LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI II PEMERIKSAAN BLEEDING TIME METODE IVY
DISUSUN OLEH : NAMA : SARPIN OTOLUWA NPM : 85AK17059
PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA MANDIRI GORONTALO 2019
LEMBAR PENGESAHAN Laporan praktikum Toksikologi Dengan judul “Pemeriksaan Bleeding Time metode Ivy”, yang disusun oleh Nama
: Sarpin Otoluwa
NPM
: 85AK17059
Prodi
: D-III ANALIS KESEHATAN
Pada hari ………… Tanggal, ….. bulan,………… Tahun,……….telah diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat mengikuti percobaan berikutnya.
Gorontalo ,
Maret 2019
Asisten
( Kasim Tanua, Amd. AK)
LEMBAR ASISTENSI Laporan lengkap ini kami susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum Hematologi II selanjutnya T.A 2018 / 2019 Nama
: Sarpin Otoluwa
NPM
: 85AK17059
Prodi
: D-III ANALIS KESEHATAN
NO
Hari / Tanggal
Perbaikan
Paraf
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ”Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy” ini dengan baik. Laporan kegiatan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang wajib di lalui seorang mahasiswa setelah menyelesaikan satu praktikum dan merupakan syarat untuk mengikuti praktikum berikutnya. Dalam menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini penulis tidak terlepas dari berbagai kendala, namun atas segala bantuan serta dorongan positif dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini pada waktu yang telah di tetapkan. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan
ucapan
terimakasih
kepada
Dosen
Pembimbing/Asisten
Laboratorium yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya. selanjutnya, demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.
Gorontalo,
Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................
2
1.3 Tujuan Praktikum ......................................................................
2
1.4 Manfaat Praktikum ....................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Darah .......................................................................
3
2.2 Pengertian Hemostasis dan Koagulasi ......................................
3
2.3 Pengertian Bleeding Time (Waktu Perdarahan) ........................
4
2.4 Prinsip Metode Ivy ....................................................................
5
2.5 Masalah Klinis Pemeriksaan Bleeding Time .............................
5
2.6 Manfaat Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Pendarahan) ......
6
2.7 Faktor-faktor Mempengaruhi Hasil...........................................
6
2.8 Faktor-faktor Pembekuan ..........................................................
7
2.9 Kelebihan dan Kerugian Metode Ivy ........................................
11
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...............................................
12
3.2 Prinsip .......................................................................................
12
3.3 Pra Analitik ...............................................................................
12
3.4 Analitik......................................................................................
12
3.5 Pasca Analitik............................................................................
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ..........................................................................................
14
4.2 Pembahasan ..............................................................................
14
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...............................................................................
16
5.2 Saran ..........................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Metode Strip ................................................................................
14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah agak lebih sedikit kental dang lengket dibandingkan air. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (Respiratory Protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen (Gandasoebrata. 2001). Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5.5 liter pada pria. Darah terdiri dari 3 jenis unsure sel khusus yaitu eriitrosit, leukosit dan trombosit yang terendam dalam cairan kompleks plasma. Pergerakan konstan darah sewaktu mengalir melalui pembuluh darah menyebabkan unsure-unsur sel tersebut relative merata didalam plasma (Gandasoebrata. 2001). Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan akktif factor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (Astiawanti, 2008).
