S.Pd.I
Hidayatullah
KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan penguasa semesta alam yang memiliki sifat RahmanRahim yang selalu memberikan nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Buku ini adalah hasil editan yang bersumber dari buku Buku ini merupakan hasilberjudul tulisan yang oleh Abu Bustham Muhammad Kado ditulis Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Ulinnuha yang berjudul Berbahagia) Yang di tulis oleh Abu Bustham “Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia)”, Judulnya pun Muhammad telah dirubah menjadi “LangkahUlinnuha langkah Menjadi Pasangan Paling Berbahagia”
Sebenarnya dalam buku yang berjudul Kado Pernikahan (Menjadi Pasangan Paling Berbahagia) dengan 1
buku yang sekarang berjudul Langkah-langkah Menjadi Pasangan Paling Berbahagia” tidak memiliki banyak perbedaan. Hanya saja penyusun berusaha memberikan bagian-bagian berupa bab-bab dan sub bab serta adanya daftar isi, sehingga memudahkan para pembaca untuk melihat tema berdasarkan bab. Sedangkan pada karya tulisan aslinya tidak terdapat bab-bab dan daftar isi seperti buku ini. Dan selain itu guna menyebarluaskan pemahaman tentang pernikahan secara islami kepada para pemudapemudi islam dimanapun mereka berada, sehingga penyusun berusaha mencoba mengeluarkan buku edisi terbaru dengan penulisan yang berbeda dari penulisan aslinya dan akhirnya terselesaikannya juga buku ini semoga bermanfa’at dan menjadi bimbingan bagi penyusun dan bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umumnya dalam melangkah menuju pernikahan yang paling bahagia sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam. Sholawat serta salam teruntuk kekasih Allah, manusia suci, berakhlak mulia, berbudi pekerti yang luhur, baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Semoga kita mendapatkan syafaat-Nya di hari kiamat nanti. Akhirnya atas segala kekurangan dan kekhilafan serta kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya dan semoga tulisan ini bermanfa’at di dunia dan akhirat. Jazakumullah Khairan Katsir, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Bekasi, 4 November 2008
BAB I PENTINGNYA SUAMI SHALEH / SITRI SHALEHAH
A. ISTRI SHALEHAH (seorang wanita yang yang bagus agama dan akhlaknya)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Wanita dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan
2
beruntung” 1
Seorang wanita shalehah akan memudahkan pernikahan dan mudah taat pada sang suami Wanita yang berakhlak mulia adalah wanita yang memberikan belaian kasihnya kepada suaminya dan menghormatinya Berusaha tulus-ikhlas menyerahkan hidupnya untuk berbakti kepada suami mengharap pahala disisi Allah Senantiasa patuh kepada suaminya dalam segala hal (selain maksiat kepada Allah)
ِ عُة ِفي اْلَمْعُرْو ف َ طا ّ ِإّنَما ال “Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf”2
ِ صَيِة ا ل ِ ق ِفي َمْع ٍ خُلْو ْ عَة ِلَم َ طا َ َل Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”3
Membantu suami untuk taat kepada Allah, maka jika suami malas ia menyemangatinya Tak bosan-bosan senantiasa menasehati sang suami... “Berhati-hatilah wahai suami tercintaku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka… "Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Maka, Allah berfirman:
حا ً صاِل َ عَمُلوا ْ ت َوا ِ طّيَبا ّ ن ال َ ل ُكُلوا ِم ُس ُ َيا َأّيَها الّر (Bukhari dan Muslim) (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 4742) 3 (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir rahimahullahu dalam syarah dan catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181) 1
2
3
’Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih" (Al-Mukminuun: 51)
ت َما َرَزْقَناُكْم ِ طّيَبا َ ن ْ ن آَمُنوا ُكُلوا ِم َ َيا َأّيَها اّلِذي Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian" (Al-Baqarah: 172)
"Uang yang engkau infaqkan di jalan Allah, uang yang engkau infaqkan untuk memerdekakan seorang hamba (budak), uang yang engkau infaqkan untuk orang miskin, dan uang yang engkau infaqkan untuk keluargamu, maka yang lebih besar ganjarannya adalah uang yang engkau infaqkan kepada keluargamu” 4 "Dan sesungguhnya, tidaklah engkau menafkahkan sesuatu dengan niat untuk mencari wajah Allah, melainkan engkau diberi pahala dengannya sampai apa yang engkau berikan ke mulut isterimu akan mendapat ganjaran”5
"Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang wajib ia beri makan (nafkah)"
6
Mengingatkan ketika suami lupa Menolong ketika suami ingat Mengingat nasehat; ”Seorang wanita hanya ingin suaminya, dan setelah memilikinya ia menginginkan segalanya” “Tiap lelaki besar kebanyakan dibelakangnya ada wanita yang besar, demikian juga sebaliknya” 4
5
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (no. 995), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1295) dan Muslim (no. 1628), dari Sa’ad bin Abi Waqqash
radhiyallaahu ‘anhu Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 1692), dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma 6
4
Mengurus dan memperhatikan ketika suami ada Menjaga kehormatannya dan harta suaminya, tatkala sang suami tiada disisinya Akan lebih siap mendidik dengan sepenuh jiwa dan keteladanan Seorang ibu shalihah yang memahami peran dan tugasnya secara amanah adalah pilar utama keberhasilan pendidikan anak
Tidak keluar rumah tanpa sepengetahuan suami dan tidak mengizinkan siapapun yang tidak disukai suaminya masuk ke dalam rumahnya.
ن ِفي َبْيِتِه ِإّل ِبِإْذِنِه ْ َوَل َتْأَذ “Tidak boleh seorang istri mengizinkan seseorang masuk ke rumah suaminya terkecuali dengan izin suaminya” 7
Menyegerakan apa yang disukai suami dan tidak menunda-nundanya Tidak berpuasa sunnah sedangkan suami sedang bersamanya, kecuali dengan izinnya Sebagaimana sabda rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
ل ِبِإْذِنِه ّ شاِهٌد ِإ َ جَها ُ صْوَم َوَزْو ُ ن َت ْ ل ِلْلَمْرَأِة َأ ّح ِ ل َي "Tidak boleh seorang istri berpuasa (sunnah) sedangkan suaminya ada bersamanya, kecuali dengan idzinnya"8 Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata: “Larangan ini menunjukkan keharaman. Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu mengatakan: “Hadits ini menunjukkan lebih ditekankan kepada istri untuk memenuhi hak suami daripada mengerjakan kebajikan yang hukumnya sunnah. Karena hak suami itu wajib, sementara menunaikan kewajiban 7 8
HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 2367 (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
5
lebih didahulukan daripada menunaikan perkara yang sunnah”9 Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullaah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa hak suami lebih utama dari amalan sunnah, karena hak suami merupakan kewajiban bagi isteri. Melaksanakan kewajiban harus didahulukan daripada melaksanakan amalan sunnah.10 Maka jika sang isteri berkewajiban mematuhi suami dalam urusan syahwat, maka alangkah lebih wajib lagi baginya untuk menaati suaminya dalam urusan yang lebih penting dari itu, yaitu yang berkaitan dengan pendidikan anak dan kebaikan keluarganya, serta hakhak dan kewajiban lainya
Jika suami marah ia yang membuatnya ridha Tetap taat dan memenuhi hak-hak suaminya, berbakti sebaik-baiknya meski didzalimi Berusaha selalu sabar dan tidak menyakiti hati suami apapun yang bergejolak didalam hati Mengingat bahwa dirinya sedang berhadapan dengan dengan seseorang yang Allah beri kuasa sangat besar atas dirinya "Seorang perempuan belum dianggap menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya”11
جَهُا ِ جَد ِلَزْو ُس ْ ن َت ْ حٍد َلَمْرت اْلَمْرَأَة َأ َ جَد َل ُس ْ ن َي ْ حًدا َأ َ ت آِمَرا َأ ُ َلْو ُكْن
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”12 Maksudnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandaikan bila boleh bersujud kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya istri akan diperintah sujud kepada suaminya. Namun mendapatkan sujud dari para hamba hanyalah merupakan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada satu pun makhluk-Nya yang berserikat dengan-Nya dalam hak ini. (Fathul Bari, IX/357) (Fathul Baari (IX/296) 11 HR Ibnu Majah 12 HR. Ahmad 4/381 dan Tirmidzi, Irwa` Al-Ghalil no. 1998 dan Ash-Shahihah no. 3366 9
10
6
Dan mengingat hadist ini...
جَع ِ حّتى َتْر َ جَها َ ت َزْو ْ ص َ ع َ جَع َواْمَرَأٌة ِ حّتى َيْر َ ن َمَواِلْيِه ْ عْبٌد آَبق ِم َ :سُهَما ُ صلُتُهَما ُرُؤْو َ جاِوُز َ ن ل ُت ِ ِإْثَنا
“2 golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”13 Hingga Aisyah (Ummul Mukminin) pernah memberi nasehat kepada para wanita: “Wahai sekalian wanita, seandainya kalian mengetahui hak suami-suami kalian atas diri kalian niscaya akan ada seorang wanita di antara kalian yang mengusap debu dari kedua kaki suaminya dengan pipinya”14
Istri yang meski dalam penderitaan (semisal suami menelantarkanya) ia tetap bersabar Berusaha mendampingi sang suami baik dalam suka maupun duka Apapun yang dialami sang suami berusaha untuk menjadi pendampingnya yang setia "Disaat suka menjadi pengingat agar suami tidak terlena, dan disaat duka menjadi pelipur lara"
Menerima keadaan suami bagaimanapun adanya penuh kelapangan Mudah bersikap qana’ah (merasa cukup dengan segala karunia yang Allah berikan) Merasa ridla dengan apa yang diberikan (suami) untuknya, baik itu sedikit maupun banyak Tidak menuntut diluar kesanggupan suami atau meminta sesuatu yang tidak perlu Segala derita menjadi ladang pahala baginya, amanah yang terus ditunaikan dan menguatkan keimananya Menjadi seperti khadijah, bagaimana ia mengokohkan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberi dorongan kepada beliau. Ia menyerahkan semua yang dimilikinya dibawah pengaturan beliau demi menyampaikan agama Allah 13 14
Riwayat Thabrani dan Hakim kitab “Al Kabair” oleh Imam Dzahabi hal. 173, cetakan Darun Nadwah Al- Jadidah
7
Dan saat Nabi begitu terguncang bisa menjadi tenang dan bisa begitu bahagia setelah bersedih ketika wahyu pertama turun, dengan perkataan beliau:
عَلللى َ ن ُ ب اْلَمْعُدْوَم َوُتِعْي ُ س ِ ل َوَتْك ّ ل اْلَك ُ حِم ْ حَم َوَت ِ ل الّر ُص ِ ك َلَت َ ل َأَبًدا ِإّن ُ كا َ خِزْي ْ ل ل ُي ُ َوا ّح ق َ ب اْل ِ َنَواِئ “Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”15 Yang ditengah malam (saat didzalimi) ia terus berdo’a... “Ya Allah, hamba mengaku begitu banyak dosa dan kekurangan Ilhamkan pada diri hamba cara berakhlak yang lebih mulia lagi pada suami tercinta Ya Allah, dengan segala kemurahan-Mu... Hamba memohon jangan murkai ia karena kelalaiannya Maafkanlah ia… Dengan sepenuh cinta hamba masih tetap menyayanginya Ya Allah, berilah hamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya Engkau maha Tahu Ya Allah... Hamba begitu mencintainya karena-Mu Sampaikanlah rasa cinta ini kepadanya dengan cara terbaik-Mu Tegurlah ia dengan jalan terbaik menuju keridhaan-Mu” Dan berdo'a... "Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, dan aku menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka lindungilah aku daripada dikuasai oleh orang-orang kafir dan dzalim"16 15 16
Muttafaq alaihi, diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Bad’il Wahyi” dan Muslim dalam “Kitabul Iman“ Riwayat al-Bukhari, no 2104, 2/722
8
B. PENTINGNYA SUAMI YANG SHALEH
Seseorang bertanya kepada Al-Hasan rahimahullah, "Kepada siapa selayaknya aku menikahkan putriku?" ia menjawab, "Kepada lelaki yang bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala. Sesungguhnya jika ia mencintai putrimu, ia tentu akan memuliakannya. Dan jika ia membencinya, niscaya ia tidak akan berbuat aniaya terhadapnya"
Suami yang memiliki agama tentu tidak akan berbuat zhalim terhadap istrinya... "Tidak boleh seorang mukmin menghina seorang mu’minah. Jika dia membenci satu akhlak darinya maka dia redha darinya (dari sisi) yang lain”17 Suami wajib membimbing dan mendidik isteri dengan sabar sehingga bisa menjadi isteri yang shalihah dan dapat melayani penuh keredhaan. Maka jika sang isteri salah, keliru atau melawan, menasihati dengan cara terbaik. Tidak menjelek-jelekkanya, dan mendo’akan agar Allah memperbaikinya dan menjadikannya isteri yang shalihah Akan jadi sangat sulit bagi kita (orang tua, suami dan isteri) untuk membimbing dan mendidik anak-anak agar jadi anak yang shalih apabila kita berpisah dengan isteri kita atau kita tidak akur. Sedang anak yang shalih merupakan salah satu harta begitu berharga, baik bagi kehidupan orang tua di dunia apalagi di akhirat Saat ia marah, tiada mendiamkannya tanpa sebab Tidak bersikap buruk ketika mempergaulinya
ِ ن ِباْلَمْعُرو ف ّ عَلْيِه َ ن ِمْثلُ اّلِذي ّ َوَلُه
17
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1469), dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu
9
“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut yang ma`ruf” (Al-Baqarah: 228) Al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi rahimahullahu menyatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa para istri memiliki hak terhadap suaminya sebagaimana suami memiliki hak yang harus dipenuhi oleh istrinya.18 Adh-Dhahhak rahimahullahu berkata menafsirkan ayat diatas, “Apabila para istri menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menaati suami-suami mereka, maka wajib bagi suami untuk
membaguskan
pergaulannya
dengan
istrinya,
menahan
dari
memberikan
gangguan/menyakiti istrinya, dan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya”19 Al-‘Allamah Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu berkata dalam tafsirnya, “Para istri memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh suami-suami mereka seimbang dengan kewajiban-kewajiban mereka terhadap suami-suami mereka, baik itu yang wajib maupun yang mustahab. Dan masalah pemenuhan hak suami istri ini kembalinya kepada yang ma’ruf (yang dikenali), yaitu kebiasaan yang berlangsung di negeri masing-masing (tempat suami istri tinggal) dan sesuai dengan zaman.”20
Hakim bin Mu’awiyah meriwayatkan sebuah hadits dari ayahnya, Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu ‘anhu. Ayahnya ini berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
عَلْيِه؟ َ حِدَنا َ جِة َأ َ ق َزْو ّح َ َما،ل ِ سْوَل ا ُ َيا َر “Wahai Rasulullah, apakah hak istri salah seorang dari kami terhadap suaminya?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
جْر ُ ل َتْه َ ح َو ْ ل ُتَقّب َ جَه َو ْ ضِربِ اْلَو ْ ل َت َ َو،ت َ سْي َ سَوَها ِإَذا اْكَت ُ َوَتْك،ت َ طِعْم َ طِعَمَها ِإَذا ْ َأْنُت Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an/Tafsir Al-Qurthubi, 3/82 Jami’ul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/Tafsir Ath-Thabari, 2/466 20 Tafsir Al-Karimir Rahman, hal. 102 18
19
10
ِ ل ِفي اْلَبْي ت ّ ِإ “Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah”21 Maksud menjelekkanya, yaitu mengucapkan kepada istri ucapan yang buruk, mencaci makinya, atau mengatakan padanya, “Semoga Allah menjelekkanmu”, atau yang semisalnya22. Ketika haji Wada’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan khutbah di hadapan manusia. Di antara isi khutbah beliau adalah:
شُكْم َ ن ُفُر َ طْئ ِ ل ُيْو َ ن ْ ن َأ ّ عَلْيِه َ حّقُكْم َ حّقا َف َ عَلْيُكْم َ ساِئُكْم َ َوِلِن،حّقا َ ساِئُكْم َ عَلى ِن َ ن َلُكْم ّ ل ِإ َ َأ ّ طَعاِمِه ن َ ن َو ّ سَوِتِه ْ ن فيِ ِك ّ سُنْوا ِإَلْيِه ِح ْ ن ُت ْ عَلْيُكْم َأ َ ن ّ حّقُه َ ل َو َ ل َأ َ َو،ن َ ن َتْكَرُهْو ْ َم “Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka”23 Akan memenuhi nafkah sang istri sebaik-baiknya
ِ ن ِباْلَمْعُرْو ف ّ سَوُتُه ْ ن َوِك ّ عَلى اْلَمْوُلْوِد َلُه ِرْزُقُه َ َو 21 HR. Abu Dawud no. 2142 dan selainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam AlJami’ush Shahih, 3/86 22 ‘Aunul Ma’bud, Kitab An-Nikah, bab Fi Haqqil Mar`ah ‘ala Zaujiha 23 (HR. At-Tirmidzi no. 1163 dan Ibnu Majah no. 1851)
11
“Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya” (Ath-Thalaq: 7) Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu ketika menafsirkan ayat dalam surah Al-Baqarah diatas, menyatakan, “Maksud dari ayat ini adalah wajib bagi seorang ayah untuk memberikan nafkah kepada para ibu yang melahirkan anak-anaknya serta memberi pakaian dengan ma’ruf, yaitu sesuai dengan kebiasaan yang berlangsung dan apa yang biasa diterima/dipakai oleh para wanita semisal mereka, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa mengurangi, sesuai dengan kemampuan suami dalam keluasan dan kesempitannya”24 Ada pula dalilnya dari As-Sunnah, bahkan didapatkan dalam beberapa hadits. D antaranya hadits Hakim bin Mu’awiyah bin Haidah yang telah kami bawakan diatas. Demikian pula hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia mengabarkan bahwa Hindun bintu ‘Utbah radhiyallahu ‘anha, istri Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu datang mengadu kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
. ل َما ّ طْيِني َما َيْكِفْيِني َوَوَلِدي ِإ ِ س ُيْع َ ح َوَلْي ٌ حْي ِش َ ل ٌج ُ ن َر َ سْفَيا ُ ن َأَبا ّ ِإ،ل ِ لا َ سْو ُ َيا َر ِ ك ِباْلَمعُْرْو ف ِ ك َوَوَلَد ِ خِذي َما َيْكِفْي ُ :ل َ ت ِمْنُه َوُهَو ل َيْعَلُم َفَقا ُ خْذ َ َأ “Wahai Rasulullah, sungguh Abu Sufyan seorang yang pelit. Ia tidak memberiku nafkah yang dapat mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.” Bersabdalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ambillah dari harta suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan cara yang ma’ruf”25 Hindun tidaklah menyatakan bahwa Abu Sufyan bersifat pelit dalam seluruh keadaannya. Dia
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/371) (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452) 24
25
12
hanya sebatas menyebutkan keadaannya bersama suaminya dimana suaminya sangat menyempitkan nafkah untuknya dan untuk anaknya. Hal ini tidaklah berarti Abu Sufyan memiliki sifat pelit secara mutlak. Karena betapa banyak diantara para tokoh/ pemuka masyarakat
melakukan
hal
tersebut
kepada
istrinya/keluarganya
dan
lebih
mendahulukan/mementingkan orang lain (bersifat dermawan kepada orang lain).26 Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu berkata, “Di dalam hadits ini ada beberapa faedah diantaranya wajibnya memberikan nafkah kepada istri” Dalam Nailul Authar (6/374) disebutkan bahwa salah satu kewajiban sekaligus tanggung jawab seorang suami adalah memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai kemampuannya. Kewajiban ini selain ditunjukkan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah, juga dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Seberapa banyak nafkah yang harus diberikan, dikembalikan kepada kemampuan suami, sebagaimana ditunjukkan dalam ayat:
ق ْ عَلْيِه ِرْزُقُه َفْلُيْنِف َ ن ُقِدَر ْ سَعِتِه َوَم َ ن ْ سَعٍة ِم َ ق ُذْو ْ ِلُيْنِف “Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya” (Ath-Thalaq: 7)
Memberi tempat untuk bernaung/tempat tinggal.
ِ ن ِباْلَمْعُرْو ف ّ ُشُرْوه ِ عا َ َو “Bergaullah kalian dengan para istri secara patut” (An-Nisa` 19)
26
(Fathul Bari, 9/630)
13
adalah seorang suami menempatkan istrinya dalam sebuah tempat tinggal. Seorang istri memang mau tidak mau harus punya tempat tinggal hingga: Ia dapat menutup dirinya dari pandangan mata manusia yang tidak halal melihatnya Ia dapat bebas bergerak serta memungkinkan baginya dan bagi suaminya untuk bergaul sebagaimana layaknya suami dengan istrinya. Tentunya tempat tinggal disiapkan sesuai kadar kemampuan suami sebagaimana pemberian nafkah. Dan karena rumah menjadi ladang utama, arena jihad seorang wanita (istri) pada hakikatnya, sehingga baktinya pada suami bisa dipersembahkan di dalam rumah mungilnya, dengan penuh kebebasan dan ketenangan. Yang tanpa rumah (tempat bernaung), sang istri akan tidak terjaga kehormatannya dan tidak bisa mengerjakan kewajibankewajibannya. Tidak menjadi fitnah bagi istri/keluarganya dengan suatu kemungkaran, memberikan perlindungan yang memadai dengan tidak mengizinkan sesuatu yang merusak akhlak dan agama ada dirumah, tidak membuka kesempatan bagi sang istri untuk menjadi wanita fasik terhadap perintah Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya, atau berbuat dosa sebab suami adalah penanggung-jawab istrinya dan diperintahkan menjaganya dan mengayominya, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (An-Nisa’ 34) Semisal membawa sesuatu yang melalaikan (seperti musik, tv dll) kedalam rumah Akan tetapi ia tentu akan berbuat dan bersikap sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “Orang mukmin yang paling sempurna imanya adalah orang yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya”27 “Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” 28 Maka sudah sepatutnya para wali (pihak perempuan) untuk selalu melihat dan mengutamakan agama dan akhlak lelaki yang akan menjadi suami bagi putrinya
27 28
(HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih”) (H.R. At-Turmidzi)
14
Karena sesungguhnya seorang perempuan akan menjadi tawanan dengan pernikahannya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda... “Ingatlah, berpesan baiklah selalu kepada istri, karena sesungguhnya mereka adalah tawanan disisi kalian....”29 Seorang wali yang menikahkan putrinya dengan lelaki fasik dan gemar berbuat maksiat/bid'ah, sungguh ia telah berbuat aniaya terhadap putrinya dan dirinya sendiri.
