Lampiran Materi Penyuluhan Tb.docx

  • Uploaded by: Ade Rosi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lampiran Materi Penyuluhan Tb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,017
  • Pages: 5
*LAMPIRAN MATERI 1. PENGERTIAN Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis atau juga digenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini dapat menimbulkan gangguan pada saluran nafas (Kemenkes RI, 2018). 2. ETIOLOGI Penyebab TB adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap bisa sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati apabila terkena sinar, matahari atau aliran udara (Widoyono,2011). 3. TANDA DAN GEJALA Menururt Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging tot bestrijding der Tuberculose (KCNV, 2018) Gejala yang biasa timbul seperti: -

Demam meriang berkepanjangan

-

Sesak nafas dan nyeri dada

-

Berat badan menurun

-

Kadang batuk berdahak disertai darah

-

Nafsu makan menurun

-

Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.

4. PATOFISIOLOGI Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi

antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut 8 disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif. 5. CARA PENULARAN 

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. TB dapat menular melalui udara, yaitu dari percikan dahak pasien TB yang batuk tanpa menutup mulut.



Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Saat udara yang mengandung kuman TB terhirup, maka kemungkinan orang sekitar dapat terkena infeksi TB. Namun tidak selalu berarti kita akan sakit TB, bisa jadi kuman TB tersebut ‘ tidur ’(dormant) dalam badan kita. Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TB dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain.



Ketika imunitas atau daya tahan tubuh menurun, kuman TB yang ‘tidur’ ini menjadi aktif dan memperbanyak diri, maka kita dapat menjadi sakit TB.



Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.



TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien yang sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang digunakan oleh pasien TB (KNCV, 2018., Depkes RI, 2008).

6. Siapa yang Paling Beresiko Sakit TB 

Siapa saja dapat tertular TB, tetapi belum tentu menjadi sakit.



Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah, dan yang paling berisiko yaitu: a. Anak b. Orang dengan HIV/AIDS c. Orang usia lanjut

d. Penyandang Diabetes Mellitus e. Perokok 

Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TB (KNCV, 2018).

7. PENCEGAHAN PENULARAN TB 

Melaksanakan pengobatan tb dengan obat anti tuberkulosis (oat) dengan pengawasan hingga dinyatakan sembuh. Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat , maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.



Membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih



Menutup mulut dan hidung pada saat batuk dan bersin bagi penderita tb



Imunisasi bcg pada bayi mencegah tb berat pada anak sejak dini,



Membuang dahak di tempat yang tertutup dan dibuang di tempat yang mengalir seperti lubang wc, atau diberi desinfektan (lisol, detergen, dll) atau membakar dahak di tempat pembuangan, dan



Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan cara membuka jendela setiap hari, dan menjaga agar seluruh bagian rumah terkena sinar matahari. (Ernawati, 2018., KNCV, 2018).

8. PENGOBATAN Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan produktivitas pasien, mencegah kematian, kekambuhan dan memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap obat antiberkulosis (OAT) (WHO, 2009). (Depkes, 2014). a. Prinsip pengobatan 

Diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dengan jumlah yang cukup dan dosis yang tepat. Jangan menggunakan OAT tunggal (monoterapi).



Dilakukan pengawasan langsung (DOT = Direct Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).



Diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan (Depkes, 2011).

b. Tahap Pengobatan TB 

Tahap Awal Pada tahap ini, penderita mendapatkan OAT setiap hari dan perlu diawasi secara langsung. Penderita TB tidak akan menular dalam kurun waktu dua minggu jika

pengobatan yang diberikan pada tahap intensif ini tepat. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif dalam dua bulan (Depkes, 2014).  Tahap Lanjutan Pada tahap ini, penderita mendapatkan obat yang lebih sedikit dari tahap awal namun pengobatan yang dilakukan lebih lama yaitu selama 4-6 bulan. Tahap lanjutan diperuntukkan agar kuman persister (dormant) mati sehingga tidak menyebabkan kekambuhan. (Depkes, 2014).

DAFTAR PUSTAKA Depkes. R.,I., 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan TB Paru Edisi 2 Cetakan kedua. Jakarta: Ditjen PP&PL Depkes. R. I., 2014. Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2010– 2014. Ernawati, Kholis. Et all. 2018. Penyuluhan cara pencegahan penularan tuberkulosis dan pemakaian masker di keluarga penderita: pengalaman dari Johar Baru, Jakarta Pusat. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, Volume 34 Nomor 1 . Kemenkes RI. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Tuberkulosis. Jakarta:InfoDATIN. KNCV.

2018.

Cara

Mencegah

Penularan

Tuberkulosis.

Retrieved

from:

http://www.kncv.or.id/id/apa-itu-tb/tb-tbc/penularan-tb.html Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2014. Switzerland. 2009. Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Related Documents


More Documents from "Nuri noerliana"