Lapkas Nefro .doc

  • Uploaded by: Novitasariyanti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapkas Nefro .doc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,691
  • Pages: 26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang komplek yang terdiri dari aspek bio, psikososial dan spriritual yang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dalam rangka kelangsungan kehidupannya. Pemenuhan klebutuhan dasar ini akan berjalan dengan normal, jika sistem tubuh mampu meregulasi mekanisme keseimbangan yang sudah diatur sedemikian kompleks sehingga seseorang terhindar dari gangguan. Akan tetapi mekanisme tersebut kadang mengalami kegagalan dan akhirnya akan memberikan dampak bagi tubuh seseorang. Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal (ujung ureter yang berpangkal di ginjal), sedangkan urolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius. Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik. Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor- faktor tersebut antara lain : Herediter (keturunan), Umur, Jenis Kelamin. Manifestasi klinisnya, jika batu menyebabkan obstruksi akan menyebabkan terjadinya retensio urine. penatalaksanaan bagi penderita urolitiasis dan nefrolitiasis ini dengan pengurangan nyeri, pengangkatan batu, terapi nutrisi dan medikasi.

1.2 Tujuan penelitian  Untuk melengkapi peesyaratan tugas kepaniteraan klinik stase ilmu bedah di RSUD Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi tentang Nefrolitiasis  Menambah wawasan ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis  Sebagai bahan referensi mahasiswa/i fakultas kedokteran UISU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Nefrolitiasis Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu di dalam ginjal.

Gambar. Batu Ginjal

Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah sebuah material solid yang terbentuk di

ginjal

ketika

zat

atau

substasi

normal

di

urin

menjadi

sangat

tinggi

konsentrasinya.1 Berdasarkan anatomi dari ginjal, lokasi batu ginjal biasanya khas dijumpai pada bagian pelvis dan kaliks. 2 Sekitar 80% kasus batu terbentuk secara unilateral artinya hanya ditemukan batu di salah satu bagian ginjal saja. Batu cenderung berukuran kecil dengan rata-rata diameter 2 sampai 3 mm dan bisa berbentuk halus atau bergerigi.

Terkadang

penambahan

progresif

garam

dapat

menyebabkan terbentuknya struktur bercabang yang dikenal straghorn stone atau membentuk cetakan sistem kaliks dan pelvis ginjal. Penyebab terpenting adalah meningkatnya konsentrasi konstituen batu di dalam urine, sehingga kelarutan konstituen tersebut didalam urine terlampaui (supersaturasi).17 Batu bisa berada pada ginjal atau berjalan melewati saluran kemih. Penyakit ini bagian dari penyakit urolitiasis atau bisa disebut Batu Saluran Kemih (BSK). Lokasi dari batu bisa terkena di beberapa tempat yaitu di ginjal, ureter dan kandung kemih. Ginjal merupakan tempat tersering terjadinya batu dibandingkan dengan tempat saluran kemih yang lainnya. 2,16 Jenis batu yang tersering pada nefrolitiasis yaitu calcium oxalate stone dan calcium phosphate stone sekitar 75-80%, struvite stone

(magnesium, ammonium, dan phosphate) 15%, uric acid 7%, dan untuk cystine

stone 1%.7 2.2 Epidemiologi Penyakit nefrolitiasis meningkatkan morbiditas dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak dibagian urologi diseluruh dunia. 3 Batu ginjal sering

terjadi

pada

laki-laki

sekitar 10%

dan 5%

pada

wanita.

