Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lampiran 3 Rencana Tindakan Keperawatan Jiwa as PDF for free.

More details

  • Words: 6,352
  • Pages: 28
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN RSMM Bogor Tgl

No Dx

Dx Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan

Perencanaan Tujuan TUM: Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya 3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

Kriteria Evaluasi

1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat: − Wajah cerah, tersenyum − Mau berkenalan − Ada kontak mata − Bersedia menceritakan perasaan

2. Klien mampu menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya: − Menceritakan penyebab perasaan jengkel/kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya

Intervensi

1. Bina hubungan saling percaya dengan: − Beri salam setiap berinteraksi. − Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi − Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien − Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi − Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien − Buat kontrak interaksi yang jelas − Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: − Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya − Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien

3. Klien mampu menceritakan tanda-tanda 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang saat terjadi perilaku kekerasan dialaminya: − Tanda fisik : mata merah, tangan − Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) mengepal, ekspresi tegang, dan lainsaat perilaku kekerasan terjadi lain. − Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda − Tanda emosional : perasaan marah, emosional) saat terjadi perilaku kekerasan jengkel, bicara kasar. − Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang − Tanda sosial : bermusuhan yang dialami lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan saat terjadi perilaku kekerasan. 10

4. Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

4. Klien mampu menjelaskan: − Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya − Perasaannya saat melakukan kekerasan − Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

5. Klien mampu menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya − Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll − Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dll − Lingkungan : barang atau benda rusak dll. 6. Klien mampu menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan

7. Klien dapat mendemonstrasi kan cara mengontrol perilaku kekerasan

7. Klien mampu memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan: − Fisik: tarik nafas dalam, memukul bantal/kasur − Verbal: mengungkapkan perasaan kesal/jengkel pada orang lain tanpa menyakiti

4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini: − Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya. − Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi − Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi. 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada: − Diri sendiri − Orang lain/keluarga − Lingkungan 6. Diskusikan dengan klien: − Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat − Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien. − Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah:  Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga.  Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain.  Sosial: latihan asertif dengan orang lain.  Spiritual: sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb. 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan. 7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih: − Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih. − Jelaskan manfaat cara tersebut − Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan. − Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum 11

− Spiritual: zikir/doa, meditasi sesuai agamanya 8. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan

8. Keluarga mampu: − Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan − Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien

9. Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan

9.1. Klien mampu menjelaskan: − Manfaat minum obat − Kerugian tidak minum obat − Nama obat − Bentuk dan warna obat − Dosis yang diberikan kepadanya − Waktu pemakaian − Cara pemakaian − Efek yang dirasakan 9.2. Klien mampu menggunakan obat sesuai program

sempurna 7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan. 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. 8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan) 8.5. Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang 8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan 8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan. 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat 9.2. Jelaskan kepada klien: − Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat) − Dosis yang tepat untuk klien − Waktu pemakaian − Cara pemakaian − Efek yang akan dirasakan klien 9.3. Anjurkan klien: − Minta dan menggunakan obat tepat waktu − Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa − Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

12

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI Tgl

No Dx

Perencanaan

Dx Keperawatan

Tujuan Gangguan sensori TUM: Klien dapat persepsi: mengontrol halusinasi halusinasi yang (lihat/dengar/peng dialaminya hidu/raba/kecap) TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya

Kriteria Evaluasi

Intervensi

1. Klien menunjukkan tanda-tanda 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip percaya kepada perawat : komunikasi terapeutik : − Ekspresi wajah bersahabat. − Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal − Menunjukkan rasa senang. − Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat − Ada kontak mata. berkenalan − Mau berjabat tangan. − Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang − Mau menyebutkan nama. disukai klien − Mau menjawab salam. − Buat kontrak yang jelas − Mau duduk berdampingan dengan − Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali perawat. interaksi − Bersedia mengungkapkan − Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya masalah yang dihadapi. − Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien − Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien − Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

2. Klien mampu menyebutkan : − Isi − Waktu − Frekuensi

2.1.Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap 2.2.Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar / lihat / penghidu / raba / kecap)*, jika menemukan klien yang sedang halusinasi: − Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu 13

− Situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi

2. Klien mampu menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi : − Marah − Takut − Sedih − Senang − Cemas − Jengkel

TUK 3 : Klien dapat mengontrol halusinasinya

3.1.Klien mampu menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya 3.2.Klien mampu menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi 3.3.Klien mampu dapat memilih dan

( halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/ kecap ) − Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya − Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi) − Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama. − Katakan bahwa perawat akan membantu klien Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien: − Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang – kadang ) − Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi 2.3.Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. 2.4.Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut. 2.5.Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.

