SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI TUBERCULOSIS Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners Angkatan XXXVI pada Stase Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
Acep Ali R
220112180049
Agung Maulana Yusuf
220112180127
Ade Rosi
220112180053
Dewi Andriani
220112180061
Restu Islamiati
220112180087
Restu Wijayanti
220112180112
Rini Riandini
220112180019
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Materi
: Pencegahan Penularan Infkesi Tuberculosis
Sub Materi
: 1. Pengertian Tuberculosis 2. Etiologi Tuberculosis 3. Tanda dan Gejala Tuberculosis 4. Patofisiologi Tuberculosis 5. Cara penularan Tuberculosis 6. Pencegahan Tuberculosis 7. Pengobatan Tuberculosis
Sasaran
: Pasien dan Keluarga pasien
Hari/Tanggal
: Selasa,26 Maret 2019
Waktu
: 10.00 – 11.00 WIB
Tempat
: Koridor Ruang Isolasi Zamrud
Pemateri
: Ade Rosi, Agung Maulana Y
Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan ini, pasien dan keluarga dapat mengetahui pencegahan penularan penyakit infeksi Tuberculosis.
Karakteristik Sasaran Pendidikan Kesehatan Sasaran pada pendidikan kesehatan ini adalah pasien dan anggota keluarga yang dirawat di Ruang Zamrud RSDU Dr Slamet Garut yang berjumlah ± 24 orang dengan usia minimal 17 tahun, anggota keluarga merupakan wali yang tinggal bersama dengan pasien.
Analisis Tugas Standar Kompetensi: 1. Peserta mampu menjelaskan cara mencegah penularan infeksi Tuberculosis 2. Diharapkan peserta dapat menerapkan hasil dari pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penularan penyakit infeksi tuberculosis
Know 1. Apa pengertian dari tuberkulosis 2. Apa penyebab dari tuberkulosis 3. Apa saja tanda dan gejala tuberkulosis 4. Bagaimana cara penularan tuberkulosis 5. Bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis 6. Apa pengobatan tuberkulosis
Do 1. Menjelaskan pencegahan penularan infeksi tuberkulosis
Show 1. Memperlihatkan rasa antusias saat diberikan materi 2. Memberikan respon maupun umpan balik terhadap materi yang diberikan 3. Menunjukan rasa keingintahuan tentang materi penyuluhan dengan bertanya
Tujuan instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan penularan infeksi tuberkulosis selama 1x40 menit, diharapkan 12 dari 24 peserta mampu: 1. Menyebutkan pengertian tuberkulosis 2. Menyebutkan penyebab tuberkulosis 3. Menyebutkan tanda dan gejala tuberkulosis 4. Menyebutkan cara penularan tuberculosis 5. Menyebutkan cara mencegah terjadinya tuberculosis 6. Menyebutkan cara pengobatan tuberculosis
Pokok Bahasan Pencegahan Penularan Infeksi Tuberkulosis
Materi Penyuluhan (Terlampir)
Alokasi Waktu a. Pra Kegiatan
: 5 menit
b. Pembukaan
: 5 menit
c. Penjelasan Materi
: 5 menit
d. Tanya Jawab
: 10 menit
e. Evaluasi
: 10 menit
f. Rangkuman/Penutup : 5 menit Strategi Instruksional 1. Menggunakan media pengajaran untuk memperjelas uraian materi dan mempermudah pemahaman pada peserta pendidikan kesehatan 2. Menjelaskan materi-materi pengajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti 3. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya agar pemateri mengetahui sejauh mana peserta menyimak dan ingin mengetahui lebih jauh terkait materi yang disampaikan. 4. Melakukan evaluasi berupa menanyakan kembali kepada peserta untuk mengetahui pemahaman peserta. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap
Kegiatan Pendidik
Pra Kegiatan
Menyiapkan sarana prasarana Mengatur ruangan Memberikan salam dan melakukan perkenalan Menyampaikan tujuan Tanya jawab berkenaan dengan materi yang akan disampaikan Menjelaskan materi dari awal sampai akhir : Pengertian Tuberculosis Etiologi Tuberculosis Tanda dan Gejala Tuberculosis Patofisiologi Tuberculosis
Pembukaan
Uraian materi
Kegiatan Peserta dan -
Menyimak
Metode
Media
Durasi
-
-
5 menit
Ceramah
5 menit
Ceramah PPT
10 menit
Menyimak Menjawab
Menyimak
Tanya jawab
Evaluasi
Kegiatan penutup
Cara penularan Tuberculosis Pencegahan Tuberculosis Pengobatan Tuberculosis Menjawab pertanyaan serta Bertanya tanggapan peserta dari materi yang disampaikan Memberikan pertanyaan Menjawab tentang materi yang telah disampaikan Menyimpulkan materi Menyimak pengajaran secara singkat Menutup pertemuan Salam penutup Menyimak Menjawab
Tanya jawab
-
10 menit
Bertanya -
10 menit
-
5 menit
-
Media Pengajaran 1. Powerpoint 2. Leaflet Evaluasi 1.
