Kwu Kelompok 3.docx

  • Uploaded by: Yuni Wulandari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kwu Kelompok 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,201
  • Pages: 14
Jenis dan peran perawat dalam wirausaha di bidang kesehatan atau keperawatan

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Promosi Kesehatan yang dibina oleh Bapak Agus Setyo Utomo. APP.,M.Kes

Oleh : Risa Dyas P (P17220173042) Ayunda Sari W (P1722017406) Dicky Andrean (P17220174051) Riris Wahyu (P17220174050) Mei Heni Susanti (P17220174056) Ely Novi Martikasari (P17220174060) M Imam Tj (P17220174065) Alwi Rismona (P17220174069) Elwyn Putra (P17220174072)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN D3 KEPERAWATAN, LAWANG Januari 2019 1

KATA PENGANTAR Puji syukur atas rahmat yang telah diberikan oleh Allah SWT sehingga kami selaku penyusun mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Jenis dan peran perawat dalam wirausaha di bidang kesehatan atau keperawatan “ seperti yang ada ditangan pembaca sekarang. Makalah ini disusun bertujuan untuk menuntaskan tugas matakuliah Kewirausahaan yang dibina oleh. Bapak Agus Setyo Utomo APP. M.Kes Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada sebagai dosen pembimbing dan kepada teman-teman yang telah mengorbankan seluruh waktunya sehingga tersusun tugas ini. Selain itu makalah ini bertujuan sebagai bahan untuk belajar mandiri. Kami selaku penyusun sadar bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan bahan perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini memberi banyak manfaat bagi para pembaca.

Lawang , 30 Februari 2019

Penulis

2

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kewirausahaan ............................................................................. 4 2.2 Jenis Jenis Kewirausahaan.........................................................................4

2.3 Syarat yang harus dimiliki oleh perawat...........................................7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya (Winarto, 2005).

Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Seorang entrepreneur adalah seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko untuk menemukan atau membuat peluang menggunakan bakat pribadi, ketrampilan dan energi, dan seseorang yang mempekerjakan proses perencanaan strategis untuk mentransfer peluang tersebut menjadi sebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN, 2004).

Sebagian kecil perawat mereklamasi hak tradisional mereka untuk praktek klinis secara independen dan menjadi wirausaha perawat yang menyediakan perawatan jasa. Mereka memperluas peran dan menawarkan berbagai layanan dengan fokus utama pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan kecelakaan, rehabilitasi dan layanan dukungan tetapi termasuk praktik klinis khusus dan konsultan manajemen. Wirausaha perawat memberikan dan menyediakan penelitian mengenai kualitas dan efektivitas perawatan dan membangun gambaran publik yang positif sebagai advokat pasien, penjaga, konselor dan pendidik di samping dokter yang efisien (ICN, 2004).

4

Peramalan dan merespon kebutuhan perawatan kesehatan dan kesenjangan dalam pelayanan telah menjadi kekuatan pendorong yang memotivasi untuk memajukan profesionalisasi keperawatan. Lingkungan sektor kesehatan semakin mendorong kompetisi antara penyedia layanan yang pada gilirannya telah memfasilitasi pengembangan kewirausahaan serta usaha intrapreneurship (ICN, 2004).

Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik untuk perawat professional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengontrol kariernya sendiri (ICN, 2004).

1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian Kewirausahaan bagi seorang Perawat ? b. Apa saja jenis jenis Kewirausahaan dalam Keperawatan? c. Apa saja syarat-syarat yang harus dimiliki oleh perawat untuk melakukan kegiatan kewirausahaan?

1.3 Tujuan a. Agar mahasiswa mengetahui arti dari Kewirausahaan bagi perawat. b. Agar mahasiswa mengetahui jenis jenis Kewirausahaan dalam Keperawatan. c. Agar mahasiswa mengetahui syarat-syarat yang harus dimiliki oleh perawat untuk melakukan kegiatan kewirausahaan

5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kewirausahaan Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah satu sasarannya. Para calon intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang ilmu berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha membekali wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka agar kelak setelah meninggalkan kampus tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi pegawai atau karyawan, tapi justru menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Di beberapa kampus yang concern dalam program ini bahkan sampai membentuk satu wadah resmi pusat pelatihan dan riset bisnis yang tidak hanya ditujukan pada mahasiswa saja tapi untuk masyarakat luas. Khusus untuk para mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur dipakai untuk mengenalkan dan memberi pengetahuan dasar tentang kewirausahaan. Hal ini diupayakan sebagai sebuah upaya lompatan pola berpikir menanggulangi pengangguran melalui dunia pendidikan. Lebih jauh lagi memang ditujukan agar dapat membentuk jiwa-jiwa wirausaha baru yang dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat, di samping memiliki soft skill dan keterampilan yang kompeten dalam bidang profesi keperawatan sesuai dengan disiplin studi yang dijalani (Winarto, 2005).