3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll) 3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien, − Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian. 14

TUK 4 : Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya

memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap) 3.4.Klien mampu melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya 3.5.Klien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok

− Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut 3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi : − Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi) − Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasinya. − Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di susun. − Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi. 3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya. 3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih. 3.6.Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian 3.7.Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

4.1.Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat 4.2.Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendali kan halusinasi

4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik ) 4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah) − Pengertian halusinasi − Tanda dan gejala halusinasi − Proses terjadinya halusinasi − Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi − Obat- obatan halusinasi − Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama, memantau obat – obatan 15

dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )

TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

5.1.Klien mampu menyebutkan; − Manfaat minum obat − Kerugian tidak minum obat − Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat 5.2.Klien mampu mendemontrasikan penggunaan obat dengan benar 5.3.Klien mampu menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

− Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah 5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat 5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan .

Keterangan : * Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan / kekiri / kedepan seolah-olah ada teman bicara * Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan * Halusinasi penghidu: menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengendus * Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll * Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah

16

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI RSMM Bogor Tgl

No Dx

Dx Keperawatan Defisit perawatan diri

Perencanaan Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

TUM: klien dapat mandiri dalam perawatan diri TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

1. Klien mampu menunjukkan tandatanda percaya kepada perawat: − Wajah cerah, tersenyum − Mau berkenalan − Ada kontak mata − Menerima kehadiran perawat − Bersedia menceritakan perasaannya

2. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri

2. Klien mampu menyebutkan: − Penyebab tidak merawat diri − Manfaat menjaga perawatan diri − Tanda-tanda bersih dan rapi − Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan

3. Klien mengetahui cara-cara melakukan

3.1. Klien mampu menyebutkan frekuensi menjaga perawatan diri: − Frekuensi mandi

1. Bina hubungan saling percaya : − Beri salam setiap berinteraksi. − Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan − Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien − Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi − Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien − Buat kontrak interaksi yang jelas − Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati − Penuhi kebutuhan dasar klien 2. Diskusikan dengan klien: − Penyebab klien tidak merawat diri − Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan fisik, mental, dan sosial. − Tanda-tanda perawatan diri yang baik − Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila perawatan diri tidak adekuat

5.2.Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri selama ini − Mandi − Gosok gigi 17

perawatan diri

4. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat

5. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri

6. Klien mendapatkan

− Frekuensi gosok gigi − Frekuensi keramas − Frekuensi ganti pakaian − Frekuensi berhias − Frekuensi gunting kuku 3.2.Klien mampu menjelaskan cara menjaga perawatan diri: − Cara mandi − Cara gosok gigi − Cara Keramas − Cara Berpakaian − Cara berhias − Cara gunting kuku 4. Klien dapat mempraktekkan perawatan diri dengan dibantu oleh perawat: − Mandi − Gosok gigi − Keramas − Ganti pakaian − Berhias − Gunting kuku 5. Klien dapat melaksanakan praktek perawatan diri secara mandiri − Mandi 2 X sehari − Gosok gigi sehabis makan − Keramas 2 X seminggu − Ganti pakaian 1 X sehari − Berhias sehabis mandi − Gunting kuku setelah mulai panjang 6.1. Keluarga dapat menjelaskan caracara membantu klien dalam

