Kontribusi Kel Dalam Perek. Indo.docx

  • Uploaded by: Tyas Rahayu
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kontribusi Kel Dalam Perek. Indo.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,109
  • Pages: 22
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kontribusi Ekonomi Kelembagaan dalam Perekonomian Indonesia”.

Dalam penulisan makalah ini kelompok kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan membimbing dalam menyelesaikan tugas ini, terlebih khususnya kepada : 1. Bapak Akhmad Syari’udin, SE, M.Si selaku dosen mata kuliah Ekonomi Kelembagaan. 2. Rekan-rekan semua di program studi Ekonomi Pembangunan. 3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Yogyakarta, 28 Oktober 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar isi ..................................................................................................... ii Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3 Bab II Pembahasan ...................................................................................... 4 A. Pembangunan Kelembagaan Dan Peran Kelembagaan Dalam Perekonomian .................................................................................. 4 B. Membangun Lembaga Yang Efektif .............................................. 7 C. Aplikasi Ekonomi Kelembagaan dan Kontrbusinya dalam Perekonomian Indonesia ................................................................ 9 Bab IV Penutup ........................................................................................... 17 A. Kesimpulan ..................................................................................... 17 B. Daftar Pustaka ................................................................................. 20

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Lembaga adalah kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia Lembaga biasanya digunakan untuk merujuk pada organisasi tertentu yang ada di masyarakat. Namun di dalam Ekonomika Kelembagaan Baru penggunaan kata lembaga lebih dominan untuk merujuk pada sekumpulan aturan, norma dan harapan yang memandu perilaku kita (Croix, 2005). Douglas C. North (1991) mendefinisikan lembaga sebagai “ Instituutions are the humanly devised constraints that structure political, economic, and social interaction. They consist of both informal constraint, and formal rules”. Bank Dunia (2002) mendefinisikan lembaga sebagai aturan, mekanisme penegakan dan organisasi. Pembangunan lembaga bisa terdiri dari pemerintah, pelaku usaha, dan anggota komunitas. Hukum atau undang-undang, agensi penegakannya adalah lembaga publik yang dibangun pemerintah. Lembaga keuangan, norma warisan tanah, hubungan antar anggota komunitas adalah lembaga swasta yang dibangun pelaku usaha, dan anggota komunitas . Peran penting kelembagaan dalam ekonomi adalah sebagai sarana untuk menurunkan ketidak pastian atau mengubahnya menjadi resiko. Turunnya ketidakpastian membuat biaya transaksi menjadi lebih rendah, sehingga transaksi pasar atau perdagangan akan meningkat. Sebagaimana telah dipahami bersama bahwa perdagangan memberikan keuntungan bagi pelakunya, karena memungkinkan mereka untuk spesialisasi. Spesialisasi akan meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat dan aktivitas ekonomi. Peran lembaga terhadap perekonomian tersebut terkait dengan kondisi pasar yang ada. Jika kondisi pasar sudah terbuka dan terintegrasi, maka peran kelembagaan dalam mendorong perekonomian menjadi lebih besar. Jadi perlu diperhatikan

mengenai

pembangunan

lembaga

yang

dapat

mendukung

berkembangnya pasar.

1

Perubahan dalam kondisi dan lingkungan masyakat yang terus terjadi, mengakibatkan kelembagaannya yang mengatur interaksi masyarakat juga berubah. Perubahan ini bisa terjadi secara alami ataupun melalui intervensi pemerintah. Menurut North (2005) perubahan lembaga terjadi karena interaksi antara organisasi dan lembaga. Individu dan organisasi bersaing untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang disajikan dalam struktur kelembagaan yang ada. Jika organisasi menganggap bahwa mereka dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik dalam susunan aturan yang berbeda, maka mereka akan mencurahkan sumber daya untuk merubah aturan tersebut, jika mereka pikir pilihan tersebut mempunyai peluang untuk berhasil.

2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pembangunan Kelembagaan Dan Peran Kelembagaan Dalam Perekonomian ? 2. Bagaimana Cara Membangun Lembaga yang Efektif ? 3. Bagaimana aplikasi ekonomi kelembagaan dan kontribusinya dalam perekonomian Indonesia?