C. JANGAN SAMPAI KITA YANG BEGITU SALING MENCINTAI KELAK SALING BERMUSUHAN DI AKHIIRAT
ل اْلُمّتِقين ّ عُدّو ِإ َ ض ٍ ضُهْم ِلَبْع ُ لُء َيْوَمِئٍذ َبْع ّخ ِل َْ ا "Orang-orang yang akrab (saling kasih-mengasihi) pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa" (Surat Az Zuhruf ayat 67)
Hikmah Amaliah yang begitu berharga... Jalan satu-satunya agar bisa terus bersama dan senantiasa dalam kebaikan adalah dengan senantiasa bertakwa sebenar-benarnya kepada Allah, bersama dalam ketaatan detik demi detik...
Senantiasa mengharap ridha Allah dengan benar dan meniti jalan yang lurus Mengikuti jalan yang penuh ilmu sebagaimana yang telah rasululah terangkan dan para sahabat amalkan, jalan sebaik-baik ummat Menempatkan cinta sebenar-benarnya (haq) kepada Allah, diatas segala cinta yang lain
29
(HR. Turmudzi).
15
Sebab jika tidak justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil maupun besar
Sedang dosa dan maksiat di dunia ini sengaja dibuat nampak begitu manis dan menggoda, meski adzab dibelakangnya
Sedang diri kita adalah manusia yang begitu lemah Bahkan kadang tanpa terasa, karna kurang terjaga apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang kurang dalam hal ilmu dan hanyalah sebuah kesia-siaan.
Dan seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya (istrinya) cenderung melakukan apa saja
Tak peduli pada apapun demi kekasihnya Kadang sampai tak peduli pada pertimbangan dosa dan bermaksiat kepada Allah Maka buah cinta yang seperti ini (dosa), kelak di akhirat mereka (berdua) akan saling bertengkar (bermusuhan), saling berseteru di hadapan pengadilan Allah Mari merenungi firman Allah ini....
16
“Katakanlah, jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (Surah At Taubah: 24)
Tetap menjaga keikhlasan hati Meniatkanya untuk taat (bertaqwa), beribadah dan bertaqarrub kepada Allah Bahwa semuanya adalah tuntunan Allah dan rasulnya
Mengikuti sunnah rasulullah dengan menikah dan membuat sang istri bahagia, menjadikan amal shadaqah, mengharap balasan yang lebih baik disisi Allah
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar 17
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Ruum : 21)
BAB II TUNTUNBAN UNTUK SEBAIK-BAIKNYA BERGAUL DENGAN ISTRI 18
Agama telah mewajibkan para suami agar memperlakukan istri sebaik-baiknya,
“Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak” (An-Nisa’: 19)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan: “Yakni perindahlah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) serta perbaguslah perilaku dan penampilan kalian sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama"
Nabi telah mewasiatkan kepada para sahabat agar mereka saling memberi nasihat berbuat baik kepada para wanita, beliau mengatakan bahwa sebaik-baik laki-laki adalah laki-laki yang terbaik bagi istrinya
19
ساِئِهْم َ خَياُرُكْم ِلِن ِ خَياُرُكْم ِ َو،خُلًقا ُ سُنُهْم َح ْ ن ِإْيَماًنا َأ َ ل اْلُمؤِْمِنْي ُ َأْكَم “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya” 30 "Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya"31
Sebagai perantara (jalan) menuntun sang istri kejalan yang lebih baik dengan cara yang disukainya (kelembutan)
…….. “Dan perintahlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu mengerjakannya...” (Surah Thaha, ayat 132)
Mari kita merenungi hadits nabi yang indah ini... “Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang isterinya (dengan kasih-sayang) dan isterinya juga memandang suaminya (dengan kasih-sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan kasih-sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari isterinya (dengan kasih-sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya”32
Nabi bersabda, “Hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita, seorang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, jika kamu meluruskannya maka kamu mematahkannya, jika kamu membiarkannya maka ia senantiasa 30
HR. at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih”
31
HR Muslim HR. Abu Sa’id
32
20
bengkok, maka hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita” 33 Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintahkan, dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal"34 Maka perlunya menjaga senantiasa berlemah-lembut kepadanya dan coba menyimak ungkapanungkapan umum ini... “Wanita adalah piala kaca, yang mudah tergetar dan pecah” “Menghadapi istri seperti menggenggam bara”
A. BERUSAHA MENJADIKAN ISTRI KITA, ISTRI YANG SHALEHAH DAN PALING MENYENANGKAN DIMATA KITA
……… “Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’:34) “Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah”35
سَها َول َماِلَها ِبَما َيْكَرُه ِ ي َنْف ْ خاِلُفُه ِف َ طْيُعُه ِإَذاُت ِ َوُت،ظَر َ سّرُه ِإَذا َن ِ َاّلِتى َت “Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai suaminya” (Isnadnya hasan) “Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong olehNya separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa kepada Allah separuh yang 33 Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5185-5186) dan Muslim (no. 1468 (62)), dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu 34 HR. Thabrani 35 (HR. Muslim)
21
lain"36
1. Berusaha menjadi contoh yang baik dan memulai nasehat dengan keteladanan kita
لْقَرِبين َْ ك ا َ شيَرَت ِع َ َوَأنِذْر “Berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu`ara: 214)
عَلْيَها َ طِبْر َص ْ لِة َوا َص ّ ك ِبال َ َوْأُمْر َأْهَل “Perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah dalam menegakkannya..." (Thaha: 132)
2. Saling bersaing dalam kebaikan denganya (fastabikhul khairat dengan cara yang menyenangkan)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Al Imran: 133)
3. Saling membantu dalam ketaatan kepada Allah
4. Jadikan sang istri menjadi seorang kuat dan mandiri (tidak sedikit-sedikit membantunya) menghadapi segala masalahnya Ungkapkan alasan kita dan terus tunjukkan sifat memahami kita 36
HR. Baihaqi
22
Ucapkan padanya; "siapa tahu sang suami lebih dulu dipanggil Allah dan anak-anak masih butuh bimbingan" Bila sang istri butuh dukungan kita dengan bertanya mengenai suatu hal; katakan "ya atau tidak" Tidak membuatnya merasa bersalah karna bertanya Anjuran untuk membelanjakan uang di jalan yang Allah ridhai Bawa ia serta ketika mengerjakan haji dan umrah (kalau kita mampu) Menjaga silaturrahim dengan keluarganya, kerabatnya, teman-temannya, para tetangga dan persaudaraan sesama muslim: Ajak ia sering-seiring mengunjungi keluarga dan kerabatnya (terutama orang tuanya), usahakan selalu datang bersama-bersama Buat kesan yang baik ke orang tua (kita kepada orang tua sang istri dan sang istri kepada orang tua kita sendiri) Menjaga hubungan baik dengan saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya Dan terus memperhatikan siapa sahabat dan teman dekatnya
“Seseorang itu menurut agama temannya”37 Undang mereka untuk mengunjungi istri kita, sambut dan hidangkan jamuan terbaik Beri mereka hadiah di waktu khusus seperti hari raya dll Ulurkan tangan ketika mereka butuh bantuan Menarik hati orang-tuanya: Pilih saat-saat tepat untuk memberi hadiah Biarkan anak-anak kita sering bermain di tempat kakek-neneknya Sering-sering beri makanan kesukaanya Saling mendorong untuk bisa sering-sering berkunjung dan berbakti pada orang tua Saat-saat tertentu, kita bawakan makanan untuk disantap bersama-sama dirumah orang-tua
37
Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, Lihat takhrij “Misykatul Masabih” no. 5019
23
5. Istri tercinta adalah titipan yang kelak akan diminta Allah kembali juga akan diminta pertanggung-jawabanya “Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita” 38
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shalih ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Besar” (QS. An Nisa’:34) Keterangan: Nusyuz ini bisa berupa ucapan atau perbuatan, ataupun kedua-duanya. Ibnu
38
Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma
24
Taimiyyah rahimahullahu mengatakan: “Nusyuz istri adalah ia tidak menaati suaminya apabila suaminya mengajaknya ke tempat tidur, atau keluar rumah tanpa minta izin kepada suami, dan perkara semisalnya yang seharusnya ia tunaikan sebagai wujud ketaatan kepada suaminya” 39 Termasuk nusyuz istri adalah enggan berhias sementara suaminya menginginkannya. Juga meninggalkan kewajiban-kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, haji, dan sebagainya.40
“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung-jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (Raja) adalah pemimpin, laki-laki pun pemimpin atas keluarganya, dan perempuan juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya, ingatlah bahwa kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya” 41 Jadi mengingat, bahwa Allah melebihkan kedudukan kita (sebagai suami) diatas perjanjian agar menjalankan amanah, bertanggung-jawab, menjaga keselamatan, memberi nafkah dan membimbing ke jalan agama yang lurus Menyadari, ini adalah sebuah amanah dan tanggung-jawab yang sungguh berat, kita akan dimintai pertanggungan jawabanya kelak dihadapan Allah Sampai-sampai ikatan ini (mitsaqan ghalidha) ditetapkan sebanding dengan separuh agama.
ظا ً غِلي َ ن ِمنُكم ّميَثاًقا َ خْذ َ َوَأ "Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat” (QS. An Nisaa’:21) “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”42 Majmu’ Fatawa, 32/277 An-Nusyuz, Asy-Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan 41 HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dari shabat Ibnu Umar 42 HR.Ath Thabrani 39 40
25
Mengingat pula... "Kadang sang istri dan anak-anak menjadi nikmat, dalam saat yang bersamaan ia menjadi ujian dan fitnah Demikian juga kita, bagi sang istri dan anak-anak kita jua menjadi nikmat, dan dalam saat yang bersamaan kita adalah ujian dan fitnah baginya"
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Al Imran: 14)
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
26
menjadi harapan” (Al Kahfi: 46)
6. Saling mendukung visi dan misi bersama Saling mengingatkan bahwa; "Cinta dijalan Allah dengan teguh bersama mengamalkan agama-Nya adalah sebenarbenar cinta" Berusaha senantiasa lapang bersamanya
ْ شاَء ت َ جّنِة َ ب اْل ِ ي َأْبَوا ّ ن َأ ْ خُل ِم ُ َفْلَتْد،جَها َ ت َزْو ْ ع َ طا َ َوَأ،جَها َ صَنتْ َفْر َ ح ْ َوَأ شْهَرَها َ ت ْ صاَم َ سَها َو َ خْم َ ت ْ صّل َ َاْلَمْرَأُة ِإَذا “Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya dan dia taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki”43
Maka kita hadiahkan setiap saat keridhaan untuk sang istri, sebab itu adalah jalan syurganya..
.عْنُه َ ت ُ جْز َع َ ل َما ّ َما آُلْوُه ِإ:ت ْ ت َلُه؟ َقاَل ِ ف َأْن َ َكْي:َ َقال. َنَعْم:ت ْ ت؟ َقاَل ِ ج َأْن ٍ ت َزْو ُ َأَذا ِ ك َوَناُر ك ِ جّنُت َ َفإّنَما ُهَو، ْنُه،ت ِمْنُه ِ ن َأْن َ ي أي ْ ظِر ُ َفاْن:ل َ َقا “Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab: “Sudah" “Bagaimana
43
(HR. Ibnu Hibban, dari sahabat Abu Hurairah. Hadits ini hasan shahih)
27
(sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah lagi. Ia menjawab: “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu” Rasulullah bersabda: “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu”44 Hadits diatas menggambarkan perintah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk memperhatikan hak suami yang harus dipenuhi isterinya karena suami adalah Surga dan Neraka bagi isteri. Apabila isteri taat kepada suami, maka ia akan masuk Surga, tetapi jika ia mengabaikan hak suami, tidak taat kepada suami, maka dapat menyebabkan isteri terjatuh ke dalam jurang Neraka. Nasalullaahas salaamah wal ‘aafiyah
Dan bagi sang istri memperbanyak mencari keridhan suami dengan mentaatinya; "Sejauh mana ketaatan kepada sang suami sejauh itu pulalah ia merasakan cinta dan keridhaanya" Bersama-sama dukung-mendukung mewujudkan cita-cita bersama
7. Mengalah (berkorban) demi kepentingan bersama Menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing Saling menjaga rahasia (serta aib) dan kehormatan masing-masing
ّ سّر الّنِب ي َ ض َوِإْذ َأ ٍ ن َبْع ْع َ ض َ عَر ْ ضُه َوَأ َ ف َبْع َ عّر َ عَلْيِه َ ل ُ ظَهَرُه ا ْ ت ِبِه َوَأ ْ َفَلّما َنّبَأ حِديًثا َ جِه ِ ِإَلى َبْعضِ َأْزَوا “Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dari 44
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (VI/233, no. 17293), an-Nasa-i dalam ‘Isyratin Nisaa'
(no. 77-83), Ahmad (IV/341), al-Hakim (II/189), al-Baihaqi (VII/291), dari bibinya Husain bin Mihshan radhiyallaahu ‘anhuma. Al-Hakim berkata, “Sanadnya shahih.” Dan disepakati oleh adz-Dzahabi lihat Ash-Shahihah no. 2612
28
isteri-isterinya suatu peristiwa. Maka tatkala si istri menceritakan peristiwa itu (kepada yang lain), dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepada beliau) dan menyembunyikan sebagian yang lain” (At Tahriim: 3)
Suatu ketika Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam mengunjungi putranya Ismail, namun beliau tidak mejumpainya. Maka beliau tanyakan kepada istri putranya, wanita itu menjawab: “Dia keluar mencari nafkah untuk kami.” Kemudian Ibrahim bertanya lagi tentang kehidupan dan keadaan mereka. Wanita itu menjawab dengan mengeluh kepada Ibrahim: “Kami adalah manusia, kami dalam kesempitan dan kesulitan.” Ibrahim ‘Alaihis Salam berkata: “Jika datang suamimu, sampaikanlah salamku padanya dan katakanlah kepadanya agar ia mengganti ambang pintunya.” Maka ketika Ismail datang, istrinya menceritakan apa yang terjadi. Mendengar hal itu, Ismail berkata: “Itu ayahku, dan ia memerintahkan aku untuk menceraikanmu. Kembalilah kepada keluargamu.” Maka Ismail menceraikan istrinya45. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam memandang bahwa wanita yang membuka rahasia suaminya dan mengeluhkan suaminya dengan kesialan, tidak pantas untuk menjadi istri Nabi maka beliau memerintahkan putranya untuk menceraikan istrinya Maka tetap simpan rahasia-rahasia sang suami, tutup aibnya dan jangan sampai ditampakkan kecuali karena ada maslahat syar’i (seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti-ahli fatwa, atau orang yang istri harapkan nasehatnya) Sebagimana yang dilakukan Hindun radliallahu ‘anha disisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hindun berkata: “Abu Sufyan adalah pria yang kikir, ia tidak memberiku apa yang mencukupiku dan anak-anakku. Apakah boleh aku mengambil dari hartanya tanpa izinnya?!” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang ma`ruf” 45
Riwayat Bukhari
29
Sebab suami dan istri adalah tempat rahasia masing-masing dan orang yang terdekat denganya dalam rahasia, serta paling tahu kekhususan masing-masing (hal paling pribadi) Beri dan tumbuhkan kepercayaan penuh padanya Jaga kepercayaan sang istri pada diri kita tanpa mencederainya (maka kita akan menguasai hati dan hidupnya) Saling mengisi kekurangan masing-masing Padukan menuju kekuatan bersama... Bersyukur atas segala kebaikan yang dimiliki istri kita Tuliskan kelebihan-kelebihannya Sehingga kita bisa melihat hal-hal yang baik dalam dirinya dapat menutupi kelemahankelemahannya Tak perlu mencari keluar apa-apa yang tiada kita dapatkan dari istri kita Tak perlu membanding-bandingkan Tak perlu keseringan mengeluhkan kebiasaan buruk (hal-hal kecil) yang tidak kita sukai Terima dulu ia apa adanya Menerima kehadiran dirinya secara menyeluruh
Percayai ia meski pernah melakukan kesalahan Mempercayainya lebih daripada siapapun.
8. Menjadikan rumah-tangga kita majlis ilmu dan ladang amal;
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
30
hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Ahzab:34)
Berusaha saling memperbaiki diri dan nasehat-menasehati dimanapun ada kesempatan (dengan cara yang ia sukai) Berusaha saling meningkatkan ketaatan dan kebaikan bersama Mengingat; "Dari rumah inilah negara lahir, generasi dididik, dan syariat ditegakkan" Tidak terbuai untuk mencukupi kebutuhan materi sehingga tenggelam dalam perlombaan mengejar dunia Menjaga anak dan istri dari terbuai dengan dunia apalagi jika terbawa dalam kemudharatannya Perhatikan kebutuhan ketaatan kita kepada Allah setiap saat Memupuk kasih-sayang dan ridha Allah Kebutuhan memuliakan ilmu dan berusaha senantiasa mulia denganya Mengajari apa yang kita ketahui dari ilmu agama, nasehat, fiqh nisa', kewajiban seorang istri, tuntunan berhijab sempurna saat keluar rumah dll
..… “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….” (At-Tahrim: 6) Menjaga keluarga yang dimaksud dalam ayat yang mulia ini adalah dengan cara mendidik, mengajari, memerintahkan mereka, dan membantu mereka untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta melarang mereka dari bermaksiat kepada-Nya.
31
Seorang suami wajib mengajari keluarganya tentang perkara yang di-fardhu-kan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila ia mendapati mereka berbuat maksiat, segera dinasihati dan diperingatkan. (Tafsir Ath-Thabari, 12/156, 157 dan Ruhul Ma’ani, 138/780,781) Menjaga keluarga daripada api neraka juga mengandung maksud menasihati mereka agar taat, bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mentauhidkan- Nya serta menjauhkan diri daripada syirik, mengajarkan kepada mereka tentang syari’at Islam, dan tentang adab-adabnya. Para Shahabat dan mufassirin menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut sebagai berikut: ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Ajarkanlah agama kepada keluarga kalian, dan ajarkan pula adab-adab Islam” Qatadah rahimahullaah berkata, “Suruhlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah! Cegah mereka daripada berbuat maksiat! Hendaklah mereka melaksanakan perintah Allah dan bantulah mereka! Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiaat, maka cegah dan laranglah mereka!” Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullaah berkata: “Ajarkan keluarga kalian untuk taat kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang (hal itu) dapat menyelamatkan diri mereka daripada api Neraka” Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir: “Wajib atas kita untuk mengajarkan anak-anak kita Dienul Islam (agama Islam), serta mengajarkan kebaikan dan adab-adab Islam” Kerana itu wajib bagi suami membekali diri dengan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu syar’i) dengan menghadiri majlis-majlis ilmu yang mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan kefahaman yang terbaik, yang mendapat jaminan dari Allah-, sehingga dengan bekalan tersebut mampu mengajarkanya pada isteri dan keluarganya Jika ia tak sanggup mengajarkannya, hendaknya suami mengajak isteri dan anaknya bersama-sama hadir di majlis ilmu yang mengajarkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut kefahaman Salafush Shalih, mendengarkan apa yang disampaikan, 32
memahami dan mengamalkanya dalam hidup sehari-hari. Dengan hadirnya suami dan isteri di dalam majlis ilmu, maka akan menjadikan kita sekeluarga akan memahami Islam dengan benar, beribadah dengan ikhlas mengharap wajah Allah ‘Azza wa Jalla semata serta sentiasa meneladani Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Hal ini akan memberi manfaat dan berkah begitu besar karna suami maupun istri saling memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah Dalam hidup serba materialistik sat ini, banyak suami melalaikan diri dan keluarganya. Berdalih mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, seraya ia mengabaikan kewajiban lainnya. Seolah-olah ia merasakan bahwa kewajibannya cukup hanya dengan memberi nafkah berupa harta, lalu nafkah batinya, sedang pendidikan agama yang merupakan hal paling pokok tidak pernah dipedulikan Serta seringkali sang suami juga jarang berkumpul dengan keluarganya untuk menunaikan ibadah bersama-sama. Sang suami pergi ke tempat kerja pagi-pagi sekali dan baru pulang ke rumah larut malam Pola hidup yang jauh dari kebaikan, tak pernah atau jarang sekali ia membaca Al-Qur’an, kurang sekali memperhatikan istri dan anaknya shalat, tidak memperhatikan pendidikan agama mereka sehari-hari. Bahkan pendidikan anaknya ia letakkan kepercayaan sepenuhnya kepada pendidikan di sekolah yang banyak rusak (malahl lagi), dan justru malah berbangga denganya karna alasan harga diri. Seakan-akan ia merasa tugasnya sebagai orang tua telah ia tunaikan seluruhnya. Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan anak yang shalih sedangkan kita tahu bahwa salah satu kewajiban yang mulia seorang kepala rumah tangga adalah mendidik keluarganya. Sedang saat ini pengaruh buruk lingkungan saat ini yang sangat kuat berupa media cetak dan elektronik seperti majalah, tabloid, tv, radio, VCD, serta peralatan hiburan lainya begitu merusak dan mudah mencemari fikiran dan perilaku anak dan istri kita. Bahkan media ini mampu menjadi orang tua ketiga, maka kita harus mewaspadai mediamedia yang ada dan alat-alat permainan yang sangat berpengaruh buruk pada perilaku anak33
anak kita Maka wajib sang suami memperhatikan pendidikan isteri dan anaknya, baik Tauhid, shalat, bacaan Al-Qur’annya, pakaianya, pergaulanya, serta bentuk-bentuk ibadah dan akhlak yang lain. Islam telah mengajarkan semua sisi kehidupan, kewajiban kita untuk mempelajari dan mengamalkan sesuai Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Begitu juga wajib seorang isteri membantu suaminya mendidik anak-anak di rumah dengan baik. Tetap tinggal di rumah mengurus rumah dan anak-anak serta menjauhkan diri dan keluarga dari hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Islam Hadits Malik ibnul Huwairits radhiyallahu ‘anhu juga menjadi dalil pengajaran terhadap istri. Malik berkata, “Kami mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika itu kami adalah anak-anak muda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau di kota Madinah selama 10 malam. Kami mendapati beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang yang penyayang lagi lembut. Saat 10 malam hampir berlalu, beliau menduga kami telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah dengan mereka. Beliau pun bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang mereka pun meluncur dari lisan kami. Setelahnya beliau bersabda:
“Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari mereka, serta perintahkanlah mereka” (HR. Al-Bukhari no. 630 dan Muslim no. 1533) Seorang suami harus menegakkan peraturan kepada istrinya agar si istri berpegang dengan adab-adab yang diajarkan dalam Islam. Si istri dilarang bertabarruj, ikhtilath, dan keluar rumah dengan memakai wangi-wangian, karena semua itu akan menjatuhkanya kedalam fitnah Jadi, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama, dan menyucikan jiwanya itu tidak lebih sedikit dan kebutuhan terhadap makanan, dan minuman yang wajib diberikan kepadanya
34
Membiasakan hidup terdidik dan ilmiah serta penuh nasehat (agama adalah nasehat) yang terus melekat Bekal mempersiapkan (mendidik) anak-anak masa depan Mengingat; Ilmu adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan dunia dan akhirat Mencarikan pengajar agama yang baik untuk anak istri jika kita tidak mampu Mungkin karna kesibukan kita atau keterbatasan ilmu kita Termasuk pembiayaanya Mengajak dan mengantarkanya untuk menghadiri majlis ta’lim Memberi fasilitas yang dibutuhkan dalam mendapatkan ilmu Memberi istri buku dan kitab yang dibutuhkan Terutama buku tentang kewanitaan (fiqh nisa') yang sangat berpengaruh dalam ibadah Membahas bersama hal-hal yang kita pelajari, dan sekiranya ada hal yang kurang/belum kita ketahui (pahami) bisa kita tanyakan pada ustadz dan lain kali dibahas kembali Mencukupi fasilitas yang dibutuhkan Buku-buku agama dan umum (yang dibutuhkan) yang baik Kitab-kitab yang shahih Majalah dan bulletin Islam yang shahih Kaset/CD murattal Kaset/CD kajian/ta'lim Terus lengkapi perpustakaan di rumah dengan kitab, referensi dan segala fasilitas yang dibutuhkan Pentingnya saling menasehati dan memberi semangat bila mulai kendor belajar agama Batasi pergaulan dari bercampur-baur dengan laki-laki yang bukan mahram Bepergian sendiri ke luar rumah untuk keperluan yang kurang penting tanpa mahram Termasuk keluar menuju pasar tanpa kepentingan mendesak (tanpa didampingi mahram)
35
“Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya” (Riwayat Muslim dalam Al-Masajid: (bab Fadlul Julus fil Mushallahu ba’dash Shubhi wa Fadlul Masajid) Tumbuhkan selalu perasaan dalam diri kita bahwa sang isteri adalah amanah yang akan dimintai pertanggung-jawaban di akherat kelak Mengajari berdzikir Cara mengingat Allah yang dicontohkan rasulullah di waktu pagi dan petang, do'a sehari-hari dll
B. ADAB DIMALAM ZAFAF 1. Ucapan do'a teruntuk mempelai berdua Barakallahu lakumaa wabaroka alaika wa baina kuma fii khair “Semoga Allah memberkahimu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan“ (HR. Ashabus Sunan kecuali An Nasai dan lihat Shahih Tirmidzi 1/317) 2. Adab Malam zafaf Segera dibacakan do'a barakah (doa sang suami kepada Istri yang baru dinikahi) kepadanya saat pertama kali masuk kamar (menemui isteri pertama kali setelah aqad nikah) Duduk berdua ditepi ranjang, lalu bacakan basmalah… Memegang ubun-ubun istri seraya mendo'akan baginya sebagaimana yang diajarkan rasulullah..
"Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang
36
melekat pada dirinnya... “ (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu Majah (no. 1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148), dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93)
Dan sang istri terus mengamini…. Lalu kecup ubun-ubun istri, rasakan keharuan. Biarkan diri kita menangis dan terus mengulang do’a berkali-kali, sang istri terus mengamini.. Rasakan dan resapi maknanya, dan rasakan betapa bahagia membuncah Biarkan diri kita berdua menangis, betapa bahagia… Biarkan air mata meleleh Lalu wudhu dan shalat sunnah 2 rakaat bersama istri Hadits dari Abu Sa’id maula (budak yang telah dimerdekakan) Abu Usaid. Ia berkata: “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami shalat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua...!’” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam alMushannaf (X/159, no. 30230 dan ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191-192). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 94-97), cet. Darus Salam, th. 1423 H) Hadits dari Abu Waail. Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa-apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat 37
dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah): “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan” (Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf (VI/191, no. 10460, 10461) Berdoa sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah bin mas'ud “Allahumma ini baarik li fi ahli, wa baarik lahum fiyya. Allahumma ijma’ maa jama’ta bikhair, wa faririq bainana idza farriqta ila khair...” "Yaa Allah, barakahilah bagiku dalam keluargaku, dan berilah barakah mereka kepadaku. Yaa Allah, kumpulkan antara kami apa yang engkau kumpulkan dengan kebaikan, dan pisahkan antara kami jika engkau memisahkan menuju kebaikan. Aamiin…” Dan sang istri terus mengamini… Ba’da shalat berbalik menghadap sang istri, elus pipinya angkat dagunya, tatap matanya dalam-dalam Katakan padanya "betapa kita menyayanginya" Kemudian cium lembut keningnya kemudian pipi dan bibirnya...(sampaikan sepenuh hati dan perasaan sayang kita) Dan baik pula sang istri mendahului ketawadhuan dengan mendahului mencium tangan sang suami Dan biarkan air mata kita meleleh sembab, terisak karna bahagia… Sembari tatap lekat-lekat wajah, seka air mata yang meleleh dipipinya... “Aku mencintaimu”, katakan itu penuh kesungguhan sembari mengecup keningnya Dan sang istri membalasnya… Katakan (ungkap) betapa kita bahagia saat itu, demikian juga sang istri Berikrar untuk tidak melupakan kebahagiaan saat-saat itu Kecupan dan ciuman pertama kalinya
38
Rasakan kita sebagai orang yang beruntung menyuntingnya Dan sang istri merasa beruntung memliki suami seperti kita 3. Mencairkan suasana yang canggung Hadits dari Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/438, 452, 453, 458). Lihat Adabuz Zifaf fis Sunnah al-Muthahharah (hal. 91-92), cet. Darus Salam, th. 1423 H) Awali dengan mengucapkan sesuatu yang ringan-ringan dulu Hilangkan kegelisahan dan kecanggungan dengan mengambil air minum dan meneguknya sedikit sembari mencandainya, seperti… “Betapa manis meminum saat menatap bidadarai disampingnya…” (sambil melirik manja ungkapkan alangkah bahagianya kita saat itu) Memuji dan merayunya, hingga suasana benar-benar cair Sandarkan kepalanya ke dada kita, rebahan sembari membelai-belai rambutnya dan memeluknya Mulai bercengkrama Coba saling menceritakan tentang masa lalu masing-masing Latar belakang masing-masing Harapan-harapan masing-masing Cita-cita masing-masing Kesukaan dan ketidak sukaan masing-masing Serta dialog tentang rencana-rencana setelah menikah denganya
39
Saling memberi pendapat untuk memadukan bersama Membahas kehidupan mendatang bersamanya Memberi nasehat dan pengakuan teruntuk sang istri... Wahai dinda Kanda dan dinda telah dipertemukan karna taqdir-Nya Bersama anugerah-Nya Detik-detik perjumpaan kita Semoga senantiasa ada cinta Cinta yang hadir karena-Nya Semoga dicukupkan dengan kemuliaan disisi-Nya Berharap segala yang bermula dari-Nya
Dinda tercinta Kita tlah berikrar atas nama-Nya Disaksikan orang-orang tercinta, orang-orang tertua “Kanda dan dinda akan mengarungi bahtera penuh cinta Berlabuh rindu memendam percaya”
Dinda sayang Diri kanda banyak bertabur luka, mudah terjerumus dosa Kesalahan dan kekurangan tempatnya Ingatkanlah kala kanda alpa
Dinda… Kanda merasa hanya kekurangan pada diri kanda Apalagi jika dibandingkan adinda, namun kemuliaan Allah-lah derajad yang nyata
Dinda…
40
Kekurangan manusia demikianlah adanya Jika engkau ridha Mari kita pikul bersama Kita tutup kekurangan yang ada Kita tabur keikhlasan padanya
Dinda… Dengan berkah sebuah pertemuan Mari berdo’a Semoga sebuah persatuan kebaikan Semoga Allah menjadikan ujian ini keteguhan Senantiasa berlimpah kebahagiaan Saling berwasiat dalam kesabaran dan keteguhan iman
Dinda, mari kita berdoa… Semoga tiap amalan menjadi rahmat Tiap kekurangan tiada mengundang petaka Kita tegakkan kemuliaan islam mulai dari diri kita Berlimpah taufiq dan rahmat atas berkumpulnya dua jiwa Melimpah atas segala yang kita cinta Sebagaimana diriku berdo’a
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinya, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan yang melekat pada dirinya” 41
Alhamdulillah… Yaa Allah… Semoga diriku dapat membahagiakanya Menjadi perantara kebaikanya Menjadi jalan syurganya Mengantarkan pada keridhaan-Mu Setelah sekiranya cukup saling memuaskan percakapan, tanyakan lembut padanya ingin malam itu atau menunda hingga malam berikutnya… Sekiranya hendak mencampuri sang isteri, sebelumnya membaca do’a ini...
"...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kami dan jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang akan Engkau karuniakan kepada kami” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya" (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 141, 3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092), ad-Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 144, 145), Ahmad (I/216, 217, 220, 243, 283, 286) dan lainnya, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma) Raih tanganya, tatap lembut matanya, menyimak keelokan wajahnya Mengingat hadist ini Yaitu wanita yang menyenangkan suami jika dipandang dan mentaati suami jika diperintah dan tidak mengkhianati suami pada dirinya sendiri dan tidak mengkhianati hartanya dengan sesuatu yang ia benci" (HR. Ahmad dan Nasaai) Berpandangan saling menyelami Ungkapkan kecantikanya, memujinya...
42
“Istriku, engkau begitu manis (anggun), tak puas-puas kuingin terus menatap wajahmu…” Menatap wajah sang istri yag nampak ranum dan segar, menikmati senyum yang mengembang Lalu biarkan sang istri melingkarkan dua tangan keleher suami, balas demikian juga “Suamiku, engkau pria terbaik yang pernah kutemui. Betapa aku mencintaimu tak ingin berpisah darimu…” Ucapkan kata-kata mesra dan percakapan terindah untuknya (terutama) dengan bahasa puisi. Awali dengan bismillah, menyebut keagungan Allah…
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al Waqiah: 3537) Kesiapanya adalah saat segala rayuan dibalas dengan senyumnya termanis penuh makna... Saling bercanda, senantiasa mengiringi senyum dan tawa Beri jatah kemesraan yang lama dan memuaskanya Penuhi harapanya, penuhi permintaanya, jaga perasaanya Buat variasi-variasi yang menyenangkan baginya; Dilakukan dengan senang hati penuh kerelaan, tanpa beban Berusaha saling menyenangkan kedua belah pihak Firman Allah...
43
"Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman” [Al-Baqarah : 223] Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: "Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya" [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Ma’anil Aatsaar (III/41) dan al-Baihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528), Muslim (no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat alInsyirah fii Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini] Haram bagi suami menyetubuhi istrinya disaat ia sedang haid atau menyetubuhi duburnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Al-Arba`ah dan dishahihkan oleh Al-Albani Buat ia tak perlu merasa segan untuk mengungkapkan segala keinginan dan apa yang merasa paling nyaman baginya, tanyakan keinginanya Apa yang ia cari, biarkan ia bebas. dengan segala ekspresi dan apa yang ingin dilakukanya… Kuasai kepekaan titik lemahnya, sentuh penuh kelembutan Apa yang paling berkesan, menyenangkan dan membuatnya melayang... Pentingkan keterlibatanya, biar ia cari kesenanganya sendiri bahagiakan ia Jika lahir-batinya telah tumpah, awali dengan mengecup keningnya menumpahkan segenap perasaan, merebahkan hatinya "Buat ia terus melayang-layang tiada sadar, terbuai keindahan Bersemayam ditaman penuh bunga" 44
ّ س ّلُه ن ٌ س ّلُكْم َوَأنُتْم ِلَبا ٌ ن ِلَبا ّ ُه َ"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka" (Q.s. AlBaqarah 187) Jangan lupa tasbih dan takbir mengiringi tiap desah dan tarikan nafas Bertasbih menyempurnakan ibadah sebagai ummat yang mengikuti sunnah, menjadi manusia paling bersejarah dan takkan terlupakan Mengharap pahala jihad fisabilillah Mengharap akan kebahagiaan sang istri dan hari-hari terindah untuknya Mengharap lahirnya generasi terbaik yang bertasmih, menegakkan kalimah Allah
Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (57) Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan (58) Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (59) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)" (Surat arrahman 57-60)
Bila sang suami telah melepas hajatnya, tunggu sang isteri hingga mendapatkan hal yang sama Bila hendak mengulang, rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda... "Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim
45
(308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu] Yang lebih afdhal adalah mandi terlebih dahulu. hadits dari Abu Rafi' radhi-yallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi' berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab."Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), anNasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi Dawud (no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108)] Apabila sang suami atau isteri ingin makan atau tidur setelahnya, hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu' seperti wudhu' untuk shalat. Dan apabila beliau hendak makan atau minum dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangannya kemudian beliau makan dan minum” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 222, 223), an-Nasa-i (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad (VI/102-103, dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan Shahiihul Jaami’ (no. 4659)] Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia berkata, "Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu’ (seperti wudhu') untuk shalat” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), anNasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 4660)] Adab untuk segera menemui sang istri jika tergoda oleh pesona seorang wanita (lain) Dari Jabir, “Sesungguhnya Nabi pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu” [Hadits shahih:
46
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1403), at-Tirmidzi (no. 1158), Adu Dawud (no. 2151), alBaihaqi (VII/90), Ahmad (III/330, 341, 348, 395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471)] Menghadap dalam rupa syaitan maksudnya isyarat mengajak kepada hawa nafsu Mengingat bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, karenahadits tersebut berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba. Allah Ta’ala berfirman:
"“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” [An-Nuur: 30] Dari Abu Buraidah, dari ayahnya radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ber-sabda kepada ‘Ali. "Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 2777) dan Abu Dawud (no. 2149)]
C. "MENJADI PASANGAN PALING MESRA , ROMANTIS DAN BERSBAHAGIA" 1. Buat ia terus menangis bahagia "Buat ia merasa orang paling berbahagia didunia bersama kita" “Biarkan ia terus terbang tinggi melayang-layang, takkan sempat lagi bisa menginjak bumi" "Buat ia terus merasa menjadi permaisuri atau bidadari tanpa pernah bisa turun tahta" Biarkan ia terus merasa kehangatan cinta kita begitu melimpah menghangatkanya. 47
Terus mengalir menemani tiap langkah hidupnya Selalu mencumbunya (sikap yang selalu mesra) dengan ucapan dan gerakan kita, dimanapun ada kesempatan Berikan selalu letupan-letupan kemesraan yang mengejutkan dan membahagiakanya, buat ia selalu terharu bahagia... Tunjukkan betapa besar kasih sayang kita, sepenuh hati padanya di manapun kita bersamanya Tunjukkan bahwa kita akan terus mencintai dan membahagiakanya dalam kondisi apapun sampai kapanpun Betapa bahagia bila iapun bahagia Biarkan ia tahu, betapa berartinya ia bagi diri kita 2. Beri perhatian lebih padanya daripada orang lain Jangan biarkan keindahan jauh (diluar diri kita) Biarlah puisi, syair, novel dan roman adalah diri kita sendiri saat-saat bersamanya Tiap detik adalah keindahan yang terus kita tata bersamanya Memulai kebaikan dan kebahagian dari diri kita Untuk kita bagi keindahan kepada orang-orang disekitar kita 3. Selalu menjalin kemesraan Ibadah (menghadap Allah) bersamanya Menyediakan waktu (jadwal) muthalaah (belajar mengkaji) bersamanya, misalnya tiap habis shalat maghrib, 'isya' dan shubuh untuk Fi dhilalalil quran; Menyimak bacaan al quran, memuliakan, mengkaji, menghafal dan berusaha mengamalkan alquran Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy-Syikhkhir- dari bapaknya –yakni Abdullah bin Asy-Syikhkhir Radhiallaahu anhu - ia berkata: "Aku datang menemui Rasulullah ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau" (HR. Abu Daud) Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasulullah pernah berkata
48
kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata: "Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau menimpali: "Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain" Akupun membacakan surat An-Nisaa' untuk beliau. Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)" (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes" (HR. Al-Bukhari) Kajian tauhid dan ilmu Kajian fiqh (terutama fiqh nisa') dan amaliah Tugas dan kewajibannya sebagai seorang Istri Membaca dan menulis bahasa Arab Kajian hadist dan perbaikan ilmu agama Ajari ia dzikr (cara untuk mengingat Allah dengan mencontoh Rasulullah) di pagi dan petang Mengkaji kisah dan motivasi, meneladani generasi salafus shaleh dan juga menyimak keteladanan (hikmah) dari orang-orang yang ada disekitar kita Kajian dalam bisnis dan strategy yang akan kita lakukan Dan kajian bebas untuk saat-saat tertentu Kondisional, terutama bahasan yang sedang butuh solusi saat itu (lebih diutamakan) Mengusahakan selalu shalat berjamaah Disaat dharurat sang suami tidak ke masjid Disaat sang suami mengerjakan shalat sunnah Berusaha membiasakan shalat sunnah kita kerjakan di rumah bersama sang istri "Lakukanlah beberapa shalat-shalat sunnah di rumahmu. Jangan jadikan rumahmu bagaikan kuburan" (HR. Al-Bukhari) Dan terutama saat shalat malam (saling membangunkan) Berusaha adu cepat untuk bangun shalat malam
49
Membiasakan saling membangunkan di 1/3 akhir malam untuk menegakkan shalat qiyamullail (tahajjud) "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan" (Al-Muzzammil: 1-4) Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah bahwa beliau bersabda' "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk shalat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun). "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk shalat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya bangun)" (HR. Ahmad) Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan: "Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir" (Muttafaq 'alaih) Bangunkan ia sembari mengecup keningnya Berdo'a bersama dimalam-malam istijabah untuk kebaikan bersama ن ِإَماًما َ جَعْلَنا ِلْلُمّتِقي ْ ن َوا ٍ عُي ْ جَنا َوُذّرّياِتَنا ُقّرةَ َأ ِ ن َأْزَوا ْ ب َلَنا ِم ْ ن َرّبَنا َه َ ن َيُقوُلو َ َواّلِذي “Dan orang-orang yang berdo’a: "Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami, keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan:74) Sebut khusus namanya dalam do'a kita dan biarkan ia mendengarnya, misalnya... “Ya Allah! baguskanlah isteri tercinta saya .... (namanya), curahkan keberkahan padanya”
50
4. Awali tidur dengan bercengkrama Usahakan anak-anak cepat tidur Cium kening anak sebelum tidur dan do'akan ia Berusaha masuk tidur bersama dan masuk kekamar seiring denganya Pakai gaun tidur terindah Belikan ia gaun tidur terindah yang disukainya Taruh kepalanya didada kita, elus-elus rambutnya Bicarakan keseharian kita beserta evaluasinya... Bercengkrama, bercanda dan curhat tentang keseharian Evaluasi aktivitas kita seharian beserta rencana-rencana besoknya Tanyakan kesalahan dan kekurangan diri masing-masing seharian ini... Lalu saling meminta nasehat dan masukan Meng-evaluasi kemesraan setiap harinya, mencegah hubungan yang mulai dingin (mencari solusi bersama) Curhat tentang perasaan dan kebutuhan batinya saat ini Ngobrol tentang mimpi, harapan dan keinginan masing-masing Bangun impian-impian bersamanya, misalanya bicarakan rencana dan tujuan kita menabung untuk membeli rumah, membuka bisnis dll. (membuat rencana dan satukan mimpi bersama) Akhiri dengan segala hal yang berbau perasaan dan yang membahagiakanya Ungkapkan segenap rasa sayang kita, kecup keningnya sebelum ia tidur dan do'akan ia (dengan menyebut jelas namanya, biarkan ia mendengarnya) Memegang tangan istri, taruh di pipi kita hingga terlelap bersama Membiarkan ia tertidur ditangan kita meski nantinya tangan kita agak pegal-pegal kesemutan Mari kita simak baik-baik wajah istri saat ia tidur, tampak begitu polos tanpa dosa
Tidur dalam satu selimut bersama istri
51
Dari Atha’ bin Yasar' “Sesungguhnya Rasulullah dan ‘Aisyah biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan ‘Aisyah, tiba-tiba ‘Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya, ‘Mengapa engkau bangkit?’ Jawabnya, ‘Karena saya haidh, wahai Rasulullah.’ Sabdanya, ‘Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku.’ Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau” (HR Sa’id bin Manshur) Suami isteri boleh saling melihat aurat masing-masing. Adapun riwayat dari ‘Aisyah yang mengatakan bahwa ‘Aisyah tidak pernah melihat aurat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah riwayat yang bathil, karena didalam sanadnya ada seorang pendusta. [Lihat Adabuz Zifaf hal. 109]
Mengingatkan sebelum tidur membaca mu‘awwidhatain dan ayat kursy Diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata: "Setiap kali Rasulullah hendak tidur di pembaring-annya pada tiap malam, beliau merapatkan kedua telapak tangannya. Lalu meniupnya dan membaca surat Al-Ikhlas (Qul Huwallaahu Ahad), surat Al-Falaq (Qul A'uudzu birabbil Falaq) dan surat An-Naas (Qul A'uudzu birabbin Naas). Kemudian beliau mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengan kedua telapak tangannya itu. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Beliau melakukannya sebanyak tiga kali" (HR. Bukhari) Dan berharap semoga Allah memberikan anugerah yang baik dalam tidur sang istri (bisikkan pula padanya)...
