Krisis Ekonomi Dan Inflasi Tugas.docx

  • Uploaded by: putri avikasari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Krisis Ekonomi Dan Inflasi Tugas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,724
  • Pages: 8
BAB II KRISIS EKONOMI DAN INFLASI 1) Teori Krisis Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksiprediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis. Krisis ekonomi merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan atau penurunan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia., bahkan dalam tahun ini

perekonomian bukan tambah berkembang akan tetapi perekonomian dunia tambah merosot. Hal ini disebabkan kebutuhan pokok yang semakin mahal dan harga minyak dunia yang sempat memaksa berbagai sektor produksi ekonomi menaikkan ongkos produksinya dan tidak terkoreksi. Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi secara sederhana adalah suatu keadaan dimana sebuah negara yang pemerintahnya tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya. Khususnya masalah finansial. Rakyatnya tidak mau lagi menyimpan uangnya di bank-bank yang ada. Sehingga bank-bank mengalami kesulitan uang tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk menalangi semua bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga akan naik seiring dengan banyaknya uang tunai di masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai. Teori yang berkaitan dengan masalah Moneter sering dikaitkan dengan teori kuantitas uang yang beranggapan bahwa factor uang yang banyak mempengaruhi nilai uang adalah jumlah uang yang beredar (quantity of money atau supply of money ). Teori kuantitas sederhana. Inti dari teori ini adalah perubahan harga komoditi akan berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Kuat dan lemahnya nilai uang sangat bergantung daripada jumlah uang yang beredar. Jika jumlah uang yang beredar menjadi 2x lipat maka nilai uang akan menurun setengah kali dari semula, sebaliknya jika jumlah uang kurang hingga setengah, maka nilai uang akan menaik menjadi 2x lipat. Hal ini terjadi, karena bila jumlah uang naik menjadi 2x lipat maka akan berpengaruh pada harga yang naik dan otomatis nilai akan menurun menjadi setengahnya. 2) Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Berbicara tentang krisis ekonomi, tidak akan lepas tentang faktor-faktor yang menyebabkan krisis tersebut terjadi. Banyak pendapat para pakar di

Indonesia mengenai penyebab krisis. Menurut Nasution (1999), penyebab krisis adalah: a) Lemahnya sistem keuangan Adanya ketergantungan dunia usaha pada pembelanjaan kredit perbankan dan pinjaman luar negeri yang meningkat kerawanan pada perubahan tingkat suku bungan maupun perubahan kurs devisa. b) Menguatnya nilai rill rupiah Modal asing yang masih nilai rill rupiah yang bisa meredam kenaikan tingkat suku bunga di pasar dalam negeri dan menimbulkan aspek negatif, seperti mengurangi daya saing ekonomi nasional di pasar dunia dan merangsang alokasi pada faktor-faktor produksi yang cenderung pada non traded sektor dimana barang dan jasa tidak diekspor atau diimpor yang menyebabkan produsen dalam negeri tidak merasakan persaingan pasar dari dunia luar. c) Lemahnya bank central Keterbatasan Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakan moneter yang semakin terbatas karena kondisi keuangannya yang sulit. Menurut Lepi T Tarmidi faktor penyebab krisis moneter di Indonesia menurut urutan kejadiannya: a. Tingkat depresiasi rupiah yang relative rendah, berkisar antara 2.4% (1993) hingga 5.8% (1991) antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah nilai tukar nyatanya, menyebabkan nilai rupiah secara kumuliatif sangat overvalued. b. Akar dari segala permasalahan adalah utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistim perbankan nasional yang lemah.

c. Permainan yang dilakukan oleh spekulan asing yang dikenal sebagai hedge funds tidak mungkin dapat dibendung dengan melepas cadangan devisa yang dimiliki Indonesia pada saat itu, karena praktek margin trading. d.

Kebijakan fiskal dan moneter tidak konsisten dalam suatu sistim nilai tukar dengan pita batas intervensi.

e. Defisit neraca berjalan yang semakin membesar yang disebabkan karena laju peningkatan impor barang dan jasa lebih besar dari ekspor dan melonjaknya pembayaran bunga pinjaman. f. IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda pengucuran dana bantuan yang dijanjikannya dengan alasan pemerintah tidak melaksanakan 50 butir kesepakatan dengan baik. Sementara Yusanto (2001) menyatakan bahwa penyebab krisis ekonomi yang melanda Indonesia khususnya dan belahan dunia lain bila dicermati benar-benar adalah: a. Persoalan mata uang, karena adanya keterikatan antar mata uang satu negara dengan mata uang negara lain. b. Adanya bursa valuta asing dan bunga atau riba, yaitu menggunakan uang sebagai komoditi yang diperdagangkan dan selalu ada bunga pada setiap kativitas peminjaman dan penyimpanan uang. c.