Penyakit

nefrolitiasis lebih sering terjadi pada usia 20-49 tahun dan puncaknya terjadi pada usia 35-45 tahun.3,4 Tingkat kekambuhan sekitar 30% sampai 50% dalam waktu 5 tahun.7 Sebesar 37.636 kasus baru di Indonesia, dengan jumlah kunjungan sebesar

58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang atau sebesar 1,98% dari semua jumlah pasien yang dirawat. 5 2.3 Etiologi Penyebab terbentuknya suatu batu sering tidak diketahui, terutama pada kasus batu yang mengandung kalsium. Penyebab pembentukan batu yang paling berperan

yaitu bergabungnya faktor predisposisi. Penyebab terpenting adalah

meningkatnya

konsentrasi

konstituen

batu

didalam

urin

sehingga

kelarutan

konstituen tersebut di dalam urin terlampaui. pasien yang mengalami batu kalsium memperlihatkan hiperkalsiuria yang tidak berkaitan dengan hiperkalsemia. Sekitar 5% sampai 10% pasien terdapat hiperkalsemia yang

diakibatkan

intoksikasi

vitamin

D

atau

sarkoidosis

sehingga

terjadi

hiperkalsiuria, pada 20% subkelompok ini terjadi ekresi berlebihan asam urat melalui urin, yang mempermudah terbentuknya batu kalsium, asam urat dari urin diperkiraan membentuk

nidus bagi pengendapan kalsium. Pada 5%

terjadi

hiperoksaluria dan sisanya tidak diketahui ada kelainan metabolik. Penyebab batu ginjal tipe lain relatif lebih dipahami. Batu magnesium amonium fosfat (struvit) hampir selalu terjadi pada pasien dengan urin alkalis menetap akibat Urinary Tract Infection (UTI). Secara khusus, bakteri pemecah urea seperti Proteus Vulgaris dan Staphylococcus mempermudah untuk terjadinya batu. Selain itu bakteri mungkin berfungsi sebagai nidus untuk terbentuknya semua jenis batu. Pada avitaminosis A, skuama yang terlepas dari epitel metaplastik sistem penyalur kemih berfungsi sebagai nidus.

Gout dan penyakit berkaitan dengan percepatan pergantian sel, seperti leukimia menyebabkan

tingginya

asam

urat

didalam

urin

dan

kemungkinan

terbentuknya batu asam urat. Sekitar separuh pasien dengan batu asam urat tidak mengalami hiperurisemia tetapi memperlihatkan kecenderungan mengeluarkan. 2.4 Faktor Resiko Faktor

risiko

terjadinya

nefrolitiasis

yaitu

kelebihan

kalsium,

fosfat,

oksalat, dan asam urat di dalam urin, riwayat keluarga batu ginjal, dan obesitas. Asupan makanan dan cairan memiliki peran penting dalam pembentukan batu ginjal.3 Penggunaan air bersih sangat berpengaruh terhadap tebentuknya batu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Patria Kresna air sadah dapat

menyebabkan

pengendapan

mineral

yakni

CaCO 3

dan

MgCO3

yang

berujung pada kristalisasi.21 Faktor usia, jenis kelamin, ras, lokasi geografis, cuaca dan genetik sangat berpengaruh pada penyakit ini.7 Suatu kondisi klinis juga bisa mengakibatkan terbentuknya batu ginjal termasuk obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal kronis dan penyakit kardio vaskular.3

1. Usia Pembentukan maksimal karena

pada nefron

pendeknya maupun kristal

akan

tingkat pada

ukuran

meningkat

dewasa

anak-anak dan

henle

yang

berlebih.5

Semakin

kolesterol.

peredaran

darah

Hipertensi

berubah

menjadi

berkembang

berkurangnya

lengkung

dapat batu

sesuai

dibandingkan

kurang

di

gangguan

dapat

batu

volume

sehingga

seperti

hipertensi

sedangkan

yang

juga

pengapuran kolesterol

tinggi

mencapai anak-anak,

ditandai

tubulus

umur dan

dan

dengan

berkurangnya

bertambahnya

menyebabkan

umur

oleh

proksimal pembentukan

menyebabkan peningkatan ginjal

yang

merangsang

agregasi

dengan

kristal

kalsium

oksalat

dan

kalsium

fosfat

sehingga

mempermudah terbentuknya batu.2

2.Jenis Kelamin Nefrolitiasis dengan

perempuan

panjang, batu

lebih

terhadap pria

yang

sehingga

mengendap

dan

menjadi batu

esterogen

oksalat,

konsentrasi

pada

terjadi struktur

banyak

pada

laki-laki

anatomi

kemungkinan

dari

susbtansi

batu.

