Lap. Obser Serdik.docx

  • Uploaded by: farisyanfr
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap. Obser Serdik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,224
  • Pages: 39
MANAJEMEN PESERTA DIDIK OSBERVASI diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidika yang diampu oleh: 1. Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd

disusun oleh: Farisya NFR

(1701393)

Nabila Dwi N

(1704625)

Nikita Molanti

(1704480)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan nikmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah observasi yang berjudul “Manajemen Peserta didik di SMPN 26 Bandung”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang diampu oleh Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth. Ibu Cicih Sutarsih dan Asisten Beliau Bapak Yudi yang tak hentinya senantiasa membimbing kami. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen mata Pengelolaan Pendidikan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, 27 Oktober 2016

Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen peserta didik keberadaanya sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan karena peserta didik merupakan komponen yang paling penting untuk

menunjang

keberhasilan

pendidikan.

Keberhasilan

dalam

penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah. Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, seorang pendidik atau tenaga kependidikan harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Sebagai administrator pendidikan, kami perlu mengkaji dan memahami bagaimana cara mengelola peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah). Atas dasar tersebut, maka kami melakukan kegiatan observasi mengenai manajemen peserta didik di SMKN 1 Bandung yang terletak di Jl. Wastukencana No.3.

.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ? 2. Bagaimana Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 3. Bagaimana Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 4. Bagaimana Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung? 5. Bagaimana Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung? 6. Bagaimana Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung? 7. Bagaimana pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 8. Bagaimana Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung? 9. Bagaimana pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 bandung? 10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 11. Bagaimana Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung? 12. Bagaimana Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba ataupun olimpiade? 13. Bagaimana cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung? 14. Bagaimana Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi peserta didik di SMPN 12 Bandung?

C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat rumusan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1. Mengetahui Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ? 2. Mengetahui Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 3. Mengetahui Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 4. Mengetahui Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung? 5. Mengetahui Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung? 6. Mengetahui Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung? 7. Mengetahui pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 8. Mengetahui Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung? 9. Mengetahui pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 bandung? 10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 11. Mengetahui Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung? 12. Mengetahui Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba ataupun olimpiade? 13. Mengetahui cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung? 14. Mengetahui Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi peserta didik di SMPN 12 Bandung?

D. Manfaat Setelah dibuatnya makalah ini baik bagi penulis ataupun bagi pembaca diharapkan dapat memahami cara manajemen peserta didik pada lembaga pendidikan (sekolah) Khususnya pada Sekolah Menengah Pertama.

E. Metode Untuk kegiatan observasi kali ini, kami menggunakan metode “Direct observation” yaitu dengan langsung menuju tempat yang kami observasi. Setelah sampai di tempat observasi kemudian kami melakukan wawancara dengan Wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan. Selain itu, kami juga menggunakan metode pengumpul data, yaitu dengan melihat rekapan-rekapan dokumen yang berhubungan dengan pengelolaan peserta didik. Sebelum kami melakukan wawancara kami melihat keadaan di sekitar sekolah, melihat keunikan dari sekolah tersebut dan menyiapkan pertanyaan yang nantinya akan kami tanyakan pada saat wawancara.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Manajemen Peserta Didik 1. Pengertian Manajemen Peserta Didik Istilah Manajemen Peserta Didik terdiri dari dua suku kata yaitu “Manajemen” dan “Peserta didik”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah manajemen berarti (1) penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran, dan dapat berarti (2) pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Menurut Tim UPI (2013) manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan ,pemikiran,pengarahan,dan

pengaturan

serta

mempergunakan

atau

mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien. Pengertian peserta didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur ,jenjang,dan jenis pendidikan tertentu. Abu Ahmadi (Dalam Tim UPI, 2013 : 205) berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu (manusia seutuhnya).Individu diartikan “orang seorang tidak tergntung dari orang lain,dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar,mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”. Menurut Davis (dalam Syaefudin Saud,Udin, 2018:157), Manajemen peserta didik (pupil personal administration) merupakan penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Aktivitas tersebut berupa sejumlah layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan optimal setiap individu melalui pendidikan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik adalah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai mereka lulus sekolah melalui kegiatan perencanaan terhadap peserta didik, pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik, mutasi peserta didik. 2. Tujuan Manajemen Peserta Didik Pada umumnya tujuan manajemen peserta didik adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur serta membantu siswa dalam proses pengembangan fisik, emosional, pribadi, sosial, dan akademik secara optimal. Adapun menurut Irvin,dkk:1983 (dalam Syaefudin Saud,Udin, 2018:158) mejelaskan tujuan manajemen peserta didik secara kompehersif, sebagai berikut: a. Memberikan layanan kepada seluruh peserta didik secara inklusif, b. Menyediakan layanan yang berorientasi pada pengembangan, pencegahan, dan perbaikan, c. Mengembangkan dan memelihara iklim sekolah agar memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa dan meminimalkan terjadinya masalah-masalah yang serius, dan d. Menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat membatu peserta didik dalam proses pembelajaran. 3. Prinsip Manajemen Peserta Didik Prinsip dalam manajemen peserta didik dijadikan sebagai bahan acuan, pedoman, atau tumpuan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan peserta didik. Adapun prinsip manajemen peserta didik yaitu, sebagai berikut : a.

B. Ruang Lingkup Manajemen Peserta didik 1.

Analisis kebutuhan peserta didik

2.