− Keramas − Berpakaian − Berhias − Gunting kuku 3.2.Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik dan benar : − mandi − gosok gigi − Keramas − Berpakaian − Berhias − Gunting kuku 3.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang positif 4.1.Bantu klien saat perawatan diri : − Mandi − Gosok gigi − Keramas − Ganti pakaian − Berhias − Gunting kuku 4.2. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri 5.1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri: − Mandi − Gosok gigi − Keramas − Ganti pakaian − Berhias − Gunting kuku 5.2. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri secara mandiri. 6.1 Diskusikan dengan keluarga: − Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan diri 18

dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri

memenuhi kebutuhan perawatan dirinya 6.2. Keluarga dapat menyiapkan sarana perawatan diri klien: sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, handuk, pakaian bersih, sandal, dan alat berhias 6.3. Keluarga dapat mempraktekan perawatan diri pada klien

− Tindakan yang telah dilakukan klien selama di rumah sakit dalam menjaga perawatan diri dan kemajuan yang telah dialami oleh klien − Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga untuk meningkatkan kemampuan klien dalam perawatan diri 6.2. Diskusikan dengan keluarga tentang: − Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan diri klien − Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana tersebut 6.3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukan keluarga dalam perawatan diri : − Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias dan gunting kuku) − Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias, dan gunting kuku. − Bantu jika klien mengalami hambatan dalam perawatan diri − Berikan pujian atas keberhasilan klien

19

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL Tgl

No Dx

Dx Keperawatan Isolasi sosial

Perencanaan Tujuan TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri

Kriteria Evaluasi

Intervensi

1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada / terhadap perawat: − Wajah cerah, tersenyum − Mau berkenalan − Ada kontak mata − Bersedia menceritakan perasaan − Bersedia mengungkapkan masalahnya

1.1.Bina hubungan saling percaya dengan: − Beri salam setiap berinteraksi. − Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan − Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien − Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi − Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien − Buat kontrak interaksi yang jelas − Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

2. Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: − diri sendiri − orang lain − lingkungan

2.1 Tanyakan pada klien tentang: − Orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien − Orang yang paling dekat dengan klien di rumah/ di ruang perawatan − Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut − Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah/di ruang perawatan − Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut − Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain 2.2 Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain. 20

2.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3. Klien mampu 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan menyebutkan berhubungan sosial, misalnya keuntungan − banyak teman berhubungan − tidak kesepian sosial dan − bisa diskusi kerugian − saling menolong, menarik diri. dan kerugian menarik diri, misalnya: − sendiri − kesepian − tidak bisa diskusi

3.1.Tanyakan pada klien tentang : − Manfaat hubungan sosial. − Kerugian menarik diri. 3.2.Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. 3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan: − Perawat − Perawat lain − Klien lain − Kelompok

4.1 Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial . 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan : − Perawat lain − Klien lain − Kelompok 4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi 4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi 4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. 4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.

5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan

5. Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : − Orang lain − Kelompok

8.1.

Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : − Orang lain − Kelompok 5.2.Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan 21

sosial.

perasaannya.

6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial

6.1.Keluarga dapat menjelaskan tentang : − Pengertian menarik diri − Tanda dan gejala menarik diri − Penyebab dan akibat menarik diri − Cara merawat klien menarik diri 6.2. Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri.

6.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku menarik diri. 6.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri 6.3. Jelaskan pada keluarga tentang : − Pengertian menarik diri − Tanda dan gejala menarik diri − Penyebab dan akibat menarik diri − Cara merawat klien menarik diri 6.4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri. 6.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 6.6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi. 6.7. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit.

7. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

7.1.Klien dapat menyebutkan; − Manfaat minum obat − Kerugian tidak minum obat − Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat 7.2.Klien mendemontrasikan penggunaan obat dengan benar 7.3.Klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

7.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat 7.2. Pantau klien saat penggunaan obat 7.3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 7.4. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 7.5.Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter / perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan .

