur kecepatan respirasi tersebut dengan alat dan bahan yaitu, parometer sederhana, gelas piala, gabus, statip, klem, bagian ujung tanaman, air, buku dan alat tulis. Cara kerja yang telah dilakukan yaitu merangkai alat, mengisi setiap pipa pada alat dengan air, memasukkan ujung batang tumbuhan di salah satu ujung pipa, buat gelembung di ujung yang lain, ukur jarak perpindahan gelembung selama 10 menit, catat hasil pengamatan dan hitung dengan menggunakan rumus. Hasil yang didapat adalah gelembung berpindah sejauh 0,015 m (meter) selama 10 menit pada saat pengamatan. Kata Kunci: Transpirasi, gelembung, tanaman. Abstract Transpiration was the process of the loss of water from the plant. Practicum "measuring the speed transpiration" this is carried out in the laboratory education biology teachers college and science education syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh on 15 March 2019. practicum aims to observe speed transpiration in ML of water per minute per cm2 leaf area. Practicum this method direct observation and experiments with stringing tool to measure the speed of respiration with tools and materials that is, parometer simple, glass cup, cork, statip, clamps, the end of the plant, water, books and stationery. How to work was conducted ie stringing tool, fill any pipe on tool with water, enter the Rod tip plants at one end of the pipe, create bubbles in the other end, measuring the distance displacement bubble for 10 minutes, note observations and calculated by using the formula.The results obtained were moving bubbles as far as 0.015 m (meters) for 10 minutes at the time of observation. Keywords: Transpiration, bubble, plant

1

Windi Asnita Sari: Mengukur Kecepatan Transpirasi

Pendahuluan Transpirasi adalah proses uap air meninggalkan tubuh tanaman dan memasuki atmosfer, baik melalui evaporasi dari permukaan air ataupun permukaan tanah basah. Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnya yang terjadi karena proses fisika. Oleh karena itu evapotranspirasi adalah gabungan antara keduannya (Rokhma, 2008, p.22). Transpirasi merupakan proses pergerakan air dalam tubuh tanaman dan hilang menjadi uap air ke atmosfir. Proses transpirasi dimulai dari absorbs air tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun dan dilepaskan (transpired) sebagai uap air ke atmosfir. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor karakter vegetasi, karakter tanah, lingkungan serta pola budidaya tanaman. Laju transpirasi mempunyai relasi dengan jenis tanaman dan populasi tanaman. Perbedaan jenis tanaman berpengaruh terhadap laju transpirasinya. Tiap vegetasi mempunyai struktur akar dan tajuk yang berbeda-beda. Struktur tajuk, fisiologi tanaman, indeks luas daun dan conductance stomata berpengaruh terhadap transpirasi (Prijono, 2016, p.16). Proses transpirasi adalah rangkaian metabolisme fisiologis yang dengannya daun tumbuhan dapat tetap segar dan berfotosintesis. Apabila air tanah tersedia dalam jumlah cukup, transpirasi akan terus berlangsung. Laju transpirasi akan terus meningkat seiring peningkatan intensitas cahaya matahari. Uap air yang dilepaskan vegetasi melalui transpirasi berperan dalam mendinginkan udara sekitanya. Proses transpirasi berjalan secara silmultan dengan proses fotosintesis sebagai mekanisme lain pendinginan suhu udara (Susanto, 2013, p.8). Pengurangan ukuran daun dihubungkan dengan pengurangan kecepatan transpirasi. Tumbuhan dengan daun kecil biasanya mempunyai habitat kering. Pengurangan ukuran daun sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan. Daun

