PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN
KELOMPOK 4 MUTHMAINNAH
(K011171513)
BRILIANA AULIA RAHMAH
(K011171505)
ZUL FATIHA LUKMAYANTI
(K01111502)
SRIKANDI AYU LESTARI
(K011171551)
ANDI IRBA HAIFA ILMI
(K011171518)
MANAJEMEN DATA KESEHATAN KELAS C FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
TAHAPAN PERENCANAAN 1. ANALISIS SITUASI Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus KEK (kekurangan Energi Kronis) cukup tinggi yang dialami oleh ibu hamil. Padahal sumber daya alam yang ada di Indonesia sangatlah berlimpah. Sampai saat ini pun masalah KEK di Indonesia masih menjadi masalah prioritas yang belum dapat terselesaikan. KEK sendiri merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (Kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu hamil (Depkes RI 2002). Gangguan kesehatan yang dialami oleh ibu akan berakibat pula terhadap janinnya yang dapat menyebabkan janin mengalami beberapa masalah kesehatan baik itu fisik maupun mentalnya. Masalah lain yang timbul akibat tingginya kasus KEK ini seperti tingginya angka stunting pada anak yang diakibatkan kurangnya asupan gizi yang didapatkan ketika masih di dalam rahim ibu, tingginya angka BBLR (berat bayi lahir rendah) dan tingginya angka kematian ibu dan anak. Menurut hasil Riskesdas tahun 2007, provinsi Jawa Timur merupakan salah satu dari 10 provinsi di Indonesia dengan prevalensi KEK penduduk wanita usia subur di atas pevalensi nasional (13,6%). Sementara hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk wanita usia subur (usia 15–49 tahun) sedang hamil dan mengalami risiko KEK di Jawa Timur sebesar 29,8%, sedangkan di tingkat nasional prevalensi penduduk WUS yang sedang hamil dan mengalami risiko KEK sebesar 24,2%. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk WUS yang sedang hamil dan KEK di Jawa Timur masih lebih tinggi daripada di tingkat nasional. KEK dapat terjadi karena beberapa faktor yang terjadi di masyarakat. Faktor sosial ekonomi mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya. Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan yang ebih tinggi maka pengetahuan tentang gizi mungkin lebih baik. Ibu yang sedang hamil harus
menguras beban kerja yang terlau berat karena akan
memberikan dampak yang kurang baik terhadap kehamilannya. Faktor jara kelahiran juga berperan penting, semakin dekat jarak kelahiran maka ibu akan semakin beresiko
terkenna KEK. Paritas merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamill atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyakibu hamil akan mengalami kesehatan yang terganggu. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Selain itu pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Angka kematian ibu dan anak di Indonesia juga sangat tinggi. Pada SDKI tahun 2012 angka kematian ibu kembali naik menjadi 359 per 1000.000 kelahiran hidup, untuk mencapai target 102 pada tahun 2015 diperkirakan sulit tercapai dan masih jauh dari target MDGs 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Ada berbagai masalah kesehatan di Indonesia yang perlu untuk ditangani di antaranya KEK pada ibu hamil, stunting, BBLR, dan AKI dan AKB. 2. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah dilakukan dengan fishbone, di bawah ini:
3. PRIORITAS MASALAH Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah model matematika. Dalam menggunakan metode ini dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan berdasarkan: a. Luasnya masalah (magnitude) b. Beban kerugian yang timbul (severity) c. Tersedianya sumber daya (Vulnerability) d. Kepedulian/dukungan dan dukungan masyarakat (Community/Political Concern) e. Ketersediaan data (Afforadibility) Tabel.1 Simulasi Penentuan Prioritas Masalah kesehatan dalam metode Matematika Masalah
Magnitude
Saverity
Vulnerabilit y
Comm/Political Concern
Afforadi bility
Final Skore
KEK Stunting
4 3
4 3
4 2
3 4
3 4
576 288
BBLR
3
3
3
3
3
243
AKI & AKB
4
4
2
3
4
384
Dari angka tabel diatas didapatkan angka skor tertinggi adalah 576 maka masalah KEK menjadi prioritas 1 dan angka 384 masalah AKI dan AKB mendapatkan prioritas masalah kesehatan nomor 2 dan begitu seterusnya. 4. TUJUAN Tujuan Umum: Menurunkan prevalensi kejadian KEK ( Kekurangan Energi Kronis) yang dialami oleh ibu hamil di Jawa Timur. Tujuan Khusus: 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat khusunya bagi calon ibu tentang gizi seimbang. 2. Mengubah perilaku asupan makanan yang lebih sehat dan seimbang. 3. Menerapkan perilaku untuk melakukan ANC secara rutin.
5. AlTERNATIF SOLUSI a. Mengelompokkan kriteria mutlak dan keinginan 1. Kriteria Mutlak
Biaya yang dibutuhkan tidak lebih dari 65 juta
Cukup dengan 5 orang petugas kesehatan
Dapat mencegah KEK
2. Kriteria Keinginan
Mudah dilakukan
Masyarakat ikut berpartisipasi BOBOT KRTERIA MUTLAK
Alternatif
Penyuluhan
Biaya tidak lebih dari
5 orang petugas
Mencegah KEK
60 juta
kesehatan
tentang
√
√
√
kebijakan
√
√
√
screening
√
√
√
aplikasi
√
√
√
gizi seimbang Membuat tentang
pencegahan
KEK Melakukan kasus Membuat
tentang ibu sehat
BOBOT KRITERIA KEINGINAN Kriteria
Bobot
Membuat
Penyuluhan
kebijakan tentang tentang pencegahan
Melakukan
gizi screening
seimbang
kasus
N
aplikasi tentang
penyakit DBD B
Membuat
sehat
(BxN)
N
(BxN)
N
(BxN)
N
(BxN)
Mudah
9
4
36
10
90
4
36
3
27
Masyarakat
7
5
35
8
56
3
21
3
21
ikut berpartiaspasi 71
146
56
48
MEMPERTIMBANGKAN KONSEKUENSI KERUGIAN Alternatuf
Mungkin terjadi
Gawat
MxG
Penyuluhan tentang
7
3
21
4
5
20
4
3
12
5
5
25
gizi seimbang Membuat kebijakan tentang pencegahan KEK Melakukan screening kasus Membuat
aplikasi
tentang ibu sehat
ibu
MENENTUKAN PILIHAN AKHIR
Alternatuf
BxN
MxG
BxN-MxG
Penyuluhan tentang
146
21
125
71
20
51
56
12
44
48
25
23
gizi seimbang Membuat kebijakan tentang pencegahan KEK Melakukan screening kasus Membuat
aplikasi
tentang ibu sehat
Dari hasi tabel diatas, dapat ditentukan bahwa allternatif pemelihan solusi yang nilainya paling besar adalah Penyuluhan tentang gizi seimbang yang memiliki nilai akhir 125.