Laporan Metode Pemupukan.docx

  • Uploaded by: Rika Laila
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Metode Pemupukan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,817
  • Pages: 9
ACARA II METODE PEMUPUKAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesuburan, pemupukan dan kesehatan tanah

memiliki hubungan satu

sama lain. Kesuburan dan kesehatan tanah perlu didukung dengan pemupukan. Kesuburan dan kesehatan tanah dapat berkurang kemampuannya untuk mendukung pertumbuhan tanaman apabila tidak dikelola dengan baik. Tanah harus diberi asupan untuk menyediakan unsur hara, memperbaiki struktur tanah, dan memelihara organisme di dalam tanah. Tanah dapat diberi pupuk baik organik maupun anorganik , secara umum merupakan bahan yang dimasukkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah. Pemupukan memiliki banyak metode sesuai dengan lahan dan tanaman yang ditanam. Metode pemupukan perlu diketahui dengan benar agar tidak terjadi kesalahan saat aplikasi. Selain itu, perlu diketahui komposisi dalam pemupukan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman dan efisiensi. Kesalahan metode pemupukan dapat memperburuk keadaan tanah maupun tanaman, pupuk yang diberikan menjadi sia-sia. Hal ini mengharuskan kita agar mengetahui berbagai macam metode pemupukan dan metode pemupukan paling efektif agar mendapatkan produktivitas maksimal

B. Tujuan 1. Mengetahui berbagai macam metode pemupukan. 2. Mengetahui metode pemupukan paling efektif.

1

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan adalah memberikan unsur-unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan perlu dilakukan karena kandungan unsur hara dalam tanah bervariasi dan berubahubah disebabkan terjadinya kehilangan unsur hara melalui pencucian (Susila dkk, 2010). Pemupukan tidak hanya diaplikasikan pada tanaman produktif tetapi juga pada tanaman belum produktif. Tanaman belum produktif yang dipupuk pertumbuhan dan perkembangannya lebih baik, dibanding dengan tanaman yang tidak dipupuk (Maliangkay dkk, 2013). Pemupukan

bertujuan

meningkatkan

daya

dukung tanah

terhadap

peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan tepat, meliputi tepat dosis, tepat jenis, tepat cara, dan tepat cara. Sistem pemupukan yang demikian disebut pemupukan empat tepat (Setyamidjaja, 2000). Menurut De Datta (1981), ada dua kemungkinan sering tidak tercapainya tingkat efisiensi pemupukan yang diharapkan, yaitu (1) harahara pupuk yang tidak dapat banyak diserap oleh tanaman, sebab pupuk diberikan pada saat yang tidak tepat, terjadi salah penempatan pupuk, atau berubahnya harahara pupuk menjadi tidak tersedia, dan (2) walaupun diserap oleh tanaman, hara tidak digunakan untuk pembentukan biji akibat masih adanya factor-faktor pembatas pertumbuhan tanaman lainnya, seperti kekurangan air atau kekahatan hara lain (Haji dkk, 2010). Pemberian pupuk dapat diberikan dengan cara broadcasting (penyebaran), ring placement, spot placement, fertigasi (fertilization dan irrigation), injection, dan foliar application (disemprotkan ke daun). Penempatan pemberian pupuk dibenamkan ke dalam tanah, unsur hara yang terkandung dalam pupuk bisa langsung mendekati perakaran, sehingga lebih optimal dalam pertumbuhan suatu tanaman. Penempatan kandungan unsur hara bahan organik yang berada dekat dengan sistem perakaran, maka kandungan unsur hara tersebut dapat diserap dengan optimal oleh tanaman (Lakitan, 1995). Secara teknis, penempatan pemberian pupuk dengan cara ditutup kembali dengan tanah atau dibenamkan, lebih efektif dan efisien untuk pertumbuhan tanaman (Akil M, 2006) cit. (Hartono dkk, 2012).

2

III. METODOLOGI Praktikum Kesuburan, Pemupukan, dan Kesehatan Tanah mengenai metode pemupukan, dilakukan secara mandiri dengan membuat video. Kami melakukan metode pemupukan ring placement di Piyungan. Metode pemupukan foliar application kami lakukan di rumah, metode pemupukan broadcasting, fertigasi, injection, dan spot placement kami lakukan di depan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada sore hari. Alat yang digunakan dalam praktikum metode pemupukan, antara lain cangkul, sekop, alat semprot (spray), alat suntik, dan ember. Bahan yang digunakan antara lain, pupuk, POC, dan air. Metode broadcasting dilakukan dengan menyebarkan pupuk di atas permukaan tanah sekitar tanaman, metode spot placement dilakukan dengan membuat lubang menggunakan sekop di samping tanaman kurang lebih sedalam 10 cm kemudian dimasukkan pupuk dan ditutup kembali dengan tanah, metode ring placement dilakukan dengan membuat lubang melingkar di bawah tajuk sekitar tanaman kurang lebih sedalam 30 cm menggunakan cangkul kemudian dimasukkan pupuk dan ditutup kembali dengan tanah, metode fertigasi dilakukan dengan melarutkan pupuk dengan air di ember kemudian disiramkan ke tanah sekitar tanaman, metode injection dilakukan dengan memasukkan pupuk cair ke alat suntik kemudian disuntikkan ke batang

tanaman,

dan

metode

foliar

application

dilakukan

dengan

memasukkan pupuk ke alat semprot kemudian disemprotkan ke bagian daun tanaman.