2

xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Trikoma hidup yang kehilangan air tidak melindungi tumbuhan dari transpirasi yang berlebihan, seperti yang dilakukan trikoma mati yang membentuk lapisan pelindung (Mulyani, 2010, p.250). Penghilangan daun-daun yang keberadaannya pada tanaman lebih banyak mengambil fotosintat guna respirasi daun dari pada menimbunnya sebagai komponen hasil (daun cenderung menjadi sink dari pada berperan sebagai source). Dengan menghilangkan daundaun maka akan mengubah nisbah respirasifotosintesis tajuk tanaman agar menjadi lebih rendah sehingga fotosintat dapat ditimbun pada sink yang memiliki nilai ekonomi (Zulfita, 2012, p.8). Metode/ Cara Kerja Waktu dan Tempat Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Bologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 15 Maret 2019. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah parometer sederhana, gelas piala, gabus, statip, klem, bagian ujung tanaman, air secukupnya, buku dan alat tulis. Target atau Subjek Kecepatan proses transpirasi dengan menggunakan alat sederhana yang dirangkai manual. Teknik yang digunakan pada praktikum ini adalah teknik pengamatan langsung. Subjeknya adalah mahasiswa sendiri. Prosedur Prosedur atau cara kerja untuk mengamati proses kecepatan transpirasi pada tumbuhan yaitu pertama-tama merangkai alat, pada alat terdapat pipa-pipa. Lalu, mengisi setiap pipa pada alat dengan air sampai penuh. Kemudian, memasukkan ujung batang tumbuhan di salah satu ujung pipa, buat gelembung di ujung yang lain, amati dan ukur

Windi Asnita Sari: Mengukur Kecepatan Transpirasi

jarak perpindahan gelembung per 10 menit selama 30 menit, catat hasil pengamatan, catat kondisi lingkungannya dan hitung dengan menggunakan rumus.hitung juga luas permukaan daun dari tanaman percobaan. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung dengan mengamati gelembung pada pipa. Adapun data yang dihasilkan adalah didapat jumlah luas daun pada tanaman percobaan dan kecepatan traspirasi selama 30 menit. Teknik Analisis Data yang dikumpulkan untuk menyelesaikan permasalahan tentang kecepatan transpirasi yang dipengaruhi oleh cahaya atau intensitas matahari. Data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan paragraf. Hasil dan Pembahasan Air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air kedalam tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan melalui stomata inilah yang disebut transpirasi. Kemungkinan hilangnya air dari jaringan tanaman melalui kegiatan tanaman dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil apabila dibandingkan dengan hilangnya air melalui stomata. Stomata adalah salah satu faktor yang mempengaruhi transpirasi. Hal ini juga disebutkan oleh (Suyitno, 2012 dalam Papuangan, 2014, p.289), Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Lebih lanjut dikatakan semakin banyak jumlah daun 3

maka semakin banyak jumlah stomata, sehingga semakin besar transpirasinya. Luas daun pada tumbuhan berpengaruh terhadap laju transpirasi. Hal ini karena daun yang luas memiliki jumlah stomata yang banyak, sehingga mengakibatkan tingginya laju transpirasi Oleh karena itu, dalam perhitunganya, besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup. Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang itu terlalu berdekatan, maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti, 2010, p.3). selanjutnya, cahaya merupakan faktor esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cahaya berperan penting dalam proses fisiologi tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh satuan luas permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah (Gardner et al. 1991 dalam Pantilu, 2012, p.80). Pada proses transpirasi ini tumbuhan menggunakan sebagian besar air yang berhasil diserap dari tanah. Setiap gram air yang diuapkan akan menggunakan energi sebesar 580 kalori (Triono, 2018, p.126). Menurut (Qomah, 2015, p.18), karena besarnya energi yang digunakan untuk menguapkan air pada proses transpirasi, maka hanya sedikit panas yang tersisa yang akan dipancarkan ke udara sekitarnya. Pada hasil pengamatan dengan menggunakan alat sederhana yang dirangkai, diambil 3 daun dan dihitung luas daun tersebut. Tujuannya untuk mengetahui apakah luas