22

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM Tgl

No Dx

Dx Keperawatan Gangguan proses pikir: Waham

Perencanaan Tujuan TUM: Klien dapat mengontrol wahamnya

Kriteria Evaluasi

Intervensi 1.1.Klien: 1.1.Bina hubungan saling percaya dengan klien: − Mau menerima kehadiran perawat − Beri salam di sampingnya. − Perkenalkan diri, tanyakan nama serta nama panggilan − Mengatakan mau menerima yang disukai. TUK: bantuan perawat − Jelaskan tujuan interaksi 1. Klien dapat − Tidak menunjukkan tanda-tanda − Yakinkan klien dalam keadaan aman dan perawat siap membina curiga menolong dan mendampinginya hubungan saling − Mengijinkan perawat duduk − Yakinkan bahwa kerahasiaan klien akan tetap terjaga percaya dengan didekatnya − Tunjukkan sikap terbuka dan jujur perawat − Perhatikan kebutuhan dasar dan beri bantuan untuk memenuhinya 2. Klien dapat 2.1 Klien dapat menceritakan ide-ide dan 2. Bantu klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. mengidentifikasi perasaan yang muncul secara − Diskusikan dengan klien pengalaman yang dialami selama perasaan yang berulang dalam pikirannya. ini termasuk hubungan dengan orang yang berarti, muncul secara lingkungan kerja, sekolah, dsb. berulang dalam − Dengarkan pernyataan klien dengan empati tanpa pikiran klien. mendukung / menentang pernyataan wahamnya. − Katakan perawat dapat memahami apa yang diceritakan klien. 3. Klien dapat 3.1 Klien : 3. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak mengidentifikasi − Dapat menyebutkan kejadianterpenuhi serta kejadian yang menjadi factor pencetus stressor / wahamnya. kejadian sesuai dengan urutan waktu pencetus 3.1.Diskusikan dengan klien tentang kejadian-kejadian serta harapan / kebutuhan dasar yang wahamnya. traumatik yang menimbulkan rasa takut, ansietas maupun tidak terpenuhi seperti : Harga diri, (triggers factor) perasaan tidak dihargai. rasa aman dsb. 3.2.Diskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi. − Dapat menyebutkan hubungan antara 3.3.Diskusikan dengan klien cara-cara mengatasi kebutuhan kejadian traumatis / kebutuhan tidak yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis. terpenuhi dengan wahamnya. 3.4.Diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan pikiran / perasaan yang terkait wahamnya. 23

4. Klien dapat 4. Klien mampu menyebutkan mengidentifikasi perbedaan pengalaman nyata dengan wahamnya pengalaman wahamnya.

3.5.Diskusikan dengan klien antara kejadian-kejadian tersebut dengan wahamnya. 4. Bantu klien mengidentifikasi keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap) − Diskusikan dengan klien pengalaman wahamnya tanpa berargumentasi − Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap pernyataan klien − Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya − Diskusikan frekuensi, intensitas dan durasi terjadinya waham − Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh klien

5. Klien dapat 5. Klien dapat menjelaskan gangguan mengidentifikasi fungsi hidup sehari-hari yang konsekuensi diakibatkan ide-ide / fikirannya yang dari wahamnya tidak sesuai dengan kenyataan seperti: − Hubungan dengan keluarga − Hubungan dengan orang lain − Aktivitas sehari-hari − Pekerjaan − Sekolah − Prestasi, dsb.

5.1.Diskusikan dengan klien pengalaman-pengalaman yang tidak menguntungkan sebagai akibat dari wahamnya seperti : − Hambatan dalam berinteraksi dengan keluarga − Hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain − Hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari − Perubahan dalam prestasi kerja / sekolah 5.2.Ajak klien melihat bahwa waham tersebut adalah masalah yang membutuhkan bantuan dari orang lain 5.3.Diskusikan dengan klien orang/tempat ia minta bantuan apabila wahamnya timbul / sulit dikendalikan.