Proses hemostasis adalah mekanisme keseimbangan dalam menghentikan dan mencegah perdarahan. Vasokontriksi pembuluh darah akan terjadi apabila pembuluh darah luka, kemudian trombosit berkumpul dan melekat pada pembuluh darah yang luka membentuk sumbat trombosit. Faktor koagulasi akan diaktifkan sehingga membentuk benang fibrin yang membuat sumbat trombosit menjadi stabil maka dari itu pendarahan dapat dihentikan (Astiawanti, 2008). Pemeriksaan waktu pendarahan terdapat beberapa metode yaitu metode Ivy dan metode Duke. Berdasarkan uraian diatas pemeriksaan ini mengukur Bleeding Time (masa pendarahan) pada pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal dengan metode Ivy. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana cara pemeriksaan untuk Bleeding Time menggunakan metode Ivy beserta intepretasi hasilnya? 1.3 Tujuan Praktikum Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan untuk Bleeding Time menggunakan metode Ivy beserta intepretasi hasilnya 1.4 Manfaat Prantikum Dapat mengetahui bagaimana
cara pemeriksaan untuk Bleeding Time
menggunakan metode Ivy beserta intepretasi hasilnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Darah Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan terbesar yang dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang banyaknya padsa orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseleuruh tubuh karena fungsinya yang khusu yaitu sebagai sistem transportasi. Darahlah yang berjasa membawa oksigen nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya sebagai pembawa dan pengendar oksigen dan nutrisi tubuh, darah juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan didalam tubuh dengan menjaga PH tetap seimbang dan sebagai sebagaian sistem perlindungan tubuh karena didalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh (Frandson, R.D. 1992). Darah adalah suatu jaringan ikat khusus dengan materi ektrasel cair yang disebut plasma. Sekitar lima liter didorong oleh kontraksi ritmis jantung pada gerakan rata-rata orang dewasa dalam satu arah di dalam system sirkulasi tertutup. Unsur berbentuk yang beredar dalam plasma adalah erittrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (Made, Bakta I. 2012). 2.2 Pengertian Hemostasis Dan Koagulasi Hemostasis adalah istilah kolektif untuk semua mekanisme faal yang digunakan oleh tubuh untuk melindungi diri dari kehilangan darah. Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan pendarahan dari tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam
keadaan cair didalam kompartemen vascular. Hemostatsis melibatkan kerja sama terpadu antara beberapa system fisiologik yang saling berkaitan (Ardianto. 2019). Koagulasi (Pembekuan Darah) adalah suatu proses kimiawi yang proteinprotein plasmanya berinteraksi untuk mengubah molekul protein plasma besar yang larut, yaitu fibrinogen menjadi gel stabil yang tidak larut yang disebut fibrin (Ardianto. 2019). 2.3 Pengertian Bleeding Time (Waktu Pendarahan) Bleeding Time (Waktu Pendarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratories. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa pendarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan subendotel dan membentuk agregasi (Riswanto, 2013) Bleeding Time (Waktu Pendarahan) merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan untuk mengetahui jalur koagulasi intrinsikdan ekstrinsik. Pemeriksaan ini telah dilakukan beberapa decade dengan menggunakan metode Duke. Ivy et al dan Mielke et al melakukan modifikasi metode pemriksaan waktu perdarahan dan banyak digunakan pertengahan tahun 1980-an, sehingga muncul pertanyaan mengenai validitas pemeriksaan (Fakultas kedokteran Unversitas Diponegoro dan Perdatin, 2011).
2.4 Prinsip Metode Duke Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan dilengan atasmengikat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah yang digunakan untk melakukan tusukan luka dibagian lengan bawah. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktupendarahan (Bleeding Time), setiap 30 detik, handuk atau tisu digunkan untuk membersihkan dari darah (Gandasoebrata, 2010). Prinsip metode Duke adalah dibuat perlakuan standar pada volar lengan bawah dengan tekanan 40 mmHg, Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan (Riswanto. 2013). 2.5 Masalah Klinis Pemeriksaan Bleeding Time Menurut Nugraha, Gilang (2015) Masalah klinis dalam pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Pendarahan) ialah : 2.5.1 Pemendekan waktu : Penyakit Hodkin Limfoma Hodgkin disebabkan oleh sel kanker yang berkembang pada sistem limfatik. 2.5.2 Pemanjangan Waktu : 1. Purpura trombositopenia, disarankan untuk memeriksa jumlah trombosit sebelum melakukan tes waktu perdarahan 2. Abnormalitas fungsi trombosit, gangguan ini bisa disebabkan oleh obat paraprotein atau kelainan trombosit 3. Abnormalitas vaskular 4. Leukemia 5. Penyakit hati kronis 6. DIC (disseminated intravascular coagulation)
7. Anemia aplastik 8. Defisiensi faktor (V, VII, XI) 9. Penyakit Christmas 2.6 Manfaat Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Pendarahan) Bleeding Time (Waktu Pendarahan) dalam laboratorium klinik bermanfaat untuk menilai factor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang dasar, apabila ditemukan kelainan maka dapat dilakukan 9 pemeriksaan yang lebih khusus untuk mencari suatu kelainan tertentu (Gandaosebrata. 2010). 2.7 Faktor-faktor Mempengaruhi Hasil Menurut (Dr. Rukman Kiswari. 2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu : 1.