Rekruitmen peserta didik

3.

Seleksi peserta didik

4.

Orientasi/MPLS

5.

Penempatan peserta didik (pembagian kelas) Dalam lembaga pendidikan, sebelum mengikuti proses pembelajaran peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan, terlebih dahulu ditempatkan dan dikelompkkkan dalam lembaga belajar. Pengelompokkkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan pada sistem kelas. Menurut William A. Jeager dalam pengelompokkan peserta didik dapat didsarkan kepada: a. Fungsi Integrasi, yaitu pengelompokkkan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan

menurut

jenis

kelamin,

umur

dan

sebagainya.

Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal. b. Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik berdasarkan kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan, dan sebagainya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual. Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada 5 macam, yaitu: a. Friendship Grouping Pengelompokkan peserta diidik didasarkan pada kesukaan di dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya. b. Achievement Grouping Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dan pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran

antara peserta didi yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah. c. Aptitude Grouping Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki pesert didik itu sendiri. d. Attention or Interest Grouping Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokkan ini didasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya. e. Intelligence Grouping Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri. 6.

Pembinaan dan pengembangan peserta didik Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan yang biasanya di lembaga pendidikan kegiatan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum yang pelaksanannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kuriuler dalm bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler, biasanya peserta didik bisa memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan

kemampuan dirinya. Bisa dikatakan kegiatan ekstra kurikuler adalah sebuah wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran. Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok Karate, kelompok Silat, kelompok Basket, Pramuka, kelompok teater, dan lain-lain. Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Tidak ada anggapan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler dan sebaliknya karena kedua kegiatan ini saling menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta didik. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik diukut melalui proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan (guru). Ukuran yang sering digunakan adalah naik kelas bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat akhir serta lulus dan tidak lulu bagi peserta didik di tingkat akhir sebuah lembaga pendidikan (kelas). Penilaian oleh guru didasarkan prinsip-prinsip penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. 7.

Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik dimulai sejak peserta didik itu diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada pesrta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihakpihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga tersebut. Peralatan dan peralatan yang diperlukan untuk pencatatan dan pelaporan biasanya berupa: a. Buku induk siswa (buku pokok atau stambuk), buku ini bersis catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan di buku ini disertai dengan nomor pesesrta/stambuk), dan dilengkapi pula dengan data-data lain untuk setiap peserta didik.

b. Buku klapper, pencatatan buku yang diambil dari buku induk. Penulisan disusun berdasarkan abjad dilakukan untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. c. Daftar presensi, diperlukan untuk mengetahui frekuensi kehadiran peserta didik agar dapat diketahui/dikontrol biasanya dipegang oleh petugas khusus sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik di kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir dipegang oleh guru. d. Buku catatan pribadi peserta didik, berisi data setiap peserta didik dan lebih lengkap dari pada buku induk. Buku ini berisi: identitas peserta didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis (sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Biasanya buku ini disimpan di ruang BP dan dikerjakan petugas BP. e. Daftar nilai, dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil tes peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran tertentu. Dalam daftar ini dapat diketahui kemajuan belajar peserta didik. Nilai-nilai ini digunakan sebagai bahan olahan nilai raport. f. Buku legger, legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan nilai dalam legger dikerjakan wali kelas sebagai bahan pengisian raport. Pencatatan nilai-nilai dalam legger dilakukan sesuai dengan pembagian raport. g. Buku raport, merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah laku peserta didik dan sebagainya. Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan berhubungan satu sama lain. Dengan demikian pihak sekolah dapat mencatat semua aspek yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta didik. 8.

Kelulusan dan Alumni Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dalam manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah)

tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik tersbut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar. Ketika peserta didik lulus dari sekolah, hubungan formal antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun, diharapakan hubungan antara alumni dan sekolah tetap pelajaran. Hubungan ini, bisa dimanfaatkan lembaga pendidikan (sekolah) untuk menjaring berbagai informasi, misalnya informasi tentang mata pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya dan mungkin informasi tentang lapangan pekerjaan yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya. Hubungan antara alumni dan sekolah dapat diperlihara dengan adanya pertemuan-pertemuan biasa yang disebut reuni dan dengan adanya organisasi alumni, misalnya IKA (Ikatan Alumni). Prestasi alumni dari lembaga pendidikan perlu dicatat atau didata oleh lembaga pendidikan untuk mempromosikan lembaga pendidikannya.

C. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik 1.

Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam PP No. 20 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan. Pengertian bimbingan menurut PP No. 20 tahun 1990 Bab X pasal 27, yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan

bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan sekolah ada tiga, yaitu. a. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan

pekerjaan

sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya. b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik. c. Fungsi

penyesuaian,

yaitu

membantu

peserta

didik

dalam

menyesuaikan diri dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal. Tujuannya dilakukakan bimbingan di sekolah antara lain. a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri. b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya. c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. d. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya. f. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan berbagai nilai. g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat. h. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.

Ruang lingkup bimbingan di sekolah, yaitu. a. Layanan kepada peserta didik.

1) Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan karir). 2) Dilihat dari urutan kegiatan, mencakup: layanan orientasi, layanan pengumpulan data pribadi, layanan orientasi, laysns pengumpulan data pribadi, layanan pemberian informasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman (referal), layanan tinda lanjut. b. Layanan kepada guru. c. Layanan kepada kepala sekolah. d. Layanan kepada calon peserta didik. e. Layanan kepada calon peserta didik (feeder school). f. Layanan kepada orang tua. g. Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah kejuruan. h. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lainnya. 2.

Layanan Perpustakaan Perpustakaan merupakan layanan yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah, melayani informasiinformasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Perpustakan merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan perpustakaan sekolah, yaitu. a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan. b. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien. c. Meletakkan dasar kearah belajar mandiri. d. Memupuk bakat dan minat. e. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.

Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan, yaitu. a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar. b. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi peserta dan pendidik. c. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif. d. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.

Penyelenggara perpustakaan adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah baik sebagai ahli perpustakaan atau guru yang ditugaskan diperpustakaan dan telah mendapatkan kursus/latihan sebelumnya. Layanan perpustakaan bertujuan untuk menyajikan informasi untuk peningkatan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi semua warga sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Secara operasional layanan perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi, dan bimbingan membaca. Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasarang yang ditujunya, yaitu. a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut: 1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang; 2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio-visual dan lain-lain; 3) Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran tertentu; 4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh guru dalam rangka meningkatkan profesinya; 5) Untuk SD menyediakan jam bercerita, pembacaan buku, dan permainan boneka; 6) Mengisi jam pelajaran yang kosong.

b. Layanan kepada peserta didik, meliputi: 1) Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum; 2) Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik memperdalam

pengetahuannya

mengenai

subyek

yang

diminatinya; 3) Menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan; 4) Menyediakan

kemudahan

untuk

membantu

peserta

didik

mengadakan penelitian; 5) Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan bimbingan membaca, bagaimana menggunakan perpustakaan, mengenalkan jenis-jenis koleksi, buku, bercerita, membaca keras, membuat isi ringkas, kliping dan lain-lain. c. Layanan terhadap manajemen sekolah Perpustakaan secara aktif membantu pimpinan sekolah dan guru dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan, pemanduan dan penilaian program pendidikan di sekolah. Organisasi dan tata laksana perpustakaan sekolah adalah. a. Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, perpustakaan berfungsi sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat informasi, pusat peneliti sederhana dan rekreasi sehat. b. Unit pelaksana teknis, perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Perpustakaan melaksanakan kegiatan teknis yang mencakup keadaan, pengolahan, penyusunan buku dan katalog. Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan baca. c. Mata rantai dalam sistem nasional layanan di perpustakaan, dalam rangka meningkatkan kemampuan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan, perpustakaan dapat melakukan kerja sama dengan perpustakaan lain. Koleksi perpustakaan sekolah terutama terdiri dari

bahan pustaka yang menjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum sekolah yang sesuai dengan jenis dan jenjangnya. Jenis koleksi perpustakaan di sekolah terdiri dari. a. Bahan cetak seperti buku, majalah, surat kabar, brosur, pamflet, guntingan surat kabar, majalah dan sebagainya. Bahan bukan cetak, seperti karya tulis guru dan murid, peta gambar, globe, relif, slide, filmstrif, film, peta rekaman, dan sebagainya. Menurut isi/cakupannya, koleksi perpustakaan sekolah yang berupa buku, terdiri atas: buku-buku teks, buku-buku teks pelengkap, buku-buku rujukan seperti kamus, ensiklopedia, almanak, buku tahunan, terbitan pemerintah, buku-buku bacaan fiksi/rekaan dan sebagainya. Perbandingan koleksi buku non fiksi dan fiksi adalah untuk SD 60:40, untuk SMP 70:30, dan untuk SLTA 75:25.

Jumlah koleksi dasar disarankan dengan

perbandingan 10 judul buku untuk seorang murid. Koleksi dasar 50% dari jumlah koleksi minimal. Selanjutnya, untuk pengembangan diperlukan setiap tahun penambahan koleksi kurang lebih 10% dari jumlah koleksi yang ada. Selanjutnya diperlukan 10% lagi untuk pemeliharaan dan penggantian. Sebelum dipinjamkan, bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah dibakukan. Untuk klasifikasi digunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification), untuk katalogisasi mempergunakan peraturan katalogisasi Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Tenaga perpustakaan terdiri dari. a. Pustakawan adalah seorang guru pustakawan, yaitu guru yang disamping tugas mengajar juga mengolah perpustakaan. Untuk ini diperlukan pendidikan ilmu dan teknologi perpustakaan kurang lebih 6 bulan (630 jam). Guru perpustakaan mempunyai kedudukan sejajar dengan guru.

b. Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga administrasi dapat seorang guru atau tenaga administrasi dengan pengetahuan perpustakaan sedikitnya 120 jam. Sekolah dengan murid 250-300 orang membutuhkan satu orang pustakawan

pembantu

sekaligus

menjabat

kepala

perpustakaan.