Struktur Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar
2.
Proses - Peserta pendidikan kesehatan antusias terhadap materi yang disampaikan - Peserta pendidikan kesehatan mengikuti rangkaian acara hingga selesai - Peserta mengajukan pertanyaan dan pertanyaannya dijawab dengan tepat
3.
Hasil Setelah mengikuti penyuluhan tentang Pencegahan Penularan Infeksi Tuberkulosis, 12 dari 24 peserta mampu: -
Menyebutkan pengertian tuberkulosis
-
Menyebutkan penyebab tuberculosis
-
Menyebutkan tanda dan gejala tuberkulosis
-
Menyebutkan cara penularan tuberculosis
-
Menyebutkan cara mencegah terjadinya tuberculosis
-
Menyebutkan cara pengobatan tuberculosis
4. Daftar pertanyaan untuk evaluasi 1. Apa pengertian dari penyakit TBC? a.
Penyakit menular pernapasan yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
b.
Penyakit menular pencernaan yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
c.
Penyakit menular pernapasan yang disebabkan oleh virus
d.
Penyakit menular pernapasan yang disebabkan oleh jamur
e.
Penyakit menular pernapasan yang disebabkan oleh cacing
2. Apakah yang bukan merupakan gejala pada penyakit TBC? a. Batuk lebih dari 2 minggu, dapat disertai dengan darah b. Demam disertai keringat pada malam hari c. Kenaikan berat badan d. Tidak nafsu makan e. Penurunan berat badan 3. Dibawah ini yang bukan merupakan faktor resiko penyakit TBC? a. Merokok b. Ventilasi rumah yang baik c. Tidak makan makanan bergizi d. Perilaku hidup yang tidak sehat e. Rumah yang lembab 4. Bagaimana cara penularan tuberkulosis 5. Bagaiamana cara mencegah terjadinya penyakit tuberkulosis
Referensi Depkes. R.,I., 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan TB Paru Edisi 2 Cetakan kedua. Jakarta: Ditjen PP&PL Depkes. R. I., 2014. Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2010– 2014. Ernawati, Kholis. Et all. 2018. Penyuluhan cara pencegahan penularan tuberkulosis dan pemakaian masker di keluarga penderita: pengalaman dari Johar Baru, Jakarta Pusat. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, Volume 34 Nomor 1 .
Kemenkes RI. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Tuberkulosis. Jakarta:InfoDATIN. KNCV. 2018. Cara Mencegah Penularan Tuberkulosis. Retrieved from: http://www.kncv.or.id/id/apa-itu-tb/tb-tbc/penularan-tb.html
Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2014. Switzerland. 2009. Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
LAMPIRAN MATERI 1. PENGERTIAN TUBERCULOSIS Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis atau juga digenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri ini dapat menimbulkan gangguan pada saluran nafas (Kemenkes RI, 2018). 2. ETIOLOGI TUBERCULOSIS Penyebab TB adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Bakteri ini dapat bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap bisa sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati apabila terkena sinar, matahari atau aliran udara (Widoyono,2011). 3. TANDA DAN GEJALA Menururt
Koninklijke
Nederlandse
Centrale
Vereniging
tot
bestrijding der Tuberculose (KCNV, 2018) Gejala yang biasa timbul seperti: -
Demam meriang berkepanjangan
-
Sesak nafas dan nyeri dada
-
Berat badan menurun
-
Kadang batuk berdahak disertai darah
-
Nafsu makan menurun
-
Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.