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui apa saja peran kelembagaan dalam perekonomian. 2. Mengetahui cara membangun lembaga yang efektif. 3. Mengetahui aplikasi ekonomi kelembagaan dan kontribusinya dalam perekonomian Indonesia

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pembangunan

Kelembagaan

Dan

Peran

Kelembagaan

Dalam

Perekonomian Ekonomi Kelembagaan berperan sebagai salah satu sistem yang mengatur berjalannya ekonomi masyarakat sehingga tidak ada lagi penyimpangan perilaku ekonomi yang hanya dipandu oleh pasar. Kelembagaan bersifat penting dan strategis karena ternyata ada dan berfungsi disegala bidang kehidupan. Lalu bagaimana lembaga mendukung pasar? Pasar bisa tediri dari dua bentuk jika dilihat dari kompleksitasnya, yakni pasar yang rumit dan pasar yang sederhana. Pedagang kecil terkait dengan transaksi spot-market sederhana, yaitu antara pembeli dan penjual sepakat melalui temu muka dalam standar produk yang adil dan kualitas barang mudah diketahui merupakan bentuk pasar yang sederhana. Contohnya adalah pedagang makanan di pasar tradisional. Jenis pasar ini biasa ditemui di negara berkembang. Sedangkan perusahaan multi nasional memperdagangkan barang yang lebih terdiferensiasi, menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mengecek kualitas merupakan bentuk pasar yang lebih rumit. Contohnya adalah perdagangan internasional barang produksi pertanian. Jenis pasar kedua ini lazim di negara industri (World Bank, 2002). Pasar yang maju, lebih global, inklusif, dan terintegrasi, menyediakan lebih banyak peluang pilihan. Pasar yang belum maju, lebih mungkin di negara miskin, adalah lebih lokal dan tersegmentasi. Jika dibandingkan dengan petani di Kanada, petani miskin di Bangladesh memiliki kesempatan lebih sedikit, dan jauh lebih sedikit lagi lembaga formal (seperti bank dan pengadilan formal) yang bersedia untuk membantu mengurangi resiko dan meningkatkan kesempatannya (World Bank, 2002). Kesempatan pasar dapat dibatasi oleh biaya transaksi. Biaya transaksi muncul karena terjadinya kegiatan ekonomi di antara pelaku ekonomi yang ada

4

dalam masyarakat. Biaya transaksi berasal dari informasi yang tidak mencukupi, definisi yang tidak lengkap dan penegakan hak kepemilikan dan hambatan untuk masuk ke pasar bagi peserta baru. Lembaga yang membantu mengelola resiko dari pasar perdagangan, meningkatkan efisiensi dan menaikkan hasil (World Bank, 2002). Dengan landasan pemikiran tersebut, tugas terpenting yang harus dikerjakan agar muncul spesialisasi adalah menciptakan kelembagaan yang efisien, seperti yang terlihat pada bagan dibawah. Hal tersebut juga menjelaskan bahwa indikator efisien kelembagaan bisa dilihat dari tinggi atau rendahnya biaya transaksi. Kelembagaan  Biaya Transaksi  Penciptaan Pasar  Spesialisasi dan Pembagian Kerja  Produktivitas  Kinerja Ekonomi Sumber: Yeager, 1999 : 36

Semakin rendah biaya transaksi dari kegiatan ekonomi maka hal tersebut menunjukkan kelembagaan yang efisien. Ada dua jalur yang bisa dilakukan untuk mendesain kelembagaan ekonomi yang memunculkan biaya transaksi rendah. Pertama, membuat regulasi yang menjamin kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi atau pertukaran. Kedua, memperkuat sistem penegakan apabila terjadi masalah dalam proses transaksi. Kelembagaan informal yang kuat dan baik, seperti menghargai waktu, disiplin, kerja keras dan jujur diyakini akan mempengaruhi tingkat produktivitas. Belum semua lembaga mendorong pasar yang inklusif. Lembaga dibentuk oleh komunitas tertentu yang hanya menguntungkan komunitas, tetapi belum tentu untuk yang lain. Lembaga yang dirancang dengan proses melalui lingkungan sejarah atau tindakannya diarahkan oleh pembuat kebijakan, tidak mesti lembaga yang terbaik untuk seluruh masyarakat atau untuk petumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan. Selain itu, lembaga yang suatu saat mendukung transaksi pasar dapat hidup lebih lama dari kegunaanya. Sebagai contoh, privatisasi agensi dan restrukturisasi agensi. Tantangan untuk pembuat kebijakan adalah membentuk kebijakan dan pembangunan kelembagaan dalam