Sedangkan sekolah dengan jumlah murid 300-700 orang membutuhkan dua orang tenaga pustakawan pembantu. Sekolah dengan jumlah murid 750 orang ke atas, memerlukan satu orang pustakawan dibantu oleh seorang pustakawan pembantu. Pada jam-jam tertentu di luar jam pelajaran, beberapa murid yang berprestasi dapat diikuti sertakan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, jumlahnya dua sampai empat orang secara bergiliran. Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai. a. Tempat penyimpanan bahan pustaka. b. Tempat aktivitas layanan perpustakaan. c. Tempat bekerja petugas perpustakaan. Lokasi perpustakaan mempunyai persyaratan berada di pusat gedung sekolah sehingga mudah dicapai dan tempatnya tenang. Tata ruang, ruang perpustakaan diatur agar layanan berlangsung lancar, memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari, dan pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik. Dekorasi, cat ruangan tidak menyilaukan dan tidak suram. Penerangan, jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai sumber penerangan tetapi tidak langsung kena buku. Suhu udara, ruangan diusahakan sejuk sehingga menunjang senang belajar diperpustakaan. Suhu yang baik sekitar 220C dengan kelembaban 45-50%. Jika tidak dapat menggunakan penyejuk udara tanamilah pohon-pohon penyejuk. Jenis ruangan, ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas perpustakaan, yaitu. a. Ruangan penyimpan koleksi bahan pustaka b. Ruangan penerbitan berkala

c. Ruangan alat audio-visual d. Ruangan baca e. Ruangan pengolahan f. Ruangan layanan pembaca g. Ruangan pustakawan h. Ruangan serba guna i. Ruangan antar-ruangan Jenis perabotan dan perlengkapan perpustakaan yang diperlukan adalah sebagai berikut. a. Meja sirkulasi/layanan b. Rak penitipan/loker c. Rak buku d. Rak majalah e. Rak surat kabar f. Meja baca dan kursi g. Meja belajar h. Katalog kabinet i. Rak atlas j. Papan pengumuman/papan panjang k. Perabot (mebelair) dan perlengkapan untuk ruangan pengolahan. 3.

Layanan kantin/kafetaria Kantin/warung sekolah diperlukan pada tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik dijamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi dan supaya peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan yang dijual di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat bagi peserta didik.

4.

Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya berbentuk wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah. Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya. Programnya sebagai berikut. a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat. b. Pendidikan kesehatan. c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah. Maksud dari mencapai lingkungn hidup yang sehat, sekolah harus memenuhi persyaratan “school plant”, misalnya gedung sekolah harus ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi persyaratan serta dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus bersih dan nyaman. Pendidikan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa hidup sehat merupakan modal utama dalam kehidupan misalnya tempat tinggal yang sehat mandi dua kali sehari, makanan bergizi, dan sebagainya. Peran guru dalam pendidikan kesehatan, sebagai berikut. a. Guru harus menegur peserta didik yang berpakaian dan berbadan kotor. b. Guru mengajak peserta didik untuk membersihkan lingkungan sekolah atau kerja bakti. c. Pemeriksaan kesehatan umum maupun khusus diadakan secara berkala. d. Diajarkan hidup sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit. Penyelenggara UKS memerlukan kerja sama antara seluruh warga sekolah. Setiap warga sekolah hendaknya menjalankan tugas sebaikbaiknya. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab umum, sedangkan peserta didik membantu pelaksanaan UKS, dengan piket secara bergiliran. Di samping ada penanggung jawab umum, ada penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan (pemeriksaan) kesehatan dan penanggung jawab mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah (misalnya: kantin sekolah, usaha berternak, bertelur, dan lain-lain). 5.

Layanan Transportasi sekolah

Sarana angkutan (transportasi) merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik akan merasa aman dan dapat masuk/pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta (misalnya dengan cara abodemen). 6.

Layanan Asrama Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan adanya asrama. Manfaat asrama bagi peserta didik, yaitu. a. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama jika berbentuk tugas kelompok. b. Sikap tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan pendidik. c. Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari orang tua terlambat, sakit, dan sebagainya) dapat saling membantu. d. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya. e. Mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik (negatif)

Manfaat asrama bagi pendidik/ petugas asrama, yaitu. a. Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah. b. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta didik. 7.

Studi kasus Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan pedoman dari Dinas Pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Susunan panitianya sebagai berikut Ketua

: Kepala Sekolah

Sekretaris I

: Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Sekretaris II

: Kepala TU

Bendahara

: Bendahara Sekolah

Anggota

: TU dan Guru (jumlah sesuai kebutuhan)

Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya membuat pengumuman kepada masyarakat, agar calon pendaftar mengetahui syarat-syarat memasuki sekolah tersebut. Kemudian, melaksanakan seleksi bagi calon siswa yang mendaftar. Tiga kebijakan sekolah dalam penentuan peserta didik yang diterima, yaitu peserta didik yang diterima, peserta didik yang cadangan diterima, peserta didik yang tidak diterima. Bagi peserta didik yang diterima langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan sekolah. Setelah siswa diterima di sekolah, pihak sekolah mempunyai tanggungjawab untuk memberikan suatu program penyesuaian calon peserta didik kepada situasi sekolah mereka yang baru, biasanya program ini disebut sebagai orientasi. Masa orientasi ini dilakukan dalam beberapa hari (biasanya di sekolah dilakukan dalam sepekan). Dalam orientasi diperkenalkan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Bahkan secara rinci orientasi mengenalkan tata tertib sekolah, guru dan staf TU sekolah, perpustakaan sekolah, layanan khusus yang ada di sekolah, program studi sekolah, cara belajar efektif dan efisien di sekolah serta organisasi kesiswaan yang ada di sekolah. Setelah siswa mengikuti masa orientasi, dilakukan pembagian kelas. Pembagian kelas biasanya menggunakan tipe kelas yang heterogen tanpa ada pertimbangan menempatkan kelas berdasarkan suku, nilai, agama maupun gender. Pembagian kelas dibagi berdasarkan rasio dengan ruang kelas yang ada. Setelah terbentuk kelas, barulah peserta didik mengikuti program pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran/bidang studi yang harus ditempuh oleh peserta didik selama di kelas. Di samping itu, siswa juga bisa mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi sekolah yang sifatnya ekstra kurikuler dan dilakukan di luar jam mata pelajaran/bidang studi.

