KORAN TEMPO › Print Article
Page 1 of 1
Edisi 13 Februari 2009
Gempa Besar Guncang Talaud Tidak berpotensi tsunami. JAKARTA - Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter menghantam kawasan di sekitar Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dinihari kemarin Sejauh ini belum dilaporkan ada korban jiwa, tapi 64 orang luka-luka akibat gempa yang berpusat di Laut Sulawesi dengan kedalaman 1 kilometer dan berjarak 112 km dari Melonguane, Talaud, itu. Guncangan terasa sampai di Kota Manado, 400 km dari Talaud. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sempat mengidentifikasi adanya ancaman tsunami, tapi kemudian peringatan itu dicabut. Meski begitu, hampir semua dari 84 ribu penduduk Kabupaten Talaud mengungsi ke daerah perbukitan. ”Mereka masih takut terjadi tsunami,” kata anggota staf hubungan masyarakat Pemerintah Kabupaten Talaud, Huetdam Manuhat, yang dihubungi dari Jakarta kemarin. Selain takut pada tsunami, rumah-rumah mereka rusak dan gempa susulan terus terjadi. Sampai kemarin sore terjadi sedikitnya 30 guncangan berkekuatan 5,1-5,9 skala Richter. Ini belum termasuk guncangan dengan skala lebih kecil. Menurut Huetdam, 1.220 bangunan rusak. Perincian kerusakan adalah 597 rusak berat, 326 rusak sedang, dan 297 rusak ringan. Bangunan yang rusak terdiri atas rumah penduduk, sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintah. Diperkirakan, kerugian materiil lebih d Rp 100 miliar. Kerugian masih mungkin bertambah karena data tersebut hanya mencakup 13 dari 19 kecamatan. ”Wilayah kami kepulauan dan sulit dijangkau. Sinyal (telepon seluler) juga susah,” katanya. Sebagian pengungsi tinggal di tempat terbuka, padahal hujan deras terus mengguyur. ”Kondisi para pengungsi makin memprihatinkan, kata Huetdam ketika dihubungi dari Jakarta kemarin. Rusaknya rumah sakit, yang hancur di bagian koridor, memaksa tim medis merawat korban luka-luka di kantor bupati. Menurut keterangan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Talaud Ishak Tamaroba kepada Antara, kerusakan terparah terjadi di ibu kota Kabupaten Talaud, Melonguane. Ratusan bangunan rusak, termasuk jembatan Merowoh yang panjangnya 100 meter. Saat ini jembatan tersebut tidak bisa dipergunakan. Posko-posko kesehatan sudah dibangun di beberapa lokasi. “Pemerintah Talaud melalui tim Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana, bersama jajaran TNI/Polri serta PMI terus melakukan pemantauan di beberapa lokasi bencana,” kata Tamaroba. Steven Liow, juru bicara Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, menyebutkan pihaknya sudah menurunkan tim ke Talaud untuk membant warga setempat. Talaud merupakan kawasan paling utara Indonesia, berbatasan dengan Filipina. PRAMONO | ANTARA
http://korantempo.com/korantempo/cetak/2009/02/13/headline/krn.20090213.156712.id.html 2/16/2009