3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemupukan adalah memberikan unsur hara ke dalam tanah dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman. Fungsi pemupukan adalah untuk meningkatkan kualitas tanah, pertumbuhan tanaman, dan produksi tanaman. Pemupukan dilakukan dengan berbagai metode tergantung dari bentuk pupuk tersebut, kondisi dan letak geografis lahan, jarak tanam, dan tujuan yang hendak dicapai dari pemupukan tersebut. Untuk melakukan pemupukan yang tepat perlu diketahui kondisi tanah, jenis tanaman yang dibudidayakan, dan luas lahan. Metode pemupukan yang dilakukan antara lain: 1. Broadcasting merupakan cara pemupukan dengan menyebar pupuk di permukaan lahan, Metode ini cocok dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman dengan jarak tanam yang rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupuk diberikan dalam jumlah yang besar. Metode ini mudah dilakukan, hemat biaya dan tenaga, dan pemberian pupuk agak berlebih tidak berdampak buruk bagi tanaman. Kerugian metode ini adalah kontak pupuk dengan tanah besar, sehingga penyematan hara khususnya P oleh tanah akan lebih besar, pada tanah alkalis dan kering sebagian N akan hilang menguap dalam bentuk ammonia (NH3) serta pertumbuhan gulma akan ikut terpacu, terdapat dua cara dalam metode broadcasting, yaitu: a. Top dressing adalah metode pemupukan dengan menyebar pupuk secara merata di permukaan tanah atau menurut alur yang tersedia. b. Side dressing adalah metode pemupukan dengan menyebar pupuk disamping alur tanaman. 2. Spot placement adalah metode pemupukan dengan membuat lubang di sekitar tanaman kurang lebih sedalam 10 cm, kemudian pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah agar tidak terjadi penguapan. Kelebihan metode ini adalah pupuk yang diberikan dalam jalur atau lubang dekat tanaman muda, maka tanaman tersebut akan mendapat hara yang cukup. Hal ini akan mendukung pertumbuhan tanaman pada tingkat awal, sehingga memungkinkan tanaman dapat

4

disiang lebih awal dan pemberantasan gulma lebih awal. Kerugian metode ini adalah apabila penempatan pupuk didekat benih yang sedang bersemi dapat menyebabkan kerusakan tanaman muda karena kepekatan yang tinggi dari garam yang larut, terutama bila pupuk diberikan terlalu dekat pada benih atau tanaman. 3. Ring placement adalah metode pemupukan dengan membuat lubang di bawah tajuk sekitar batang sedalam 30 cm, untuk tanaman muda sedalam 10 cm. Kemudian pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah. Umumnya diaplikasikan pada tanaman tahunan, seperti buah-buahan dan cengkeh. Keuntungan metode ini adalah pengambilan hara oleh tanaman lebih mudah, terutama tanaman dengan perakaran terbatas, efek residu dari penggunaan pupuk lebih besar, dan kehilangan hara dpat dikurangi. Kerugian metode ini adalah memerlukan tenaga yang cukup banyak, karena tidak mudah dan dilakukan per satu tanaman, membutuhkan waktu yang cukup lama. Metode ini efektif untuk tanah yang kurang subur, lahan kering, jarak tanam renggang, perakaran sedikit,

tanaman

tahunan,

jumlah

pupuk

sedikit, pupuk

tablet,

dan terutama pupuk P dan K. 4. Fertigasi adalah metode pemupukan dengan menggabungkan dua sistem, yaitu fertilization dan irrigation. Pupuk dicampur dengan aliran irigasi, dapat menggunakan tangki bertekanan atau cara sederhana dengan melarutkan pupuk dalam air, kemudian disiram ke tanah sekitar tanaman. Kelebihan metode ini adalah tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan praktis, sedangkan kekurangan metode ini adalah membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli alat tangki bertekanan tinggi dan biasanya digunakan oleh perusahaan komersial. 5. Injection adalah metode pemupukan dengan alat suntik. Pupuk cair dimasukkan ke dalam alat suntik, kemudian disuntikkan ke batang tanaman. Keunggulan metode ini dapat langsung terlihat pada warna daun. Metode ini kurang baik karena luka yang terjadi akibat jarum suntik pada batang tanaman dapat menjadi jalan masuk penyakit.