Awali tiap masuk rumah (atau habis bangun tidur) dengan wajah berseri-seri senyum mesra menatapnya (setelah membaca doa bangun tidur) شوُر ُ حَياَنا َبْعَدَما َأَماَتَنا َوِإَلْيِه الّن ْ ل اّلِذي َأ ِ ُحْمد َ ال "Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepada-Nya kami kembali" (HR. Al-Bukhari) 52
Bangunkan ia sembari mengecup keningnya lembut Tiap saat bersamanya, berikan senyuman termanis kita Saat itu tatap matanya dalam-dalam "Tatap matanya, eluslah hatinya..." Hargai keberadannya, rasakan aroma tubuhnya, betapa hangat nafasnya. Dan jika kita ingin menciumnya, cium ia hangat... Luangkan waktu untuk sekedar saling melihat kedalam mata masing-masing.dalam-dalam Setiap kita menemuinya selalu berikan senyuman termanis kita 5. Membuat hari-hari yang semakin mendebarkan, romantis dan penuh cinta Kerjakan sesuatu yang nampaknya sepele namun sebagai kejutan indah baginya Sering-sering buat kejutan setiap saat Sekali-kali gantian buatkan minuman untuk sang isteri dll 6."Mengunjungi tempat nostalgia (kenangan-kenangan) mesra saat bersamanya" Kenang kembali masa-masa awal perkenalan denganya, awal jatuh hati padanya (saat khitbah atau setelahnya atau mungkin saat nikah) dan bulan-bulan awal pernikahan kita Saling menceritakan pengalaman-pengalaman saat itu yang kita rasakan padanya dan nikmati keasyikanya... Cerita tentang kenangan, nostalgia, kelucuan dan kesukaanya Juga mengingat pula malam-malam pengantin kita; Seperti harumnya ruangan , harumnya parfum istri kita, penataan ruangan dll Bangkitkan kembali mimpi itu dengan cara memakai parfum yang sama, penataan kamar yang sama dll
Utarakan kelebihanya... Bawa ia pada nuansa saat-saat kenangan tersebut… Mengingat-ingat kembali, mengapa kita dulu jatuh hati dan memilihnya... Saat berpisah denganya (sementara) Coba menyadari betapa penting keberadaanya
53
Rasakan betapa indah merindukan kehadiranya Berusaha menciptakan rindu senantiasa Tanyakan pula pada sang istri, apa yang dulu membuatnya tertarik (suka) pada diri kita Hal yang akan menggugah ingatan dan menggetarkan hati kita Tanyakan apa yang diinginkanya saat itu dan saat ini... Apa yang diharapkanya untuk bisa kembali pada ingatan tersebut 7. Buat surprice (kejutan dadakan) untuknya, cari tempat yang paling disukainya Ajak ia ke tempat-tempat yang paling disukainya (namun tempat yang mendidik) dan tempat-tempat khusus baginya Pastikan ia berpuas-puas denganya Luangkan waktu tiap bulan untuk liburan bersama (dengan anak juga) Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan (khusus) baginya Terutama ditempat-tempat penuh ilmu dan agama, seperti.. Silaturrahim ke para ulama dan asatidz Ke pesantren dan tempat ta'lim lain Tempat kajian yang baru (luar kota) Juga silaturrahim ke tempat amal sosial lainya Menyantuni fakir-miskin Anak yatim-piatu Jompo Anak jalanan Sekali-kali tamasya (rihlah) berdua Jalan-jalan berdua Anak-anak diajak serta Luangkan waktu, lupakan sejenak permasalahan (beban) rumah tangga Ide juga: ke rumah orang tua dan membantu kesawah atau ladang, menikmati kemesraan disana
54
Cari (pilih) hiburan yang halal dan buang jauh-jauh yang haram Ajak ia ke tempat mertua dan kerabat yang disukainya berdua Puji ia dihadapan keluarga kita dan keluarganya Sambil pura-pura tidak tahu kalau sang istri ada di dekat kita Biarkan ia mendengar dan hatinya berbunga-bunga Cerita kelebihan putrinya (istri kita) dihadapan orang tuanya Tentramkan ia saat dimarahi keluarganya atau orang lain, belai ia lembut dan rengkuh kedada kita Naik ke tingkat atas rumah, duduk berdua menatap bintang-bintang dilangit dan memandang matahari sore terbenam Selalu meluangkan waktu khusus bersamanya Hadirkan kebersamaan, kehangatan dan kemesraan bersamanya Mencari saat-saat yang paling pribadi antara kita dan istri kita Buat buku kenangan beserta rak koleksinya Tulis dan kumpulkan segala yang menjadi kehidupan bersama Seperti rencana-rencana bersama, album kenangan, kesepakatan bersama, jadwal bersama serta lembar evaluasi Kumpulkan hadiah-hadiah dan ingatan saat bersamanya Sekali waktu lihat-lihat kembali album dan kenang-kenangan tersebut yang telah kita kumpulkan dan bahas bersama, kembali menikmati keindahan saat-saat bersamanya
C. “ABAIKAN SELURUH DUNIA DARI PADA MENGABAIKANNYA“ 1. Rasakan ia adalah bagian terdalam dari diri kita sendiri Begitu berharganya ia (penting) seperti nyawa kita sendiri Kehormatanya adalah kehormatan diri kita Betapa kita butuh akan dirinya
2. Ungkapkan rasa cinta kita, ucapkan: "ia satu-satunya orang yang paling kita inginkan
55
saat ini"
3. Perlakukan (layani) ia sebagaimana kita melayaninya waktu awal-awal menikah dulu Selalu layani ia dengan sikap yang teristimewa, yaitu teruntuk sang istri tercinta wanita yang paling istimewa dalam hidup kita
Perlakukan ia bak puteri raja; Bukakan pintu untuknya Bawakan barang bawaanya Buat ia merasa selalu nyaman dimanja bersama kita Memahami; seorang isteri sangatlah berhak mendapatkan semua perlakuan dan pergaulan yang istimewa Ialah yang selalu melayani kita, memasakkan kita, membersihkan dan mencuci pakaian kita, menyambut kepulangan kita, memelihara dan mendidik anak-anak kita dan semuanya ialah yang mengurus rumah tangga kita Mengingat; salah satu kesalahan terbesar kita biasanya adalah merasa terlalu "nyaman" sehingga tak lagi berlaku romantis, seperti: Tak lagi memperhatikan penampilan kita saat berada dihadapannya Berhenti bersikap penuh perhatian Sering mengabaikan hal-hal kecil tentang dirinya Melewatkan moment-moment penting istri dan hal-hal penting yang istri sampaikan Jika seorang perempuan yang kita pilih memang punya arti istimewa bagi diri kita maka tunjukkan betapa berarti ia bagi diri kita Perlakukan sang istri seperti waktu kita masih pengantin baru Jadikan sang istri lebih kita pentingkan daripada anak-anak kita Biarkan anak-anak menyaksikan bahwa sang isteri mendapat perhatian kita yang lebih utama dan lebih dulu sebagai contoh teruntuk mereka Agar anak-anak juga lebih mengutamakan ummi-nya dari pada abinya termasuk dalam
56
pembicaraan keseharian dan kehidupanya 4. Memahami, ia lebih bahagia dan butuh diri kita bersama-samanya melakukan hal-hal kecil dalam keseharianya (daripada melakukan hal-hal besar saja) Terus-menerus dan berkesinambungan apalagi menyangkut perasaan cinta Hal-hal kecil setiap saat inilah yang akan menjadi bukti kepedulian (perhatian) kita padanya Ini adalah cara agar ia merasa sungguh selalu dicintai Rasakan betapa kita bahagia saat ia bahagia Terus penuhi keranjang hatinya dengan hadiah-hadiah perhatian kecil kita setiap saatnya Perhatian-perhatian kecil itu akan sangat berarti dan manjur untuk mengendalikan bebanya sehari-hari. 5. Berikan selalu kedamaian untuknya... Jadikan suasana rumah kita syurga baginya (baiti jannati) Terasa sebagai tempat paling menyenangkan, mendamaikan dan dirindukan olehnya dan oleh anak-anak kita Perlakukan istri kita bak ratu dalam rumah tangga kita
D. BIASAKAN MEMUJINYA TULUS IKHLAS PENUH KECINTAAN SEKECIL APAPUN ITU 1. Puji kecantikan/ketampanannya, kerapiannya dan segala kebaikanya Biarkan ia tahu bahwa bagi kita ia adalah wanita tercantik sedunia Menyempatkan diri dimana saja dan kapan saja memujinya; "ungkap kekaguman (pujian) dan penghargaan kita" Pada penampilanya, aroma tubuhnya, keindahan rambutnya, keelokan wajahnya, keindahan pakaianya, lembut sapu-tanganya, kepintaranya menata ruang, kerapian menata tempat tidur, dan segala kebaikan dari dirinya dll Memujinya setingi langit saat ia dandan Kemudian
dalamnya
(kebaikan
budinya);
57
halus
tutur
bahasanya,
kesopananya,
kelembutanya dll Biarkan ia tahu betapa kita menghargainya, sekecil apapun itu dari fisiknya dan juga dalamnya Sering-sering beri penghargaan, baik berupa pujian, biarkan ia merasa anggun dan cantik (biarkan Ia tahu itu), dorong prestasinya, rayakan keberhasilannya, hargai dirinya dengan seutuhnya Daripada mengatakan "kamu cantik" mungkin sang istri kurang percaya,maka tunjukkan sesuatu yang istimewa tentang penampilanya saat ini seperti... "Dengan baju itu kamu jadi semakin cantik dan kelihatan indah" "Sayang, rambutmu terlihat begitu menggoda sehabis mandi" Untuk sang istri raih pahala disisi Allah, Allah itu indah dan menyukai keindahan Berhias sebaik-baiknya untuk sang suami, puas-puaskan untuk sang suami satusatunya orang yang berhaq dan halal (bukan untuk keluar rumah) Berdandan selalu untuk pasangan kita (bukan untuk orang lain) Tidak ada yang berhak mendapatkan keistimewaan (istri atau suami) selain pasangan kita Gunakan wewangian, bercelak, berpakaian dengan busana terindah tiap suami akan melihatnya Buat sang suami hanya melihat dari keindahan ke keindahan berikutnya Berusaha selalu merawat tubuh dan menjaga penampilan dihadapan suami Mengubah penampilan, variasi pemakaian, cara berhias dll dan minta pendapat suami, apa yang paling suami sukai Ubah-ubah dan tata ruang dari waktu ke waktu 2. Biasakan selalu memperhatikan senyumnya, keceriaanya, rasa senangnya dan wangi tubuhnya Buktikan (nampakkan) cinta-kasih kita Penuhi keinginanya dengan cara yang ia suka Bila ia memasak, puji masakannya Puji suguhanya (“wah sepertinya enak sekali”), tampakkan betapa tak sabar ingin segera
58
menikmatinya 3. Berusaha mengutarakan segala kebaikanya dan perbesar harapannya Sehingga ia merasa diperhatikan, dihargai dan dimanja Tidak lupa beserta tabayyun akan bahayanya dan mengingatkan pula menyebut kelemahanya 4. Tidak berkata terlalu keras atau kurang patut (namun tetap tegas) Berikan nuansa yang senantiasa segar dan menyenangkan baginya
Tak perlu banyak bicara, "Buktikan besarnya kasih sayang kita begitu meluap melingkupinya setiap saat" Mengingat contoh rasulullah... "Adalah akhlak Rasulullah, indah bergaulnya, selalu menyentuh kulit (meraba), mencumbu rayu istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, lemah lembut kepada istrinya, memberikan kebutuhan istrinya, dan bergurau dengan istrinya" (HR Ahmad) 5. Tulus memberikan sesuatu Coba beri hadiah (surprise) untuknya Berusaha fokus pada kebutuhan istri dan bukan sekedar diri kita sendiri Munculkan dorongan mendalam dari dalam diri kita untuk senantiasa memberi tanpa perlu berharap (dari sisi manusia, terrmasuk dari istri) Apa saja keinginanya tapi kita pernah menolaknya Hadiah / kado yang berbeda dari biasanya (bentuk, kemasan, cara penyampaian dll) Sering-sering belikan ia hadiah-hadiah kecil tanda perhatian dan kasih-sayang kita Beri penyerta hadiah berupa tulisan kita (terutama berupa puisi); "tunjukkan betapa kita ingin kita selalu memberi yang terbaik (terindah) untuknya" Beri hadiah yang sering disukai wanita, yaitu perhiasan, cincin, tas, parfum, dan terutama hadiahkan selalu perhatian dan kasih-sayang kita Tidak melewatkan waktu untuk memberikan perhatian pada hal-hal kecil setiap saatnya
59
seperti: Menanyakan sudah makan/belum?, mengingatkan berdo'a dan bertawakkal, mengingatkan minum obat dan vitamin.dll Belikan ia pakaian, pastikan kita tahu ukuran tubuhnya serta warna, mode dan corak yang lebih disukainya Bisa juga membelikan bahan (kain) untuk dijahit kemudian Mencoba menanyakan dan memahami keinginan-keinginanya akhir-akhir ini Beli/buatkan makanan yang disukainya untuk kita berdua Membiasakan minum bergantian di tempat bibir gelas yang sama Dari ‘Aisyah, dia berkata, “Saya biasa minum dari muk (gelas) yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya” (HR ‘Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur) Membiasakan makan di tempat potongan (pengambilan) yang sama Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan: "Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya" (HR. Muslim) Membiasakan makan saling menyuapi dan satu piring bersama Sekali-kali saling menyuapi dari mulut ke mulut Makan berdua di tempat yang disukainya (tempat yang terjaga) Tanyakan ingin dibelikan makanan apa tiap saat kita bepergian… Buat suasana yang seromantis mungkin dimatanya Coba buatkan (memasak) makanan favoritnya, biarkan ia tahu pengorbanan kita
60
Belikan makanan yang disukainya tiap kita pergi Pastikan hanya kita berdua tanpa pengganggu apapun termasuk bunyi HP dll Kreatif: Kirim undangan (ajakan) makan tersebut lewat surat pos, meninggalkan dibantalnya, atau kirim bersama puisi kita untuknya Utamakan ia Ajarkan pula pada anak-anak untuk tidak mendahului ibunya ketika mengambil makanan Untuk sang istri juga diusahakan untuk menikmati asyiknya menanti Menunggu sang suami pulang Melihat dan menyambut kedatanganya Menanti untuk bisa makan berdua (walau sudah agak lapar, bisa makan cemilan dulu) Bawakan oleh-oleh sekecil apapun itu (bukti perhatian kita) pada tiap kesempatan Berusaha selalu memberi kecukupan kebutuhan sebelum ia memintanya Belikan apa yang disukainya Kita ajak ia, biarkan ia yang memilihnya Selalu tanyakan kebutuhanya hari ini… Bedakan pemberian saat hari biasa dengan hari tertentu Seperti hari besar dan saat ada acara-acara… dll Jaga perasaan istri kita, mengusahakan kita memberi perbelanjaan sebelum ia memintanya
a. Adab istri untuk memuji barang-barang yang dibelikan suami dan berterima-kasih padanya شْيَر ِ ن اْلَع َ ن َوَتْكُفْر َ ن الّلْع َ ل ُتْكِثْر َ ك َقا َ ل َوَلْم َذِل ِ لا َ سو ُ ن َيا َر َ ل الّناِر َفُقْل ِ ن َأْكَثَر َاْه ّ ن َفِإّني َرَأْيُتُك َ صّدْق َ ساِء َت َ شَر الّن َ َيا َمْع “Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk nereka adalah kalian.” Maka mereka (para wanita) berkata: “Ya Rasulullah kepada demikian?” Beliau menjawab: “Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami" (Diriwayatkan Bukhari dalam “Kitab Al Haidl“, (bab Tarkul Haidl Ash Shaum) dan diriwayatkan Muslim dalam “Kitabul Iman” (bab Nuqshanul Iman
61
binuqshanith Thaat) Maksud Mengkufuri kebaikan suami adalah menentang keutamaan suami dan tidak menunaikan haknya عْنُه َ ي َ سَتْغِن ْ ي ل َت َ جَها َوِه َ شُكُر َزْو ْ ل ِإَلى اْمَرَأٍة ل َت َ ظُر ا ُ ل َيْن “Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya" (Diriwayatkan Nasa’i dalam “Isyratun Nisa’” dengan isnad yang shahih) Rasa syukur (terima-kasih) kepada suami misalnya bisa diwujudkan dengan: Senyum termanis senantiasa menghias wajah istri, memberikan tatapan paling menyenangkan tiap bertatap muka dengan sang sumi (sehingga akan menimbulkan kesan mendalam dihati suami) Mengungkapkan kata-kata cinta yang memikat Memaafkan kesalahan dan kekuranganya dalam menunaikan hak istri (dengan mengingat betapa lautan keutamaan dan kebaikanya selama ini begitu berlimpah menutupi kesalahan dan kekuranganya) Dengan sang istri melakukan hal diatas, maka suami akan terasa begitu ringan menghadapi kesulitan appaun yang dijumpainya seberat appaun Berusaha menjadi seorang perempuan yang bersahaja dalam nafkah, Yaitu tidak banyak menuntut Menerima dengan rasa syukur betapapun sedikit pemberian suami Tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami Maka bila sang istri sanggup selalu bersikap seperti ini insya Allah cinta suami akan selalu tercurah padanya b. Biasakan saling memberi hadiah Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, “Ketika Nabi menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata
62
Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Ia (Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan Rasulullah, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah” (HR Ahmad) Memahami dalam pemberian hadiah; "dari hati terdalam kita sendiri" Sebab jika kita terus menghujani sang istri hadiah (terus memanjakanya), hal ini merupakan kesalahan besar Mungkin kita bermaksud menunjukkan kasih sayang dan perhatian, namun bisa jadi kebaikan kita nanti disalah-gunakan Dan jika kita menjadikan kebiasaan maka ia akan terus mengharap hadiah dari kita (terlalu manja) ~~~ E. UNGKAPKAN KEMESRAAN KITA PADANYA 1. Membiasakan menciumnya mesra dalam tiap kesempatan Sembari memejamkan mata, menghayati tiap perjumpaan Selama tidak terlihat orang lain Dari ‘Aisyah, Bahwa Nabi biasa mencium istrinya setelah wudhu’, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhu’nya” (HR ‘Abdurrazaq) Dari Hafshah, putri ‘Umar, “Sesungguhnya Rasulullah biasa mencium istrinya sekalipun sedang puasa” (HR. Ahmad) Diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium salah seorang istri beliau kemudian berangkat menunaikan shalat tanpa memperbaharui wudhu" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
63
2. Membiasakan pula mengecup keningnya Mengutarakan betapa kita menghargai dan mengasihinya 3. Membiasakan pula mengecup bibirnya Betapa kita butuh dan berharap akan dirinya 4. Sering-sering cium tangan sang suami Buktikan betapa sang istri menghormati dan taat pada suaminya 5. Sering-sering tatap wajah sang istri dalam-dalam saat berdua (menatap lekat-lekat matanya lembut) Perhatikan, nikmati kecantikanya dalam-dalam... Betapa cantik (manis) ia, anugerah tiada terkira Betapa ia semakin hari semakin manis (anggun) dimata kita Betapa kita semakin mencintainya, cinta yang begitu membuncah untuknya Mengingat semakin bertambah usia, maka kecantikan sang istri akan semakin pudar, namun hakikat cinta bukanlah pada fisik semata melainkan kemuliaan dibalik itu Dalam remang-remang, angkat dagu sang istri, tatap matanya dalam-dalam, katakan betapa kita sayang padanya, kemudian cium lembut bibirnya... Senantiasa berterima-kasih, betapa ketaatan dan kebaikanya selama ini begitu berlimpah 6. Rasakan kita tiada bosan-bosan terus menatapnya... Menatap lentik bulu matanya, membaca cerah pintu hatinya Mengelus lembut pipi dan bibirnya Merasakan lembut kulitnya, menyentuh dan membelainya mesra Tulus untuk membahagiakan sang istri Tatap matanya dalam-dalam, salurkan perasaan kita... ”Tatap matanya tapi eluslah hatinya...” Sampaikan (juga ucapkan secara jelas ditelinganya) betapa kita menyayanginya... Dan kadang jadi gemes, coba acak-acak rambutnya... 7. Perhatikan, dan nikmati senyumnya...
