A. Tunica Oculi Oculi berbentuk seperti bola (d= ±25mm) yang dilindungi oleh 3 tunica (layers) dari superficial ke profunda yaitu: Tunica fibrosa, tunica vasculosa, tunica nervosa. Setiap lapisan oculi memiliki struktur anatomis dan fisiologis yang berbeda dan khas.
Tunica Fibrosa Terdiri atass corna dan sclera dalam 1 lapisan yang sama dan kontinyu. Cornea (1/6 anterior pada tunica fibrosa) dan sclera (5/6 posterior pada tunica fibrosa). Transisi cornea dan sclera disebut corneoscleral junction pada potongan sagittal akan nampak sebagai curvature corneoscleral yang disebut sebagai Limbus corneae. Fungsi utama dari tunica fibrosa adalah sebagai protective layer. Sclera. Bagian oculi yang nampak putih dari bagian tunica fibrosa ini pembuluh darah, nervus opticus dan musculi extraocular masuk dan melekat. Terdapat di occipital (belakang) cornea. Merupakan dataran bola mata dengan radius 12 mm. Sclera bersifat keras dan terdiri dua lapis yaitu : substansia propria sclerae, lamina fuscae. Fungsi : memberi bentuk dan ukuran bola mata, perlekatan otot-otot ekstrinsik bola mata. Cornea. Terdapat di polus anterior (bagian depan). Merupakan dataran kecil bola mata (radius : 8 mm), pada waktu hidup lapisan ini jernih tetapi sesudah meninggal menyerupai lapisan tanduk. Dengan lanjutnya umur, tepi cornea menjadi keruh disebut arcus senilis. Fungsi : mentransmisikan dan memfokuskan cahaya Tunica Vasculosa Terdiri atas 3 struktur dalam 1 lapisan yang sama dan kontinyu, yaitu: choroidea, corpus ciliaris, iris. Sesuai dengan nama tunica ini berfungsi untuk vaskularisasi oculus. Fungsi utama dari tunica fibrosa adalah sebagai nutritive layer.
Daerah corpus ciliare diperbesar (Sobotta, 2013)
Choroid. Merupakan lapisan paling terbal di tunica vasculosa. Melapisi sclera dari dalam. Terdiri tiga lapis: lamina suprachoroidea, lamina vasculosa, lamina choriocapilaris. Merupakan lapisan dengan banyak pigmen untuk mencegah pantulan internal, dan banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi mata. Corpus ciliaris. Tersusun lagi atas 2 subbagia berbeda namun saling berhubungan yaitu: M. ciliaris (otot polos). Otot yang tersusun atas stratum longitudinal-circular-radial. Dari struktur otot polos ini akan terdapat struktur yang menjorok ke sentral oculus sebagai processus ciliaris. Proc. ciliaris. Dari proc. ciliaris akan menghubungkan diri ke Lens melalui zonula ciliaris yang terdiri atas Lig. Suspensorium lentis. Corpus ciliaris sejatinya adalah bangunan otot (m.ciliaris) dengan tonjolan-tonjolan (proc. ciliaris) dan menghubungkan diri dengan lens melalui ligamentum (Lig. Suspensorium lentis). Sehingga, fungsi utama corpus ciliaris adalah mengatur daya akomodasi lensa mata melalui kontraksi m.ciliaris (secara autonomy oleh N. Edinger-Westphal). Akan terjadi 2 efek saya pengatur daya akomodasi: (1) Benda dekat (stimulasi parasimpatis) m.ciliaris kontraksi Lig. Suspensorium lentis menekan lensa / memberi dorongan ke central lensa tergencet lensa menjadi lebih cembung bayangan jatuh di retina untuk benda dekat. (2) Benda jauh (tanpa stimulasi) m.ciliaris relaksasi Lig. Suspensorium lentis tertarik kearah perifer lensa tertarik kearah perifer juga lensa semakin pipih bayangan jatuh di retina untuk benda jauh.