Peranan

hormon

kalsium

oksalat.

Hormon

meningkatkan

hormon

sering

dikarenakan

lebih

pembentukan akan

rentan

terbentuknya perempuan

oksalat

batu

yang

plasma,

pria

lebih

pembentuk berpengaruh

androgen

pada

dibandingkan

bisa

dan

seks

dibandingkan

dengan

menurunkan

endapan

eksresi

kristal

kalsium

plasma.5 Kadar kalsium air kemih pada perempuan sebagai bahan utama pembentuk batu lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya batu pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki sehingga lebih cenderung tinggi pada laki-laki dibanding perempuan untuk terjadinya pembentukan suatu batu.2

3. Geografis, Iklim dan Temperatur Negara yang beriklim tropis dengan ciri utamanya adalah suhu dan memiliki

kelembaban

lingkungan kondisi daerah

cenderung

tinggi.

kerja

panas,

kondisi

pekerja.20

Faktor

geografis,

juga

daerah

yang

berpengaruh

beriklim mengalami

panas

begitu

Suhu

lingkungan

tersebut

sangat

juga

dengan

dehidrasi

serta

iklim, dengan

dan

peningkatan

tinggi

mempengaruhi temperatur

individu

paparan

kerja

yang

ultraviolet produksi

dari

atau pada suatu

menetap tinggi vitamin

di akan D

yang

bisa

memicu

menyebabkan

pengeluaran

akan

ekskresi

kalsium

keringat

produksi

urin.2

meningkat

dan

zat-zat

lama

dapat

menurunkan urin

peningkatan

Jika

yang

produksi yang

dan

oksalat

banyak

urin

sehingga

menurun

terkandung

serta

kepekatan

dalam

urin

akan

meningkat konsentrasinya.20 4. Terlalu lama duduk Duduk

terlalu

mengakibatkan

nefrolitiasis

yang dikarenakan

kurang aktifitas dari tulang-tulang sehingga tulang cenderung melepaskan banyak kalsium.5

2.5 Patogenesis Batu kelarutan

kemih

dan

biasanya

pengendapan

muncul garam.

karena kerusakan Ginjal

harus

keseimbangan

menampung

antara

air

dan

mengeluarkan bahan yang memiliki kelarutan yang rendah. Kedua pernyataan tersebut harus seimbang selama adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas. Urin memiliki zat-zat seperti pirofosfat, sitrat dan glikoprotein yang bisa menghambat kristalisi. Namun mekanisme pertahanan dari zat-zat tersebut kurang sempurna ketika urin menjadi jenuh atau mengalami supersaturasi dengan bahan larut yang dikarenakan tingkat ekresi yang berlebihan dan / atau karena air yang tertampung terlalu lama akan membentuk kristal dan melakukan agregasi membentuk suatu batu. Sebuah larutan dikatakan padat jika terdapat saturasi atau kejenuhan dalam kesetimbangan zat tersebut. Apabila

konsentrasi

zat

dalam

larutan

diatas

titik

jenuh (saturation point) sangat mendukung untuk terjadinya pembentukan kristal

dan jika semakin tinggi dari saturasi kejenuhan suatu zat tersebut berlebih maka kristal dapat berkembang secara spontan yang bisa menjadi sebuah batu.19