6. Klien dapat melakukan teknik distraksi sebagai cara menghentikan pikiran yang terpusat pada wahamnya

6.1.Diskusikan hobi / aktivitas yang disukainya. 6.2.Anjurkan klien memilih dan melakukan aktivitas yang membutuhkan perhatian dan ketrampilan fisik 6.3.Ikut sertakan klien dalam aktivitas fisik yang membutuhkan perhatian sebagai pengisi waktu luang. 6.4.Libatkan klien dalam TAK orientasi realita 6.5.Bicara dengan klien topik-topik yang nyata 6.6.Anjurkan klien untuk bertanggung jawab secara peronal dalam

6. Klien dapat melakukan aktivitas yang konstruktif sesuai dengan minatnya yang dapat mengalihkan fokus klien dari wahamnya.

24

mempertahankan/menungkatkan kesehatan dan pemulihannya. 6.7.Beri penghargaan bagi setiap upaya klien yang positif 7. Klien mendapat dukungan keluarga.

7.1.Keluarga dapat menjelaskan tentang : − Pengertian waham − Tanda dan gejala waham − Penyebab dan akibat waham − Cara merawat klien waham 7.2 Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien waham.

7.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi waham. 7.2.Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi waham. 7.3.Jelaskan pada keluarga tentang : − Pengertian waham − Tanda dan gejala waham − Penyebab dan akibat waham − Cara merawat klien waham 7.4. Latih keluarga cara merawat waham. 7.5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 7.6. Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya merawat klien di rumah sakit.

8. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

8.1 Klien dapat menyebutkan: − Manfaat minum obat − Kerugian tidak minum obat − Nama,warna,dosis, efek terapi dan efek samping obat 8.2.Klien mendemontrasikan penggunaan obat dgn benar 8.3.Klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

8.1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunan obat 8.2.Pantau klien saat penggunaan obat. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 8.3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 8.4. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

25

Tgl

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH RSMM Bogor Perencanaan No Dx Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Gangguan konsep TUM: Klien diri: harga diri memiliki konsep rendah. diri yang positif TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1. Klien menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, menun-jukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.

2. Klien menyebutkan: − Aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien. − Aspek positif keluarga. − Aspek positif lingkung-an klien.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki un-

3. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip komunikasi terapeutik : − Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. − Perkenalkan diri dengan sopan. − Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien. − Jelaskan tujuan pertemuan. − Jujur dan menepati janji. − Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. − Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien. 2.1.Diskusikan dengan klien tentang: − Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan. − Kemampuan yang dimiliki klien. 2.2.Bersama klien buat daftar tentang: − Aspek positif klien, keluarga, lingkungan. − Kemampuan yang dimiliki klien. 2.3.Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif. 2.4.Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan. 2.5.Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan 26

tuk dilaksanakan

pelaksanaannya.

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

4. Klien mampu membuat rencana kegiatan harian

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

6. Klien mampu memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: − kegiatan mandiri. − kegiatan dengan bantuan. 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien. 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan. 5.1. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. 5.2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien. 5.3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien. 5.4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang. 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

27

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL RSMM Bogor Tgl

No Dx

Dx Keperawatan Kerusakan komunikasi verbal

Perencanaan Tujuan

Kriteria Evaluasi

Intervensi

TUM: Klien mampu melakukan komunikasi verbal dengan cara yang sesuai dan dapat diterima orang lain. TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

2. Klien mampu bertahan pada satu topik pembicaraan.

− Menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, − Menunjukkan rasa senang, − Ada kontak mata, mau berjabat tangan, − Mau menyebutkan nama, − Mau menjawab salam, − Klien mau duduk berdampingan dengan perawat, − Mau mengutarakan masalah yang dihadapi. − Kata-kata / kalimat-kalimat yang digunakan tepat / sesuai dengan topik pembicaraan. − Kontak mata baik, − Mau menatap lawan bicara.

BHSP: − Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. − Perkenalkan diri dengan sopan. − Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien. − Jelaskan tujuan pertemuan. − Jujur dan menepati janji. − Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. − Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien. Mendengar Aktif (Active Listening): − Dengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema / topik yang dominan − Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi klien − Gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung − Fokuskan pembicaraan pada satu topic. − Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan jelas − Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi 28

3. Klien mampu − Klien dapat menginterpretasikan menerima pembicaraan orang lain. infprmasi / pesan − Klien dapat menginterpretasikan bahasa komunikasi. non verbal (isyarat tubuh / gesture, senyuman, kontak mata dsb.) − Klien bias menjelaskan maksud dari gambar, simbol-simbol atau tulisantulisan. − Klien dapat menginterpretasikan/menilai pesan yang diterima dengan tepat.