64
Keceriaanya Kebahagiaanya Ketulusanya 8. Gandeng tangannya saat kita berjalan bersama (berada di khalayak ramai) Biasakan jalan-jalan ditaman bergandengan Genggam erat tangannya saat berada di tempat umum atau ramai Menggandeng tanganya walau kita sedang bersama teman-teman Rangkul sang istri disekitar pinggangnya Rasakan betapa getar kemesraan kita saat bersentuhan denganya Betapa kita butuh terus berpegangan lebih erat denganya Pastikan kita terus kontak fisik dengannya Buat ia merasa bangga bisa sellau disamping kita dan tak ingin 'lepas' dari genggaman kita Genggam erat tanganya dan kecup tanganya saat kita berduaan denganya Memandangnya seolah-olah hanya ia satu-satunya wanita yang bisa kita lihat saat itu 9. Biasakan berasyik-masyuk, bersandar tiduran di pangkuanya bermesra Dari ‘Aisyah ia berkata, “Nabi biasa meletakkan kepalanya dipangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca Al-Qur’an” (HR ‘Abdurrazaq) 10. Beri sentuhan-sentuhan yang dibutuhkanya... Biasakan mandi bersama denganya tiap ada kesempatan Dari Aisyah, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana...” (HR. Bukhari dan Muslim) Semisal di bathtub yang kita isi air hangat, ajak ia berendam disana. Gosok punggungnya lembut, beri pijatan yang akan membuatnya santai Pijat bagian tubuh yang disukainya, potong kuku dan jari kakinya, rapikan rambutnya Membiasakan saling menyisirkan rambut Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah, saat itu saya sedang haidh” (HR Ahmad)
65
Keramaskan rambutnya Saling memandikan Memotongkan rambutnya (kalau istri bisa) Membiasakan pijat atau garuk punggung dan kakinya Melepas leleh setelah seharian beraktifitas sembari bercengkrama 11. Beri jatah waktu rutin pelaksanaan sentuhan-sentuhan ini, minimal: Tiap ba'da shalat berjamaah Tiap suami mau berangkat beraktifitas dan pulang beraktifitas Dan tiap saat bertemu atau hendak berpisah denganya meski cuma sebentar Tiap bercengkrama sebelum tidur Setiap mata kita menatapnya, rasakan betapa hati bergetar bergelora... 12. Membiasakan mengatakan,”aku sayang kamu” tanpa bosan tiap bertemu denganya penuh rindu Sering-sering membisikkan kata-kata cinta, mesra dan godaan di telinganya Tak bosan-bosan mengatakan padanya bahwa kita sangat mencintainya mengharap kebaikan untuknya Ucapkan kata cinta spontan (bisikan mesra) di tempat umum yang ia takkan menduganya Menunjukkan rasa kasih-sayang dan perhatian kita ketika bersamanya walau di depan khalayak ramai (muka umum) Dimanapun dan kapanpun secara spontan, kreatif penuh perasaan ucapkan rasa cinta kita dengan kata-kata terindah untuk sang istri Menjaga sennatiasa bersikap spontan dan alamiah (dari hati terdalam kita) Dan rasakan hidup bersamanya jadi terasa lebih indah, menarik dan ceria Ucapkan secara langsung di telinga istri, seperti melalui bisikan mesra Contoh variasi: "Saat sang istri menyiapkan sarapan atau saat lagi masak di dapur secara dadakan kita beri pelukan manis (dekapan sayang) yang menentramkan, serta ungkapkan rasa cinta disertai ciuman hangat"
66
13. Membiasakan memeluknya rutin sebelum kita mau melakukan aktivitas harian dan tiap habis pulang beraktivitas Menjadikan kebiasaan untuk sering merangkulnya, memeluknya, mengasihinya... Beri jatah rutin pelukan setiap hari; Tiap habis shalat: subuh, dhuhur, 'ashar, maghrib dan isya' dan shalat berjamaah lainya Jika tidak berkesempatan bisa satukan 2 atau 3 pelukan dalam satu waktu luang (yang penting kualitasnya) Beri pelukan hangat pada tempat yang ia takkan menduga kita akan melakukanya Ungkapkan betapa terasa damai dan tenteram saat berada dalam pelukan bersamanya Rasakan diri kita dengan istri begitu dekat satu sama lain, merasa tentram, saling mendukung dan saling mencintai Ditambah wajah yang selalu sama-sama berseri maka akan membuat kita berdua tampak sebagai pasanagn paling berbahagia dan begitu mencintai 14. Juga membiasakan untuk menulis;"aku sayang kamu” sepenuh perasaan... Buat ia merasakan betapa perasaan meluap meluber lewat goresan pena untuknya Buat blog khusus berdua "tentang kehidupan kita berdua denganya sehari-harinya" Untuk postingan yang hanya perlu diketahui berdua, posting dalam mode private (pastikan tidak salah waktu kita klik posting, atau segera delet jika terlanjur) Tulis dimana-mana (seperti seorang anak muda yang sedang kasmaran) Taruh di meja belajarnya Selip di buku yang sedang dibacanya Diatas baju di almari yang mudah dilihatnya Didalam tasnya Selipkan dalam kemejanya Ditulis di kaca riasnya (dengan lipstiknya misalnya) Di dapur: di rak kulkas, dipintu kulkas, digelas kesukaanya, dibuku resepnya (sekalian tulis; "terima-kasih sayang atas masakanya selama ini") Diatas bantal/kursi kesukaanya
67
Di kamar mandi; dipintu , dihanduknya.,dikaca kamar mandi, diukir di sabun mandi Diatas telephon Dikamar tidur; dikasur, diatas bantal Reminder HP-nya, SMS dan MMS Di kendaraan Dengan kartu-kartu cantik Atau secarik kertas yang kita tempel di kulkas/pintu kamar dll
Gunakan segala kreativitas kita dan biarkan sang istri menemukan pesan cinta kita ditempat tak terduga dan nikmati keasyikanya Buat hatinya selalu berbunga-bunga bahagia walaupun dengan cara agak norak (demi membahagiakanya) Dengan menulis insya Allah kita akan merasakan dorongan untuk bisa terus mewujudkanya secara istiqomah Variasi: Seperti saat kita di tempat kerja, coba untuk... Mengirim surat cinta padanya lewat pak pos atau titip kepada siapa Isinya bisa juga tentang kenangan saat meng-khitbah/ijab-qabul dirinya dan saat mulai mengenalnya Bisa juga dikirim via email, SMS, MMS atau E-card Telphon mendadak, "sudah kangen" Tanya kabar sang istri di rumah Katakan saat ini jika kita sedang memikirkanya Ngomong suatu hal yang menarik baginya Atau hanya ingin katakan pada sang istri, "aku sayang kamu" Kirim sms mesra menggodainya 15. Petikkan setangkai bunga (dari halaman rumah) Setiap pulang beraktivitas jika ia suka (tanpa bermaksud meniru orang kafir, sebab hal ini
68
sudah umum; disukai kaum wanita), sebagaimana hadist ini...
شّبَه ِبَقْوٍم َفُهَو ِمْنُهْم َ ن َت ْ َم “Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan oleh Al Albany, lihat “Irwaul Ghalil“, no. 1269 dan “Shahihul Jami’” no. 6149) Tiap pagi petikkan bunga ditaman untuknya, taruh ditempat riasnya Selipkan bunga segar di almari, diatas tempat tidur, selipkan di buku/kitabnya Dan beri bunga khusus saat lama tak ketemu atau habis bepergian jauh 16. Buat puisi khusus untuknya Kirim/titip pos atau orang lain, atau berikan langsung atau langsung saja kita bacakan untuknya penuh perasaan Memintanya menanggapinya Dan kalau bisa dalam bahasa yang sama (puisi) dan saat itu juga... Memintanya untuk mengumpulkanya (buat berkas dan diary khusus) 17. Buat daftar hal-hal yang membuat kita semakin mencintainya Berikan daftar itu padanya, biarkan ia tahu dan semakin berbunga-bunga Dengan cara sedikit konyol, sekaligus untuk memacu kebaikanya 18. Memberikan variasi sentuhan yang berbeda ditiap kesempatan “Adalah Rasulullah tidaklah setiap hari melainkan beliau mesti mengelilingi kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai kami dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau giliri waktunya, lalu beliau bermalam di tempatnya” (HR Ahmad) Tempat, suasana, hiasan dan waktu yang berbeda-beda Yang senantiasa menyenangkan dihatinya Pakai wewangian atau pakaian yang disukainya Atau biarkan sang istri yang memilihkan Berhias untuk sang istri sebagaimana kita juga senang jika ia berhias untuk diri kita
69
19. Dan dimanapun ada kesempatan terus merayu istri, mencandainya, dan bermainmain denganya Rayu ia, biarkan ia balas merajuk... "Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita berlomba lari" Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" (HR. Ahmad) Senyum tertawa riang saling berjenaka dan bersenda-gurau Kadang berpura-pura bodoh (manja) dengan menanyakan ini-itu yang menarik baginya Melontarkan humor-humor segar yang membuatnya geli Senantiasa membuat suasana segar didalam rumah seperti membersihkan rumah bersama, masak bersama, bermain-main dihalaman bersama, main kuis/tebak-tebakan, berolah-raga bersama, jalan-jalan bersama dll Sambil bermain bisa asyik santai bercanda, dan beri kejutan untuknya jika ia yang menang Temukan kegiatan yang bisa kita nikmati berdua bersamnya, baik kegiatan luar ruangan maupun dalam ruangan (aktivitas bersama yang bisa dilakukan penuh gembira dan kekraban) 20. Bila cuaca sejuk, jangan lupa rapatkan diri kita padanya Biarkan kehangatan tubuh kita menghangatkan jiwanya Tidak lupa adab-adab dan do'anya Buat ia tak merasa segan saat menginginkanya 70
Memuaskan kebutuhan istri dan memahami keinginanya Pahami gerak-gerik dan kode istri yang jadi kesepakatan sebelumnya Berusaha peka (memahami) isyarat-isyarat yang ada padanya Senantiasa mengiringi takbir dan tasbih ditiap tarikan nafas Seorang istri terbaik adalah istri yang melepaskan sifat malunya saat ia membuka bajunya dihadapan suaminya, dan memasang kembali sifat malunya ketika dia memakai kembali pakaiannya Berusaha menjadi “penggoda” (genit) didepan suami sendiri Tak perlu malu-malu, untuk membuka pakaian didepan suami Dan juga percakapan yang hanya boleh untuk suami istri
21. Tiap akan meninggalkan rumah tatap dalam-dalam matanya Beri senyuman termanis (terbaik) yang bisa kita berikan Serta kedipan sayang penuh harap Beri sentuhan terbaik setiap saat Mengutarakan betapa ia begitu berharga dan betapa kita bahagia bersamanya, sembari mengingat... "Bagaimana seandainya sang istri tidak dipersunting oleh suami yang dicintainya saat ini" "Dan bagaimana seandainya sang suami tidak dipertemukan dengan permata berharganya saat ini" 22. Ajak ia bersama-sama mengusahakan cari ide dan cara yang lebih mengasyikkan demi kemesraan berdua Rasakan kita semakin sayang setiap hari padanya Rasakan keharmonisan dan keceriaan hidup bersamanya
F.
MENJADI
PENDENGAR
YANG
BAAIK
MENGHARGAI NASEHAT DAN PERASAANNYA
71
(PENDENGAR
AKTIF)
SERTA
1. Pahami; "ia lebih banyak bicara dengan perasaanya..." Dengarkan perkataanya, tatap lekat-lekat matanya Tunjukkan bahwa kita benar-benar memperhatikanya Sering-sering menimpali, "betul sayang" Dan untuk menunjukkan kesungguhan perkataan kita, sembari kita pegang/sentuh tubuhnya menguatkanya 2. Menjaga kesopanan denganya seperti... Salam yang hangat Pujian yang tulus Permintaan yang sopan dll 3. Mengajukan kritik yang membangun dengan cara penuh hikmah dan kasih-sayang Bila mengkritik, sindir saja dengan bahasa terbaik (halus) dan pilih moment yang paling tepat 4. Cara terbaik mengkoreksi kekeliruan sang istri Pertama, menasihatinya secara bersendirian (tidak di depan anak-anak atau orang lain, jaga perasaannya) Baik secara tersirat maupun tersurat Dan dilakukan secara berulang-ulang (tidak cukup sekali) Kedua bila masih belum jera juga, punggungi ia di tempat tidur (untuk menunjukkan perasaan kita) Dengan catatan kita tak perlu pindah dari ranjang (tempat kita biasa tidur bersama) ke ranjang lainnya Dan pastikan sang istri sudah merasa bahwa ia sedang ditegur Jadi suami marah pada isteri atau sedang terjadi ketidakharmonian, suami tidak berhak mengusir isteri dari rumah. Islam menganjurkan meninggalkan sang istri didalam rumah, ditempat tidurnya dengan tujuan mendidiknya. Dan sang suami tetap bergaul dengan baik pada isterinya شٍة ُمَبّيَنٍة َح ِ ن ِبَفا َ ن َيْأِتي ْ ل َأ ّ ن ِإ َج ْ خُر ْ ل َي َ ن َو ّ ن ُبُيوِتِه ْ ن ِم ّ جوُه ُ خِر ْ ل ُت َ
72
"Dan janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan) keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas” (Ath-Thalaq: 1) Pernikahan adalah ikatan yang kukuh, maka tidak selayaknya hanya kerana masalah yang kecil atau remeh lalu bercerai-berai. Bahkan didalam masalah-masalah yang sangat besarpun kita diperintah untuk bersabar menghadapinya, serta saling nasihat-menasihati
Dan solusi terakhir adalah; “memukulnya dengan ringan”. Hal ini boleh dengan memperhatikan: Sunnah untuk menjauhi langkah ini, sebab rasulullah tidak pernah memukul istri-istri dan pembantunya siapapun Diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa 'Aisyah pernah berkata: “Rasulullah tidak pernah sekalipun memukul isteri dan pembantunya” "Sesungguhnya mereka itu (yang suka memukul isterinya) bukan orang yang baik di antara kamu” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2146), Ibnu Majah (no. 1985), Ibnu Hibban (no. 1316 -al-Mawaarid) dan al-Hakim (II/188), dari Sahabat Iyas bin ‘Abdillah bin Abi Dzubab radhiyallaahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi)
Kita baru dibolehkan bila sang istri sudah keterlaluan dalam ketidak-taatannya, misal: Shalat tidak pada waktunya Terus-terusan meninggalkan rumah tanpa izin suami Menolak mengatakan apa yang dialaminya ketika ia meninggalkan rumah Atau sering menolak berhubungan denganya tanpa alasan syari'e dll Tidak boleh dilakukan kecuali setelah memunggungi istri di tempat tidur dan membicarakan masalah ini dengannya Tidak memukul sampai melukainya atau memukul pada bagian badan yang sensitif (seperti wajah atau kepala) "Dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai” (Hadits shahih: 73
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1218 (147)), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma) Bahkan kata-kata yang mengandungi perceraian (thalaq) harus dijauhkan sejauhjauhnya meski suami sedang marah yang sangat, baik diutarakan bersungguhsungguh maupun sekedar bergurau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang kalimat thalaq ini: 3 hal yang apabila diucapkan bersungguh-sungguh akan terjadi, main-mainnya (pun) terjadi, iaitu nikah, thalaq, dan ruju’” Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2194), at-Tirmidzi (no. 1184), Ibnu Majah (no. 2039), al-Hakim (II/19 8) dan Ibnul Jarud (no. 712) dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu. Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1826)
5.Tidak marah pada waktu yang sama a. Berusaha mendinginkan kemarahan istri penuh mesra Nabi biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah dan beliau berkata,“Wahai ‘Uwaisy, bacalah do’a: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan” (HR Ibnu Sunni) Syeikh musthofa al-Adawi berkata: “Apabila masalah antara suami istri semakin memanas, hendaklah keduanya saling memperbaiki urusan keduanya, berlindung kepada Alloh dari setan yang terkutuk, dan meredam perselisihan antara keduanya, serta mengunci rapat setiap pintu perselisihan dan jangan menceritakannya kepada orang lain. Apabila suami marah sementara istri ikut emosi, hendaklah keduanya berlindung kepada Alloh, berwudhu dan sholat dua roka’at. Apabila keduanya sedang berdiri, hendaklah duduk, apabila keduanya sedang duduk, hendaklah berbaring, atau hendaklah salah seorang dari keduanya, mencium, merangkul, dan menyatakan alasan kepada yang lainnya. Apabila salah seorang berbuat salah, hendaklah yang 74
lain segera memaaafkan karena mengharap wajah Alloh semata” (Fiqh Ta’aamu bainaz-Zaujani) b. Mengingat hadist ini teruntuk snag istri...
"Wanita-wanita kalian yang menjadi penghuni Surga adalah yang penuh kasih sayang, banyak anak, dan banyak kembali (setia) kepada suaminya yang apabila suaminya marah, ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan suaminya dan berkata, ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau ridha” (Hadits hasan: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (XIX/140, no. 307) dan Mu’jamul Ausath (VI/301, no. 5644), juga an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 257 c. Berhati-hati, sebab ketika kita marah, cenderung mengeluarkan kata-kata kotor, perkataan jelek, dusta, caci maki, mengungkit-ungkit keburukan sang istri, dan segala kejelekan lainya saja...
Ketika kita sedang marah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita mengucapkan perkataan yang baik, atau kalau tidak mampu dianjurkan untuk diam, baginda shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang dari kalian marah, hendaklah ia diam” Hadits shahih lighairihi: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad (no. 245 dan 1320), Ahmad (I/239, 283, 365), dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1375)
d. Tahan dan buka kembali saat mulai reda
Dengan cara yang lembut dan menyenangkan baginya Untuk lebih menarik perhatian istri, kita duduk disebelahnya, sembari pegang lenganya lembut dan tatap matanya saat bicara. Menyampaikan dengan tenang.. “Semoga ujian ini segera diredakan Allah dan menjadi kebaikan, terhindar dari segala 75
kemudharatan…” (Semakin tenang gerakanya, kecenderungan konflik semakin reda) Namun bila kita banyak tidak sepakat dengan caranya (keinginanya), bisa ditunda untuk kita selesaikan nantinya sehingga lebih jernih e. Tidak tidur dalam perdebatan yang belum selesai Segera selesaikan dan tanyakan Dan jika kita sudah terlalu lelah, coba katakan... "Sayang, saya masih marah tentang hal ini. Tapi saya lelah dan ngantuk, ingin sekali tidur. Hal itu kita bicarakan besok saja , semoga besok Allah mmeberi kelapangan dan menganugerahi kebaikan. Sayang, saya akan tetap mencintaimu dan akan terus mencintaimu, serta begitu bahagia telah menikah denganmu dan hidup denganmu..." f. Ketahui lebih detail apa sebenarnya keinginannya (usahakan cari solusi bukan kompromi) Tidak berselisih (terlalu memperturutkan) dalam hal keduniawian Menjadikan tiap konflik sebagai kesempatan untuk belajar mengarungi kehidupan berumah-tangga dan berusaha mengatasinya lebih baik
6. Memahami bahwa mendapati kekurangan dan ketidak-sukaan dari orang lain termasuk pada diri suami atau istri adalah hal yang wajar
Allah menciptakan kita dalam keadaan lemah serba kekurangan, Maka bersabar dan menahan diri adalah hal yang lebih baik Kecuali dalam hal yang menyangkut urusan agama dan akhirat seperti shalat, puasa dan ibadah-ibadah wajib lainya maka tidak ada kompromi
7. Meluangkan waktu bersama, menceritakan kembali keseharian kita a. Perhatikan, "bagaimana dengan perasaannya hari ini?" Luangkan waktu minimal 30 menit untuk memberi perhatian yang lebih (berkualitas)
76
kepada istri Pahami, ia lebih banyak berkata-kata dengan perasaanya Memahami perbedaan karakter antara laki-laki dan wanita Beri saran yang menunjukkan kita juga punya perasaan yang sama '"Sayang, kamu nampaknya gembira hari ini..." atau '"Sayang, kamu nampak letih hari ini..." Dan usahakan tanya sebabnya sehingga kita tahu apa yang membuatnya gembira atau sedih "Ada yang bisa saya lakukan untukmu sayang?..." b. Tunjukkan minat kita pada apa yang ia kerjakan hari ini; Pada buku yang ia baca Pada orang yang ia hubungi 8. Tidak terlalu sering meninggalkan dirinya sendirian dirumah Jika memungkinkan, usahakan sang istri selalu kita ajak serta (habiskan detik demi detik bersamanya jika memungkinkan) Usahakan istri tahu (beritahu) bila kita mau keluar atau tidur lebih dulu
a. Melepas kepergianya, ungkapkan betapa kesepian saat tiada suami disampingnya (bagi istri) Bantu persiapkan kebutuhan suami Semprot barang suami dengan minyak wangi dan setrika bajunya Selipkan surat cinta di tas suami tanpa sepengetahuanya b. Ucapan selamat tinggal yang mesra dan ucapkan nasihat-nasihat yang baik sebelum berangkat serta ciuman hangat kita
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah) “Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan penutup-penutup amal
77
perbuatanmu” (HR. At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani) Sedangkan yang ditinggal menjawab dengan do’a: “Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada Allah, semoga Allah memberi bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu dan memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada” (HR. At-Tirmidzi) Baca do’a safar Meminta sang istri mendo'akan kita saat kita tidak bersamanya Tinggalkan untuk istri dan anak kita kebutuhan yang cukup Sering-sering telphone ke rumah saat kita bepergian Saat kita berjauhan, beritahu ia betapa kita merindukanya... Beritahu lokasi keberadaan kita sekarang beserta nomor contack dan alamat yang bisa dihubungi Untuk Istri... Hubungi suami ketika ia terlambat pulang dan tanyakan sebabnya, serta nasehat untuk berhati-hati c. Pulang sesegera mungkin jika memungkinkan Bawa oleh-oleh (buah tangan) untuknya dan untuk anak-anak kesayangan kita Berdo’a waktu kembali, “Orang-orang yang kembali, bertobat, mengabdi kepada Tuhan kami selalu memuji” (HR. Bukhari dan Muslim) Disaat datang singgah lebih dulu di masjid, shalat 2 rakaat Ka`ab bin Malik meriwayatkan: “Bahwasanya Nabi apabila datang dari perjalanan (safar), maka beliau langsung menuju masjid dan disitu beliau shalat 2 raka`at” (Muttafaq ’alaih) Hindari pulang di waktu yang tidak diharapkan seperti ketika ia sedang nyenyak tidur atau di waktu tengah malam Disunnahkan saat kita kembali untuk tidak masuk ke rumah di malam hari, kecuali jika kita telah memberi tahu sebelumnya Hadits