2.6 Patofisiologi Dan Gejala Klinis Efek mekanik dari pembentukan batu menimbulkan gejala klinis nyeri yang khas. Ada 2 tipe nyeri yaitu renal colic dan noncolicky renal pain. Nyeri renal colic biasanya disebabkan oleh peregangan dari collecting system atau ureter. Nyeri noncolicky renal disebabkan oleh adanya distensi dari kapsul ginjal. Obstruksi saluran kemih adalah mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk renal colic yang menyebabkan peregangan dari ujung saraf. Mekanisme lokal seperti peradangan, edema, hiperperistalsis, dan iritasi mukosa dapat berkontribusi mempersepsikan nyeri pada pasien dengan batu ginjal. Tingkat keparahan dan lokasi rasa sakit dapat bervariasi dari pasien ke pasien tergantung pada ukuran batu, lokasi batu, derajat obstruksi, ketajaman obstruksi, dan variasi anatomi individu.19 Renal colic pada obstruksi dari renal pelvis dan ureter biasanya tergambarkan nyeri sedang sampai nyeri berat di daerah panggul yang menjalar ke daerah paha. Obstruksi batu di midureter biasanya nyeri menjalar ke lateral perut bagian bawah dan disertai dengan inkontinensia urin sedangkan obstruksi di bagian distal ureter atau uretrovesical junction biasanya sakit parah dan terasa lumpuh, juga bisa disertai mual dan muntah. 1. Nyeri Nyeri yang berasal dari ginjal dapat bersifat kolik maupun nonkolik. Kolik renal

umumnya disebabkan oleh regangan pada sistem kolektikus atau ureter (umumnya akibat passing stone). Obstruksi traktur urinarius merupakan mekanisme utama penyebab kolik renal. Nyeri nonkolik terjadi akibat distensi kapsul renalis. Gejala ini dapat 2,4

saling tumpang tindih dan sulit dibedakan.

Mekanisme lokal seperti inflamasi, edema, hiperperistaltis, dan inflamasi mukosa dapat mempengaruhi nyeri yang dirasakan pasien. Di ureter, nyeri lokal dapat dialihkan ke distribusi saraf ilioinguinal dan cabang genital dari nervus genitofemoral. Beratnya nyeri dan lokasi nyeri dipengaruhi oleh ukuran batu, lokasi batu, derajat obstruksi, onset obstruksi, dan variasi anatomi individu. Batu ureter kecil umumnya disertai nyeri yang berat, sedangkan batu cetak umumnya disertai nyeri yang tumpul atau rasa tidak nyaman 2,4

di ginjal.

Batu di kaliks ginjal dapat menyebabkan obstruksi. Nyeri bersifat tumpul di pinggang dengan intensitas yang bervariasi. Nyeri dapat muncul setelah konsumsi cairan dalam jumlah banyak. Adanya infeksi atau inflamasi di kaliks yang menyertai 2

obstruksi dapat memperberat persepsi nyeri.

Batu di pelvis dengan diameter >1 cm umumnya menyumbat UPJ (ureteropelvicjunction), umumnya menyebabkan nyeri hebat di sudut kostovertebra. Nyeri dapat bersifat tumpul hingga tajam. Umumnya gejala muncul intermiten, mengikuti konsumsi air dalam jumlah banyak. Batu cetak (staghorn) di pelvis ginjal 2

tidak selalu obstruktif, sehingga pasien jarang merasakan nyeri pinggang.

Batu di ureter proksimal dan midureter umumnya menyebabkan nyeri yang berat dan tajam. Nyeri dapat memberat dan intermiten saat batu berjalan ke distal ureter dan menyebabkan obstruksi intermiten. Batu yang tersangkut dilokasi tertentu dan menyebabkan obstruksi parsial menyebabkan nyeri yang lebih ringan. Nyeri akibat batu ureter umumnya terkait dermatom dan persarafan spinal. Nyeri akibat batu di

ureter proksimal umumnya menjalar ke regio lumbar. Batu di medial ureter umumnya menyebabkan nyeri yang menjalar ke kaudal dan anterior ke abdomen bagian bawa

2. Hematuria Urinalisis lengkap dapat membantu konfirmasi diagnosis batu saluran kemih dengan menilai adanya hematuri, kristaluri, dan pH urin. Pasien dapat mengalami gross hematuri intermiten atau urin berwarna seperti teh. Sebagian besar pasien mengalami mikrohematuri. 3.

2,3,4

Infeksi Batu struvit (amonium fosfat) umumnya dikaitkan dengan infeksi proteus, pseudomonas, klebsiella, dan stafilokokus. Batu ini bahkan disebut infection stone. Batu kalsium fosfat adalah batu lain yang dikaitkan dengan infeksi. Semua batu dapat 2,3

dihubungkan dengan infeksi akibat obstruksi dan stasis di proksimal batu. 4.