4. Klien mampu − mengekspresikan informasi / pesan− dengan jelas dan tepat.

− −

Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal. Klien mampu menggunakan bahasa non verbal dengan tepat (gerak tubuh/gesture, senyum, kontak mata). − Klien mampu mengekspresikan perasaannya lewat tulisan, gambar atau symbol.

− Anjurkan/dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat berinteraksi Stimulasi Kognisi dan Restrukturisasi Kognisi: − Kaji kemampuan klien menginterpretasikan /menilai pesan / pembicaraan orang lain. − Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non verbal dari orang atau lawan bicara. − Bantu klien mengidentifikasi pesan/informasi yang diterima − Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap pesan / informasi yang diterima. − Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah. − Berikan informasi yang tepat, singkat dan berurutan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. − Kuatkan dan ulangi informasi / pesan yang diberikan − Minta klien untuk mengulang pesan / informasi yang diterimanya terebut. − Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien. − Beri reinforcement kepada klien. − Libatkan klien dalam TAK. Latihan Daya Ingat (Memory Training): − Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi dengan cara meminta klien mengungkapkan perasaannya secara verbal atau melalui tulisan, gambar, simbul secara singkat dan jelas. − Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudah disampaikan kepada orang lain. − Beri klien kesempatan untuk berkonsentrasi. − Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat yang tepat melalui gambar, tulisan, symbol. − Dorong klien untuk memperhatikan postur terbuka − Berikan reinforcement atas keberhasilan/kemajuan klien.

29

5. Klien mampu − Kata-kata/kalimat yang digunakan Mendengar Aktif dan Fasilitas Proses Belajar (Active Lisening berkomunikasi untuk berkomunikasi tepat, jelas dan dan Learning Facilitation) secara baik. − Atur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis sesuai mudah dimengerti orang lain. dengan kemampuan yang sudah dicapai klien. − Bahasa yang dipakai tidak − Pertahankan postur terbuka saat berkomunikasi. membingungkan lawan bicara. − Tidak terdapat neoligisme, ekolalia, − Dengarkan pembicaraan klien dengan penuh perhatian assosiasi longgar, flight of ideas, − Catat adanya flight of ideas, reming, sirkumtansial, inkoherensi, blocking, reming, dsb. asosiasi linggar, inkoherensi, ekolali, blocking, − Dapat mengekspresikan bahasa non neoligisme dan logore. verbal dengan tempat (gesture, kontak − Monitor pesan non verbal klien. mata, senyuman, dsb). − Fokuskan pembicaraan pada satu topik yang konkrit. − − Anjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi pada topik − pembicaraan. − − Gunakan bahasa yang familiar dan mudah dimengert. − − Koreksi intrpretasi ang salah terhadap informasi/pesan − dengan menggunakan teknik klarifikasi dan falidasi. − − Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya. − − Dukung klien menggunakan/mengekspresikan perasaannya. − − Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan klien. −

30

6. klien mendapat dukungan dan dapat memanfaatkan dukungan keluarga dalam perawatan dirinya

− Klien mendapat dukungan keluarganya Tingkatan keterlibatan keluarga (Family Involvement Promotion): selama dalam perawatan. − Keluarga mengunjungi klien secara − Kaji perepsi keluarga terhadap kejadian dan situasi yang menjadi factor pencetus. periodik / teratur. − Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien − Klien mampu mengungkapkan dengan kerusakan komunikasi verbal. perasaan dan pikirannya. − Keluarga mampu menjelaskan kembali − Identifikasi kemampuan dan keterlibatan keluarga dalam upaya perawatan klien. cara merawat klien dengan kerusakan − Berikan informasi tentang kondisi klien kepada komunikasi verbal. keluarganya. − Dorong keluarga untuk menjaga dan mempertahankan interaksi dengan klien secara tepat. − Jelaskan pentingnya keterlibatan keluarga dalam perawatan klien. − Jelaskan strategi/cara merawat dan berkomunikasi dengan klien. − Dorong keterlibatan keluarga terhadap perawatan selama klien di rumah sakit. − Dorong klien untuk mengungkapkan keinginan dan harapannya dari dukungan keluarga terebt. − Fasilitasi pertemuan klien dan keluarga secara periodik/teratur. − Libatkan klien dalam TAKS.