Jabir
menuturkan:
”Nabi
78
melarang
seseorang
mengetuk
rumah
(membangunkan) keluarganya di malam hari” (Muttafaq’alaih) e. Perjumpaan yang manis
Kita mulai dengan "assalamu 'alaikum" sambil kita hadiahkan senyuman termanis penuh rindu untuknya Cari sang istri terlebih dahulu setelah pulang (sebelum kita melakukan hal apapun); "peluk sang istri tumpahkan segenap kerinduan kita" Jabat tangan sang istri Cium pipi dan kening istri Sembari mendo'a-kanya ikhlash kepada Allah teruntuk kebaikan istri tersayang kita (mari mengingat: "mendoakan sang istri dan memberi ridha adalah kewajiban kita") Tunda dulu niat kita untuk menyampaikan berita yang sekiranya tidak akan mengenakkan hatinya 1) Menyambut kepulangan sang suami (bagi istri)... Menyambut suami saat pulang dengan penuh ucapan selamat, hangat, dan kerinduan Mencium tangan dan saling mencium kangen saat suami masuk rumah Mendampinginya dan bantu menggantikan bajunya Tanya perihal aktivitas suami hari ini Buatkan minuman kesukaanya dan tawarkan Berusaha agar suami bisa selalu mencium wangi tubuhnya setiap saat Menyediakan wewangian untuk suami terutama saat hari jumat dan saat ingin bersamanya Dari ‘Aisyah ia berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah pada hari raya ‘Idul Adh-ha setelah beliau melakukan jumrah ‘aqabah” (HR Ibnu ‘Asakir) ‘Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki
79
bagian lain seluruh tubuhnya" (HR Ibnu Majah) Pakai gaun terindah di rumah, sehingga sang suami selalu melihat dari keindahan ke keindahan saja Pijat punggungnya atau kakinya setelah suami bekerja keras seharian 2) Saat tiba dipintu rumah lupakan (ibarat: 'taruh di laci") segala aktivitas tugaspekerjaan dan segala pusing, masalah dan kesibukan/kelelahan kita Ngobrol santai menanyakan keadaan dan aktivitas harianya dan yang menyenangkan baginya Baru kita ambil kembali ("kesibukan kita di laci") saat kita hendak keluar (dari rumah) 3) Tanyakan keseharian istri dan dampingi tiap ada kesempatan Berkata A'isyah "Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat, beliau pergi untuk menunaikan sholat" (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Tanyakan, "apa saja aktifitas (kesibukannya) hari ini?" Dan tanyakan hal-hal yang menarik perhatiannya 9. Buat ia merasa; kita selalu hadir untuknya a. Dukung kegiatanya yang baik Bantu ia meningkatkan kemampuannya, menekuni hobi-hobinya, seperti Belajar cara memasak Menanam dan merawat tanaman Berkebun Menjahit, menyulam Merawat ikan, burung dan peliharaan Ketrampilan baru Belajar program-program komputer Suasana baru, seperti ketrampilan matematika dan melukis alam... Dan hobby-hobby lainya
80
Mendorong (memberi jalan) ia mencapai tujuan hidupnya (juga harapan dan citacitanya) Beri waktu ia bersama dengan kaumnya, teman sejawatnya dan sahabat-sahabatnya (kita temani/antarkan kalau bisa) Tiba masanya kita bertemu dan mengenal keluarga, teman-teman sahabat-sahabat sang istri sebelumnya, usahakan mereka tidak mempengaruhi hubungan kita berdua Beri kebebasan saat ia sejenak ingin berpisah dari diri kita (secara syarie) Biarkan ia sekali-kali pergi bersama mahramnya (keluarganya sendiri, melepas kerinduanya) Berhati-hati jika kita terus menghabiskan seluruh waktu luang bersamanya (jadi kebiasaan) sebab kita membuat 2 kesalahan besar Yang pertama kita mengabaikan kehidupan sosial kita sendiri dan kehidupan sosial istri kita Hal ini bisa membawa akibat yang kurang baik Sebab meski kita merasa ia adalah segala-galanya bagi kita tapi alangkah baik kita tetap menjalin persahabatan dan komunikasi dengan teman-teman kita dan juga temantemannya Yang kedua; semakin banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk berdua, Maka kita berdua akan mudah terperangkap dalam kejenuhan dan tak ada waktu bagi kita dan juga kekasih (istri) kita saling merindukan Seorang laki-laki akan sangat berterima-kasih pada istrinya jika mudah dibiarkan berkumpul dengan teman-temanya (Ia merasa sangat dipercaya dan dibahagiakan istrinya) Apalagi jika memahami kalau laki-laki suka diperhatikan tapi tidak suka dicampuri urusannya
b. Luangkan waktu ikut berpartisipasi denganya, membantu kesibukanya 81
ُ خْي ط ِ ب َوُي َ ل َوَيْرَقُع الّثْو َ ف الّنْع ُ ص ِ خ ْ َي،ي َبْيِتِه ْ حُدُكْم ِف َ صَنُع َأ ْ مَا َي “Beliau mengerjakan apa yang biasa dikerjakan salah seorang kalian di rumahnya. Beliau menambal sandalnya, menambal bajunya, dan menjahitnya” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 540, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 419 dan Al-Misykat no. 5822) Tawarkan bantuan terutama saat ia letih dan penat
Langsung kita beraktifitas membantunya Dan berhubung seorang suami suka jika merasa dibutuhkan istrinya (merasa sedang melindungi istrinya) Katakan pada suami jika sang istri merasa takut jika suami tidak ada disisinya dan katakan sang istri merasa sangat nyaman dan aman saat berada didekatnya Sering-sering bermanja dengan sang suami c. Mengusahakan tidak menambah bebannya dengan aktifitas kita, seperti: Membasuh piring sendiri sehabis makan Meletakkan pakaian kotor ditempatnya Mencuci baju sendiri untuk yang nggak butuh waktu banyak (cucian sedikit) Mempersiapkan keperluan pribadi kita Cuci kendaraan Membereskan tempat tidur dan membersihkan kamar dll d. Tawarkan diri untuk memperbaiki sesuatu di rumah (nyatakan kita punya waktu untuk itu) Tapi tak perlu kita tawarkan hal yang tidak kita kuasai dengan baik, contoh... Mengasah pisau Membuang sampah Menggunakan lem untuk merekatkan sesuatu Mengganti lampu Membersikan bak kamar mandi
82
Perbaiki dan merawat barang-barangnya dll Coba bersama-sama melakukan tugas masing-masing dengan saling membantu e. Ucapkan selalu "terima kasih" disetiap saat Atas segala sesuatunya selama ini, dan hal-hal sekecil apapun... Hargai, betapa banyak pengorbananya dan atas kesediaanya menemani hidup kita Hargai jerih-payah dan buah pikirnya serta segala usahanya Selalu murah berterima-kasih saat ia mengerjakan sesuatu untuk kita Ucapkan dengan penuh tulus cinta, hingga ia benar-benar bisa merasakanya Akui jasa-jasa dan kerja-kerasnya dalam mengurus rumah-tangga
G. SALING MENGASIHI, MENGHORMATI DAN PENGERTIAN BAGAIMANA PUN KEADAANNYA َ ن الّتّواُبْو ن َ خطّاِئْي َ خْيُر اْل َ طاٌء َو ّ َل َبِني آَدَم خ ّ ُك “Setiap anak Adam itu banyak bersalah. Dan sebaik-baik orang yang banyak bersalah adalah orang-orang yang mau bertaubat” (HR. At-Tirmidzi no. 2616. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 4514 mengatakan Hadits ini hasan) Memahami perselisihan kecil adalah bumbu kemesraan yang menyenangkan Memahami, rumah tangga tak mungkin (mustahil) tanpa adanya masalah, problem, ganjalan, pertikaian, selalu sejalan seiya sekata, sepakat tanpa pernah ada perbedaan! Atasi kecemburuan secara haq Menghadapi suka duka bersama-sama Penuh kesadaran dan kepala dingin Saling memahami perasaan, kepribadian, keinginan dan masalah masing-masing Tak perlu mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu Mencoba selalu husnuddhan lebih dulu akan tiap segala sesuatu سَماِء ّ عَها ِفي ال ُ ت َوَفْر ٌ صُلَها َثاِب ْ طّيَبٍة َأ َ ٍجَرة َش َ طّيَبًة َك َ ل َكِلَمًة ً ل َمَث ّ با َ ضَر َ ف َ َأَلْم َتَر َكْي
83
َ س َلَعّلُهْم َيَتَذّكُرو ن ِ ل ِللّنا َ لْمَثا َ لا ّ با ُ ضِر ْ ن َرّبَها َوَي ِ ن ِبِإْذ ٍ حي ِ ل ّ ُتْؤِتي ُأُكَلَها ُك "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS Ibrahim: 2425) 1. "Berusaha menjaga penampilan yang paling menyenangkan dimatanya" 2. Senantiasa memberi senyum termanis tiap menatapnya Senyum mesra setulus-tulusnya Tutur bahasa yang sehalus-halusnya Hingga ia merasa kita begitu ingin selalu membahagiakanya
3. Membiasakan memanggil dengan nama sayang kesukaanya (panggilan khusus untuknya) Sebagaimana rasulullah biasa memanggil 'Aisyah "yaa khumairah" (artinya "wahai yang kemerah-merahan, merah delima"), pipi yang tersipu-sipu atau "‘Aisy" 4. Panggilan yang bisa membuatnya tersipu-sipu, seperti... Jantung hatiku Belahan jiwaku Sayangku Kekasihku Cantikku Manisku Adindaku..., adinda..., dinda... Dhik... dll Memanggilnya dengan cara selembut dan semesra mungkin baginya, sekaligus menggodainya Dan tetap membiasakanya meski kita sudah memiliki anak 5. Jadikan ia sahabat dan kekasih terbaik yang paling menyenangkan
84
Jaga kemesraan dan keromantisan setiap saat bersamanya Saling berusaha menyenangkan (memuaskan) sang istri Buat ia tahu betapa kita memperhatikan (peduli) padanya dan menanggapinya Buat ia merasa selalu ada tempat berbagi (bersama kita)
6. Curahkan seluruh isi hati kita 7. Saling berbagi suka maupun duka tanpa ganjalan apapun 8. Meluangkan waktu untuk bisa sesering mungkin bersamanya 9. Saling bercanda dan senyum bahagia bersamanya Berusaha selalu terbuka, tulus dna jujur Omongkan apa saja apa adanya, rahasia yang hanya boleh kita ketahui berdua dalam rangka mencari perbaikan (bukan menjadi aib)... 10. Buat komunikasi yang senyaman mungkin Komunikasi yang terus terjalin setiap hari penuh kerinduan Menghadapi dengan hati terbuka dan sambil bercanda Berusaha mendengarkan "permohonan" dibalik katanya (hasrat terpendamnya) Buatlah ia berani menceritakan mimpi-mimpinya, fantasinya ,cita-citanya. keinginan romantisnya waktu untuk senantiasa berkumpul bersama, termasuk dengan anak-anak kita... Membiasakan berkumpul santai berdiskusi (kompak sehati) mencari titik temu dan bermusyawarah Memahami bahwa tanpa mengkomunikasikan, kita takkan pernah tahu apa yang telah dan yang perlu dilakukan serta apa yang dibutuhkanya Meminta pendapatnya tentang sesuatu hal dan hargai pandanganya Buat ia merasa, bahwa pendapatnya begitu amat penting bagi diri kita Mempelajari dan mendengarkan pendapatnya secara seksama, rela mengikuti pendapatnya (meninggalkan pendapat kita) bila pendapatnya benar dan lebih baik Segera ungkap rasa terima-kasih kita padanya, semisal mengecup keningnya (sembari
85
berbisik lembut): "Terima kasih sayang..." Tatap lekat-lekat wajahnya (matanya), menunjukkan perhatian kita saat berbincang denganya Letakkan buku atau apa yang sedang kita baca atau kerjakan. Beri perhatian penuh padanya Bersabar saat ia ingin diskusi dengan kita, tidak mengalihkan perhatian pada benda lain (termasuk melihat jam) Tunjukkan bahwa kita berminat dengan menyatakan 'betul katamu sayang" sembari memegang tanganya Berbincang dengan cara yang menunjukkan bahwa betapa kita butuh dia Saling tukar-pikiran dan pengalaman setiap saat bersamanya Cari cara untuk bisa mengutarakan sesuatu senyaman mungkin Terutama waktu sedang santai tiduran (atau sebelum tidur) Masing-masing bisa saling mengutarakan perasaanya dengan lega Sehingga komunikasi lebih efektif (apalagi yang menyangkut cinta/perasaan) 11. Berusaha selalu terbuka dan jujur, dan memberi pengertian Saling menikmati kebersamaan, kegembiraan dan kebahagiaan Beri kemesraan lebih saat ia sedang sedih/sakit/haidh/hamil (betapa ia butuh saat itu, hal ini akan terekam mendalam diingatannya) Berusaha peka pada kondisi kejiwaanya saat itu Cium lembut dan beri pelukan hangat Katakan; ”sayabg, aku akan selalu ada disampingmu menjagamu...” Selalu membisikkan kata-kata indah di telinganya; ”dirumah tiada indah lagi tanpamu istriku…” Dan bagi sang istri, mengingat ’suami adalah syurga dan nerakamu” Selalu menyebut kebaikan-kebaikanya selama ini, karya dan hasil usahanya Tunggui, duduk dan tidur disampingnya melayaninya Usap lembut air matanya sembari mengecupnya
86
Mencium keningnya dari waktu ke waktu Pijat-pijat tubuhnya, suapi dan tunjukkan kasih-sayang kita Selalu perhatikan, cukupi dan hadirkan suasana menyenangkan dimatanya Ringankan dengan mendampinginya, diajak ngobrol, mendo'akanya serta beri hadiah untuk kesembuhanya Usahakan tidak tidur malam itu kecuali setelah mendapat ridhanya Gantikan pekerjaan rumahnya Selalu tersenyum untuknya dan berdo'a untuk kesembuhanya.. Membersihkan tetesan darah haidh istri Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku pernah tidur bersama Rasulullah diatas satu tikar ketika aku sedang haidh. Bila darahku menetes ke tikar itu, beliau mencucinya di bagian yang terkena tetesan darah dan beliau tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau shalat di tempat itu pula, lalu beliau berbaring kembali di sisiku. Bila darahku menetes lagi ke tikar itu, beliau mencuci di bagian yang terkena darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudia beliau pun shalat di atas tikar itu” (HR Nasa’i) Tetap bermesraan walau istri sedang haidh Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Saya biasa mandi bersama Rasulullah dengan satu bejana, padahal kami sama-sama dalam keadaan junub. Aku biasa menyisir rambut Rasulullah ketika beliau menjalani i’tikaf di masjid dan saya sedang haidh. Beliau biasa menyuruh saya menggunakan kain ketika saya sedang haidh, lalu beliau bermesraan dengan saya” (HR ‘Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah) 12. Menjadikan kehadiran kita senantiasa menjadi penghibur yang baik bagi kedukaan dan kesedihanya serta kehadiran yang akan menguatkan imanya Memahami kita semua tidak terus dalam kondisi baik Kadang dalam kondisi yang tidak stabil sedang ujian terus datang Hingga kita kadang dalam kondisi sulit (terjepit)
87
Berusaha senantiasa menjadi penyejuk hatinya saat lemah "Mencintai pula hari kelamnya sebagaimana kita mencintai hari terang beserta senyum manisnya" Berusaha menenangkan hatinya yang gundah: Rangkul pundaknya, bawa kepalanya ke dada kita Cium keningnya, elus rambutnya sembari membisikan kata-kata yang menenangkanya Beri sugesti kata yang menenangkan dan membangkitkan semangat Tak perlu beri nasihat yang berat-berat (tergantung kondisinya) 13. Saat ia marah, biarkan ia memarahi diri dulu Setelah ia cukup memarahi kita dulu kemudian cium ia Bila salah seorang (suami atau istri) sedang marah/emosi hendaknya keduanya berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk Lalu bangkit berwudhu dan shalat 2 rakaat Bila salah seorang dari keduanya (yang sedang terbawa emosi) dalam keadaan berdiri maka hendaknya ia duduk, bila sedang duduk hendaknya ia berbaring Salah seorang dari keduanya menuju pasanganya, memeluknya dan segera meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafanya apabila telah melanggar haknya Berusaha bersegera meminta maaf dan selalu belajar saling memaafkan Dan yang dimintai maaf hendaknya berlapang dada karena mengharap wajah Allah Subhaanahu wa Ta’aala (Fiqhut Ta’ammul Bainaz Zaujain, hal. 37) “Tutup pintu rapat-rapat” dari masuknya pihak ketiga dan jangan sampai ada orang lain tahu Tidak tergesa-gesa melibatkan pihak luar Termasuk kepada orang tua karena dapat memperkeruh suasana Terus bersamanya saat ia sedang emosi Ia sedang butuh pengertian bukan solusi Akui perasaannya saat itu Dengarkan saja dulu, biarkan ia merasa tetap didengarkan (diperhatikan)
88
Setelah gerimis sedikit reda cium ia lembut, katakan kita sungguh memohon maaf dan peduli padanya... (mendengarkanya) Baru tanya setelahnya; Apa yang hendak ia lakukan, tawarkan bantuan kita dengan melakukan beberapa pekerjaan yang ia lakukan “Sayang, jika tidak keberatan biar aku yang melakukanya... Saling menghibur menghilangkan segala gundah-gulana, ketidak-nyamanan dan ketidakharmonisan Saling nasehat-menasehati untuk bertaqwa خَرجًا ْ ل َلُه َم ْ جَع ْ ل َي َ قا ِ ن َيّت ْ َوَم “Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar baginya” (Ath-Thalaq: 2) Kita Hukum dan cela (perbuatan) buruknya agar tidak mengulangi (tanpa perlu mendendam) Jadikan itu bukti cinta kita; "membenci kesalahanya dan bukan orangnya" Lihat kesalahan yang fatal saja, tak perlu mengungkit kesalahanya yang kecil Maafkan kesalahanya, tapi beritahu ia bahwa perhitunganya terserah Allah terutama halhal yang menyangkut kesalahanya kepada Allah seperti menunda sholat dan lain-lain Mengingat-ingat perbuatan baik istri kita saat ia melakukan kesalahan Memahami bahwa setiap manusia bisa berbuat salah, maka cari selalu alasan untuk memaafkanya Seperti mungkin ia sedang lelah, sedih atau labil karena datang bulan, atau komitmenya kepada Islam sedang dalam pertumbuhan atau alasan-alasan masuk akal lain Daripada menghitung banyaknya kesalahan, lebih fokus pada hal baik (konstruktif) yang bisa bersama-sama lakukan untuk mengurangi kesalahan yang ada Hati-hati jika kita terlalu mudah memaafkan kesalahan kekasih kita (sang istri) : Masa-masa awal kita biasanya akan terasa indah sehingga mudah mentolerir semua kebiasaan buruknya
89
maka kita harus berhati-hati karena kelemahan kita ini mudah dimanfaatkan Tidak melontarkan celaan karna masakanya yang kurang enak, sebagaimana Rasulullah tiada pernah sekalipun mencela seorangpun dari istri-istri beliau karena masalah ini "Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya" (HR Muslim) Jika sang istri melakukan kesalahan coba cari pendekatan lain yang tidak langsung yang mungkin akan lebih efektif daripada teguran langsung Menghindari sindiran atau penggunaan kata-kata yang mungkin akan melukai perasaanya Bila musyawarah dan diskusi kita anggap solusi terbaik, cari waktu yang tepat (untuk menjaga kehormatan sang istri) Tunggu sejenak bersabar sampai kemarahan kita reda Sehingga kondisi dan ucapan kita sudah terkendali (jernih) Saat perasaannya tersinggung, berikan padanya rasa simpati kita dan nyatakan: 'Saya memohon maaf telah membuat sayangku tersinggung'. Kemudian kita diam, biarkan ia merasa bahwa kita memahaminya juga Tak perlu coba jelaskan kenapa rasa tersinggungnya, sebab itu bukan kesalahan kita Kadang ia butuh waktu untuk menyembuhkan luka Maka sediakan jeda, mungkin ia ingin merenung, memikirkan masalahnya sendiri dulu atau hanya ingin relaks beristirahat Demikian juga kita, bila butuh waktu untuk sendiri akibat gusar Katakan padanya kita akan pulang dan sedang butuh sedikit waktu untuk berfikir mengenai sesuatu Sekiranya perasaan kita mulai reda dan pulang ke rumah, bicara dengan sang istri apakah ia yang menggusarkan kita (dengan cara yang hormat dan tidak menyalahkanya) Sang istri tak perlu tahu agar ia tak menyangka yang bukan-bukan Tak perlu membuat ia merasa bersalah jika sedang ingin sendiri Dan tetap berusaha bersyukur dan saling mengingatkan
90
Sebab nikmat Allah masih sedemikian banyak sedang hikmah pasti ada Selama nikmat iman masih tertanam didalam dada berarti tiada yang berkurang sedikitpun Haram hukumnya menyebarkan rahasia rumah tangga dan hubungan suami isteri Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian lakukan (menceritakan hubungan suami isteri). Perumpamaannya seperti syaitan laki-laki yang berjumpa dengan syaitan perempuan di jalan lalu ia menyetubuhinya (di tengah jalan) dilihat oleh orang banyak…” [Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/456-457)] Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang dilakukan sebagian wanita berupa membeberkan masalah rumah tangga dan kehidupan suami isteri kepada karib kerabat atau kawan adalah perkara yang diharamkan. Tidak halal seorang isteri menyebarkan rahasia rumah tangga atau keadaannya bersama suaminya kepada seseorang" Allah Ta’ala berfirman... ّ ظا ل َ حِف َ ب ِبَما ِ ت ّلْلَغْي ٌ ظا َ حاِف َ ت ٌ ت َقاِنَتا ُ حا َ صاِل ّ َفال “Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)” [AnNisaa : 34] 14. Berusaha cemburu kepada istri secara haq: Cemburu adalah fitrah. Bahkan seorang suami harus cemburu terhadap istrinya asal tidak berlebihan (cemburu buta) Suami yang memiliki rasa cemburu kepada istrinya tentunya tidak akan memperhadapkan istrinya kepada perkara yang mengikis rasa malu dan dapat mengeluarkannya dari kemuliaan Kadang hubungan suami-istri jadi kurang harmonis karna suami kurang punya rasa cemburu atau berlebihan cemburunya Yakinkan, bahwa sang istri menutupi tubuhnya dengan hijab sempurna sebelum meninggalkan rumah 91