Demam Demam terkait obstruksi saluran kemih umumnya menunjukkan butuhnya

dekompresi. Hal ini dapat dicapat dengan pemasangan kateter retrograde (mis: double-J kateter). Jika manipulasi retrograde gagal, pemasangan nefrostomi perkutaneus 2

dibutuhkan. 5.

Mual dan muntah Obstruksi traktus proksimal umumnya dikaitkan dengan mual dan muntah. Dapat dibutuhkan cairan intravena untuk mengembalikan keadaan euvolemik. Namun, cairan intravena tidak boleh digunakan untuk meningkatkan diuresis sebagai usaha 2,3,4

untuk mendorong batu ureter turun ke distal.

Diperlukan riwayat yang tepat dari pasien. Nyeri harus dievaluasi, termasuk onset, karakter, radiasi, dan aktivitas yang dapat memperberat atau memperingan nyeri, mual dan muntah, hematuri, dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Pasien dengan riwayat batu sebelumnya umumnya mengalami nyeri yang sama dengan sebelumnya, namun hal ini t idak selalu terjadi.

11

2.7

Diagnosis Terdapat beberapa cara untuk mendiagnosis nefrolitiasis seperti dari gejala, termasuk pertanyaan tentang keluarga riwayat batu ginjal, diet, kelainan pada pencernaan, penyakit lain dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lab yang dilakukan adalah tes urina lisis, darah dan pemeriksaan penujang lain seperti x-ray ataupun CT scan.1 Urinalisis adalah pengujian sampel urin. Sampel urin dikumpulkan dalam wadah khusus di fasilitas penyedia layanan kesehatan dan dapat dilakukan di laboratorium untuk dianalisis. Urinalisis dapat menunjukkan apakah seseorang memiliki infeksi dan menunjukan ada tidaknya zat-zat pembentuk batu pada urin pasien. Pada pemeriksaan darah dapat menunjukan tentang zat-zat biokimia yang dapat menyebabkan batu ginjal. Abdominal

x-ray

adalah

gambar

yang

dibuat

menggunakan radiasi kecil. X-ray dilakukan di rumah sakit oleh teknisi x-ray, dan gambar hasil akan di simpulkan atau di tafsirkan oleh ahli radiologi. Prosedurnya dilakukan dengan cara pasien berbaring di atas meja atau berdiri selama proses xray. Pasien akan menahan nafas nya agar gambar terlihat jelas dan tidak terpotong atau kabur. Sinar x dapat menunjukkan lokasi batu dalam ginjal atau saluran kemih. Selain x-ray, bisa dengan melakukan CT Scan. CT scan menggunakan kombinasi sinar x dan teknologi komputer untuk membuat gambar tiga-dimensi (3-D). Pasien Diinjeksikan cairan khusus yang disebut media kontras. Pada prosedur CT scan pasien berbaring di meja yang dibawa ke perangkat berbentuk terowongan untuk pengambilan sinar x. Prosedur ini dilakukan di pusat rawat jalan atau rumah sakit oleh teknisi x-ray. CT scan dapat menunjukkan lokasi dan kondisi batu yang telah terbentuk.

12

2.8 Penatalaksanaan Pengobatan tergantung pada lokasi batu, tingkat obstruksi, sifat batu, fungsi ginjal yang terkena, dan ada tidaknya infeksi saluran kemih,. 19 Batu ginjal dapat diobati oleh dokter umum atau dokter ahli urologi. Batu-batu kecil biasanya melewati saluran kemih tanpa pengobatan. Namun, pada keadaan tersebut mungkin perlu obat nyeri dan harus meminum banyak cairan untuk membantu memindahkan batu. Untuk menghilangkan gejala nyeri dapat menggunakan obat oral ataupun intravena (IV) tergantung pada durasi dan keparahan rasa sakit. Cairan IV mungkin diperlukan jika seseorang menjadi dehidrasi akibat muntah atau ketidakmampuan untuk minum. Seseorang dengan batu yang lebih besar yang mengakibatkan aliran urin tersumbat dan menyebabkan rasa sakit yang hebat. Dalam keadaan seperti itu mungkin perlu penanganan lebih intensif. Seperti: a. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