Dalam proses pembelajaran dilakukan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian dilakukan untuk melihat kemajuan peserta didik dan menentukan naik atau tidak naik kelas berikutnya (bagi kelas 1 dan kelas 2), serta penentuan lulus dan tida lulus bagi kelas 3. Hasil penilaian yang dilakukan oleh pihak sekolah ini dilaporkan kepada orang tua/wali siswa. Laporan kepada orang tua disebut buku raport. Sedangkan siswa yang lulus dari sekolah diberikan ijazah/STTB

BAB III PEMBAHASAN

D. Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung Proses pengelolaan peserta didik dimulai sejak penerimaan peserta didik baru (ppdb) yang titik acuannya berdasarkan jalur pendidikan yang ditentukan oleh dinas pendidikan dan peraturan walikota. Yakni dengan melakukan seleksi nilai UN. Setelah dinyatakan diterima, peserta didik akan mengikuti serangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Siswa akan mendapat demo mengenai organisasi ekstrakurikuler yang ada di SMPN 12 Bandung dan kemudian diarahkan untuk mengikuti salah satu organisasi yang telah disediakan. Peserta didik kemudian menempuh pembelajaran sesuai dengan kelasnya masing-masing. Pada kenaikan ke kelas 8, peserta didik akan mengalami pemecahan kelas. Namun, pada kenaikan kekelas 9 akan dikembalikan kekelas semula. Peserta didik lalu mengikuti serangkaian persiapan ujian hingga Ujian Nasional (UN) dan difasilitasi hingga mendaftar ke jenjang selanjutnya. E. Analisis Kebutuhan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung Untuk penerimaan siswa baru tahun 2015, SMPN 12 Bandung memberikan kuota peserta didik sebanyak 342 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan yang seimbang. Kebutuhan peserta didik SMPN 12 Bandung disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas kelas, dengan satu kelas berisi 38 orang siswa. Peserta didik di SMPN 12 Bandung berasalah dari beragam jalur penerimaan, diantaranya jalur prestasi akademik dan olahraga; jalur bantuan siswa kurang mampu; dan gabungan wilayah.

F. Proses Rekruitmen Peserta Didik di SMPN 12 Bandung Penerimaan peserta didik baru di SMPN 12 Bandung melalui beberapa tahapan yang kesemuanya melalui seleksi nilai Ujian Nasional (UN) dengan pengumuman yang dilakukan secara online melalui website khusus yang dibuat oleh pihak pemerintahan. Calon siswa akang melakukan pendaftaran melalui pihak sekolah dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Pihak sekolah lalu menginput data calon peseta didik untuk diseleksi secara otomatis melalui website yang disediakan pihak pemerintah. Ada berbagai jalur yang ditawarkan dengan kuotanya masing-masing. Seperti jalur regular, prestasi, siswa kurang mampu, siswa luar kota dan lain-lain. Setelah mendapatkan peserta didik sesuai dengan kuota yang disediakan oleh pihak sekolah, lalu diadakan proses pendaftaran kembali (daftar ulang) dimana peserta didik yang telah diterima datang ke SMPN 12 Bandung dengan membawa dokumen prasyarat dan ketentuan lainnya. Setelah melalui proses administrasi, peserta didik kemudian mengikuti serangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan kemudian dinyatakan resmi menjadi siswa SMPN 12 Bandung. G. Seleksi Peserta Didik di SMPN 12 Bandung Seleksi peserta didik di SMPN 12 Bandung melalui beberapa jalur dengan kuota yang disediakan oleh sekolah melalui persetujuan dan peraturan walikota dan dinas pendidikan setempat. Yakni : a.

Jalur regular Jalur reguler sendiri memiliki beberapa criteria diantaranya calon peserta didik dalam wilayah (berdasarkan peraturan walikota) yakni calon siswa yang berdomisili dekat dengan sekolah (±2 km), calon peserta didik jalur afirmasi, calon peserta didik gabungan wilayah, dan calon peserta didik luar kota. Kuota jalur regular adalah yang terbesar yakni 60% dari keseluruhan penerimaan calon peserta didik. Dengan ketentuan calon peserta didik dalam wilayah lebih diutamakan daripada yang lainnya begitupun jalur afirmasi.

b.

Jalur siswa kurang mampu (Rawan melanjutkan)

Jalur rawan melanjutkan pendidikan (siswa kurang mampu) adalah jalur bagi calon peserta didik yang sulit atau tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Dengan ketentuan harus membuktikannya dengan beberapa kelengkapan dokumen diantaranya : Surat Keterangan Kurang Mampu (SKTM), Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu juga dilampirkan surat keterangan penghasilan orang tua. Jalur ini diberi kuota sebesar 20% berdasarkan peraturan walikota dan dinas pendidikan. Jalur ini juga mengutamakan calon peserta didik wilayah dalam atau yang berdomisili dekat dengan sekolah atau berada dalam satu wilayah. c.