Spekulasi, yaitu para spekulan yang melakukan pemborongan besar-besaran pada dolar untuk meraup keuntungan.

d. Adanya krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, hal ini terbukti dengan tanggapan-tanggapan negatif rakyat pada langkahlangkah yang diambil dalam kebijakan pemerintah.1 Berdasarkan penjelasan-penjelasan dari para ahli tentang penyebab dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, walaupun terdapat perbedaanperbedaan namun pada dasarnya ada titik persamaan dari penyebab krisis ekonomi yaitu selain faktor ekonomi juga faktor non ekonomi.

1 http://elconquistador123.blogspot.co.id/2015/01/makalah-krisis-ekonomi-dankemiskinan.html

3) Dampak Krisis Ekonomi Berbagai dampak krisis ekonomi timbul di Indonesia. Krisis ekonomi membawa dampak yang kurang baik bagi Indonesia, ini disebabkan karena kurs nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan pendapatan masyarakat dalam rupiah tetap. Dampak yang terlihat seperti: a. Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK pekerjanya dengan alasan tidak dapat membayar upah para pekerjanya. Sehingga menambah angka pengangguran di Indonesia. b. Pemerintah kesulitan menutup APBN. Harga barang yang naik cukup tinggi, yang mengakibatkan masyrakat kesulitan mendapat barang-barang kebutuhan pokoknya. c. Hutang luar negeri jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya, ditambah sistem perbankan nasional yang melemah. d.

Harga BBM naik.

e. Kemiskinan juga termasuk dampak krisis moneter. f. Merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat tajam. g. Banyaknya kelemahan dalam sistem perbankan di Indonesia. Dengan kelemahan sistemik perbankan tersebut, masalah hutang swasta eksternal langsung beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Meningkatnya jumlah penduduk yang miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai mata uang rupiah yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang akibat PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena tingkat inflasi yang tinggi. Disaat krisis itu terjadi banyak pejabat yang melakukan korupsi. Sehingga mengurangi pendapatan para pekerja yang lain. Banyak perusahaan yang meminjam uang pada perusahaan Negara asing dengan

tingkat bunga yang lumayan tinggi, hal itu menambah beban utang Negara. Pada sisi lain merosotnya

nilai tukar rupiah juga membawa

hikmah. Secara umum impor barang menurun tajam. Sebaliknya arus masuk turis asing akan lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis pertanian. Krisis ini sangat mengganggu kesejahteraan masyarakat. 4) Kebijakan ekonomi dalam mengatasi inflasi Mewujukkan

inflasi

nol

persen

secara

terus-menerus

dalam

perekonomian yang sedang berkembang adalah sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam jangka panjang yang perlu diusahakan adalah menjaga tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah. Untuk menjaga kestabila ekonomi, pemerintah perlu menjalankan kebijakan menurunkan tingkat inflasi karena bagaimanapun pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengendalikan laju inflasi sebab terjadi atau tidaknya inflasi tergantung dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian. Kebijakan-kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah inflasi yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.2 1) Kebijakan Fiskal Ada dua kebijakan fiskal yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah untuk menekan tingkat inflasi, yaitu: a. Meningkatkan Pajak3 Jika ada penambahan pendapatan masyarakat dengan naiknya jumlah uang beredar, setiap penambahan pendapatan masyarakat Rp10,00, jika diikuti dengan pajak 20%, maka penambahan pendapatan Rp10,00 akan menambah Rp6,4 lebih kecil bila 2 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam Konsep, 97. 3 Mulia Nasution, Ekonomi Moneter, Uang dan Bank, (Jakarta: Djambatan, 1998) 225.

dibandingkan dengan tidak adanya penambahan pajak yaitu Rp8,00. Makin tinggi pajak yang dikenakan pemerintah terhadap pendapatan, maka semakin kecil konsumsi masyarakat. Dengan naiknya pajak yang dikenankan pemerintah terhadap pendapatan masyarakat akan dapat menekan tingkat konsumsi. b. Mengurangi Pengeluaran Pemerintah4 Kebijakan yang akan dilaksanakan adalah dalam bentuk mengurangi pengeluaran pemerintah, langkah ini menimbulkan efek

yang

cepat

dalam

mengurangi

pengeluaran

dalam

perekonomian. Maka untuk menerangkan tentang efek dari kebijakan fiskal dalam mengatasi inflasi berlaku tanpa control pemerintah, kedua inflasi diatas melalui kebijakn fiskal 2) Kebijakan Moneter Kebijakan moneter ialah peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar. a. Operasi pasar terbuka (Open market operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government security). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintahan akan membeli surat berharga pemerintah. Namaun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang

b. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) 4 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, 2008 183 dalam buku M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam Konsep, 97.

Fasilitas diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan jumlah uang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

c. Rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan oleh pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan rasio.

d. Himbauan moral (moral persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan member himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.5

5 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam Konsep, 98

Related Documents


More Documents from "Fahmi Fauzi"

Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54
Proposal Asma.docx
December 2019 58
Kirim 2.docx
June 2020 53