5

rangka mendorong pembangunan ekonomi. Pedagang Maghribi beroperasi di bawah kebijakan perdagangan bebas, sehingga meningkatkan kesempatan mereka untuk berkembang (World Bank, 2002). Tidak ada lembaga yang dapat menjamin pemicuan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Pada bagian ini memfokuskan pada apa yang bisa dilakukan oleh Lembaga untuk mendukung pasar, memahami apa yang mereka lakukan dalam dalam tahap pertama pembangunan lembaga yang efektif. Menurut World Bank (2002) Lembaga melakukan tiga hal utama : 1.

Menyalurkan informasi mengenai kondisi pasar, barang, dan pelaku. Arus informasi yang baik membantu pengusaha mengenali rekan dan aktivitas yang memberikan hasil yang tinggi dan menilai kelayakan kreditnya. Informasi mengenai usaha membantu pemerintah untuk dapat mengatur secara efektif. Lembaga dapat mempengaruhi produksi, pengumpulan, analisis, verifikasi, dan penyebaran atau tidak menahan informasi dan pengetahuan. Mereka melakukan ini untuk pelaku dalam, di antara, komunitas dan pasar. Contoh termasuk akuntansi perusahaan dan daftar kredit, yang memfasilitasi pemrosesan informasi, atau regulasi pemerintah terhadap media, yang membatasi penyebaran informasi.

2. Merumuskan dan menegakan hak kepemilikan dan kontrak, menentukan siapa yang memperoleh apa dan kapan. Mengetahui satu hak atas asset dan pendapatan serta kemampuan untuk melindungi hak tersebut adalah penting untuk pengembangan pasar. Hak ini mencakup hak dari sektor swasta dalam hubungan dengan negara. Lembaga bisa menurunkan kebingungan dan membantu menegakan kontrak. Contohnya seperti konstitusi negara, sistem pengadilan, susunan lengkap dari jaringan sosial. 3. Meningkatkan kompetisi di pasar atau menurunkannya. Persaingan membe-rikan insentif agar orang berbuat lebih baik dan mendorong persamaan kesempatan. Persaingan lebih kelihatan mengikuti kemanfaatan dari proyek daripada hubungan sosial dan politik dari wirausaha.

Tingkat

kompetisi

juga

mempengaruhi

inovasi

dan

6

pertumbuhan. Tetapi sebaliknya beberapa lembaga memfasilitasi persaingan, dan yang lain menghalanginya. permasalahan ini lebih besar untuk petani yang kecil dan miskin. Pedagang mungkin mengenakan tingkat bunga yang tinggi terhadap petani yang lebih miskin, dan petani lebih mungkin gagal membayar, daripada mereka dikenakan penerapan bunga yang kompetitif. Melalui ketiga fungsi ini, seluruh struktur kelembagaan mempengaruhi distribusi asset, pendapatan, dan biaya seperti juga mempengaruhi insentif pelaku pasar dan efisiensi transaksi pasar. Fungsi tersebut adalah pendistribusian hak kepada agen, merupakan cara yang paling efisien, lembaga dapat mendorong produktifitas dan pertumbuhan. Kemudian mempengaruhi insentif untuk berinvestasi. Misalnya, melalui penguatan hak kepemilikan lembaga dapat mempengaruhi level investasi dan adopsi teknologi baru. Yang ke tiga membatasi kekuasaan pasar, misalnya melalui aturan persaingan, mereka membatasi sewa produsen melindungi konsumen dari harga tinggi. Dengan memperjelas hak dari yang kurang beruntung dalam pasar, lembaga dapat secara langsung mempengaruhi kehidupan orang miskin. Sebagai contoh, memberikan hak formal kepada si miskin yang hak kepemilikanya tidak diterima oleh pemberi pinjaman, sehingga memungkinkan mereka untuk meminjam dan berinvestasi (World Bank, 2002). B. Membangun Lembaga Yang Efektif