Jalur prestasi akademik, seni dan olahraga Calon peserta didik yang akan melalui jalur prestasi diwajibkan melampirkan sertifikat atau bukti apapun mengenai prestasi yang telah diraihnya. Prestasi-prestasi yang telah diraih pun difilter kembali sesuai dengan tingkatannya. Yakni, prestasi tingkat nasional akan lebih berkesempatan daripada prestasi tingkat daerah dan selanjutnya. Jalur prestasi diberikan kuota sebanyak 10% dari jumlah seluruh calon peserta didik yang akan diterima di SMPN 12 Bandung.

H. Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung a. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Setelah siswa dinyatakan di terima di SMPN 12 bandung. Maka seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti Masa Pengelana lingkungan sekolah. Kegiatan MPLS di SMPN 12 bandung tidak terlalu beda dengan rangkaian MPLS di sekolah-sekolah lain. MPLS ini bertujuan untuk mengenalkan lingkunan sekolah kepada siswa baru. pada proses MPLS siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan tersebut. pada proses ini nantinya siswa-siswa yang berpotensi atau memiliki kemampuan lebih dalam organisasi akan di jaring untuk nantinya diikutkan dalam kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa). b. Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

Pada kegiatan

ini siswa akan diberikan wawasan

seputar

kepemimpina,n. kegiatan ini tidak di ikuti oleh seluruh siswa baru, namun hanya siswa yang terpilih dalamk kegiatan MPLS. Kegiatan ini bertuuan agar siswa-siswa yang telah di latih dapat menjadi generasi enerus organisasi-organisasi sebelumnya di sekolah terutama OSIS. c. Penjaringan Ekstrakurikuler Setalah rangkaian MPLS dan Rangkaian LDK selesai dilaksanakan. Sekolah akan langsung melakukann penjaringan ekstrakurikuler. Ekstrakulikuler dapat di ikuti oleh seluruh siswa yang ingin mengikutinya. Ekstra kulikuler di SMPN 12 bandung berada di bawah kepengurusan OSIS. Adapun Ektrakurikuler yang ada pada SMPN 12 Bandung dibagi terhadap berbagai bidang sebagi berikut 1.

Bidang Organisasi a) Pramuka b) PMR c) Paskibraka

2.

Olahraga Prestasi a) Baket b) Voli c) Futsal

3.

Bela Diri a) Karate b) Tekwondo c) Silat

4.

Keagamaan a) Baca Tulis Al-Quran b) Dewan Kemakmuran Masjid

I.

Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung SMPN 12 Bandung menerima siswa sekitar 342 orang dengan setiap kelas berjumlah ±38 orang. Penempatan peserta didik untuk setiap kelas dilihat

berdasar gender dan kemudian dibagi secara merata untuk setiap kelas, tidak berdasarkan hasil psikotest atau yang lainnya, penempatan ini dilakukan untuk siswa yang baru diterima oleh sekolah (kelas 7). Dari cara penempatan peserta didik, dapat dilihat menurut pendapat Hendyat Soetopo dasar pengelompokkan di SMPN 12 Bandung itu adalah Achievement Grouping karena ada pencampuran peserta didik. Kemudian untuk kenaikan tingkat yaitu saat siswa di kelas 8, siswa kembali dipecah dan dilakukan penempatan yang berbeda dari kelas 7. Ini dilakukan dengan alasan peserta didik itu mempunyai teman baru (mengenal teman lainnya), peserta didik bisa bersosialisasi, dan peserta didik bisa merasakan suasana kelas yang berbeda. Untuk siswa yang merasa tidak sesuai dengan kelas baru yang ditempatinya, siswa bisa mengajukan keberatan dan dipindahkan ke kelas yang lain di minggu awal saat siswa baru memasuki kelas 8. Setelah penempatan peserta didik dipecah di kelas 8, ketika mereka naik tingkat ke kelas 9, siswa dikembalikan penempatannya sama seperti kelas 7, penempatan sama di sini adalah dengan teman-teman yang sama saat dia di kelas 7. Ini dilakukan agar tidak menyulitkan saat pelaksanaan UN.

J.

Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung Seperti yang kita ketahui lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik melakukan kegiatan yang disebut kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Untuk kegiatan kurilkuler, khususnya di SMPN 12 Bandung kegiatannya masih dalam bentuk proses belajar mengajar sesuai dengan mata pelajaran umumnya, misalnya Bahasa Indonesia, Matematika dan sebagainya. Yang menarik dari kegiatan kurikuler di SMPN 12 Bandung adalah mereka mempunyai mata pelajaran kesenian yang siswanya diwajibkan bisa menggunakan satu alat musik dan kemudian siswa menampilkan hasil belajar mereka dalam sebuah pagelaran. Dengan adanya kesenian ini siswa bisa mengasah kemampuannya dan mengembangkan dirinya sehingga mereka

