Kwu Kelompok 1.docx

  • Uploaded by: Yuni Wulandari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kwu Kelompok 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,982
  • Pages: 22
MAKALAH “JENIS-JENIS KEWIRAUSAHAAN DI BIDANG KESEHATAN ATAU KEPERAWATAN”

Untuk memenuhi tugas matakuliah Kewirausahaan yang dibina oleh Bapak Agus Setyo Utomo,APP, M.Kes

yang disusun oleh: Rima Nurlaili

(P17220173040)

Wisnu Murtiaji (P17220174061)

Yuni Wulandari

(P17220173044)

Pamela Agesti (P17220174063)

Rosalia Wahyu

(P17220174048)

M. Adham Prayogi (P17220174068)

Yuyun Dianita

(P17220174054)

Silvina Najani (P17220174075)

Faitul Romela

(P17220174058)

Septian Bagas P. (P17220174077)

Tahun ajaran 2018/2019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN D3 KEPERAWATAN, LAWANG Januari 2019

1

2

KATA PENGANTAR Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi “Jenis-Jenis Kewirausahaan di Bidang Kesehatan atau Keperawatan ”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kewirausahaan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu mengerjakan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon maaf yang sebesarbesar nya apabila ada kekurangan atau kesalahan penulisan pada makalah ini. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang pembahasan makalah ini menjadikan keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Lawang, 30 Januari 2019

Penyus un

3

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 1.3 Tujuan................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kewirausahaan ................................................................... 3 2.2 Jenis-jenisWirausaha di bidang KesehatanatauKeperawatan ................................................................. 4 2.3 Peran Perawat dalam Wirausahaan di Bidang Kesehatan/ Keperawatan ......................................................... 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan........................................................................................... 18 3.2 Saran ..................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam fundamental of Nursing, Taylor, Lilis dan leMone (1997:11), membahas tentang expanded career Roles and function of Nurses, meliputi;

4

clinical Nurse specialist, Nurse practitioner, Nurse anesthetist, Nurse midwife, Nurse educator, Nurse administrator, Nurse researcher, Nurse entrepreneur. Nurse entrepreneur is a nurse, usually with anadvance degree, who may manage a clinic or health related business, conduct research, provide education or serve as an adviser or consultant to institutions, political agencies or business (Winarto, 2005). Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan fungsi perawat. Pengembangan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager. Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya (Winarto, 2005). Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Seorang entrepreneur adalah seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko untuk menemukan atau membuat peluang menggunakan bakat pribadi, ketrampilan dan energi, dan seseorang

yang

mempekerjakan

proses

perencanaan

strategis

untuk

mentransfer peluang tersebut menjadi sebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN, 2004).

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan? 2. Apa saja jenis-jenis wirausaha di bidang kesehatan/keperawatan? 3. Bagaimana peran perawat dalam suatu wirausaha di bidang keehatan?

5

1.3 Tujuan Dari rumusan masalah di atas dapat diambil suatu tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis wirausaha di bidang kesehatan/keperawatan. 3. Untuk memahami pern perawat dalam suatu wirausaha di bidang kesehatan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kewirausahaan Kewirausahaan dalam keperawatan akan baik untuk perawat professional dan perusahaan pelayanan kesehatan, karena akan menciptakan kemandirian dan termotivasi untuk berpikir, lebih produktif, kreatif, dan lebih dapat bersaing dalam pemasarannya. Mereka akan seperti perusahaan lainnya mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengontrol kariernya sendiri (ICN, 2004). Salah satu definisi Keperawatan menurut Virginia Henderson : Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar meninggal dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan orang lain. Mengenai nurse-preneur dijelaskan bahwa perawat tidak harus selalu berada di pelayanan kesehatan dan mampu menciptakan pekerjaannya sendiri melalui jalan entrepreneur yang mana seorang perawat namun juga pengusaha. Perawat dikatakan sebagai multi-talentet profession karena menjadi seorang perawat ditutut untuk memenuhi segala kebutuhan klien dari A hingga Z. Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan dijalankannya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis tersebut menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan legal. Akan tetapi, dalam kaitannya dengan nursepreneurship, seorang perawat tentunya akan melihat peluang usaha tidak hanya dari sisi profit semata, melainkan juga dari sisi pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat. Dengan kata lain, perawat akan melihat berbagai peluang usaha dalam cakupan bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang sudah dipelajarinya.

