Kpd-1.docx

  • Uploaded by: UD
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kpd-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 591
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi 2.2. Etiologi

1

2.3. Epidemiologi

2.4. Klasifikasi

2.5. Patofisiologi Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh melemahnya selaput ketuban karena kontraksi uterus dan peregangan yang berulang . daya regang ini dipengaruhi oleh kesimbangan antara sintesis dan degenerasi komponen matriks ekstraseluler pada selapu ketuban (Saifudin, 2010).

Pada KPD terjadi perubahan-perubahan seperti menurunnya jumlah jaringan kolagen dan terganggunya struktur kolagen, serta peningkatan aktivitas kolagenolitik. Degradasi kolagenolotik tersebut terutama disebabkan oleh matriks metalloproteinase (MMP). Matriks metalloproteinase merupakan suatu grup enzim yang dapat memecahkan komponen-komponen matriks ekstraseluler. Enzim tersebut diproduksi didalam selaput ketuban. MMP-1 dan MMP-8 berperan pada pembelahan triple helix dan kolagen fiblir (tipe I dan III), dan selanjutnya didegradasi oleh MMP-2 dan MMP-9 yang juga memcahka kolagen tipe IV. Pada selaput ketuban, juga diproduksi penghambat metalloproteinase/ Tissu Inhibitor

2

Metalloproteinase (TIMP). Pada TIMP-1 juga menghambat aktivitas MMP-1, MMP-8, MMP-9, dan TIMP-2 menghambat aktivitas MMP-2 (Mochtar,1994). Keutuhan dari selaput ketuban tetap terjaga selama masa kehamilan oleh kerena aktivitas MMP yang rendah dan konsentrasi TIMP yang relative lebih tinggi. Saat mendekati peralinan keseimbangan tersebut akan bergeser, yaitu didapatkan kadar MMP yang meningkat dan penurunan yang tajam dari TIMP yang akan menyebabkan terjadinya degradasi matriks ekstraseluler selaput ketuban. Ketidakseimbngan kedua enzim tersebut dapat menyebabkan patologis pada selaput ketuban yang mengakibatkan selaput ketuban menjadi rapuh dan pecah. Aktivitas kolagenase diketahui meningkat pada kehamilan eterm sedangkan pada kehamilan peterm didapatkan kadar protease yang meningkat terutama MMP-9 serta kadar TIMP-1 yang rendah (Cunningham, 2012).

2.6.Tanda Dan Gejala Terdapat beberapa tanda dan gejala ketuban pecah dini menurut Manuaba (2008) antaralain: 1. Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Ciri-ciri cairan ketuban: aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, cairan tersebut masih merembes atau menetes, bewarna pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila ibu hamil duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. 2. Demam, 3. Bercak vagina yang banyak, 4. Nyeri perut, dan denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tandatanda infeksi yang terjadi

2.7. Diagnosis Diagnosis ketuban pecah dini dapat diketahui dengan (Arifputera, 2014); 

Menanyakan riwayat keluar air-air dari vagina dan tanda lain persalinan

3



Pemeriksaan inspekulo untuk melihat adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri (meminta pasien batuk atau mengedan atau menggerakkan sedikit bagian terbawah janin). Atau terlihat kumpulan cairan di forniks posterior.



Vaginal touché (VT) tidak dianjurkan kecuali pasien diduga inpartu. Hal ini karena VT dapat meningkatkan insidensi korioamnionitis, postpartum endometritis, dan infeksi neonates. Selain itu juga memperpndek periode laten.



pH vagina, menggunkankertas lakmus (Nitrazin test). Bila ada cairan ketuban, maka warna merah berubah warna biru. Selama hamil, pH normal vagina adalah 4.5-6.0. sedangkan pH cairan amnion 7.1-7.3.



dengan USG, dapat mengkonfirmasi adanya oliohidramnion. Normal volume cairan ketuban anatar 250-1200 cc.



singkirkan adanya infeksi, suhu ibu > 38oC, air ketuban keruh dan berbau, leukosit > 15000/ mm3. Janin takikardia.

2.8 Penatalaksanaan

2.9. Pencegahan

2.10 Komplikasi

2.11. Prognosis

4

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Arifputera dkk, 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

5

Cunningham, F. G. et al. 2012. Ostetri Williams, Ed. 23, vol. 2. Jakarta : EGC. Hal 855. Saifudin, A. B. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka sarwono Prawirahardjo. Hal 667-681. Mochtar R. 1994. Sinopsis Obstetri Edisi I : Ketuban Pecah Dini. Jakarta : EGC. Hal 285-287. Manuaba, I. B. G., dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri Ginekologi. Jakerta EGC.

6

More Documents from "UD"