a. Analis kebutuhan peserta didik Analis kebutuhan merupakan proses mendapatkan informasi tentang kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan program layananbpeserta didik. Dlam rangka mengidentifikasi kebutuhan peserta didik perlu dipertimbangkan seperti hal – hal seperti (1) visi dan misi lembaga yang bersangkutan; (2) minat dan bakat peserta didik; (3) sarana dan prasarana; (4) anggaran yang tersedia; (5) tenaga kependidikan yang tersedia. Informasi yang terkumpul sebagai analisis kebutuhan dijadikan acuan untuk merumuskan program layanan peserta didik. b. Rekuitmen peserta didik Rekuitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakekatnya proses pencarian, penentuan dan penarikan pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Penentuan mengenai jumlah peserta didik, tentu juga didasarkan atas kenyataan – kenyataan yang ada dilembaga pendidikan (faktor kondisional lembaga pendidikan). Faktor kondisional tersebut meliputi: daya tamping kelas baru, kriteria mengenai peserta didik yang tinggal dikelas satu, dan sebagainya. c. Seleksi peserta didik Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di sebuah lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Praktik sistem seleksi dilaksanakan melalui berbagai cara, yang pada tulisan ini di kelompoknya menjadi tiga: (1) akademik yaitu mempertimbangkan kemampuan akademik, (2) non akademik yaitu mempertimbangkan hal – hal yang berada di luar akademik; dan (3) atau dari kombinasi keduanya. d. Orientasi peserta didik Orientsi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan atau sekolah tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik diantara lain: (1) agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah; (2) agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan; (3) agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional. e. Penempatan peserta didik Penempatan peserta didik bisa bisa berupa transfer dari sekolah – sekolah, bisa peserta diidk baru, atau perpindahan dari sebuah keolompok belajar lain dalam satu sekolah. Penempatan juga dilakukan melalui pengelompokan yang dikenal dengan grouping, hal ini didasarkan atas pandangan bahwa disamping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Bentuk kemampuan pengelompokan yang biasa digunakan di sekolah (Slavin, 1987) dijelaskan dibawah ini.
1) Ability – gruped class assignment, yaitu praktek mengelompokan siswa sesuai dengan tingkat kemampuan akademis peserta didik 2) Ability grouping for selected subjects, yaitu penempatan siswa heterogen, namun pada saat tertentu dikelompokan kembali sesuai tingkat pencapaian untuk satau atau lebih mata pelajaran. 3) Nongraded plans, yaitu program yang penetapan tingkat kelas sepenuhnya dilakukan secara berulang dan siswa ditempatkan dalam kelompok felksibel sesuai dengan tingkat kerjanya. 4) Within – class ability grouping, yaitu pengelompokan berdasarkan kemampuan. Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengontak – kotakan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang septimal mungkin. f. Pencatatan dan pelaporan Kegitan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu ditentukan di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan optimal pada peserta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan wujudd tanggung jawab lembaga agar pihak – pihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik. g. Kelulusan dan alumni Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan tentang diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Alumni sekolah bertujuan untuk: (1) membangun jaringan silaturahmi kepada alumni sehingga tercipta rasa cinta terhadap almamter sekolah, (2) memberdayakan alumni untuk membina peserta didik di sekolah, (3) memberdayakan alumni untuk membantu mensukseskan program sekolah, dan (4) mendapatkan informasi tentang pemetaan alumni yang melanjutkan studi dan tempat kerja.
Layanan peserta didik Layanan peserta didik merupakan bidan garapan manajemen peserta didik. Lembaga pendidikan memerlukan suatu manajemen layanan peserta didik yang dapat mengatur segala kebutuhan peserta didiknya, sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Karena itu, layanan peserta didik ini sering disebut juga sebagai layanan khusus. Berdasarkan uraian tersebut maka manajemen layanan peserta didik untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan efisien. A. Layanan bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyatan tentang adanya kesuitan yang dihadapi dalam rangka perkembagan yang optimal. Sedangkan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok. Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah. B. Layanan perpustakaan Layanan perpustakaan Sekolah (LPS) telah didefiniskan sebagai sumber daya tambahan bagi sekolah dalam bentuk buku dan media lain, kepegawaian dan layanan lainnya yang tersedia di sekolah untuk mendukung penyediaan perpustakaan di sekolah (Kinnel, 1992). Jadi terhadap lima unsur pokok dalam pengertian perpustakaan yaitu: merupakan unit kerja, berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi bahan pustaka, koleksi bhan pustaka itu dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, bertujuan untuk digunakan oleh pemakainya, dan sebagai sumber informasi. C. Layanan kantin/kafetaria Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus dilembaga pendidikan yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan peserta didik atau stakeholder lembaga pendidikan. Pada intinya keberadaan kafetaria/kantin untuk memenuhi kebutuhan makan – minum peserta didik semata, namun juga harus bisa dijadikan sebagai wahana untuk mendidik siswa agar tenang kesehatan, kebersihan, kejujuran, daling menghargai, nilai displin dan lainnya. D. Layanan kesehatan Layanan kesehatan disekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijadikan sekolah. Tujuan minimum pelayanan sekolah untuk membantu mengatasi masalah – masalah kesehatan anak dan remaja yang dapat mengganggu pencapaian maksimum dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik antara sekolah dengan lembaga – lembaga dan instasi – instasi yang mengangani kesehatan. E. Layanan Transportasi Pada prinsipnya, transportasi merupakan fasilitas untuk peserta didik dana tau staf lembaga pendidikan untuk menuju ke sebuah lembaga pendidikan menggunakan kendaraan yang disediakan. Sistem transportasi yang handal akan mewujudkan keselamatan, keamanan, efisiensi, keadilan, serta pelestarian lingkungan. F. Layanan asrama
Asrama dikatakan sebagai salah satu tempat di lingkungan pendidikan yang dapat membentuk sikap profesional peserta didik. Asrama berusaha untuk menerapkan sistem manajemen yang lebih baik dari foto jaman dulu. Manajemen sarana digunakan untuk mengelola asrama lembaga pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik yang menepatinya. Penghuni asrama adalah peserta didik yang berdasal dari latar belakang yang berbeda – beda, baiuk dari segi pendidikan orang tua, status social ekonomi, dan adat istiadat. G. Layanan Ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan untuk membantu pengembangan peserta didik sesyai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dana tau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di lembaga pendidikan. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler dilembaga pendidikan adalah: (1) kegiatan ekstrakulikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan psikomotor; (2) mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif; dan (3) dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.