Proses Pembangunan Lembaga yang Efektif

7

Pembangunan lembaga yang efektif adalah hal yang rumit, namun demikian ada empat hal utama yang dapat dijadikan panduan untuk membangun lembaga yang efektif. 1) Melengkapi lembaga yang ada, walaupun mengubah secara keseluruhan itu lebih baik, namun ada kendala-kendala. Misal sosial, budaya dan politik yang tidak memungkin perubahan secara keseluruhan. Dengan melengkapi lembaga yang ada, menjadi dasar untuk perubahan lembaga yang lebih besar nantinya. 2) Melakukan inovasi untuk mengidentifikasi mana lembaga yang bisa digunakan mana yang tidak. Perlu eksperimen untuk melihat lembaga mana yang paling efektif untuk kondisi masyarakat tertentu. Dua hal pertama tadi adalah faktor yang terkait dengan penawaran lembaga yang efektif. Sedangkan dua faktor berikut adalah faktor yang terkait dengan permintaan terhadap permintaan lembaga yang efektif. 1) Menghubungkan masyarakat atau komunitas dari pelaku pasar, melalui penyaluran informasi yang terbuka dan perdagangan terbuka. Dengan adanya informasi yang baik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membandingkan kondisi mereka dengan daerah dan negara lain. Dan jika mereka melihat ada lembaga yang mungkin dapat memberikan perbaikan untuk mereka, maka mereka akan meminta lembaga tersebut untuk diterapkan di daerahnya. Perdagangan terbuka demikian juga efeknya, karena perdagangan semakin luas dan komplek membuat masyarakat atau negara merasa perlu untuk membuat lembaga yang dapat menghadapi lingkungan yang lebih komplek tersebut. 2) Mendorong persaingan antar yuridiksi, perusahaan dan individu. Persaingan ini akan membuat kualitas lembaga meningkat. Persaingan antar yuridiksi misalnya akan menonjolkan lembaga yang sukses, sehingga menciptakan permintaan untuk lembaga tersebut.

8

Pada saat akan memutuskan apakah membangun lembaga baru ataukah memodifikasi yang ada, faktor kuncinya adalah apakah lembaga yang dibangun memerlukan lembaga pelengkap atau tidak? Jika tidak maka membangun lembaga baru adalah efektif. Tetapi jika ya maka lembaga pelengkap yang harus dibangun dulu, atau memodifikasi lembaga yang ada supaya lebih efektif, dengan merancang supaya dapat bekerja tanpa lembaga pendukung. Selain itu, faktor penting lainnya adalah modal manusia, tingkat korupsi, dan biaya relatif terhadap pendapatan per kapita. Jika tingkat modal manusianya rendah, sebaiknya membangun lembaga yang sederhana saja, karena kemampuan penegakkannya juga rendah. Biaya yang lebih tinggi relatif terhadap pendapatan per kapita untuk mengakses lembaga formal akan berarti ketidak untungan. Dan anggota masyarakat yang lebih miskin tidak bisa mengakses lembaga ini. Korupsi yang difasilitasi oleh aturan yang rumit dalam pasar yang tidak terbuka dan dimana insentif lain untuk efisiensi birokrasi rendah. Dalam negara ini, untuk melengkapi kondisi yang ada, regulasi perlu diringkas. Perbedaan teknologi juga relevan. Untuk mengakomodasi perbedaan khusus negara dalam budaya, endowment, inovasi harus didorong dan diterima.

C. Aplikasi Ekonomi Kelembagaan dan Kontrbusinya dalam Perekonomian Indonesia Koperasi merupakan salah satu bentuk dari aplikasi ekonomi kelembagaan di Indonesia. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. 

Prinsip Koperasi 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka 2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota.

9

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal 5. Kemandirian 6. Pendidikan perkoperasian 7. Kerjasama antarkoperasi 

Tujuan Koperasi : 1. Mensejahterakan anggota koperasi dan masyarakat sekitar. 2. Memperbaiki kehidupan para anggota dan masyarakat di bidang ekonomi. 3. Mewujudkan masyarakat adil, maju, dan makmur. 4. Membangun tatanan perekonomian nasional.



Peran Koperasi Dalam Membangun Perekonomian Adanya berbagai jenis koperasi tentu memiliki peran penting bagi setiap

lembaga dan anggota yang menjalankannya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah beberapa peran dari koperasi. 1) Meningkatkan Pendapatan Anggota Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi merupakan keuntungan para anggota. Makin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi makin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota itu.