Iris. Struktur circular seperti diafragma kamera dengan pupil sebagai aperturanya di sentral yang dibatasi oleh margo pupilaris. Sehingga fungsi dari iris adalah mengatur intensitas cahaya yang masuk ke oculus. Sebagai tambahan iris juga mengandung pigmen sehingga memberi warna pada mata. Pada iris juga nampak pelipatan- pelipatan yang disebut plicae pupilaris. Fungsi mengatur internsitas cahaya yang masuk diatur oleh 2 musculi utama (otot polos) yaitu: o M. sphincter pupillae. Otot dengan serat sirkuler. Diinervasi oleh systema nervosum parasympaticum. Efek kontraksi otot ini adalah konstriksi pupil (miosis) yaitu pada saat berada di lingkungan terang
o
M. dilator pupillae. Otot dengan serat radial. Diinervasi oleh systema nervosum sympathicum. Efek kontraksi otot
ini adalah dilatasi pupi yaitu pada saat berada di lingkungan gelap (sedikit cahaya). Tunica Nervosa Lapisan ini sesuai namanya tersusun atas banyak sel-sel saraf yang mampu menerima stimulus berupa gelombang elektromagnetik cahaya atau photoreceptor cell yang berupa rod cell dan cone cell. Juga terdapat neuron bipolar dan cell ganglion. Tunica ini tersusun atas 2 lapisan
Stratum pigmenti retinae (Pigmented layer). Lapisan ini melekat langsung pada choroid. Lapisan ini terletak pada semua facies interna tunica nervosa (anterior, posterior, dan lateral)
Stratum opticum retinae (Retina). Lapisan ini lebih profunda terhadap pigmented layer. Lapisan ini terletak hanya pada facies interna tunica nervosa bagian posterior dan lateral saja. Sehingga akan nampak suatu transisi dimana kea rah anterior stratum opticum ini akan berhenti melanjutkan diri, disebut Ora seratta. Saat dilakukan pemeriksaan ophthalmoscopy / fundoscopy, Retina akan tampak bagian-bagian: o Macula lutea (luteum = yellow). Merupakan bagian yang nampak kuning gelap, disini menandakan terdapat banyak konsentrasi cone cells sehingga tampak gelap. Secara anatomis macula lutea terletak pada o
fovea centralis Discus nervi optici (blind spot). Disebut bintik buta karena di bagian retina ini tidak ada sel photoreceptor.
Secara anatomis discus nervi optici terletak apda excavation disci. Dari struktur ini akan masuk dan keluar A/V centralis retinae.
B. Lens (Lens Oculi) Struktur bikonveks, jernih, terletak tepat di belakang pupil. Mempunyai elastisitas yang besar. Pada umur lanjut, dapat menjadi keruh, disebut katarak. Lensa memisahkan ruangan dalam bola mata menjadi dua ruang yaitu:
Camera anterior bulbi : di posterior cornea dan di anterior iris
Camera posterior bulbi: di posterior iris dan di anterior lensa
Kedua rongga ini berisi aqueous humor, berupa cairan jernih yang dihasilkan prosesus ciliaris untuk memberi nutrisi lensa dan cornea. Humor aqueous akan mengalir menuju sinus venosus sclerae (clinical term: canalis Schlem) sehingga masuk ke sirkulasi darah vena. Tekanan intraokular dari humor aqueous penting untuk menjaga bentuk bola mata, jika terjadi gangguan drainase humor aqueous oleh canalis Schlem dapat menyebabkan peningkatan IOP (Intraocular preassure) dan dapat merusak penglihatan, disebut glaucoma. Ruangan di belakang lensa disebut corpus vitreum atau camera vitreus bulb). Terletak diantara lensa dan retina. Berisi vitreus humor, berupa gel transparan yang juga berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
C. Musculi Extraocularia Sesuai namanya, merupakan otot-otot yang terlerak diluar mata (melekatnya di sclera), sehingga jika dipahami otot ini menempel pada permukaan luar bola mata dan berfungsi menggerakan bola mata ke segala arah. Teradapat 7 musculi extraocular dengan ciri-ciri yang khas, dirangkum dalam table berikut:
Musculi Extraocularia (Moore, 2014) Musculus Levator
Origo palpebraeAla
superioris Obliquus Superior
Insertio minor
spenoidalis, Os sphenoid opticus
Innervasi
osTarsus superior, kutisN.III canalispalpebrae superior Melalui annulus N.IV fibrosus
(trochlea)
Gerakan Mengangkat palpebrae superior Abduksi, depresi, dan rotasi medial
Obliquus Inferior
lalu berinsersi Dinding inferior orbit Sclera
ke N.III
Abduksi,
Rectus Superior
Anulus
di
dan rotasi lateral Adduksi, Elevasi,
Rectus Inferior
communis (Annulus posterior
Recuts Medialis Rectus Lateralis
Zinn)
tendineusSclera
(tepat
dan rotasi medial Adduksi, depresi,
corneoscleral junction)
elevasi,
N.VI
dan rotasi lateral Adduksi Abduksi
D. vascularisasi
Arteria pada oculus terutama berasal dari 4 arteri utama yaitu: A.carotis internal, A.opthalmicus, Ramus muscularis A.opthalmicus, dan A.maxillaris.
Vaskularisasi orbita et oculi (Moore, 2014)
Venae pada oculus di-drainase ke V.opthalmicus superior et inferior kemudian menuju sinus cavernosus, namun untuk V. centralis retinae umumnya langsung men-drainase-kan darah ke sinus cavernosus tanpa harus lewat V.opthalmicus. Waschke, J. and Paulsen, F., 2013. Sobotta atlas of human anatomy. Elsevier. Tortora, G.J. and Derrickson, B., 2013. Essentials of anatomy and physiology. Wiley. Moore, K.L., Dalley, A.F. and Agur, A.M., 2014. Moore clinically oriented anatomy. Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.