Sebuah mesin yang disebut

lithotripter yang digunakan untuk

menghancurkan batu ginjal. Lithotripter menghasilkan gelombang kejut yang melewati

tubuh

seseorang

untuk

memecahkan

batu

ginjal

menjadi

potongan-potongan kecil sehingga lebih mudah melewati saluran ureter.

13

b.Ureteroscopy Ureteroscopy merupakan sebuah alat yang dimasukan ke uretra melalui bladder berbentuk tabung panjang dan diujungnya terdapat alat seperti keranjang yang berguna untuk menghancurkan batu dengan energi laser.

c. Percutaneous Nephrolithotomy Dalam prosedur ini, sebuah kawat tipis yang disebut nephroscope yang digunakan

untuk

menemukan

dan

menghancurkan

batu.

Prosedur

ini

dilakukan oleh seorang ahli urologi di rumah sakit dengan pemberian anestesi. Selama prosedur, tabung dimasukkan langsung ke dalam ginjal melalui sayatan kecil di pungung pasien. Batu-batu berukuran besar, pengamatan

menggunakan

ultrasonik

yang

bertindak

sebagai

lithotripter

diperlukan untuk memberikan gelombang kejut yang menghancurkan batu menjadi potongan-potongan kecil. Pasien harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari setelah prosedur dilakukan. Batu yang sudah hancur akan disalurkan ke dalam tabung kecil yang disebut tabung nefrostomi. Tabung biasanya tempatkan di ginjal selama 2 atau 3 hari.1

14

BAB III LAPORAN KASUS

STATUS ORANG SAKIT 1.ANAMNESA PRIBADI OS Nama

:Eriston Silalahi

Umur

: 57 thn

Jenis kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen

Suku

: Batak

Alamat

: Jalan Beo, Bajenis, Sumatera Utara

Pekerjaan

:-

Tanggal masuk

: 14 Juli 2016

2.ANAMNESA PENYAKIT OS Keluhan utama

: Nyeri perut yang menjalar ke pinggang disertai dengan demam

Telaah

: Os merupakan pasien pindahan dari RS Bhayangkari datang ke

RSUD Dr. H. Kumpulan Pane dengan keluhan demam yang bersifat naik turun +/- 6 Hari terakhir. Keluhan lain yang dirasakan Os adalah nyeri perut yang menjalar sampai ke pinggang, mual dan muntah. Selain itu badan Os terasa lemas dan wajah terlihat pucat. Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi Riwayat pemakaian obat Riwayat keluarga

:Captopril :-

15

3.STATUS PRESENT Keadaan Umum -

: tampak sakit sedang

Sens: Compos Mentis Tekanan Darah: 178/114 mmHg Temperatur: 37⁰C Pernafasan : 20x/i Nadi : 84x/i 1. Keadaan Gizi : BB : 70 kg TB : 165 cm RBW :

=

(Normoweight)

5. STATUS GENERALISATA PEMERIKSAAN FISIK 1. kepala Ukuran

: normocephali

Rambut

: hitam lurus

Wajah

: simetris

Mata

: sklera ikterik (-/-), konjungtiva : anemis (-/-) pupil isokor,

refleks cahaya(+/+) Telinga

: dalam batas normal

Hidung

:septum deviasi : (-)

Bibir

:Syanosis (-), Pucat (-)

16

2. Leher Bentuk

: simetris

Trakea

: letak medial

KGB

: Pembesaran kelenjar (-)

Kesan

: dalam batas normal

3. Thorax Inspeksi

: Bentuk simetris fusiformis

Palpasi

: Stem fremitus sama pada kedua lapangan paru, Nyeri tekan (-).