2) Menciptakan Lapangan Pekerjaan Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota dan juga masyarakat pada umumnya. Dalam mencapai tujuan tersebut, koperasi berusaha melakukan kegiatan sesuai dengan jenis koperasi, seperti di bidang kerajinan, pertanian, dan pertokoan. Dibukanya lapangan usaha koperasi berarti memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap sumber daya manusia pada umumnya.

3) Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat

10

Kegiatan koperasi dapat meningkatkan penghasilan para anggota koperasi. Ini berarti sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi kemungkinan akan lebih mudah memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam.

4) Turut Mencerdaskan Bangsa Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material, tetapi juga mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggota. Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk pelatihan keterampilan dan manajemen. Dengan demikian, koperasi turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

5) Mempersatukan & mengembangkan Daya Usaha Koperasi merupakan kekuatan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya, koperasi pertanian dalam melakukan kegiatan usahanya dapat mempersatukan usaha para petani untuk memenuhi kebutuhannya, seperti usaha pengadaan pupuk, bibit, alat pertanian, dan menjual bersama produksi pertanian.

6) Menyelenggarakan Kehidupan Ekonomi Pada setiap kegiatan, koperasi bertindak bukan atas kehendak pengurus, melainkan berdasarkan keinginan para anggota, yaitu terlebih dahulu harus dimusyawarahkan. Hal ini merupakan pencerminan dari pelaksanaan demokrasi ekonomi Di Negara berkembang koperasi dirasakan sangat diperlukan dalam rangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra Negara dalam menggerakkan pembangunan

untuk

mencapai

kesejahteraan

masyarakat.

Namun

pada

kenyaataannya Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang koperasi mengalami kendala-kendala untuk berkembang, Mengapa? Karena disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal, permasalahan internal biasanya terjadi pada pengurus atau keanggotaan itu sendiri serta modal dan untuk masalah eksternal berasal dari pesaing dan asumsi masyarakat tentang koperasi

11

sangat buruk. Secara global permasalahan koperasi yang menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang ialah: 1) Koperasi saat ini kurang diminati Sejauh ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang dalam masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi.Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga mereka berminat untuk bergabung. 1. Kurangnya SDM (Pengelola) Sumber daya manusia yang dimaksud adalah semua pengurus koperasi. Karena kita pasti pernah menjumpai bahkan lebih cenderung sering menjumpai pengurus koperasi biasanya tokkoh masyarakat yang rangakap jabatan, misalnya ketua RT setempat atau lainnya, sehingga dia tidak fokus terhadap koperasi, atau bahkan pengurus koperasi yang sudah berumur sehingga kapasaitasnya terbatas, tidak memahami perkembangan zaman. Sangat diperlukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan tentang koperasi agar dapat berpartisispasi di dalamnya. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan koperasi. 2. Keterbatasan modal Masalah modal pihak yang paling bersangkutan adalah pemerintah. Di sini pemerintah yang memiliki modal cukup besar. Dengan pemberian modal koperasi dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan untuk modal koperasi. 3. Pesaing Pesaing merupakan hal yang tidak dapat kita elakkan lagi tetapi kita harus tau bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing)

12

maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan surface dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat kita lakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota. 4. Budaya Kerja keras dan disiplin bangsa Indonesia yang jauh dari harapan, sehingga koperasi akan sulit untuk berkembang apalagi untuk maju. Untuk itu dalam menetapkan pengurus koperasi harus diseleksi dengan baik agar nantinya dalam perjalanannya tidak ada pengurus yang makan gaji buta tanpa mau bekerja. Selain itu hendaknya dilakukan atau diberikan pelatihan atau bimbingan kepada seluruh pengurus dan anggota agar mereka sadar bahwa ini adalah koperasi mereka harus mau untuk bekerja keras guna kemajuan koperasi tersebut. 5. Teknologi Koperasi yang sampai sekarang masih belum menggunakan teknologi dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam pembukuan, keuangan, administrasi dan pada bidang-bidang lainnya. Sehingga bagaimana mungkin koperasi tersebut bisa atau akan maju jika sarana dan prasarananya yang menunjang kegiatan ini tidak

dimiliki.