Amat berbahaya bila kita sebagai suami tidak cemburu sama sekali manakala istri keluar rumah tapi auratnya terbuka (tidak tertutup sesuai syariat) Batasi pergaulannya, jangan sampai bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahram Pintu cemburu buta yang berlebihan adalah dibukanya kran pergaulan lelaki dan wanita yang bukan mahram Cegah perasaan cemburu buta kita Misal menyimak setiap tutur katanya jangan sampai salah mengerti apa yang diucapkanya sehingga melenceng jauh dari maksud istri kita sebenarnya Salah pengertian bisa membuat cemburu buta yang bisa mengganggu hubungan suami istri Cegah istri kita bepergian sendirian keluar rumah untuk keperluan yang tidak penting Nabi bersabda yang artinya: "Tidak halal bagi seorang wanita untuk berada di rumah suaminya sedangkan suaminya tidak suka (ridha) dan janganlah ia keluar rumah dalam keadaan suaminya tidak ridha. Janganlah mentaati seorangpun di rumah suaminya (selain suaminya), janganlah ia menjadikan suaminya gusar, janganlah ia menjauhi ranjang suaminya dan janganlah ia merugikan suaminya walaupun ia (suaminya) lebih dhalim darinya (wanita) sampai (si isteri) mencari keridhaan suami. Maka jika suami ridha dan menerimanya, maka itu suatu kenikmatan baginya (wanita). Allah akan menerima udzur-udzurnya dan akan berserilah wajahnya dan ia tidak berdosa, tapi jika suami menolak untuk ridha kepadanya maka sungguh ia telah menyampaikan udzurudzurnya" Hadits Hasan dikeluarkan Baihaqi dalam "Sunan"nya (7/293) dan Hakim (2/189190) dari jalan 'Atha bin Abu Muslim al-Khurasany dari Malik bin Yakhamir as-Saksaky dari Mu'adz bin Jabal secara marfu' maka ia menyebutkannya. Dan 'Atha al-Khurasany banyak wahm-nya ia seorang mudalis dan sungguh ia telah meriwayatkan hadits dengan 'an'anah (dari Fulan, dari Fulan -red). Hakim berkata: Sanadnya shahih. Tetapi Adz-Dzahabi membantahnya dengan perkataan: "Bahkan ia munkar dan sanadnya terputus." Dan dikeluarkan Thabrani dalam "Mujamnya" dengan sanad yang dikatakan oleh al-Hafidz 92
al-Haitsami dalam "al-Majma'" bahwa: Para perawi salah satu sanadnya orang-orang tsiqah. Hadits ini mempunyai syahid dari hadits Ibnu 'Umar Dikeluarkan Ath-Thayalisi (1951) dan dari jalan itu juga dikeluarkan al-Baihaqi (7/292) dan Ibnu 'Abdil Barr dalam At-Tamhid (1/231) dari jalan Laits bin Abu Sulaim dari 'Atha' dari Ibnu 'Umar dengan sebagian lafadznya. Dan pada riwayatnya: ... Dan hendaknya isteri tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya, maka jika ia berbuat demikian (keluar tanpa ijin) malaikat melaknatnya, baik malaikat kemurkaan ataupun malaikat rahmat hingga ia (isteri) bertobat dan kembali. Dikatakan: "Walaupun suaminya dhalim? " Rasul menjawab: "Walaupun suaminya dhalim". Baihaqi berkata: "Laits bin Abu Sulaim menyendiri dengan lafadznya". Aku berkata: "Dia (Laits) lemah hafalannya, maka aku berharap haditsnya menjadi syahid yang balk yang menguatkan hadits tersebut. wallahu a'lam Dan hadits ini mempunyai syahid dari hadits Ibnu 'Abbas. Dikeluarkan Bazzar (2/177/1464) dengan sanad yang didalamnya ada Husain bin Qois dan ia dhaif sebagaimana dikatakan alHaitsami (4/307) Sekalipun demikian diperbolehkan bagi seorang wanita untuk ikut shalat di masjid, karena sabda Rasul, "Jika isteri salah seorang di antara kalian minta ijin untuk ke masjid maka janganlah melarangnya". Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (2/347 -Fathul Bari), Muslim (442), Abu 'Awanah (2/56,57), Abu Dawud (566), Nasa'i (2/42), Tirmidzi (570), Ibnu Majah (16), ad-Darimi (1/235), Ibnu Hibban (3/486-487), Ahmad (2/7,9), Ibnu Khuzaimah (1677) (1678), Ibnu 'Abdil Barr dalam "Al-jami'" (2/195), Abdul Razzaq dalam "AI-Mushonnaf" (5107,5108,5122), Al-Baihaqi (3/133), Ibnu Hazm dalam "AIMuhalla" (3/130), ath-Thobrany dalam "AI-Kabir" (13350,13471,13472,13565,13570), dan alBaghawi dalam "Syarhus-Sunnah" (3/439-440) dari beberapa jalan dari Ibnu 'Umar. Aku menyebutkan nya secara terpisah di "Badzlul-Ihsan" (713) Dalam hadits diatas ada petunjuk bahwa, keluar (ke masjid) adalah harus dengan ijin suami, kalau suami melarangnya, suami tidak berdosa menurut pendapat terpilih dari pendapat para
93
pentahqiq. Dan sungguh al-Baihaqi telah berkata: "Itu adalah pendapat umumnya para ulama" Adapun hadits: "Janganlah kalian larang hamba-hamba perempuan Allah untuk pergi ke masjid". Hadits shahih dikeluarkan Syaikhan (Bukhari dan Muslim), Ahmad, Abu Dawud dan lain-lain sebagaimana telah aku tahqiq dalam kitab "AI-Mashdarus-Sabiq" Maka perintah ini tidak menunjukkan wajib, jika seandainya wajib, maka hadits tentang minta ijin tidak akan ada artinya. wallahu a'lam Bersamaan dengan diperbolehkannya wanita keluar untuk ke masjid maka sesungguhnya shalatnya di rumah lebih utama daripada ikut berjamaah. Karena sabda Rasul: "Shalatnya seorang wanita di rumahnya lebih utama dari shalatnya di kamarnya, shalatnya di bilik khususnya lebih utama dari shalatnya di rumahnya". Hadits shohih diriwayatkan Abu Dawud (570), Ibnu Khuzaimah (1685, 1688, 1690), Hakim (1/209), AlBaihaqi (3/131), Ibnu Hazm dalam "Al-Muhalla" (3/136-137), al-Baghawi dalam "SyarhusSunnah" (3/441-442) dari jalan Hamam dari Qatadah dari Mauruq al-'Ajli dari Abu alAhwash dari Ibnu Mas'ud secara marfu'. Al-Hakim berkata: "Shahih dengan syarat Asy-Syaikhani (Bukhari-Muslim) dan sungguh keduanya berhujjah dengan al-Mauruq al-'Ajli". Dan telah disepakati oleh adz-Dzahabi Aku berkata: Akan tetapi Qatadah mudallis dan hadits ini mempunyai syahid dari hadits Ibnu `Umar secara marfu': Janganlah kalian larang isteri-isteri kalian untuk me masjidmasjid dan rumah-rumah mereka adalah lebih baik buat mereka" Dikeluarkan oleh Abu Dawud (567), Ibnu Khuzaimah (1/92-1684), Hakim (1/209), Baihaqi (3/131), Al-Baghawy dalam "Syarhus-Sunnah" (3/441), Ahmad (2/76-77) dari jalan al-'Awwam bin Hausyab dari Habib bin Abu Tsabit dari Ibnu 'Umar, maka ia menyebutkan haditsnya. Hakim berkata: "Shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim" Dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Aku berkata: "Seandainya saja Hubaib bin Abu Tsabit bukan seorang mudallis, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban mensifati demikian" Dan hadits yang lain adalah dari Ummu Salamah. Dikeluarkan Ahmad (6/391), Ibnu 94
Khuzaimah (1683), al-Hakim (1/209), al-Baihaqi (3/131) dari jalan Darroj Abus-Samhi dari as-Saib budaknya Ummu Salamah secara marfu': Sebaik-balk masjidnya wanita adalah dalam rumah mereka" Aku berkata: "Darraj adalah dhaif dan as-Saib budaknya Ummu Salamah tidak diketahui keadaannya. Ibnu Khuzaimah berkata: "Aku tidak mengetahui keadilannya dan cacatnya" Dan syahid yang lain dari hadits isterinya Abu Hamid as-Sa'idi ia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku senang shalat bersamamu", maka Rasul menjawab: "Sungguh aku tahu engkau senang shalat bersamaku, tapi shalatmu di rumahmu lebih balk dari shalatmu di masjid kaummu dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik dari shalatmu di masjidku" Di sana (yakni dalam kitab "al-Insyirah fi Adab an-Nikah" karya Syeikh Abu Ishak alHuwaini al-Atsari masih ada riwayat-riwayat lain yang berdasarkan syawahidnya shahih, hadits ini secara umum adalah shahih, dapat diterima Diperbolehkan bagi wanita untuk keluar ke pasar dan sebagiannya untuk memenuhi kebutuhannya dengan tetap mempunyai rasa malu yang besar dan harus komitmen dengan pakaian syar'i dan menjaga anggota badan dari melakukan kemungkarankemungkaran Karena hadits 'Aisyah yang berkata: "Telah keluar Saudah bintu Zam'ah pada suatu malam, maka Umar melihatnya dan mengenalinya, kemudian dia berkata: "Demi Allah, sesungguhnya engkau tidak tersembunyi dari kami". Maka kembalilah Saudah kepada Nabi, kemudian Saudah menceritakan hal itu kepada Rasulullah, ketika itu beliau berada di rumahku ('Aisyah -red) sedang makan malam dan di tangan beliau ada tulang, maka turunlah wahyu kepada beliau, yang memberikan keringanan terhadap masalah itu, Beliau berkata: "Sungguh Allah mengijinkan kalian (para wanita) untuk keluar memenuhi kebutuhankebutuhan kalian" (Hadits shahih dikeluarkan Bukhari (9/337) dan lafadznya milik Bukhari, (juga dikeluarkan) Muslim dan Ibnu Sa'ad (8/125-126), Ibnu Jarir dalam tafsirnya (22/25), Ahmad (6/56), al-Baihaqi (7/88) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri 95
keluar dari rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya” Beliau juga berkata, “Bila si istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz, bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas mendapatkan hukuman” (Majmu’ Al-Fatawa, 32/281) Bahkan beliau (Ibnu Taimiyah) juga berkata: "Jika isteri keluar rumah suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian" Cegah istri kita mengangkat telepon ketika telepon berdering ketika kita atau anak laki-laki kita ada Ajari ia menjawab seperlunya dengan intonasi yang wajar-wajar saja bila terpaksa harus menjawab telepon dari lelaki yang bukan mahram Jadi Islam telah memberikan aturan yang lurus berkenaan dengan penjagaan terhadap rasa cemburu ini dengan: a. Memerintahkan kepada wanita untuk berhijab Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya: لل ُ نا َ ن َوَكللا َ ل ُي لْؤَذْي َ ن َف َ ن ُيْعَرْف ْ ك َأْدَنى َأ َ ن َذِل ّ لِبْيِبِه َج َ ن ْ ن ِم ّ عَلْيِه َ ن َ ن ُيْدِنْي َ ساِء اْلُمْؤِمِنْي َ ك َوِن َ ك َوَبَناِت َج ِ لْزَوا َِ ل ْ ي ُق ّ َيا َأّيَها الّنِب حْيًما ِ غُفْوًرا َر َ “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanita kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka diatas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang” (Al-Ahzab: 59) b. Memerintahkan wanita untuk menundukkan pandangan matanya dari memandang laki-laki yang bukan mahramnya ظَهَر ِمْنَها َ ل َما ّ ن ِإ ّ ن ِزْيَنَتُه َ ل ُيْبِدْي َ ن َو ّ جُه َ ن ُفُرْو َظ ْ حَف ْ ن َوَي ّ صاِرِه َ ن َأْب ْ ن ِم َض ْ ض ُ ت َيْغ ِ ل ِلْلُمْؤِمَنا ْ َوُق “Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: ‘Hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka…” (An-Nur: 31) c. Tidak membolehkan wanita menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami dan laki-laki dari kalangan mahramnya 96
ن َأْو َبِنلي ّ خلَواِنِه ْ ن َأْو َبِنللي ِإ ّ خلَواِنِه ْ ن َأْو ِإ ّ ن َأْو َأْبَنللاِء ُبُعلْوَلِتِه ّ ن َأْو َأْبَنللاِئِه ّ ن َأْو آَباِء ُبُعْوَلِتِه ّ ن َأْو آَباِئِه ّ ل ِلُبُعْوَلِتِه ّ ن ِإ ّ ن ِزْيَنَتُه َ ل ُيْبِدْي َ َو ِ علْوَرا ت َ عَلللى َ ظَهلُروا ْ ن َللْم َي َ ل اّل لِذْي ِ طْف ّ ل َأِو ال ِ جا َ ن الّر َ لْرَبِة ِم ِ غْيِر ُأوِلي ْا َ ن َ ن َأِو الّتاِبِعْي ّ ت َأْيَماُنُه ْ ن َأْو َما َمَلَك ّ ساِئِه َ ن َأْو ِن ّ خَواِتِه َ َأ ساِء َ الّن “… janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayahayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putraputra suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka, atau budak yang mereka miliki, atau laki-laki yang tidak punya syahwat terhadap wanita, atau anak laki-laki yang masih kecil yang belum mengerti aurat wanita” (An-Nur: 31) d. Tidak membiarkannya bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahram Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ُ حْمُو اْلَمْو ت َ اْل:ل َ حْمَو؟ َقا َ ت اْل َ َأَرَأي،ل ِ لا َ سْو ُ َيا َر: َقاُلوا.ساِء َ عَلى الّن َ ل َ خْو ُ ِإّياُكْم َوالّد “Hati-hati kalian dari masuk ke tempat para wanita.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar itu maut.” (HR. Al-Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 5638) Ipar dikatakan maut, maknanya kekhawatiran terhadapnya lebih besar daripada kekhawatiran dari orang lain yang bukan kerabat. Kejelekan dan fitnah lebih mungkin terjadi dalam hubungan dengan ipar, karena ipar biasanya bebas keluar masuk menemui si wanita dan berduaan dengannya tanpa ada pengingkaran, karena dianggap keluarga sendiri/saudara. Beda halnya dengan ajnabi (lak-laki yang bukan kerabat). Yang dimaksud dengan al-hamwu disini adalah kerabat suami selain ayah dan anak lakilaki suami, karena dua yang disebutkan terakhir ini merupakan mahram bagi si wanita hingga mereka boleh berduaan dengan si wanita dan tidak disifati dengan maut. 97
Adapun yang disifati dengan maut adalah saudara laki-laki suami, keponakan lakilaki suami, paman suami, dan anak paman suami serta selain mereka yang bukan mahram si wanita (dari kalangan kerabat suami). Kebiasaan yang ada dikalangan orang-orang, mereka bermudah-mudahan dalam hal ini sehingga ipar dianggap biasa bila berduaan dengan istri saudaranya. Inilah maut, dan yang seperti ini lebih utama untuk disebutkan pelarangannya daripada pelarangan dengan ajnabi. (Al-Minhaj, 14/378) e. Tidak memperhadapkannya kepada fitnah, seperti bepergian meninggalkannya dalam waktu yang lama atau menempatkannya di lingkungan yang rusak Seorang suami hendaklah memerhatikan perkara-perkara di atas agar ia dapat menjaga kehormatan istrinya sebagai bentuk kecemburuannya kepada si istri.
H. MENIKMATI INDAHNYA MASA-MASA AWAL Tahun pertama, masa-masa penyesuaian Kita tak perlu cemas bila dalam masa penyesuaian (transisi menuju kemapanan) semisal terjadi pertengkaran Yang terpenting bersama-sama coba menemukan cara penyelesaian terbaik serta tidak menyianyiakan pengalaman sebelumnya untuk menghadapi masalah selanjutnya Coba pada tahun awal perkawinan ini, kita beserta istri kita mulai belajar memupuk minat pada kesukaan dan kegiatan yang sama Di tahun pertama ini, kita dan istri perlu belajar banyak untuk bisa senantiasa hidup terasa nyaman bersama, serta tengah mempersiapkan diri hidup bertiga (kehadiran buah hati) Meski di tahun-tahun pertama perkawinan ini kita dan istri masih meraba-raba kearah mana kehidupan pernikahan berjalan, namun alangkah baik kita beserta istri mulai melihat jauh ke depan Tentukan rencana jangka pendek dan jangka panjang kehidupan kita berdua; semisal jumlah anak yang kita berdua inginkan hingga perencanaan keuangan (sehingga mencukupi kebutuhan pendiidkan keluarga, istri dan anak)
98
Tahun kedua, Mulai berkompromi mencari jalan kebaikan bersama Memasuki tahun kedua, manisnya bulan-bulan madu mulai berkurang. Pahitnya konflik akibat beda sifat dan pendapat mulai terasa. Kita mungkin sempat putus asa mengapa suami atau istri kita jadi kelihatan semakin menyebalkan! Tak perlu buru-buru cemas atau berprasangka bukan-bukan, meski belum bisa menerima sepenuhnya perbedaan ini mari kita mulai belajar saling berkompromi satu dengan yang lain (selama dalam hal yang syari'e) Mari kita memahami, konflik biasanya timbul bila kita memiliki harapan dan aspirasi berbeda dari istri (dan juga demikian dengan istri kita) Maka terus kita usahakan komunikasi lebih erat lagi (lebih cair dan nyaman), ketahui jelas apa yang kita harapkan dari istri kita dan mari kita bicarakan secara gamblang dengan istri kita Di tahun kedua ini, umumnya kita beserta istri sudah menjadi ayah dan ibu. Berperan ganda sebagai ibu-istri dan ayah-suami memang tidak mudah Istri kita yang sibuk mengurus anak-anak jadi sering lupa merawat suami (bahkan dirinya sendiri) Kita juga sering lupa memanjakan istri kita (seperti awal-awal nikah dulu). Seringkali lupa keasyikan dengan kehadiran anak kita Hingga seringkali semua perhatian kita, waktu dan tenaga tercurah untuk sang buah hati yang begitu mengesankan (menyenangkan) Jadi jangan sampai kita lengah, meski sibuk dengan peran-peran baru kita ini, tetap berusaha terus memberi perhatian khusus pada suami atau istri kita Mari memahami, suami atau istri kita begitu butuh untuk merasa tetap kita cintai Maka luangkan waktu khusus, ajak istri kita berduaan saja tanpa gangguan apapun dan siapapun (membuat acara berduaan disetiap minggunya) Dan mari kita memahami, bahwa tak ada satupun dari diri kita dan istri kita yang bisa berubah total dalam waktu singkat (demi memperbaiki kehidupan bersama) maka dengan kita memahami hal ini akan terasa ringan (lapang) beban di hati kita, membuat 99
kita lebih bisa bersabar menghadapi kelemahan atau kekurangan istri kita (tidak mudah menyalahkan dan bersedih)
BAB III BANTU IA DALAM MENGURUS ANAK-ANAK (DAN PERANNYA SEBAGAI SEORANG IBU)
A. FAHAMI IA SEBAGAI SEORANG IBU Betapa sulitnya menjadi seorang ibu Bimbing dan ajari ia menjadi seorang ibu dan pendidik terbaik (mapan) bagi anak-anak kita “Ibu adalah madrasah (sekolah) bagi anak-anaknya" (syair Arab) Tidak terbuai dengan kesenangan bersama anak sehingga melupakan sang istri/suami (utamakan istri/suami dan pahami kecemburuanya) Menyadari peranan lebih dari sekadar suami dan istri, abi dan ummi, tapi sebagai pria dan wanita dewasa yang membutuhkan romantisme disetiap waktu Tak perlu malu dilihat anak, justru selayaknya kita bangga sampai tua masih romantis dengan istri. Bisa menjadi contoh bagi orang lain (khususnya pada anak kita) Mari memahami, pendidikan anak adalah buah dari kekuatan cinta dari perniikahan kita, maka penting menyisihkan waktu luang berdua bebas dari urusan anak Hal ini akan membuat hubungan lebih intim (memperkokoh perkawinan dan keluarga kita) Terutama bila telah nampak tanda-tanda tamyiz pada anak kita, maka selayaknya ia mendapat perhatian serius dan pengawasan yang cukup Sungguh hatinya bagai bening mutiara yang siap menerima segala sesuatu yang mewarnainya. Jika dibiasakan dengan hal-hal baik, ia akan berkembang dengan kebaikan sehingga kita (orang tua dan pendidik) ikut memperoleh pahala namun jika ia dibiasakan dengan hal-hal buruk maka ia akan tumbuh dengan keburukan dan kitapun juga ikut memikul dosanya 10 0
Miliki sifat pendidik yang sukses: Berusaha sabar (tidak mudah emosional) Berusaha bersikap lemah-lembut dan menghindari kekerasan Memenuhi hati kita dengan penuh rasa kasih-sayang Memilih yang termudah dari 2 hal selama tidak berdosa Berusaha bersikap fleksibel Berusaha bersikap moderat (seimbang) Memilih saat yang terbaik dalam memberi nasihat B. BANTU UNTUK MENGASUH DAN MENDIDIK ANAK-ANAK Jadikan anak kita generasi terbaik dengan bekal ilmu dan teladan terbaik dari diri kita Berusaha menjadikanya (mendidik) lebih baik daripada diri kita Mendidik anak dengan cara sebaik-baiknya dan bersabar Terapkan metode mendidik secara kerja-sama Mari kita memahami, anak kita akan lebih mudah memahami dan mengamalkan hukum-hukum Allah jika ia melihat langsung contohnya dari kita selaku orangtuanya kita (Orangtua) adalah guru dan orang terdekat baginya yang wajib jadi teladan maka kita beserta istri dituntut sungguh-sungguh memberi contoh yang baik senantiasa dengan memelihara ketaatan serta ketekunan kita dalam beribadah dan beramal shalih. Maka insya Allah anak kitapun akan mudah kita ingatkan secara sukarela Perlunya kerjasama yang kompak antara kita dan istri Perlunya planning dan dan penentuan target bersama serta bersama-sama dalam pelaksanaanya Ajarkan ilmu hingga mereka mengenal dan mencintai Allah yang menciptakannya dan menciptakan seluruh alam semesta Mengenal dan mencintai rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, yang pada diri beliau suri tauladan yang mulia Agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan Memahami ucapan sahabat Umar bin Khattab ini... "Didiklah anak-anak kalian dengan metode pendidikan yang berbeda dengan metode
10 1
pendidikan yang kalian terima dari orang tua kalian, karena sesungguhnya mereka diciptakan untuk hidup pada satu zaman yang berbeda dengan zaman kalian." (selama tetap istiqomah dalam Al Qur'an dan assunnah) Pada usia sedini mungkin, ajarkan kalimat-kalimat yang baik serta bacaan Al Qur’an, sebagaimana dicontohkan para sahabat dan generasi tabi’in dan tabi’ut tabi’in "Didiklah anak-anakmu dengan 3 perkara: mencintai Nabimu; mencintai ahlul baitnya; dan membaca al-quran karena orang-orang yang memelihara Al-Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari ketika tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya; mereka beserta para nabi-Nya dan orang-orang suci" (HR ath Thabrani) Pengenalan Kalimat Tauhid Ketika baru lahir, anak kita perdengarkan adzan dan syahadat. siraman kalimat Tauhid "Laa illaha illa Allah Muhammadurrasulullah" adalah hal pertama yang harus didengar anak kita saat pertama menghirup dunia dengan panca inderanya sendiri. Ruh anak kita bersyahadat mengakui keberadaan Allah hingga kelak berkembang menjadi jati dirinya Sehingga banyak dari mereka sudah hafal Al Qur’an pada usia sangat belia sebagai dasar hidupnya Jadikan itu pemicu untuk kita kembali belajar dan berlomba-lomba dengan anak kita Hingga setelah menginjak masa anak-anak tinggal mempelajari ilmu-ilmu lainya Perhatikan shalat sebagai prioritas utama "Suruhlah anakmu sholat pada saat berumur 7 tahun, dan pukullah bila mereka enggan melakukannya saat sudah berumur 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka" (HR. Al-Hakim dan Abu Daud) Usia dini sekitar 5 hingga 7 tahun adalah umur-umur dimana anak kita harus lebih kita kenalkan pada ibadah-ibadah yang lebih dari sekedar meniru-niru shalat abi dan umminya. Dengan menerapkan metoda pembelajaran ini semoga anak kita akan terbiasa melakukan ibadah dan sudah tidak lagi merasa bahwa ibadah adalah tanggungan yang mengesalkan.