6

7

2.2 Jenis-jenis Wirausaha di bidang Kesehatan atau Keperawatan

a. Bidang Pelayanan Keperawatan Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. 1) Home Care a) Definisi Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu unit atau sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan

dengan

mengkoordinir

berbagai

kategori

tenaga

professional dibantu tenaga non professional dibidang kesehatan maupun non kesehatan. b) Tujuan Tujuan dari home care terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Sedangkan, tujuan khusus dari home care adalah sebagai berikut: 1. Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri. 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah c) Prinsip

8

Prinsip dari home care adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim b. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik. c. Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif. d. Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan. e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan. f. Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif. g. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus. i. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim. j. Mengembankan kemampuan professional k. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care l. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan. d) Ruang Lingkup Ruang lingkup atau bidang pelayanan dalam home care meliputi: 1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan 2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik 4. Pelayanan informasi dan rujukan 5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial e) Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Care 1. Sebagai manajer kasus dalam mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi:

9

a.

Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.

b.

Menyusun rencana pelayanan

c.

Mengkoordinir aktifitas tim

d.

Memantau kualitas pelayanan

2. Sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan yang diberikan, dengan fungsi: a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menetapkan masalah c. Menyusun rencana keperawatan d. Melakukan tindakan perawatan e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien. f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif. g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan. j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan. 2) Konsultan Keperawatan a) Definisi Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam bidang keahliannya.Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan bukan merupakan karyawan di perusahaan, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009). Konseling dapat membantu dan memotivasi klien untuk

10

lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know about” tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas. b) Ruang lingkup konseling Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu: 1. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat keputusan dan secara umum menerima tanggung jawab dari tingkah laku dan perkembangannya dikemudian hari 2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pengalaman masa lalunya. 3. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki otoritas tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagaimana mereka bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan. 4. Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang standar untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan

dan

standar

itu

dari

klien,

dan

dia

tidak

mencoba

menyembunyikannya pada klien 5. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membuat klien menjadi sadar c) Kriteria Konselor / Konsultan 1. Dapat mendefinisikan perannya secara jelas 2. Menawarkan layanan yang unik 3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus 4. Memiliki kode etik yang jelas 5. Memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan deskripsi profesinya. 6. Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya

11

d) Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor Menurut Jones ada 7 sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor, adalah sebagai berikut : 1. Tingkah laku yang etis Sikap dasar seorang konselor harus mengandungciri etis, karena konselor harus memberikan informasi pribadi yang bersifat sangat rahasia. Konselor harusdapat merahasiakan kehidupan pribadi klien danmemiliki tanggung jawab moral untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien. 2. Kemampuan intelektual Konselor yang baik harus memiliki kemampuan intelektual dan dapat berpikir secara logis, kritis, dan mengarah ke tujuan sehingga ia dapat membantu klien mencapai tujuan, memberikan alternatif-alternatif yangharus dipertimbangkan oleh klien dan memberikan saran-saran yang bijaksana. Semua kecakapan yang harus dimiliki seorang konselor di atas, membutuhkan tingkat perkembangan intelektual yang cukup baik. 3. Keluwesan (fleksibelity) Hubungan dalam konseling yang bersifat pribadimempunyai ciri yang supel dan terbuka. Konselor diharapkan tidak bersifat kaku dengan langkahlangkah tertentu dan sistem tertentu. Konselor yang baik dapatdengan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi konseling dan perubahan tingkah laku klien.Konselor pada saat-saat tertentu dapat berubah sebagaiteman dan pada saat lain dapat berubah menjadipemimpin. Konselor bersama klien dapat dengan bebas membicarakan masalah masa lampau, masa kini, danmasa mendatang yang berhubungan dengan masalahpribadi klieni. Konselor dapat dengan luwes bergerak dari satu persoalan ke persoalan lainnya dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yangmungkin terjadi dalam proses konseling. 4. Sikap penerimaan (acceptance) Konselor harus dapat mengakui kepribadian kliendan menerima klien sebagai pribadi yang mempunyaihak untuk mengambil keputusan sendiri. Konselor haruspercaya bahwa klien mempunyai kemampuan untukmembuat