Untuk

itu

hendaknya

koperasi

mulai

sekarang

harus

memperhatikan teknologi untuk produksi maupun informasi kepada para anggota. Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik dan setiap anggota mau mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta perhatian pemerintah dapat memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat berjalan dengan lancar.

Ada beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi perkembangan koperasi , yakni sebagai berikut : 1. Hambatan Eksternal

13

a) Keterlibatan pemerintah yang berlebihan (yang sering kali karena desakan pihak donor) b) Terlalu banyak yang diharapkan dari koperasi atau terlalu banyak fungsi yang dibebankan kepada koperasi melebihi fungsi atau tujuan koperasi sebenarnya. c) Kondisi yang tidak kondusif, seperti distorsi pasar, kebijakan ekonomi seperti misalnya kebijakan proteksi yang anti-pertanian, dan sebagainya d) Kurangnya kerjasama pada bidang ekonomi dari masyarakat kota sehingga koperasi semakin terkucilkan 2. Hambatan Internal a) Termasuk keterbatasan anggota atau partisipasi anggota b) Kinerja anggotanya yang kurang berkompeten c) Isu-isu struktural d) Perbedaan antara kepentingan individu dan kolektif e) Lemahnya manajemen koperasi f) Rendahnya tingkat kecerdasan rakyat Indonesia g) Kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi h) Kurangnya Modal Kerja

Solusi dalam Mengatasi Masalah yang Menghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia : 1) Adanya sosialisasi kepada masyarakat sehingga pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya

koperasi

merupakan

ekonomi

rakyat

yang

dapat

menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk bergabung dengan koperasi tersebut 2) Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dapat berpartisipasi dalam koperasi. Partisipasi

merupakan

faktor

yang

penting

dalam

mendukung

perkembangan koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja secara efisien dan efektif.

14

3) Melakukan trik-trik khusus melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota. 4) Pemberian modal koperasi oleh pemerintah dan juga masyarakat yang memiliki dana dapat menyimpan uang mereka dikoperasi supaya memperluas usahanya agar dapat bertahan dan bisa berkembang. 5) Pemerintah hendaknya membuat kebijakan-kebijakan dan dukungan yang dapat membantu perkembangan koperasi. 6) Membenahi kondisi internal koperasi. 7) Penyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan koperasi yang efektif. 8) Perlu adanya pengelolaan dengan menggunakan sarana teknologi yang lebih efektif, sehingga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar

Selain itu untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia gencar melakukan Reformasi Total Koperasi. Reformasi total koperasi berupa langkah terencana, konsepional dan berkesinambungan untuk mewujudkan kemandirian koperasi. Tujuan dari reformasi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan memberikan manfaat kepada masyarakat dengan tetap menerapkan nilai dan prinsip koperasi sehingga memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Langkah kebijakan Reformasi Total Koperasi: 1. Reorientasi Mengubah paradigma pendekatan pembangunan koperasi dari kuantitas menjadi kualitas untuk mewujudkan koperasi modern yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan jumlah anggota aktif yang terus meningkat. 2. Rehabilitasi

15

Memperbaiki dan membangun database sistem koperasi melalui Online Data System (ODS) untuk memperoleh sistem pendataan kopersi yang lebih baik dan akurat. 3. Pengembangan Meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh serta setara dengan badan usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM, kelembagaan, pembiayaan, pemasaran dan kemajuan teknologi. Kontribusi Koperasi Terhadap PDB

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI

Reformasi Total Koperasi melalui capaian kebijakan dan Program Pemberdayaan Koperasi telah memberikan dampak berupa naiknya kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2017 yakni sebesar 4,48 persen. Nilai ini setara dengan Rp 609,07 triliun.

16

BAB III PENUTUP Kesimpulan Pembangunan lembaga yang mendukung pasar sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Karena akses terhadap pasar merupakan kunci untuk masyarakat dapat bertransaksi dengan murah,

sehingga

meningkatkan

spesialisasi.