1. Mendidik anak untuk taat dan hormat dengan mengutamakan ibunya 10 2
Didik untuk terbiasa mencium kening ibunya Mengajari cara menyambut ayah-ibunya, dan mencium tanganya, dll Jika minta sesuatu, suruh tanyakan dulu pada ibunya Tidak berlebihan dalam memanjakan anak kita (menuruti semua permintaanya), namun berusaha agar ia berkorban/bekerja terlebih dahulu (sebagai bentuk imbalan baginya) Sikap memanjakan akan menanamkan sifat egois dan membuat sang anak kurang punya rasa tanggung-jawab dan membuatnya mudah bergantung pada orang lain Sehingga kepribadianya akan lemah, kurang bisa menyikapi kegagalan dengan baik Jangan sampai cinta kita sebagai orang tua dijadikan tameng dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik dan lemah Bahagiakan anak dan ibunya dengan memuji anak dihadapan ibunya Bantu: memandikan, mengenakan pakaian, menjaganya dll Temukan kelucuan pada sang anak dan bersenang-senang denganya Ajak ia bermain diluar, tidak mengganggu umminya yang sedang beristirahat Biasakan bermain-main dengan anak dan ibunya Tunaikan permintaan anak, sehingga waktu malam bisa tenang beristirahat Dan tak lupa tetap selalu mengarahkan perilaku sang anak (mendidik) bahkan saat ia sedang bergembira 2. Perhatian perkembangan akhlaq anak Terutama akhlaq (berbakti) kepada orang tua Perhatikan juga siapa teman pergaulanya dan yang paling dekat denganya Perhatikan dan tanyakan apa yang dilakukanya hari ini... Menasehati dengan hikmah (sesuai dengan usia dan efektifitas kepahamanya) Memperhatikan adab-adab dalam mendidik anak (terutama pada masa-masa tamyiz hingga masa-masa menjelang baligh). Kami kutip dan edit dari Mathwiyat Darul Qasim "tsalasun wasilah li ta'dib al abna'' asy, Syaikh Muhammad bin shalih al Utsaimin rahimahullah) Menjaga anak kita bergaul dengan anak-anak yang biasa bermegah-megahan, nakal dan angkuh. Pergaulan yang jelek akan sanagt berpengaruh buruk pada anak kita. Bisa jadi setelah
10 3
dewasa anak kita akan memiliki akhlak buruk sebagai akibat pergaulan yang salah di masa kecil (na'u dzubiillahi mindzalik). Yang demikian bisa kita cegah dengan memberi pendidikan adab yang baik sedini mungkin Kita tanamkan rasa kecintaan membaca dan menyimak al Qur'an, kitab-kitab dan bukubuku, terutama di perpustakaan. Membaca al Qur'an dengan tafsirnya, hadits-hadits Nabi dan juga pelajaran fikih dan lain-lain. Juga kita biasakan menghafal nasihat-nasihat yang baik, sejarah orang-orang shalih dan zuhud, mengasah jiwanya agar senantiasa mencintai dan meneladani kebaikan mereka Serta kita beritahu tentang bahayanya faham dan aqidah yang sesat dan menyimpang serta bid'ah (terutama yang ada disekitar kita) agar tidak terjerumus kedalamnya 3. Kita didik untuk makan dengan tangan kanan, membaca basmalah sebelumya, memulai dengan yang terdekat dengannya dan tidak mendahului makan sebelum yang lainnya (yang lebih tua). Dan cegah anak kita memandangi makanan dan orang yang sedang makan 4. Tak segan-segan memuji anak kita dan memberi penghargaan yang akan membahagiakanya jika ia melakukan amal terpuji dan akhlak mulia Dan jika ia melakukan kesalahan maka nasihati dengan hikmah bahwa apa yang dilakukannya tidak baik, tanpa perlu buka aib didepan orang lain 5. Jika ia mengulangi perbuatan buruk itu, maka hendaknya kita marahi ditempat yang terpisah dan tunjukkan tingkat kesalahanya. Katakan padanya jika terus melakukan hal itu orang-orang akan membenci dan meremehkanya. Namun tak perlu terlalu sering (mudah ) memarahinya sebab akan menjadikanya kebal dengan kemarahan 6. Kita (ayah) hendaknya menjaga kewibawaan dalam berkomunikasi dengan anak. tidak menjelek-jelekkan atau bicara kasar kecuali pada saat tertentu. Sedangkan istri kita (ibunya) hendaknya menciptakan perasaan hormat dan segan pada kita (ayah) dan memperingatkan anak-anak bahwa jika berbuat buruk maka akan mendapat ancaman dan kemarahan dari ayah 7. Tumbuhkan pada anak kita (terutama laki-laki) kecintaan hatinya tertambat pada Masjid. Tanamkanlah kpd anak laki-laki bahwa sholat berjamaah di Mesjid adalah kewajiban 10 4
bagi laki-lagi 8. Didik anak kita untuk murah memberi (bersedekah) tanpa berharap apapun dan jauhkan dari sifat meminta, mengeluh dan menyerah 9. Mencegahnya dari banyak bicara, kecuali yang bermanfaat atau dzikir kepada Allah 10. Didik anak kita memiliki jiwa pemberani penuh semangat membara dan sabar dalam kondisi sesulit apapun. Puji ia jika bersikap demikian, (sehingga ia akan terus terpacu) 11. Berikan nak kita mainan atau hiburan yang positif untuk melepaskan kepenatan atau refreshing, setelah selesai belajar, membaca di perpustakaan atau melakukan kegiatan lain 12. Jika anak kita telah mencapai usia 7 tahun, maka kita perintahkan untuk shalat dan tidak sampai membiarkanya meninggalkan bersuci (wudhu) sebelumnya. Cegah pula anak ki ia dari berdusta dan berkhianat. Dan jika telah baligh, maka bebankan kepadanya perintahperintah 13. Biasakan anak-anak untuk bersikap taat kepada orang tua, guru, pengajar (ustadz) dan secara umum kepada yang usianya lebih tua. Ajarkan agar memandang mereka dengan penuh hormat. Dan sebisa mungkin dicegah dari bermain-main di sisi mereka (mengganggu mereka) 14. Kita didik agar tidak tergesa-gesa dalam makan. Hendaknya mengunyahnya dengan baik dan tidak memasukkan makanan kedalam mulut sebelum habis yang ada di mulut. Serta berhati-hati agar tidak sampai mengotori pakaian 15. Kita latih untuk tidak bermewah-mewah dalam makan(harus pakai lauk ini itu dll sehingga kesan kalau makan harus dengannya). Juga kita ajari tidak terlalu banyak makan dan memberi pujian pada anak yang demikian (untuk mencegah kebiasaan buruk hanya mementingkan perut) 16. Kita tanamkan agar ia mendahulukan orang lain dalam hal makanan dan mencukupkan dengan makanan yang sederhana, sehingga tidak terlalu cinta dengan yang enak-enak yang akhirnya akan sulit ia melepaskanya 17. Buat ia suka jika memakai pakaian berwarna putih, bukan warna-warni dan bukan dari sutera. Dan ditegaskan sutera itu hanya untuk wanita 18. Mengajari untuk mengingkari jika ada anak laki-laki lain yang memakai sutera atau isbal (menjulurkan pakaian hingga melebihi mata kaki). 10 5
19. Kita jauhkan anak kita dari syair-syair cinta gombal dan hanya sekedar menuruti hawa nafsu yang akan bisa merusak hati dan jiwanya 20. membiasakan ia menulis indah (khath) dan mengahafal syair-syair tentang kezuhudan, akhlak mulia sertta semangat juang dan jihad. Semua ini menunjukkan kesempurnaan sifat dan hiasan yang indah 21. Hendaknya kita cegah dari tidur di siang hari yang akan menyebabkan rasa malas (kecuali benar-benar perlu). Sebaliknya, di malam hari jika sudah ingin tidur kita biarkan ia tidur (tidak memaksakan dengan aktivitas tertentu) sebab bisa menimbulkan kebosanan dan melemahnya kondisi badan 22. Kita jauhkan untuknya tempat tidur yang mewah dan empuk yang akan membuat badanya mudah terlena dan hanyut dalam kenikmatan yang melemahkan. Ini dapat mengakibatkan sendi-sendi menjadi kaku karena terlalu lama tidur dan kurang gerak 23. Jangan kita biasakan melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, sebab ketika ia melakukannya tidak lain karna adanya keyakinan bahwa itu tidak baik 24. Biasakan agar anak kita melakukan olah-raga atau gerak badan di waktu pagi agar jauh dari rasa malas. Melatih ketrampilan memanah (atau menembak), menunggang kuda, dan berenang (maka tidak mengapa menyibukkan diri dengan kegiatan itu) 25. Jangan sampai kita biarkan anak kita terbiasa melotot, tergesa-gesa dan bertolak (berkacak) pinggang seperti perbuatan orang yang membangggakan diri 26. Melarangnya dari membanggakan apa yang dimiliki orang tuanya, pakaian atau makananya didepan teman sepermainan. Biasakan ia bersikap tawadhu', lemah lembut dan menghormati temanya 27. Tumbuhkan pada anak kita (terutama laki-laki) agar tidak terlalu mencintai emas dan perak serta tamak terhadap keduanya. Tanamkan rasa takut akan bahaya mencintai emas dan perak secara berlebihan, melebihi rasa takut terhadap ular atau kalajengking 28. Jauhkan anak kita dari kebiasaan meludah di tengah majlis atau tempat umum, membuang ingus ketika ada orang lain, membelakangi sesama muslim dan banyak menguap 10 6
29. Ajari anak kita duduk di lantai dengan bertekuk lutut atau dengan menegakkan kaki kanan dan menghamparkan yang kiri atau duduk dengan memeluk kedua punggung kaki dengan posisi kedua lutut tegak. Demikian cara-cara duduk yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam 30. Cegahlah anak kita dari banyak bersumpah, baik sumpah yang benar maupun dusta agar hal tersebut tidak menjadi kebiasaan 31. Kita cegah anak kita dari berkata keji dan sia-sia seperti melaknat atau mencaci maki. Juga dari bergaul dengan orang-orang yang biasa melakukanya Mari kita memahami, mendidik anak (agar tidak sekadar cerdas namun juga taat dan shalih) saat ini begitu sulit. banyak hal diluar sana yang siap menerkam anak kita. Menyerahkan pendidikan penuh pada pendidikan luar begitu berbahaya. Maka pentingnya kita disini selektif mencarikan pendidikan anak kita beserta lingkungan yang selamat (pentingnya kita membiayai/menciptakan demi sebuah lingkungan pembelajaran yang baik)
Mari kita memahami, peran kita pada anak kita belumlah cukup untuk mengantarkan anak kita menjadi manusia seutuhnya. Anak kita butuh bersosialisasi dengan lingkungan hingga ia beraktivitas secara luas Sedang mendidik sendiri dan membatasi pergaulan di rumah juga tidak mungkin padahal membiarkan anak kita mudah bergaul di lingkungan (umum) begitu berisiko (bagi anak kita dan kita sebagai orang tua di dunia dan akhirat) Kita mengetahui bahwa masyarakat yang ada saat ini banyak sekali terpengaruh nilai-nilai paham yang buruk seperti materialisme, sekularisme, permisivisme, hedonisme, dan liberalisme yang menjadi tantangan besar keluarga Muslim Hal ini membuat kita dan anak kita hidup dalam lingkungan yang dilematis. Anak kita mendapat pengajaran agama dari keluarga namun saat keluar bergaul dengan lingkungan yang banyak bertentangan dengan yang kita ajarkan (terutama dalam prakteknya) Dan tarik-menarik pengaruh ini akan begitu mempengaruhi sosok kepribadian anak kita kelak Maka perlunya gencar dakwah untuk mengubah sistem masyarakat yang bertentangan 10 7
dengan pemahaman Islam yang shahih harus kita lakukan mulai dari diri kita sendiri. Berharap kelak akan muncul generasi-generasi islam yang tangguh dan taat dari lingkungan kita begitu pentingnya cara menjadi orangtua yang cerdas dan bijak untuk menjadikan anakanak kita senantiasa berlaku baik dan taat kepada Allah Mendidik anak kita agar taat Syariat (hukum-hukum Allah) Didik anak kita untuk biasa berpikir yang benar (shahih) dan ilmiyyah dari kecil dan mengusahakan menghafal dalilnya Mari kita memahami, pengaruh arus globalisasi, informasi, dan teknologi begitu besar dalam mewarnai sikap dan perilaku anak.Bukan kita yang ditandai lebih berani dan agak ’sulit diatur’ Efeknya bagi orang tua seakan-akan anak-anak sekarang beda dengan anak-anak dulu yang takut dan segan dengan orang tua dan guru (sekarang anak berani membantah, bandel dan susah diatur) Kita juga perlu memahami, anak sekarang kecerdasan dan keingin-tahuanya begitu besar (dari informasi yang begitu berlimpah ia dapat) hal tersebut membuat anak kita bertanya-tanya (jadi wajar jika tidak melulu menurut dan diam) Maka pentingnya kita untuk memperhatikan 2 hal Pertama, Menanamkan ilmu dari sumber yang benar dan bersih sejak dini Yang bersumber shahih dari alquran dan assunnah Meliputi segala hal yang menyangkut rukun iman, rukun Islam dan hukum-hukum syariah secara praktis dengan memberikanya secara bertahap dan sesuai kemampuan nalar anak kita Yang terpenting bagaimana merangsang anak kita untuk menalar secara benar dan mendekatkan pada jalan ilmu Pada tahap ini kita dituntut bersabar dan penuh kasih sayang. Sebab, tidak sekali diajarkan anak kita langsung mengerti dan menurut seperti keinginan kita Dalam hal shalat misalnya, ajak anak kita tahu ilmu yang akan merangsang ia menalar mengapa harus shalat. Lalu terus-menerus ia kita ajak shalat berjamaah di masjid (jika laki10 8
laki), sehingga anak kita juga tahu bahwa banyak orang Muslim lainya yang juga melakukan shalat Kedua, jadikan diri kita teladan pertama dan utama (terus dilihat) oleh anak kita Membiasakan memahami suatu hal dengan ilmu yang shahih (ilmiyyah) adalah cara efektif mengasah ketajaman akal ana kita Sehingga kelak setelah sempurna akal anak kita, mereka akan punya prinsip yang tegas dan benar (tidak mudah terpengaruh pergaulan atau kebanyakan orang keawam an yang salah)
C. TANAMKAN AQIDAH DAN SYARIAH SEJAK DINI "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan nya yahudi, nasrani atau majusi" (HR. Bukhari 1385 dan Muslim 2658) Agar anak kita mengenal betul siapa Allah rabb-nya Sejak masih bayi dalam kandungan, istri kita bisa memulai dengan sering mengaji, menyimak laquran dan hadist, memperbanyak dzikir, mendnegarkanm bacaan yang baik-baik saja (murattal), dll Setelah lahir kita berkesempatan untuk membiasakan anak kita mendengarkan ayat-ayat alQuran Pada usia dini kita ajak untuk belajar menalar bahwa dirinya, orang tuanya, seluruh keluarganya, manusia, dunia, dan seluruh isinya diciptakan oleh Allah. Oleh karena Itu mengapa manusia harus beribadah dan taat hanya kepada Allah Anak kita juga kita kenalkan dengan asma dan sifat-sifat Allah (asmaul husna) Sehingga anak kita mengetahui betapa Allah Mahabesar, Mahaperkasa, Mahakaya, Mahakasih, Maha Melihat, Maha Mendengar, dan seterusnya Maka setelah anak kita bisa memahami dengan baik, insya Allah akan tumbuh kesadaran pada dirinya untuk senantiasa mengagungkan Allah dan hanya bergantung pada Allah. Serta kita berharap semoga akan tumbuh kecintaan anak kita kepada Allah sepenuhnya yang akan mendorongnya terus melakukan amal yang Allah cintai (amalan shalih) yang akan menjadi penyejuk mata kita 10 9
Menanamkan akidah juga kita sertai dengan pengenalan hukum-hukum syariah secara bertahap Kita mulai dengan memotivasi anak kita senang melakukan hal-hal yang dicintai Allah, seperti mengajak shalat berjamaah, membacakan berdo'a dan berdzikir setiap saat, dan mmebiasakan membaca al-Quran bersama Menanamkan akhlaqulkarimah seperti berbakti kepada orangtua, santun dan sayang kepada sesama, bersikap jujur, berani karena benar, tidak berbohong, bersabar, tekun bekerja, bersahaja, sederhana, dan sifat-sifat baik lainnya dan mengingatkan semua itu semata-mata untuk meraih wajah (ridha) Allah, bukan mensekutukan dengan pujian atau pamrih selainya 9 Tips Mendidik Anak agar Taat Syariah (sumber dari sini) 1. Tumbuhkan kecintaan pertama dan utama kepada Allah 2. Ajak anak kita untuk senantiasa mencontoh dan mengikuti kepribadian rasulullah 3. Ajak anak kita hingga terbiasa menghapal, membaca, dan memahami al-Quran dan sunnah rasulullah 4. Tanamkan kebiasaan beramal untuk meraih syurga dan kasih sayang Allah Kita beri penghargaan serta sanksi yang mendidik atas amalan anak kita yang baik dan yang buruk 5. Memprofilkan diri kita beserta istri sebagai teladan dalam beribadah dan beramal shalih 6. Ajarkan secara bertahap hukum-hukum syariah sebelum usia anak kita balig Ramaikan rumah kita, mushola, dan masjid di lingkungan kita dengan kajian islam, dimana kita dan anak kita berperan aktif 7. Didik anak kita bertanggung jawab dengan kewajiban pada diri sendiri, keluarganya, lingkunganya, dan agamanya 8. Membiasakan anak kita mandiri hingga siap menghadapi berbagai tantangan apapun dalam kehidupanya 9. Berusaha untuk selalu menjadi orang terdekatnya (sahabat terbaiknya) dan siap memberikan bantuan padanya bila memang perlu
110
Tapi bila sang anak masih mampu melakukannya sendiri, berusaha untuk melepaskannya; memberi kepercayaan penuh padanya Biarkan kehidupnya lebih realistis dan alami sesuai kodratnya, salah satunya dengan membiarkan ia melakukan tugas-pekerjaan-beban-masalahnya sendiri yang ia masih mampu Sehingga kemampuanya menyesuaikan diri dan kepercayan dirinya meningkat, dan sang anak bisa mengambil pelajaran berharga dari tantangan-tantangan yang telah ia hadapi
D. CARA SALING MENASEHATI DENGAN LEBIH BAIK Buat diary khusus (membiasakan tertulis) sebagai wahana saling menasehati, saling memperbaiki dan bukti cinta (perhatian) kita Catatan didalamnya: Abi-ummi kepada sang anak dan juga sebaliknya sang anak kepada abi dan umminya Dan juga sang istri kepada suami demikian juga sang suami kepada istri Kita catat didalamnya semisal: prestasinya hari ini, catatan-catatan kegiatanya hari ini dll Dan terutama daftar kesalahnya yang jadi point penting untuk perbaikan dan kemajuan sang anak/abi/umminya Puji terlebih dahulu prestasi dan kelebihanya tulus kebaikan sang anak/abi/umminya (yang sedang dinasehati) Berikanlah kesempatan kepadanya agar ia dapat merasakan kesuksesannya terlebih dahulu sebelum ia merasakan kekurangannya Maka saat sang anak menunjukkan hasil karyanya, hendaknya kita memberi pujian akan kelebihan karyanya (spontan dan pada saat yang tepat) Berusaha tidak berlebihan dalam memuji anak Sesuai tabiatnya anak memang butuh pujian asal tidak berlebihan Puji akhlaq atau perilakunya yang sholeh/baik serta ketaatanya kepada Allah dan kedua orang tuanya Beri sang anak motivasi melakukan hal-hal baru, menekuni hal-hal yang lebih sulit Biarkan rasa percaya diri dan optimisme muncul melalui usaha-usahanya sendiri yang bisa
111
dibanggakan Dan baru setelah itu kita ajak (yang bersangkutan) berdiskusi apa saja yang kira-kira kurang atau masih perlu diperbaiki Namun tidak memperlihatkan padanya rasa putus asa dalam memperbaiki kepribadian, kesalahan atau kekuranganya Sebab malah akan memperkuat keinginanya membangkang Setiap hari akan selalu ada hal-hal baru dalam kehidupan kita dan anak kita Yang akan membawa kesempatan baru pula untuk kita jadikan sarana agar hubungan kita dengan sang anak lebih dekat dari hari-hari sebelumnya Hal ini juga akan membantu kita mengenali potensi-potensi dan kemampuan yang dimiliki anak kita Berusaha mengendalikan emosi dan tetap bersikap tenang dengan kerepotan menghadapi kesulitan anak kita Cari waktu untuk menegur yang paling efektif Tergantung jenis kesalahan; terutama di forum terbuka keluarga (waktu ngumpul-ngumpul seluruh keluarga tiap ba'da shalat jamaah maghrib atau i'sya' sepulang dari masjid) Cari cara yang paling terasa halus, lembut dan mendalam (efektif), contoh: Tidak perlu langsung menegur saat itu, cukup beri isyarat waktu itu (tergantung jenis kesalahan) Dan tak perlu melontarkan satu pertanyaan atau komentar tidak langsung ketika kita memerintahkan sang anak melakukan sesuatu Seperti mengatakan padanya "mengapa mainananya ditebarkan kemana-mana?" atau "Nggak baik menebarkan mainan dengan cara seperti ini!" Sebab malah memicu ia menjawab pertanyaan atau komentar kita yang berarti kita telah memberi kesempatan padanya membuat-buat alasan Namun setelah semuanya kembali rapi dan hatinya mulai kelihatan tenang, baru kita mengajaknya berbicara dari hati ke hati Mungkin sikapnya tadi sebagai bentuk protes kepada kita atau hanya sekedar menuntut
112
perhatian kita Contoh lagi semisal sang anak membuat kesalahan saat didepan tamu atau didepan orang banyak Tidak perlu langsung menegur saat itu, cukup beri isyarat waktu itu (tergantung jenis kesalahan) Dan ketika saatnya tepat pada hari itu (sang anak juga siap) Ajak sang anak kedalam kamarnya dan kita kunci kamar sambil membawa diary kita (ummi atau abinya sendiri atau kedua-duanya tergantung efektifitas sesuai jenis kesalahan) Ajak anak duduk di kasur dan buka percakapan semisal... "Wahai Buah Hati yang sangat ummi/abi cintai"... Kemudian kita buka diary dan menanyakan... "Kira-kira buah hati ummi/abi sudah berbuat kesalahan apa hari ini?" "Mengapa buah hati ummi/abi melakukan perbuatan seperti itu?" “Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kita semua, abi, ummi dan ananda tercinta petunjuk” Biarkan sang anak menyebut sendiri, mengakui kesalahanya... "Biarkan rasa bersalah dan ingin memperbaiki kesalahan terbit dari dalam dirinya sendiri" Hormati posisi sang anak sebaik-baiknya (tanpa perlu melukai hatinya) Memahami begitu berharganya anak-anak kita, amanah yang Allah berikan Mari kita mencoba untuk lebih banyak bersyukur dengan mengingat banyak pasangan yang mengharapkan anak bertahun-tahun belum juga Allah mengabulkanya "Relakah kita melukai hati anak-anak tercinta kita tanpa haq?" Dan hal semisal ini kita lakukan setiap menasehati baik kepada sang anak, kepada sang istri maupun kepada sang suami maupun sang anak sendiri kepada orang-tuanya ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~
113
sumber
AlQur’an Terjemah
Abu
Bustham
Muhammad
Ulinnuha,
(Arrohwany.Multiply.com, 2006)
114
Menjadi
Pasangan
Paling
Berbahagia