mempunyai pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Sedangkan untuk kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12 Bandung, mempunyai sekitar 14 ekstra kurikuler yang merupakan tuntutan dari kurikulum. Penjaringan untuk ekstra kurikuler ini dilakukan saat kegiatan pengenalan sekolah (MPLS) telah selesai dan sebelumnya dilaksanakan semo untuk setiap kegiatan ekstra kurikuler yang diharapkan siswa bisa mengetahui apa yang dilakukan di setiap ekstra kurikuler dan mereka bisa memlih ekstra kurikuler yang mereka minati dan sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri, untuk di SMPN 12 Bandung mempunyai kebijakan bahwa siswa tidak wajib mengikuti ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12 Bandung terbagi menjadi dua macam, yaitu ekstra organisasi murni (inti) seperti pramuka, PMR, dan PASUSPARA (PASKIBRA) dan ekstra pilihan. Khusus untuk ekstra pilihan, terbagi menjadi: ekstra olahraga misalnya basket, voli dan futsal; ekstra bela diri misalnya karate, taekwondo, dan pencak silat; ekstra keagamaan misalnya BTQ dan DKM; ekstra seni misalnya kabaret; dan ekstra akademik misalnya KIR dan English Club. Semua ekstra kurikuler berada di bawah OSIS. Dengan adanya ekstra kurikuler ini diharapkan siswa dapat mengembangkan diri dan menambah pengalaman yang sesuai dengan bakat dan minat siswa yang tidak mereka dapatkan di kegiatan kurikuler. K. Pencatatan dan Pelaporan di SMPN 12 Bandung Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung sama seperti pencatatan pelaporan pada umumnya. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pun sama, yaitu. 1.

Buku induk siswa

2.

Buku klapper

3.

Daftar presensi

4.

Daftar mutasi peserta didik

5.

Buku catatan pribadi peserta didik

6.

Daftar nilai

7.

Buku legger

8.

Buku raport

L. Pengelolaan Kelulusan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 Bandung Peserta didik yang lulus di SMPN 12 Bandung sama dengan pengelolaan kelulusan pada umumnya. Di SMPN 12 Bandung ketika peserta didik dinyatakan selesai mengikuti seluruh program pendidikan dan lulus ujian akhir siswa diberikan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB). Untuk pemantauan alumni, kita belum mengetahui secara pasti bagaimana pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung, sehingga kita belum bisa menyimpulkan pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung itu seperti apa. M. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung Layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung, yaitu. 1. Layanan bimbingan dan konseling. 2. Layanan perpustakaan 3. Layanan kantin 4. Layanan kesehatan Sedangkan untuk layanan transportasi sekolah dan asrama tidak disediakan oleh sekolah. Karena penerimaan siswa didahulukan/diutamakan kepada masyarakat di sekitar SMPN 12 Bandung itu sendiri N. Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung Struktur organisasi di SMPN 12 Bandung memiliki keunikan tersendiri. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan wakil kepada sekolah bidang kesiswaan dijelaskan bahwasanya beliau tidak memiliki wakil staf. Namun, beliau memilki tiga staf yang posisinya di setarakan antar staf yang kemudian di beri tugas pada bidangnya masing-masing. Tiga staf tersebut adalah 1. Bidang Keuangan, 2. Bidang kesekretariatan, dan 3. Bidang lapangan. 1.

Staf Bidang keuangan Staf Bidang keungan oleh waka kesiswaan diberikan tugas untuk memegang dan mendata perputaran uang yang berkaitan dengan kegiatan kesiswaan.

2.

Staf Bidang Kesekretariatan

Staf Bidang kesekretariatan memiliki tugas pokok untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan administrasi penulisan ataupun pendataan yang berkaitan dengan kegiatan kesiswaan. Salah satu tanggung jawab dari staf bidang ini adalah untuk mendata setiap surat yang masuk dan keluar. 3.

Staf Bidang Lapangan Staf Bidang Lapangan disebut Pula staf Bidang kesiswaan oleh Waka kesiswaan di SMPN 12 bandung. Hal tersebut karena staf bidang lapangan inilah yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan siswa ataupu pengurus OSIS. Masa Jabatan staf pada tiap bidang berlaku satu periode atau satu tahun.

Pada tahun berikutnya tiap staf berganti bidang, semisal yang awalnya staf bidang keungan ditahun berikutknya akan menjadi staf bidang kesekretariatan, staf bidang kesekretariatan menjadi staf bidang lapangan begitupun seterusnya. Berdasarkan penjelasan waka kesiswaan SMPN 12 hal tersebut dilakukan agar staf-stafnya memiliki pengalaman yang memadai sehingga akan terbentuk generasi-generasi penerusnya di kemudian hari. O. Pelayanan Terhadap Siswa yang Berprestasi untuk Mengikuti Event, Lomba atau Olimpiade di SMPN 12 Bandung Adapun langkah-langkah pelayanan terhadap siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba atau olimpiade di SMPN 12 Bandung adalah sebagai berikut: 1.

Pemberian Informasi akan lomba-lomba yang di adakan oelh pihak di luar

2.

Penyeleksian tingakat sekolah

3.

Bimbingan bagi yang memilki kemampuan lebih

4.

Pemberian dispensasi pada siswa yang mengikuti lomba di luar saat jam mata pelajaran. Di SMPN 12 bandung Siswa-siswa yang berprestasi tak hanya dari bidang

mata pelajaran namun juga ada dari bidang-bidang olehraga atau bidang lain. Pendataan siswa yang memiliki kemampuan lebih di bidang selain mata pelajaran di dapatkan dari data siswa yang masuk SMPN 12 bandung melalui jalur prestasi.

