LAPORAN TUTORIAL BLOK RESPIRASI SKENARIO 2 “Sesak Semakin Memberat”
KELOMPOK A10
BENEDICTUS ADITYA SATYA L.A.
G0016041
GIRAS REFINDASASTI
G0016093
MUHAMMAD PUTUT SATRIO T.
G0016139
SADAM ULFIN
G0016191
ANNE KRISTANIA W
G0016025
MARIA MARGARETHA VALENTIN P
G0016241
LIVIA DIFYANTY
G0016135
STEFANI JUTIEN SARI
G0016209
SASHA GEGANARESI L
G0016197
RISKA PRADIPTAKIRANA
G0016185
PRASETYA UTAMI
G0016173
NURBAITI
G0016169
TUTOR :
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN SKENARIO 3 SESAK SEMAKIN MEMBERAT
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke unit gawat darurat puskesmas dengan keluhan sesak napas sejak dua hari yang lalu, dirasakan semakin memberat. Sesak semakin bertambah dengan aktivitas berat, misalnya mengangkat beban atau posisi jongkok ke berdiri. Pasien sedang dalam pengobatan penyakit TB paru bulan keenam. Sehari-hari pasien bekerja sebagai tukang becak di pasar dan riwayat merokok sejak 15 tahun dengan sehari menghabiskan 20 batang. Tidak ada riwayat penyakit serupa di keluarga pasien. Saat di IGD pasien tambpak gelisah karna sesak napas, dengan GCS E4V4M4. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, frekusensi napas 32 kali/menit, denyut nadi 112 kali/menit, dan suhu tubuh 36oC, saturasi 90% tanpa terapi oksigen. Pada pemeriksaan region thoraks, inspeksi pengembangan dada kiri tertinggal. Pemeriksaan palpasi didapatkan fremitus dada kiri melemah dan perkusi redup di hemithoraks kiri. Pemeriksaan auskultasi didapatkan suara dasar vesikuler menurun disertai ronkhi basah halus di hemithoraks kiri, sedangkan di hemithoraks kanan dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10.8g/dl, lekosit 18.000, hematocrit 39%, dan trombosit 340.000. Pada pemeriksaan foto rontgen thorax didapatkan gambaran sebagai berikut:
Dokter kemudia melakukan pungsi percobaan didaptkan hasil cairan kuning agak keruh, kesan eksudatif. Oleh karena itu, kemudian doketer melakukan pungsi evakuasi untuk mengurangi sesak pasien. Pasien lalu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki spesialis paru
BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA JUMP 1 1. Saturasi
: adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan oksigen
dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %. Pada sekitar 90% (nilai bervariasi sesuai dengan konteks klinis) saturasi oksigen meningkat menurut kurva disosiasi hemoglobin-oksigen dan pendekatan 100% pada tekanan parsial oksigen> 10 kPa. 2. Pungsi Percobaan : adalah prosedur invasive untuk diagnostic, yaitu membuktikan ada tidaknya cairan atau udara di rongga pleura dan mengambil bahan pemeriksaan mikroorganisme dan sitologi. 3. Pungsi Evakuasi : adalah prosedur invasive untuk terapeutik, yaitu mengeluarkan cairan / udara di cavum pleura untuk mengatasi keluhan pasien 4. GCS E4V4M4
: Glasgow Coma Scale yaitu skala yang digunakan untuk menilai
tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
E4 artinya respon membuka mata spontan (tanpa stimulus/rangsang)
V4 artinya respon verbal berbicara mengacau (bingung)
M4 artinya respon motoric Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang)
5. Kesan Eksudatif : cairan yang terdapat saaat post radang, diakibatkan oleh pecahnya kapiler dan kerusakan sel parenkim paru. Caiaran eksudat memiliki kadar LDH >200U, protein 3gr/dl, dan berat jenis cairan >1016. 6. Hemithorax
: lapang paru/ bagian paru
JUMP 2 1. Mengapa sesak semakin memberat saat beraktivitas berat? 2. Apa hubungan keluhan pasien dengan penyakit TB paru yang diderita pasien? 3. Apakah hubungan riwayat merokok 15 tahun dengan penyakit pasien saat ini? 4. Bagaimana kaitan penyakit pasien dengan interpretasi dari tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan pemeriksaan radiologi pasien? 5. Bagaimana mekanisme fisiologi dan patofisiologi dari keluhan pasien? 6. Apa hubungan pekerjaan dan riwayat penyakit keluarga dengan penyakit pasien saat ini?
7. Mengapa pada pungsi percobaan ditemukan cairan bewarna kuning keruh eksudatif? 8. Mengapa sesak napas pasien bisa berkurang setelah dilakukan pungsi evakuasi? 9. Apa saja terapi yang bisa dilakukan oleh dokter umum terhadap penyakit pasien? 10. Bagaimana membedakan antara sesak napas karna jantung dan sesak napas karena sakit paru-paru? 11. Bagaimana cara melakukan pungsi percobaan dan pungsi evakuasi? 12. Mengapa efusi hanya ditemukan pada paruparu sinistra?
JUMP 4 Etiologi
Sesak Napas Semakin Berat
Faktor Resiko
Anamnesis dan pemeriksaan
Efusi Pleura
Patofiosologi
Diagnosis dan differential diagnosis
Tatalaksana
JUMP 5 1) 2) 3) 4)
Mahasiswa mampu menjelaskan patosisiologi Efusi pleura dengan sesak napas. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis dan DD Efusi pleura dengan sesak napas. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana Efusi pleura dengan sesak napas. Mahasiswa mampu menjelaskan kegawatdauratan pada sistem respirasi
JUMP 7 TYA Nomor 2
Nomor 3 tatalaksana Tatalaksana memiliki 3 tujuan yaitu mencegah perkembangan menjadi TB aktif, meredakan gejala, dan mencegah fibrothoraks. Terapi berdasarkan panduan meliputi keadaan umum pasien, status HIV, penyakit parennkim paru terkait, riwayat pengobatan OAT, dan kemungkinan resistensi obat. 1. OAT Pengobatan pleuritis TB sama dengan panduan pengobatan TB kasus baru, yaitu OAT kategori 1 selama 6 bulan 2. Terapi local Dilakukan toracosentesis terapeutik, yaitu cairan di evakuasi seoptimal mungkin sesuai keadaan pasien, evakuasi cairan dilakukan berulang. Pada efusi pleura TB berkantong, pemberian fibrinolitik dapat menurunkan derajat residual penebalan
pleura. Drainase efektif efusi pleura sejak awal dan pengobatan OAT tuntas, dapat mempercepat klirens efusi pleura, mengurangi penebalan efusi pleura residual, dan mempercepat perbaikan fungsi paru pada pasien pleuritis TB dengan efusi berkantong simptomatik. Torakoskopi adalah teknik yang dapat memberikan akses penglihatan langsung secara invasive minimal ke ruang pleura untuk menghisap cairan pleura, melepaskan perlengketan pada efusi pleura berkantong dan untuk memasang chest tube pada region yang terdapat efusi pleura Tube thoracostomy dilakukan pada efusi pleura TB dengan komplikasi empyema, pneumothoraks, hidropneumothoraks
DAFTAR PUSTAKA
Doosoo Jeon, M.D. 2014. Tuberculous Pleurisy: An Update. Korea: The Korean Academy of Tuberculosis and Respiratory Diseases. Diakses pada 12 November 2017 Sudoyo, A, et al, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.