12

keputusan yang bijaksana dan bertanggungjawab. Sikap penerimaan merupakan prinsip dasar yangharus dilakukan pada setiap konseling. 5. Pemahaman (understanding) Seorang konselor harus dapat menangkap artidari ekspresi klien. Pemahaman adalah menangkap dengan jelas dan lengkap maksud yang sebenarnyayang dinyatakan oleh klien dan di pihak lain konselidapat merasakan bahwa ia dimengerti oleh konselor.Klien dapat menangkap bahwa konselor mengerti danmemahami dirinya, jika konselor dapat mengungkapkan kembali apa yang diungkapkan klien dengan bahasa verbal maupun nonverbal dan disertai dengan perasaannya sendiri. Memahami orang lain tidak cukuphanya mengerti data-data yang terkumpul, tetapi yang lebih penting konselor dapat mengerti bagaimana klien memberikan arti terhadap data-data tadi. Memahami dalam proses konseling jangan disamakan dengan memahami suatu ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan orang ingin menangkap arti yang objektif, sedangkan dalam konseling justru karena ingin menangkap arti yang subjektif, yaitu arti yang diberikanoleh klien. Seorang konselor tidak perlu meneliti kebenaran kata-kata klien, tetapi yang penting bagi konselor adalah menangkap cara klien menyatakan kebenaran tersebut dan akhirnya konselor dapat menangkap arti keseluruhan pernyataan kepribadian klien. Seorang konselor harus mengikuti perubahan kepribadian klien dengan baik. Konselor harus dapat menyatukan dirinya dengan dunia klien dan dapat menyatukan kembali dengan cara yang wajar dan dengan penuh perasaan agar klien mudah menangkap dan mengertinya. Akhirnya, klien dapat melihat alternative alternatif yang realistis dengan diri sendiri dan beranimerumuskan suatu keputusan yang bijaksana. Konselorsangat berperan dalam situasi puncak proses konselingini. 6. Sikap jujur Dalam segala hal konselor harus dapat menunjukkan sikap jujur dan wajar sehingga ia dapatdipercaya oleh klien dan klien berani membuka diriterhadap konselor. 7. Komunikasi

13

Komunikasi merupakan kecakapan dasar yangharus dimiliki oleh setiap konselor. Dalam komunikasi,konselor dapat mengekspresikan kembali pernyataanpernyataan klien secara tepat. Menjawab ataumemantulkan kembali pernyataan konseli dalam bentukperasaan dan kata-kata serta tingkah laku konselor.Konselor harus dapat memantulkan perasaan klien danpemantulan ini dapat ditangkap serta dimengerti olehkonseli sebagai pernyataan yang penuh penerimaan danpengertian. 3) Terapi Komplementer Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakityang dilakukan sebagai pendukung pengobatan mediskonvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluarpengobatan medis yang konvensional.Terapi komplementer pada dasarnya bertujuan untukmemperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama

“SistemKekebalan

dapatmenyembuhkan

dan

dirinya

Pertahanan

sendiri

yang

Tubuh”, sedang

agar sakit,

tubuh karena

tubuhsebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinyasendir dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap sertaperawatan yang tepat. Menurut WHO (World Health Organization), pengobatankomplementer adalah pengobatan bersangkutan. pengobatan

non-konvensional Jadi

untuk

yang

Indonesia,

komplementer

bukanberasal

dari

jamumisalnya,

tetapimerupakan

negara

bukan

pengobatan

yang

termasuk tradisional.

Pengobatan tradisional yangdimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahuludigunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatunegara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia biasdikategorikan sebagai pengobatan komplementer.Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementeryang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapatdiintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagaiberikut: 1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umumberdasarkan kompetensinya.Metode

yang

berasal

dari

Cina

ini

diperkirakan

sangatbermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatantertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Carakerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signalyang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah

14

satupelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yangbanyak berperan pada sistem tubuh. 2. Terapi hiperbarik Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimanapasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memilikitekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udaraatmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigenmurni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum,atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibattingginya tekanan udara. 3. Terapi herbal medik, Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakanobat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatanpelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbalterstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cellline atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupunefektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akandiatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan RepublikIndonesia.Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seorangpraktisi komplementer, yaitu sebagai berikut : a. Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan ataudokter gigi yang sudah memiliki kompetensi. b. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalambentuk sediaan farmasi. c. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harustelah mendapat izin dari Departemen Kesehatan RepublikIndonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus. Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada,daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguanpenyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karenamasing – masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri –sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untukpasien



pasien

dilakukanpengamputasian

dengan bagian

gangren tubuh.

supaya

Terapi

tidak

herbal,

perlu

berfungsi

dalammeningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunkturberfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imuntubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makanserta menghilangkan atau