P. Cara Menangani Kenakalan Siswa di SMPN 12 Bandung Maslah tak pernah terhindari dalam suatu instansi termasuk di dalam sekolah. Masalah yang sering terjadi disekolah salah satunya adalah kenakalan siswanya. Masalah tersebut jika tidak segera ditangani akan berdampak pada kemajuan dari sekolah tersebut. Berikut uraian cara mengani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung. Pendeteksian kenakalan pertama kali dilakukan oleh Guru mata Pelajaran. Kenakalan yang siswa lakukan disekolah biasanya akan langsung terdeketeksi olleh guru-guru di sekolah tersebut terutama guru mata pelajarannya. jikalau kenakalan siswa telah terdeteksi oleh guru maka guru tersebut sebisa mungkin untuk menangani masalh tersbut. Jika setelah ditangani oleh guru mata pelajaran siswa yang bersangkutan masih melakukan kenakalannya maka guru mata pelajatram akan melaporka hal tersebut kepada wali kelas, sehingga masalah tersebut akan berusaha di tangani oleh wali kelas. Namun, jika setelah ditangani oleh wali kelas ternyata kenakalan siswa tersebut masih berlanjut maka wali kelas akan melaporkannya ke Guru bimbingan konseling. Bimbingan Konseling akan menangani masalah tersebut. jika siswa masih terus melakukan kenakalannya maka guru Bimbingan konseling akan mepaorkannya ke waka bidang kesiswaan. Bidang kesiswaan lah yang menjadi ujung tombak dari penanganan masalah.

Adapun tidakan-tidakan yang dilakukan untuk menangani kenakalan siswa adalah sebagai berikut 1.

Diperingati dengan pendekatan-pendekatan Penanganan awalnya adalah dengan menegor siswa yang nakal tersebut, namun jikalau masih melakukan kenakalannya maka di lakukan langkah ke dua

2.

Memanggil Orang tua Langkah selanjutnya dalah memanggil orang tua jika setelah ditegor siswa tersebut masih malakukan kenakalannya.

3.

Menyerahkan kembali ke orang tua Jikalau langkah dua dan langkah tiga telah ditempuh namun tidak ada

perubahan pada siswa terkait maka langkah terkhitnya adalah menyerahkan kembali siswa tersebut pada orang tuanya dalam artian siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah.

Q. Proses Pengelolaan Siswa Masuk dan Siswa Keluar (Mutasi Peserta Didik) di SMPN 12 Bandung Pengelolaan Mutasi Peserta didik di SMPN 12 Bnadung tidak terlallu rumit. Jikalau ada siswa yan ingin masuk maka yang pertama kali dilakukan adalah mengecek kuota siswa di SMPN 12 bandung saat itu, apakah masih memungkinkan untuk menambah siswa atau sudah dalam keadaan penuh. Jika dalam keadaan penuh secara otomatis siswa yang berniat masuk tersebut akan di tolak namun jika kapasitas siswa saat itu masih memungkinkan maka siswa tersebut dipersilahkan untuk mengikuti jalur administrasi masuk di SMPN 12 bandung.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Manajemen Peserta didik merupakan upaya memberikan layanan sebaik mngkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan

(sekolah)

karena

sudah

tamat/lulus

mengikuti

pendidikan pada pendidikan (sekolah) itu. Ruang lingkup manajemen peserta didik meliputi: 1) Analisis kebutuhan didik, 2) Rekruitmen

peserta

didik,

3)

Seleksi

peserta

didik,

4)

Orientasi/MPLS, 5) Pembagian Kelas, 6) Pembinaan dan pengembangan peserta didik, dan 7) pencatatan dan pelaporan. Layanan khusus yang menunjang Manajemen Peserta Didik diantaranya: 1) Layanan Bimbingan dan Konseling, 2) Layanan perpustakaan, 3) Layanan kantin/kafetaria, 4) layanan kesehatan, 5) layanan asrama, 6) layanan Asrama, 6) studi kasus.

Setiap

Lembaga pendidikan (sekolah) memiliki penerapan

Ruang

Lingkup Manajemen peserta didik dan Layanan khusus yang menunjang Manajemen peserta didik yang berbeda tergantung dari tujuan, kebutuhan dan keputusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. yang bertugas untuk mengelola manajemen peserta didik adalah waka kesiswaan yang dibantu oleh staf di bawahnya.

B. Saran

Manajemen Peserta didik dalam Lembaga Pendidikan sangat penting untuk dipahami oleh calon pendidik, oleh karena itu pelajarilah manajemen peserta didik dengan baik. Yang harus di sadari dalam Mempelajari Menejemen pserta didik adalah Ruang lingkup Manajemen peserta didik di setiap sekolah adalah berbeda sehingga calon pendidik perlu melakukan observasi agar tidak terlalu terpaku dengan teori yang dipelajari. Dengan melakukan observasi calon peserta didik akan mengetahui keadaan real- nya di lapangan.

Lampiran

Foto di depan gedung SMPN 12 Bandung

Foto Saat Bertanya kepada Waka Kesiswaan

Foto saat Waka Kesiswaan Menjawab beberapa pertanyaan

Foto Bersama Setelah Wawancara

Related Documents

Lap. Obser Serdik.docx
April 2020 12
Lap
October 2019 75
Obser-participante-mpdz
October 2019 12
Bab Iv Obser Penglab
August 2019 7
Lap Trinh
June 2020 25
Lap Penjuln.xlsx
November 2019 34

More Documents from "yusfi"