Nurse entrepreneur adalah seorang pemilik bisnis yang menawarkan pelayanan keperawatan meliputi perawatan lagsung, pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi. Perawat yang bekerja secara mandiri atau perawat wirausaha bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada siapa, atau atas nama siapa, pelayanan keperawatan yang disediakan (ICN, 2004).

2.2 Jenis Jenis Kewirausahaan a. Bidang Pelayanan Keperawatan

6

Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner

1) Home Care a) Definisi Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk

meningkatkan,

mempertahankan

atau

memulihkan

kesehatan

atau

memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan maupun non kesehatan.

b) Tujuan Tujuan dari home care terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Sedangkan, tujuan khusus dari home care adalah sebagai berikut: 1. Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah

c) Prinsip Prinsip dari home care adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim b. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik. c. Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif. d. Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan. e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan f. Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif. g. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan

7

h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus. i. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim. j. Mengembankan kemampuan professional k. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care l. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan.

d) Ruang Lingkup Ruang lingkup atau bidang pelayanan dalam home care meliputi: 1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan 2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik 4. Pelayanan informasi dan rujukan 5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

e) Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Care 1. Sebagai manajer kasus dalam mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi: a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga. b. Menyusun rencana pelayanan c. Mengkoordinir aktifitas tim d. Memantau kualitas pelayanan 2. Sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan, dengan fungsi: a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menetapkan masalah c. Menyusun rencana keperawatan d. Melakukan tindakan perawatan e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien. f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif. g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 8

i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan. j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

2) Konsultan Keperawatan a) Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009).

b) Ruang lingkup konseling Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu: a. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tanggung jawab dari tingkah laku dan perkembangannya dikemudian hari b. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pengalaman masa lalunya. c. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagaimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan. d. Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang standar untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari klien, dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien e. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membuat klien menjadi sadar

9

c) Kriteria Konselor / Konsultan 1. Dapat mendefinisikan perannya secara jelas 2. Menawarkan layanan yang unik 3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus 4. Memiliki kode etik yang jelas 5. Memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan deskripsi profesinya. 6. Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya

4) Nursing Care Center 5) Fisioterapi 6) Klinik Kesehatan Swasta

b. Dalam Bidang Penelitian Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk tim riset profesional seperti: 1) Teknik perawatan luka 2) Terapi modalitas

c. Dalam Bidang Pendidikan Semakin meningkatkan permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan lembaga pelatihan ataupun konsultan yang bergerak dibidang pendidikan seperti: 1) Lembaga pelatihan Baby Sister 2) Pelatihan perawatan Lansia atau Anak

2.3 Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh perawat Untuk melakukan kegiatan kewirausahaan Entrepreneur memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan oleh John G. Entreprenuer memiliki sifat : a. Berhasrat mencapai prestasi b.Seorang Pekerja keras c. Ingin bekerja untuk dirinya 10

d.Mencapai kualitas e. Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan f. Optimis g.Berorganisasi h.Berorientasi kepada keuntungan Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat entrepreneur dalam kehidupan sehariharinya, maka dapat dikategorikan sebagai entrepreneur, termasuk seorang perawat. Dengan jiwa Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat di ruangan akan menjadi uang. Karena perawat yang berjiwa entreperneur memilki ciri berorientasi pada keuntungan. Sebagai contoh masalah menumpuknya botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut : 1) Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri. 2) Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya. 3) Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan. 4) Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik. 5) Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko

Agar konsep Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepeneur unggulan (Paulus Winarto, 2005): 1. Berani mengambil risiko. Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua risiko diambil melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat (calculated risk). 2. Menyukai tantangan. Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan jaman yang terus berubah menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.

11

3. Punya daya tahan yang tinggi. Seorang entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu bangkit dari kegagalan serta tekun. 4. Punya visi jauh ke depan Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dan seterusnya. 5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik. Perawat entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka ia akan merekrut orangorang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Hal inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan terkadang dicap gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan kebiasaan umum (Winarto, 2005)

13

DAFTAR PUSTAKA

ICN. 2004. Guidelines on the Nurse Entre/Intrapreneur Providing Nursing Service. International Council of Nurses: Geneva. Anonymous. 2011. Nursepreneur. http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:qi5xMN2ZBP8J:www.pdfcoke.com/doc/79676692/NURSEPRENEUR S+nurse+entrepreneurship&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id&lr=lang_id.Diakses tanggal 27 februari 2011 jam 11.30. Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu Publisher, Yogyakarta.

14

Related Documents


More Documents from "kartika tika"