15

mengurangi efek samping yang timbulakibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah,fatigue (kelelahan) dan neuropati.Pada beberapa rumah sakit di Indonesia, pengobatankomplementer ini pun mulai diterapkan sebagai terapi penunjangatau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak metodepengobatan konvensional. Terapi komplementer ini juga dapatdilakukan atas permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan paradokter lainnya. Diharapkan dengan penggabungan pengobatankonvensional dan pengobatan komplementer ini bisa didapatkanhasil terapi yang lebih baik.Terapi komplementer dapat digunakan bersama perawatanmedis ortodoks atau dengan diri mereka sendiri. Peningkatanjumlah general practitioner (GP) klinik dan departemen rumah sakitdi seluruh negeri yang menawarkan terapi komplementer,

beberapamemilih

untuk

mempekerjakan

praktisi

independen.Banyak perawat merasa bahwa latar belakang klinis mereka,bila dikombinasikan dengan pelatihan dan pendidikan yang sesuaidengan terapi komplementer,

memungkinkan

mereka

untukmenawarkan

pelayanan

berdasarkan prinsip-prinsip danpengalaman. Posisi The Nursing and Midwifery Council di terapikomplementer diuraikan dalam Code of professional conduct(Pedoman perilaku profesional) dan Guidelines for theadministration of medicines (Pedoman untuk pemberian obat-obatan).

Pernyataan

dalam

pedoman

ini

berarti

menyatakan

bahwaperawat, bidan dan petugas kesehatan dapat memberikan terapisecara aman, hal ini berlaku sama ketika bekerja secaraindependen. Sebelum dapat mendirikan praktek mandiri, seorang perawatharus memiliki pendidikan yang cukup dan pelatihan skill yang akanmemastikan anda seorang praktisi yang aman dan efektif. Pentinguntuk melakukan pendidikan dan pelatihan yang didukung olehorganisasi profesional, yang mengatur lingkup dan

tingkatpengetahuan

dan

keterampilan

yang

diperlukan

untuk

didaftarkansebagai praktisi kompeten. Organisasi tersebut juga harus memilikiprogram

yang

jelas

dari

pengembangan

profesional

berkelanjutanuntuk mempertahankan standar perawatan.Berbagai organisasi menawarkan pelatihan, termasuk : a. Lembaga swasta dan/atau perguruan tinggi negeri

16

b. Program pendidikan komunitas c. Perguruan tinggi untuk pendidikan lanjutan d. Universitas- apakah program dasar,degrees atau master

2.3Peran Perawat dalam Wirausahaan di Bidang Kesehatan/ Keperawatan Salah satu definisi Keperawatan menurut Virginia Henderson : Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan serta penyembuhan atau membimbing klien agar meninggal dunia dengan tenang. Segala yang dilakukan perawat adalah untuk membantu meningkatkan dan menumbuhkan kemauan, kekuatan dan pengetahuan agar tidak bergantung pada bantuan orang lain. Mengenai nurse-preneur dijelaskan bahwa perawat tidak harus selalu berada di pelayanan kesehatan dan mampu menciptakan pekerjaannya sendiri melalui jalan entrepreneur yang mana seorang perawat namun juga pengusaha. Perawat dikatakan sebagai multi-talentet profession karena menjadi seorang perawat ditutut untuk memenuhi segala kebutuhan klien dari A hingga Z. Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan dijalankannya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan bisnis tersebut menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika bisnis dan legal. Akan tetapi, dalam kaitannya dengan nursepreneurship, seorang perawat tentunya akan melihat peluang usaha tidak hanya dari sisi profit semata, melainkan juga dari sisi pelayanan dan pengabdian kepada masyakarat. Dengan kata lain, perawat akan melihat berbagai peluang usaha dalam cakupan bidang keperawatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai keperawatan yang sudah dipelajarinya. Berbagai area cakupan usaha di bidang keperawatan yang dapat dikembangkan saat ini antara lain : 1. Area Pelayanan Keperawatan "Tanpa harus meninggalkan tugas pokok sebagai perawat pelaksana di instansi kesehatan, seorang perawat pun dapat dalam membangun bisnis pada area pelayanan keperawatan"

17

Selain itu, lonjakan pembangunan fasilitas layanan kesehatan termasuk membangun rumah sakit baru dengan tambahan fasilitas kesehatan lainnya membuka peluang usaha bagi perawat pada area pelayanan keperawatan. Bahkan pada area ini, perawat dapat berperan sebagai penggagas ide, pengelola, pemilik modal, pemilik saham ataupun sebagai owner. Berikut ini berbagai usaha perawat pada area pelayanan keperawatan antara lain: 1. 1. Home Care Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes RI, 2002). Home care merupakan bagian dari praktik mandiri perawat. Perawat melanjutkan perawatan yang pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya membutuhkan pelayanan keperawatan di rumah. 1.2. Konseling Keperawatan Konseling adalah proses memberikan bantuan dari seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati, 2002). Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu pada dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangkan dalam ilmu keperawatan. Konseling keperawatan dapat membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling keperawatan juga diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak

18

adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya. 1.3. Praktisi Terapi Komplementer Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena

tubuh

kita

sebenarnya

mempunyai

kemampuan

untuk

menyembuhkan dirinya sendiri. Kini terapi komplementer tersebut telah berkembang pesat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Bahkan terapi komplementer tersebut menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis terapi komplementer yang telah diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan di Indonesia, yaitu akupuntur, terapi hiperbarik, dan terapi herbal medik. 1. 4. Nursing Care Center Nursing

care

center adalah

lembaga

keperawatan

yang

memberikan akses langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat. Nursing care center merupakan pengelolaan terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam nursing care center pun selalu diupayakan untuk memandang keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care center memiliki karakteristik tertentu. 1. 5. Pelayanan Fisioterapi Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembalikan fungsi organ tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi, tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air,

19

panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek pengobatan (Krausen, 1985). Perawat yang dibekali ilmu dan kompetensi terkait fisioterapi memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada klien yang membutuhkannya. Salah satu uapaya fisioterapi yang dapat dilakukan perawata yaitu fisioterapi dada. Fisioterapi dada itu merupakan prosedur keperawatan atau metode pemenuhan kebutuhan oksigen. 1. 6. Klinik Praktik Bersama Perawat dapat berkolarasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, apoteker, atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama sebagai kolega. Pada kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang membutuhkan saling satu sama lain dalam bersama-sama membangun bisnis di bidang kesehatan. Prinsip yang sama mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab, dan tanggung gugat juga menjadi awal terbentuk kolaborasi yang baik untuk menuju kesuksesan bersama. Adapun Peran perawat dalam kewirausahaan (nurse – entrepreneur) adalah : 1. Manajer Kasus: Mengelola dan mengkolaborasikan dengan anggota keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial yang lain untuk meningkatkan pencapaian pelayanan, 2. Pelaksana /Pemberi Asuhan: Memberikan pelayanan langsung dan melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau pelaku rawat (care giver), 3. Pendidik: Mengajarkan keluarga tentang sehat sakit dan bertindak sebagai penyedia informasi kesehatan. 4. Kolaborato : Mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan mengkolaborasikan dengan keluarga dalam merencanakan pelayanan, 5. Pembela (Advocate): Melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan peraturan,

20

6. Konselor: Membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan koping yang konstruktif, 7. Penemu Kasus dan Melakukan Rujukan: Melibatkan diri dalam menemukan kasus di keluarga dan melakukan rujukan secara cepat, 8. Penata lingkungan rumah: Melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan keluarga dan tim kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat, 9. Peneliti: Mengidentifikasi masalah praktik dan mencari jawaban melalui pendekatan ilmiah.

21

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Entrepreneurship

atau

kewirausahaan,

berasal

dari

entrepreneur

(wirausahawan, berasal dari bahasa prancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake. Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap

bekerja keras

mencapai tujuan dengan optimis.

3.2 Saran Dengan adanya makalah ini, diharapkan untuk para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan agar tidak mengenal kata putus asa dan selalu berusaha keras dalam menjalani usaha. Karena seorang perawat tidak selalu harus bekerja di rumah sakit tetapi dengan memanfaatkan peluang usaha yang ada di sekitar maka kita dapat membantu sebagian orang untuk mendapatkan pelayanan dengan biaya yang terjankau. Dan mendapatkan pendapatan yang sesuai dengan pelayanan yang kita berikan.

DAFTAR RUJUKAN

Febrian, R. (2015 ). Bidang - bidang Cakupan Usaha Nursepreneur. Kompasiana.com

,

https://www.kompasiana.com/riodeners/566779f793fdfd65048b456e/bida ngbidang-cakupan-usaha-nursepreneur-bagian-1?page=all. Febrian, R. (2015 ). Nursepreneurship: Gagasan dan Praktik Kewirausahaan . https://docuri.com/download/nurse-preneur_59bf3908f581716e46c3ae51_pdf https://www.pdfcoke.com/document/366275896/5-Jenis-Wirausaha-Bagi-TenagaKeperawatan

22

Related Documents


More Documents from "kartika tika"