4. PATOFISIOLOGI Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan
area lain dari paru (lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut 8 disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif. 5. CARA PENULARAN
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. TB dapat menular melalui udara, yaitu dari percikan dahak pasien TB yang batuk tanpa menutup mulut.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Saat udara yang mengandung kuman TB terhirup, maka kemungkinan orang sekitar dapat terkena infeksi TB. Namun tidak selalu berarti kita akan sakit TB, bisa jadi kuman TB tersebut ‘ tidur ’(dormant) dalam badan kita. Kuman ‘tidur’ tidak membuat kita sakit TB dan kita juga tidak dapat menularkan ke orang lain.
Ketika imunitas atau daya tahan tubuh menurun, kuman TB yang ‘tidur’ ini menjadi aktif dan memperbanyak diri, maka kita dapat menjadi sakit TB.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi si pasien yang sudah dibersihkan seperti peralatan makan, pakaian atau tempat tidur yang digunakan oleh pasien TB (KNCV, 2018., Depkes RI, 2008).
6. Siapa yang Paling Beresiko Sakit TB
Siapa saja dapat tertular TB, tetapi belum tentu menjadi sakit.
Orang dengan imunitas atau daya tahan tubuh rendah, dan yang paling berisiko yaitu: a. Anak b. Orang dengan HIV/AIDS c. Orang usia lanjut d. Penyandang Diabetes Mellitus e. Perokok
Orang kontak erat atau kontak serumah dengan pasien TB (KNCV, 2018).
7. PENCEGAHAN PENULARAN TB
Melaksanakan pengobatan tb dengan obat anti tuberkulosis (oat) dengan pengawasan hingga dinyatakan sembuh. Minumlah obat teratur. Setelah 2 minggu minum obat , maka jumlah kuman akan berkurang dan tidak akan menular ke orang lain.
Membiasakan perilaku hidup sehat dan bersih
Menutup mulut dan hidung pada saat batuk dan bersin bagi penderita tb
Imunisasi bcg pada bayi mencegah tb berat pada anak sejak dini,
Membuang dahak di tempat yang tertutup dan dibuang di tempat yang mengalir seperti lubang wc, atau diberi desinfektan (lisol, detergen, dll) atau membakar dahak di tempat pembuangan, dan
Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan cara membuka jendela setiap hari, dan menjaga agar seluruh bagian rumah terkena sinar matahari. (Ernawati, 2018., KNCV, 2018).
8. PENGOBATAN Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan produktivitas pasien, mencegah kematian, kekambuhan dan memutuskan rantai penularan serta mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap obat antiberkulosis (OAT) (WHO, 2009). (Depkes, 2014). a. Prinsip pengobatan
Diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dengan jumlah yang cukup dan dosis yang tepat. Jangan menggunakan OAT tunggal (monoterapi).
Dilakukan pengawasan langsung (DOT = Direct Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan (Depkes, 2011).
b. Tahap Pengobatan TB
Tahap Awal Pada tahap ini, penderita mendapatkan OAT setiap hari dan perlu diawasi secara langsung. Penderita TB tidak akan menular dalam kurun waktu dua minggu jika pengobatan yang diberikan pada tahap intensif ini tepat. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif dalam dua bulan (Depkes, 2014).
Tahap Lanjutan Pada tahap ini, penderita mendapatkan obat yang lebih sedikit dari tahap awal namun pengobatan yang dilakukan lebih lama yaitu selama 4-6 bulan. Tahap lanjutan diperuntukkan agar kuman persister (dormant) mati sehingga tidak menyebabkan kekambuhan. (Depkes, 2014).
DAFTAR PUSTAKA Depkes. R.,I., 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan TB Paru Edisi 2 Cetakan kedua. Jakarta: Ditjen PP&PL Depkes. R. I., 2014. Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2010– 2014. Ernawati, Kholis. Et all. 2018. Penyuluhan cara pencegahan penularan tuberkulosis dan pemakaian masker di keluarga penderita: pengalaman dari Johar Baru, Jakarta Pusat. BKM Journal of Community Medicine and Public Health, Volume 34 Nomor 1 . Kemenkes RI. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Tuberkulosis. Jakarta:InfoDATIN. KNCV. 2018. Cara Mencegah Penularan Tuberkulosis. Retrieved from: http://www.kncv.or.id/id/apa-itu-tb/tb-tbc/penularan-tb.html
Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011. World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2014. Switzerland. 2009. Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.