Perkusi

: Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi

: Suara nafas : Vesikuler

Suara tambahan : (-) 4. Abdomen Inspeksi

: Normal, benjolan (-), asites (-).

Palpasi

: Nyeri tekan (-)

Lien

: tidak teraba

Ren

: tidak teraba

Hepar

: tidak teraba

17

Undulasi

: (-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

5. Genitalia

: TDP

6. Ekstremitas a.Atas

: DBN

b. bawah

: DBN

6.STATUS LOKALISATA Inspeksi

: Tampak sakit sedang

Tonjolan (-)

Palpasi

: Nyeri tekan pada regio suprapubik (+)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

7.PEMERIKSAAN PENUNJANG a.Darah Rutin : Leukosit

: 6800 uI

Eritrosit

: 3,91 juta /mm3

18

Hb

: 11,9 g/dL

Hematokrit

: 34,3 %

Trombosit

: 236.000 uI

b. urine rutin

: warna

: Kuning Muda

Kejernihan

: Keruh

Glukosa

: Negative

Billirubin

: Negative

Protein : Negative

Urine Sedimen Eritrosit

: 2 – 3 /L pb

Leukosit

: 3 – 5 /L pb

19

c. Pemeriksaan radiologi:

Kesan :Multipel Nefrolithiasis Bilateral Saran Pemeriksaan BNO-IVP

8.DIFFERENSIAL DIAGNOSA 1.Nefrolithiasis 2.ISK 3.Tumor

20

9.DIAGNOSA Nefrolithiasis

10.TERAPI      

Inf RL 20 gtt/i PCT Infus 1 fls/8 Jam Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9 % 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj. Ondansetrone 1 amp/ 8jam Ulsafat Syr 3x C1

11. PEMERIKSAAN ANJURAN    

Darah rutin Urine Rutin BNO IVP USG Renal dan VU

Follow Up

Tanggal 15-07-2016

S Nyeri

O perut Status General :

menjalar

Sensorium : Compos Mentis

kepinggang (+)

TD : 180/100

A

P Inf RL 20 gtt/i PCT Infus 1 fls/8 Jam Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9

21

Oyong (+)

HR : 84x/i

Demam (-)

RR : 20x/i

BAK (+)

T :36,8 c

BAB (+)

16-07-2016

Nyeri

perut Status General :

menjalar

Sensorium : Compos Mentis

kepinggang(+)

TD : 160/100

berkurang

HR : 72x/i

Oyong (-)

RR : 20x/i

Demam (-)

T : 36,5 c

BAK (+) BAB (+)

% 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj. Ondansetrone 1 amp/ 8jam Ulsafat Syr 3x C1

Inf RL 20 gtt/i PCT Infus 1 fls/8 Jam Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9 % 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj. Ondansetrone 1 amp/ 8jam Candesartan 1X1 Amlodipin 5mg 1X1 Ulsafat Syr 3x C1

Lab Ureum : 80mg/dl Creatinine : 4,9 % CKD Stage 5 Uric Acid : 9,7 mg/dl

17-07-2016

Nyeri

perut Status General :

menjalar

Sensorium : Compos Mentis

kepinggang(+)

TD : 140/80

berkurang

HR : 76x/i

Oyong (-)

RR : 20x/i

Demam (-)

T : 36,6 c

BAK (+) BAB (+)

IVFD Kaen 1B 10gtt/i (mic) Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9 % 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj Ketorolac/ 8 jam Candesartan 1X1 Amlodipin 5mg 1X1 Allopurinol 100mg 1x1 Ulsafat Syr 3x C1

22

18-07-2016

Nyeri

perut Status General :

menjalar

Sensorium : Compos Mentis

kepinggang(+)

TD : 140/100

berkurang

HR : 80x/i

Oyong (-)

RR : 22x/i

Demam (-)

T : 37 c

BAK (+) BAB (+)

19-09-2016

Nyeri

perut Status General :

menjalar

Sensorium : Compos Mentis

kepinggang(+)

TD : 130/90

berkurang

HR : 80x/i

Oyong (-)