Windi Asnita Sari: Mengukur Kecepatan Transpirasi

permukaan daun mempengaruhi proses transpirasi. Pada alat rangkai, tumbuhan dimasukkan ke salah satu ujung pipa, semua pipa diisi penuh dengan air, jangan sampai ada udara di dalam pipa. Itu bisa menghambat proses transpirasi tumbuhan. Di salah satu ujung pipa yang lain bautlah 1 gelembung dengan menklem pipa masuknya air menggunakan gunting atau statip. Tujuan dibuatnya gelembung adalah untuk melihat apakah terjadi kecepatan transpirasi dengan berpindahnya gelembung. Lebih jelasnya, lihat gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Rangkai Alat Mengukur Kecepatan Traspirasi Sebelum di Klem

Hasil perpindahan gelembung di dalam pipa kapiler juga dijadikan acuan untuk mengetahui kecepatan transpirasi pada tumbuhan. Seperti disebutkan, cahaya atau intensitas cahaya matahari juga mempangaruhi cahaya matahari. Pada pengamatan selama 10 menit, gelembung berpindah sejauh 0,015 m (meter). Jadi, bisa dikatakan tumbuhan melakukan transpirasi dikarenakan adanya faktor pendukung salah satunya matahari. Lebih jelasnya, lihat lampiran menghitung luas daun dan kecepatan transpirasi. Simpulan Dan Saran Simpulan Proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan melalui stomata inilah yang disebut transpirasi. Transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata. Sedangkan faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air. Pada pengamatan selama 10 menit, gelembung berpindah sejauh 0,015 m (meter). Jadi, bisa dikatakan tumbuhan melakukan transpirasi dengan baik dikarenakan ada beberapa faktor yang tersedia atau mendukung, salah satunya matahari. Luas permukaan daun rata-rata didapatkan adalah 38,44 cm2. Daun yang di ambil adalah daun bagian atas (pucuk), daun bagian tengah dan daun bagian bawah. Luas permukaan daun mempengaruhi transpirasi. Tetapi, faktor suhu, intensitas cahaya lebih besar pengaruhnya. Saran Sebaiknya didalam praktikum kita harus teliti dalam merangkai alat kerja yang digunakan untuk pengamatan, agar hasil pengamatan didapat dengan jelas.

Gambar 2 Rangkai Alat Yang Diklem Pipa Atasnya Supaya Air Tidak Masuk Lagi.

4

Daftar Pustaka Haryanti, S. (2010). Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil. Jurnal

Windi Asnita Sari: Mengukur Kecepatan Transpirasi

Buletin Anatomi dan Fisiologi, XVIII(2): 1-9. Mulyani, Sri. (2010). Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Pantilu, Lisa Indried., Feky R Mantiri, Nio Song Ai, Dingse Pandiangan. (2012). Respons Morfologi dan Anatomi Kecambah Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap Intensitas Cahaya yang Berbeda. Jurnal Bioslogos, 2(2): 79-87. Papuangan, Nurmaya., Nurhasanah., Mudmainah Djurumudi. (2014). Jumlah Dan Distribusi Stomata Pada Tanaman Penghijauan Di Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi, 3(1): 287-292. Prijono, Sugeng., Moh. Teguh Satya Laksmana. (2016). Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta Pengaruhnya Terhadap Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. JPAL, 7(1): 15-24.

5

Qomah, Isti., Sulifah Aprilya Hariani, Siti Murdiyah. (2015). Identifikasi Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) di Lingkungan Kampus Universitas Jember. Jurnal Bioedukasi, XIII(2): 13-20. Rokhma, Novrida Mulya. (2008). Menyelamatkan Pangan dengan Irigasi Hemat Air. Yogyakarta: Impulse. Susanto, Arif. (2013). Pengaruh Modifikasi Iklim Mikro dengan Vegetasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam Pengendalian Penyakit Malaria. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 5(1): 111. Triono, Novi., Muhammad Farid., Rosane Medriati. (2018). Pembelajaran menggunakan media karakteristik sebaran temperatur udara dan kecepatan angin di pesisir pantai Kota Bengkulu. Journal of Science Education, 2(2), 123130. Zulfita, Dwi. (2012). Kajian Fisiologi Tanaman Lidah Buaya Dengan Pemotongan Ujung Pelepah Pada Kondisi Cekaman Kekeringan. Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika, 2(1): 7-14.

Related Documents


More Documents from ""