31

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS SEDANG TUJUAN

INTERVENSI

TUM: Klien tidak mengalami ansietas sedang. TUK 1: Klien dapat menjalin dan mempertahankan hubungan saling percaya

1. 2. 3. 4. 5.

Jadilah pendengar yang hangat dan responsif. Beri waktu yang cukup pada klien untuk berespons. Beri dukungan pada klien untuk mengekspresikan perasaannya. Identifikasi pola perilaku klien atau pendekatan yang dapat menimbulkan perasaan negatif. Bersama klien menggali perilaku dan respons sehingga dapat belajar dan berkembang.

TUK 2: Klien dapat mengenal ansietasnya

1. 2. 3. 4. 5.

Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. Hubungkan perilaku dan perasaannya. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik. Gunakan konfrontasi positif.

TUK 3: Klien dapat memperluas kesadaran terhadap perkembangan ansietas.

1. Bantu klien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera menimbulkan ansietas. 2. Bersama klien meninjau kembali penilaian klien terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik. 3. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang relevan.

TUK 4: Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif.

1. 2. 3. 4.

TUK 5: Klien dapat menggunakan tehnik relaksasi.

1. Ajarkan klien tehnik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri. 2. Dorong klien untuk menggunakan tehnik relaksasi dalam menurunkan tingkat kecemasan.

Gali cara klien mengurai ansietas di masa lalu. Tunjukkan akibat mal adaptif dan destruktif dari respons koping yang digunakan. Dorong klien untuk menggunakan respons koping yang adaptif yang dimilikinya. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan menggunakan koping yang baru. 5. Latih klien dengan menggunakan ansietas ringan. 6. Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya. 7. Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan dukungan sosial dalam membantu klien menggunakan koping adaptif yang baru.

32

TUJUAN

INTERVENSI

TUM : Klien tidak mengalami ansietas berat atau panik TUK 1: Klien dapat membina hubungan saling percaya dan terhindar dari bahaya

1. Temani klien 2. Perkenalkan diri perawat 3. Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan perasaanya 4. Bersikap terbuka 5. Selalu siap menerima klien 6. Langsung jawab pertanyaan klien 7. Terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan ansietasnya

TUK 2: Klien dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologi

1. Beri klien obat yang membantu menurunkan ansietas (kolaborasi dengan dokter) 2. Amati efek samping obat dan berikan penyuluhan kesehatan yang relevan

TUK 3: Klien dapat mengidentifikasi dan berusaha menurunkan situasi yang dapat menimbulkan ansietas

1. Tunjukkan sikap yang tenang 2. Ciptakan situasi lingkungan yang tenang 3. Batasi interaksi klien dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan yang dapat menimbulkan ansietas 4. Identifikasi dan modifikasi situasi yang menyebabkan ansietas klien 5. Berikan bantuan terapi fisik, seperti mandi hangat dan pijat.

TUK 4: 1. Terima klien apa adanya dan jangan menentang keyakinannya Klien dapat menyakini tentang manfaat 2. Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping klien, dengan tidak memfokuskan pada rasa mekanisme koping cemas, takut atau keluhan fisik lainnya 3. Beri klien umpan balik tentang perilaku, stressor dan sumber koping 4. Kuatkan ide-ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan emosional 5. Pada saat yang tepat beri batasan perilaku yang mal adaptif dgn cara mendukung TUK 5: 1. Beri klien aktifitas yang bersifat mendukung dan menguatkan perilaku sosial yang produktif Klien dapat melakukan kegiatan yang 2. Beri klien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya menarik dan aktifitas yang terjadwal 3. Bersama klien buat jadwal aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari 4. Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLEN DENGAN KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF 33

TUJUAN

KRITERIA HASIL

INTERVENSI

TUM: Klien dapat memiliki koping yang efektif. TUK 1: Klien dapat memventilasi perasaannya secara bebas

− Klien mampu memventilasi perasaannya secara bebas

1. Ijinkan klien untuk menangis. 2. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara. 3. Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti apabila klien belum siap membicarakan masalahnya.

TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian yang dihadapi.

− Klien dapat mengidentifikasi koping dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian yang dihadapi.

1. 2. 3. 4.

TUK 3: Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif.

− Klien memodifikasi pola kognitif yang negatif.

1. 2. 3. 4.

TUK 4: Klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

− Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan dirinya.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami hal yang sama. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi perasaan dan masalah. Identifikasi koping yang pernah dipakai. Diskusikan dengan klien alternatif koping yang tepat bagi klien.

Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien. Identifikasi pemikiran negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi/substitusi. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. Identifikasi ketetapan persepsi klien yang tepat, penyimpangan dan pendapat yang tidak rasional. 5. Kurangi penilaian yang negatif terhadap dirinya. 6. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat klien. 7. Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya/perilakunya dan perubahan yang terjadi. Libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatannya yang ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadual aktivitas perawatan diri. Beri klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan. Beri reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat. Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan/penampilan yang bagus. Motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut.

34

TUK 5: Klien dapat memotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.

− Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistik.

1. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistik. Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu. 2. Bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. 3. Identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien. 4. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk berpartisipasi dan pencapaiannya. 5. Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan bersalah.

35

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PENINGKATAN MOBILITAS FISIK TUJUAN TUM : Klien tidak mengalami cidera fisik selama dirawat TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

TUK 2 : Klien dapat mengendalikan aktifitas motorik

TUK 3 : Klien dapat mengungkapkan perasaannya

INTERVENSI

1. 2. 3. 4. 5.

Kenalkan diri pada klien Tanggapi pembicaraan klien dan tidak menyangkal Bicara dengan tegas, jelas dan simpati Bersifat hangat dan bersahabat Temani klien saat agitasi muncul dan hiperaktifitasnya meningkat

1. Kolaborasi dengan dokter untuk obat yang dapat menurunkan aktifitas motorik 2. Diskusikan dengan klien manfaat pemberian obat 3. Ciptakan ruangan tenang dan tidak banyak rangsangan, seperti musik yang lembut, penataan ruang yang tidak banyak peralatan 4. Beri kegiatan yang yang dapat diselesaikan oleh klien, misalnya: mandi, makan, dll 5. Beri reinforcement positif bila pekerjaan/kegiatan tersebut dapat diselesaiakan 6. Bersama klien membuat jadwal kegiatan/aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya, seperti: menyapu, mengepel dan olahraga 7. Beri reinforcement positif bila klien dapat melakukan kegiatan tersebut 8. Tetapkan batasan yang konstruktif terhadap tingkah laku yang negatif 9. Lakukan pendekatan yang konsisten oleh anggota tim kesehatan 10. Pertahankan komunikasi terbuka dan membagi persepsi diantara anggota tim kesehatan 11. Kuatkan perilaku pengendalian diri dan perilaku positif lainnya 1. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menyakitkan 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengutarakan keingingannya, perasaan dan pikiran dengan menggunakan tehnikkomunikasi “focusing” 3. Berikan respon empati dan menerima klien 4. Bantu klien menurunkan kecemasannya

36

TUK 4 : Klien dapat menentukan cara penyelesaian masalah ( koping ) yang konstruktif

1. Identifikasi bersama klien cara yang biasa digunakan untuk mengatasi perasaan kesal, marah atau sesuatu yang tidak menyenangkan 2. Diskusikan manfaat dari cara yang digunakan. 3. Diskusikan tentang alternatif cara untuk mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan.

37

Related Documents