Beberapa obat akan mempengaruhi hasil tes waktu perdarahan. Obat-obat ini termasuk antikoagulan, diuretik, obat anti kanker, sulfonamide, thiazide, aspirin, dan obat anti inflamasi.
2. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh anemia (kekurangan sel darah merah). Penggunaan aspirin dan obat-obat sejenisnya adalah penyebab paling umum dari waktu
perdarahan berkepanjangan, maka penggunaannya
harus dihentikan dua minggu sebelum pemeriksaan Menurut Gibson (1996) Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pendarahan antara lain : 1. Tekanan darah didalam pembuluh darah lebih kecil dari luar pembuluh darah
2. Tersumbatnya pembuluh darah yang robek 3. Pembentukan gunpalan fibrin yang terbentuk disekitar sumbatan eritrosit yang menyebabkan terjadinya penyumbatan 4. Volume darah cukup 5. Elastisitas kulit, ketahanan dan intergritas vaskuler, adhesi dan garegasi trombosit 6. Kekurangan trombosit 2.8 Faktor-faktor Pembekuan Faktor pembekuan adalah komponen penting dalam pembentukan thrombus. Sel hati adalah tempat utama dari sintesis factor koagulasi. Namun, sel-sel lain seperti sel-sel endotel, juga berperan penting dalam proses normal hemostasis dan tombosis. Menurut Rukman Kiswari (2014) Ada beberapa factor-faktor pembekuannya yaitu : 2.8.1 Karekteristik Umum Faktor Koagulasi Protein
yang
merupakan
factor
pembentukan
memiliki
karakteristik yang sama. Karakteristik tersebut dijelaskna sebagai berikut : 1. Terjadi kurang salah satu factor gangguan umumya menyebabkan gangguan perdarahan, kecuali factor XII, prekallikrein (factor Fletcher), dan high molecule weigh hininogen. 2. Masing-masing factor diketahui mempunyai karakteristik fisik dan kimia 3. Sintesis factor bersifat indenpenden terhadap protein lain 4. Faktor ini dapat diuji dilaboratorium
2.8.2 Karakteristik Setiap Faktor Koagulasi 1. Faktor I Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia. 2. Faktor II Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia. 3. Faktor III Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paruparu;
Jaringan
Tromboplastin
penting
dalam
pembentukan
prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. 4. Faktor IV Kalsium: Sebuah faktor koagulasi yang diperlukan dalam fase pembekuan darah. 5. Faktor V Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum,
dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin. 6. Faktor VI Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis. 7. Faktor VII Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. 8. Faktor VIII Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. 9. Faktor IX Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah 9 aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil
di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B. 10. Faktor X Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. 11. Faktor XI Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C. 12. Faktor XII Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis. 13. Faktor XIII Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah (Rahajuningsih D. Setiabudy. 2009).
2.9 Kekurangan dan Kelebihan Metode Ivy Menurut Nugraha Gilang (2015) Adapun Kekurangan dan kelebihan metode Duke ialah : 2.9.1 Kelebihan 1. Lebih akurat dan teliti dibandingkan dengan metode Duke 2. Tidak ada bekas luka setelah pemeriksaan 2.9.2 Kekurangan 1. Pada saat pembendungan pada saat melakukan tekanan pada pembuluh darah 2. Kesulitan pada saat membuat perlakuan pada kulit
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum yang berjudul “ Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy” Dilaksanakan pada hari Rabu, 27 Maret 2019 bertempat dilaboratorium Fitokimia STIKES Bina Mandiri Gorontalo. 3.3 Prinsip Prinsip pemeriksaan Bleeding Time yaitu dilakukan perlakuan standar pada volar lengan bawah dengan tekanan tensimeter 40 mmHg, lamanya perdarahan diukur atau dicatat 3.4 Pra Analitik Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu lancet, kapas, alkohol 70%, tisu, tensimeter dan stopwatch 3.5 Analitik 1. Pasangkan manset tensimeter pada lengan atas dan pompa tensimeter sampai 40 mmHg 2. Bersihkan permukaan volar lengan bawah dengan kapas alcohol 70% dan keringkan 3. Pilih kulit yang tidak ada vena superficial, kira-kira 3 jari dari lipatan siku 4. Rentangkan kulit dan tusuk kulit dengan menggunakan lancet steril 5. Amati dan setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka, hindari jangan sampai meutupi luka