5

6. Foliar application adalah metode pemupukan dengan menggunakan alat semprot atau spray. Pupuk cair disemprotkan ke daun tanaman. Metode ini dapat membantu tanaman mendapat unsur hara tambahan dan lebih cepat melalui stomata daun di bagian bawah daun. Saat aplikasi perlu diperhatikan keadaan cuaca sekitar apabila terlalu panas, dapat mengakibatkan konsentrasi pupuk ke daun cepat meningkat, sehingga daun terbakar dan konsentrasi larutan pupuk yang tinggi dapat mengakibatkan daun terbakar karena plasmolisis batas. Berdasarkan penelitian Hartono dkk (2012), teknik pemberian pupuk yang dibenamkan ke dalam tanah pada tanaman jagung menghasilkan jumlah tongkol dan rata-rata berat kering pipilan jagung paling tinggi, berbeda dengan hasil dari teknik pemberian pupuk disebar merata di atas permukaan tanah dan diaduk bercampur dengan tanah. Pemberian pupuk dengan cara dibenamkan ke dalam tanah, mengakibatkan unsur hara dapat diserap dengan baik oleh tanaman karena unsur hara yang diberikan dekat dengan pertumbuhan akar. Sejalan dengan penelitian dari (Lakitan, 1995), bahwa unsur hara baru dapat diserap oleh tanaman apabila unsur hara tersebut berada dekat permukaan akar, sehingga lebih optimal dalam pertumbuhan suatu tanaman. Secara teknis, penempatan pemberian pupuk dengan cara ditutup kembali dengan tanah atau dibenamkan, lebih efektif dan efisien untuk pertumbuhan tanaman (Akil M, 2006) cit. (Hartono dkk, 2012).

6

V. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Metode dapat dilakukan dengan enam metode, pertama broadcasting berarti pupuk disebarkan secara merata di atas permukaan tanah terdapat dua cara metode broadcasting, yaitu top dressing dan side dressing. Kedua, spot placement berarti pupuk dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat di samping tanaman kurang lebih sedalam 30 cm. Ketiga, ring placement berarti pupuk dimasukkan ke dalam lubang di bawah tajuk sekitar tanaman kurang lebih sedalam 10 cm. Keempat, fertigasi berarti pupuk diberikan secara bersamaan dengan aliran irigasi. Kelima, injection berarti pupuk disuntikkan melalui batang tanaman. Keenam, foliar application berarti pupuk disemprotkan ke daun. 2. Metode paling efektif untuk mendapatkan hasil produktivitas yang baik adalah dengan membenamkan pupuk ke dalam tanah, seperti metode spot placement dan ring placement, karena pupuk yang berasa dekat dengan akar tanaman memudahkan akar untuk menyerap hara, terutama untuk tanaman yang memiliki perakaran terbatas. 3. B. Saran Saat melakukan praktek metode pemupukan perlu diketahui terlebih dahulu kondisi tanah, seperti tekstur, pH, kelengasan, dan lain-lain, jenis tanaman yang akan diaplikasikan pupuk, keadaan cuaca sekitar, dan tujuan pemupukan tersebut agar metode yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman, membantu pertumbuhan tanaman, dan menghasilkan produktivitas yang baik, serta meningkatkan kualitas tanah maupun memperbaiki keadaan tanah, sehingga pupuk yang diberikan tidak sia-sia. Kesalahan metode dapat berakibat penurunan kualitas tanah maupun tanaman.

7

DAFTAR PUSTAKA Haji, M., Nasih W. Y., Sri N. H. U. 2010. Serapan hara N, P, K pada tanaman padi dengan berbagai lama penggunaan pupuk organic pada vertisol Sragen. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 10: 2. Hartono, R., Liliya D. S., Ruslan W. 2012. Pengaruh teknik dan dosis pemberian pupuk organik dari sludge bio- digester terhadap produksi tanaman jagung (Zea Mays L.) varietas Bima. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Lakitan, B. 1995. Hortikultura : Teori, Budidaya dan Pasca Panen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Maliangkay R.B., M. Nur, N. Mashud. 2013. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman aren belum menghasilkan. B. Palma 14: 14. Setyamidjaja, D. 2000. The Budi Daya dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta. Kanisius. Susila, A.D., J.G. Kartika, T. Prasetyo, M.C, Palada. 2010. Fertilizer recommendation: correlation and calibration study of soil-P test for yard long bean (Vigna ungvilata L.) and utisal in Nanggung, Bogor. Indonesian Journal of Agronomy 38: 3.

8

LAMPIRAN

Gambar 2.1 Metode Broadcasting

Gambar 2.3 Metode injection

Gambar 2.5 Metode Ring Placement

Gambar 2.2 Metode Fertigasi

Gambar 2.4 Metode Foliar Aplication

Gambar 2.6 Metode Spot Placement

9

Related Documents


More Documents from "Darmin Hasania"