RR : 20x/i

Demam (-)

T : 36,7 c

BAK (+) BAB (+)

IVFD Kaen 1B 10gtt/i (mic) Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9 % 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj Ketorolac/ 8 jam Candesartan 1X1 Amlodipin 5mg 1X1 Allopurinol 100mg 1x1 Ulsafat Syr 3x C1

IVFD Kaen 1B 10gtt/i (mic) Inf.Pantoprazole + Nacl 0,9 % 100 cc/12 jam Inj. Cefotaxime 1gr/8 jam Inj Ketorolac/ 8 jam Candesartan 1X1 Amlodipin 5mg 1X1 Allopurinol 100mg 1x1 Ulsafat Syr 3x C1

Pasien di Rujuk ke RS Santa Elizabeth

23

BAB IV DISKUSI KASUS Anamnesa

:

1.Os mengeluhkan nyeri perut yang yang menjalar kepinggang disertai dengan demam lebih kurang selama 6 hari yang bersifat naik turun. 2. Os juga mengeluhkan mual-muntah, badan terasa lemas dan wajah terlihat pucat Physic Diagnostik

:

Tidak terdeteksi keluhan yang spesifik, hanya pada pemeriksaan tapping pain mengeluhkan nyeri saat diketok. Pemeriksaan Penunjang : Pada pemeriksaan darah rutin tidak di jumpainya kelainan sedangkan pada urine rutin di jumpai kelainan eritrosit serta di dukung juga hasil gambaran radiologi dengan kesan nefrolithiasis bilateral

24

BAB V KESIMPULAN Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya.1 Berdasarkan anatomi dari ginjal, lokasi batu ginjal biasanya khas dijumpai pada bagian pelvis dan kaliks. 2 Sekitar 80% kasus batu terbentuk secara unilateral artinya hanya ditemukan batu di salah satu bagian ginjal saja. Batu cenderung berukuran kecil dengan rata-rata diameter 2 sampai 3 mm dan bisa berbentuk halus atau bergerigi.

Pasien dengan nefrolithiasis sering tidak menunjukkan gejala dan terdiagnosis melalui pemeriksaan lainnya, untuk menegakkan diagnosis perlu anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik dan diperlukan juga pemeriksaan tambahan seperti radiologis dan laboratorium. Perinsip penatalaksanaaan nefrolithiasis adalah mengeliminasi batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi serta mengurangi obstruksi , penatalaksanaan harus di lakukan secara menyeluruh mulai dari konservatif hingga operatif.

25

Daftar Pustaka 1. Snell, Richard S. 2012, Clinical Anatomy 9th edition, Lippincot Williams & Wilkins. 2. Sheerwood, Lauralee.2010. Human Physiology : From Cell to System 7th edition. Canada : Cengage learning 3. De jong, win. 2004. Buku ajar ilmu bedah, jakarta: EGC 4. Sja’bani, Mohammad.2009. Batu saluran kemih dalam Buju Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 5. Manuputty, David. 2010. Kumpulan Kuliah Bedah, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 6. Purnomo B. Dasar dasar urologi Malang : Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya 7. Taher A. 2007. Guidelines Penatalaksanaan Penyakit Batu Saluran Kemih, Jakarta : ikatan ahli urologi Indonesia. 8. Anonym, 2016. Batu

Kandung

Kemih.

Diaskses

24

juni

dari

http//dokterugm.co.id/2016/07/30/batu-saluran-kemih….. 9. www.medscape.com Joshep Basler, MD, PhD. Bladder Stones, 30 juli 2016 10. Reksoprojo, S 1995. Ilmu Bedah Jakarta : Binarupa Aksara

26

Related Documents

Lapkas Nefro .doc
April 2020 4
Temario Nefro
November 2019 8
Hemodialisis Nefro
May 2020 11
Swer Nefro Fix.docx
June 2020 15
Lapkas Anes.docx
August 2019 62
Lapkas Korea.docx
April 2020 41

More Documents from "Lowelly napitupulu"