6. Bila perdarahan yang telah terjadi berhenti dengan diameter <1 mm hentikan stopwatch dan lepaskan manset tensimeter. Catat waktu perdarahan. 3.6 Pasca Analitik Nama Pasien
Hasil Pemeriksaan
Ny. A.P
2 menit 7 detik
Umur 20thn
(2.07)
Nilai Rujukan
1-7 menit
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menggunakan metode Ivy didapatkan hasil sebagai berikut: Nama Umur
Hasil
Nilai Rujukan
20 thn
2 menit 7 detik
1-7 Menit
Pasien Ny. A.P
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy 4.2 Pembahasan Dalam teknik dalam penentuan mekanisme dalam Bleeding Time (waktu pendarahan) dari hemostasis pada volar lengan bawah. Bleeding time (waktu perdarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Masa perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan pendarahan dari tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair didalam kompartemen vascular. Proses tubuh yang secara simultan menghentikan pendarahan dari tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair didalam kompartemen vascular. Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Pendarahan) dilakukan dengan melakukan tusukan pada bagian volar lengan bawah dengan kedalaman 2-3 mm dengan menggunakan metode Ivy. Tujuannya itu
pada tensimeter 40 mmHg agar pemeriksaan terkonsentrasi sehingga dilakukan tekanan pada pembuluh darah. Dalam prinsipnya metode Ivy ini adalah dibuat perlakuan standar pada volar lengan bawah dengan tekanan tensimeter 40 mmHg. Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan. Pertama dilakukan tindakan antisepsis dengan menggunakan alcohol 70% pada lengan atau kulit yang akan ditusuk, tujuannya untuk mensterilkan bakteri yang ada kulit . Tusuk kulit menggunakan lanset pada bagian yang sudah didesinfektan. Pada darah pertama yang keluar dibersihkan menggunakan kapas. Setelah itu biarkan secara bersamaan stopwatch dijalankan waktu darah keluar. Setiap 30 detik darah dapat dibersihkan dengan kapas. Hentikan stopwatch pada saat darah tidak keluar. Nilai normal pemeriksaan Bleeding Time metode Ivy antara 1-7 menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bleeding Time dengan metode Ivy yang telah dilakukan didapatkan dari pasien Ny. A.P adalah 2 menit 7detik yang memiliki waktu pendarahan yang normal. Menyebabkan tinggi rendahnya hasil pemriksaan yaitu penggunaan berbagai jenis alat tertentu sebelum pemeriksaan dan pada pasien yang mengalami anemia. Jika pemedekan waktu menyebabkan penyakit Hodkin dan jika pemanjangan waktu menyebabkan penyakit purpura trombositosis.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bleeding Time (Waktu Pendarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan dengan dibuat perlakuan standar pada volar lengan bawah dengan tekanan tensimeter 40 mmHg, lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan. Dengan nilai normalnya yaitu 1-7 menit untuk mendeteksi lamanya perdarahan. 5.2 Saran Saran diharapkan kepada praktikan selanjutnya lebih berhati-hati dalam melakukan teknik penusukan lancet pada kulit, sesuai dengan prosedur agar supaya praktikum berjalan dengan lancer.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Asmal. 2019. Penuntun Praktikum Hematologi II. Sulawesi Selatan : Pustaka As Salam Astiwanti, Prima. 2008. Perbedaan Pola Gangguan Hemostasis Antara Penyakit Ginjal Kronik Prehemodialisis Dengan Diabetes Melitus Dan Non Diabetes Melitus. Semarang : Universitas Diponegoro Dr. Rukman Kiswari. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta: Erlangga. Fakultas Kedoteran Universitas Diponegoro dan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PREDATIN). 2011. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta Gandasoebrata. 2001. Penuntun Laboratorium Klnik. Jakarta : Dian Rakyat Gandasoebrata. 2010. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : alfamedia & Kanal Medika Gibson, M.J. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Kedokteran EGC. Jakarta Hal 100-113
Untuk Perawatan.
Made, Bakta I. 2012. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC. Nugraha Gilang. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media. Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfamedia & Kanal Medika