Spesialisasi

meningkatkan

produktivitas dan kegiatan ekonomi. Pembangunan lembaga yang efektif adalah hal yang rumit, namun demikian ada empat hal utama yang dapat dijadikan panduan untuk membangun lembaga yang efektif. Pertama melengkapi lembaga yang ada, walaupun mengubah secara keseluruhan itu lebih baik, namun ada kendala-kendala. Misal sosial, budaya dan politik yang tidak memungkin perubahan secara keseluruhan. Dengan melengkapi lembaga yang ada, menjadi dasar untuk perubahan lembaga yang lebih besar nantinya. Kedua melakukan inovasi untuk mengidentifikasi mana lembaga yang bisa digunakan mana yang tidak. Perlu eksperimen untuk melihat lembaga mana yang paling efektif untuk kondisi masyarakat tertentu. Dua hal pertama tadi adalah faktor yang terkait dengan penawaran lembaga yang efektif. Sedangkan dua faktor berikut adalah faktor yang terkait dengan permintaan terhadap permintaan lembaga yang efektif. Pertama, menghubungkan masyarakat atau komunitas dari pelaku pasar, melalui penyaluran informasi yang terbuka dan perdagangan terbuka. Dengan adanya informasi yang baik memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membandingkan kondisi mereka dengan daerah dan negara lain. Dan jika mereka melihat ada lembaga yang mungkin dapat memberikan perbaikan untuk mereka, maka mereka akan meminta lembaga tersebut untuk diterapkan di daerahnya. Perdagangan terbuka demikian juga effeknya, karena perdagangan semakin luas dan komplek membuat masyarakat atau negara merasa perlu untuk membuat lembaga yang dapat menghadapi lingkungan yang lebih komplek tersebut. Kedua mendorong persaingan antar yuridiksi, perusahaan dan individu. Persaingan ini akan membuat kualitas lembaga meningkat.

17

Persaingan antar yuridiksi misalnya akan menonjolkan lembaga yang sukses, sehingga menciptakan permintaan untuk lembaga tersebut.Pada saat akan memutuskan apakah membangun lembaga baru ataukah memodifikasi yang ada, faktor kuncinya adalah apakah lembaga yang dibangun memerlukan lembaga pelengkap atau tidak? Jika tidak maka membangun lembaga baru adalah efektif. Tetapi jika ya maka lembaga pelengkap yang harus dibangun dulu, atau memodifikasi lembaga yang ada supaya lebih efektif, dengan merancang supaya dapat bekerja tanpa lembaga pendukung. Selain itu, faktor penting lainnya adalah modal manusia, tingkat korupsi, dan biaya relatif terhadap pendapatan per kapita. Jika tingkat modal manusianya rendah, sebaiknya membangun lembaga yang sederhana saja, karena kemampuan penegakkannya juga rendah. Biaya yang lebih tinggi relatif terhadap pendapatan per kapita untuk mengakses lembaga formal akan berarti ketidak untungan. Dan anggota masyarakat yang lebih miskin tidak bisa mengakses lembaga ini. Korupsi yang difasilitasi oleh aturan yang rumit dalam pasar yang tidak terbuka dan dimana insentif lain untuk efisiensi birokrasi rendah. Dalam negara ini, untuk melengkapi kondisi yang ada, regulasi perlu diringkas. Perbedaan teknologi juga relevan. Untuk mengakomodasi perbedaan khusus negara dalam budaya, endowment, inovasi harus didorong dan diterima. Salah satu bentuk dari ekonomi kelembagan di Indonesia adalah Koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang mempunyai anggota di mana setiap anggota memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap anggota mempunyai hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang akan diambil. Secara global permasalahan koperasi yang menyebabkan koperasi sulit untuk berkembang ialah: 1. Koperasi saat ini kurang diminati 2. Kurangnya sumber daya manusia (pengelola) 3. Keterbatasan modal 4. Pesaing 5. Masalah budaya 6. Teknologi

18

Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (top down), artinya koperasi berkembang di Indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Dua hambatan yang memengaruhi perkembangan koperasi, yaitu hambatan internal dan eksternal. Terdapat beberapa solusi masalah untuk mengatasi hambatan perkembangan koperasi diantaranya adalah dengan melakukan Reformasi Total Koperasi.

19

DAFTAR PUSTAKA Azansyah,

2013,”

Peran

Kelembagaan

Dalam

Perekonomian,

Kondisi

Pembangnan Kelembagaan di Indonesia, dan Membangun Lembaga yang Efektif”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 7(2): 262 – 279. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2017, Kontribusi Koperasi Terhadap PDRB, Jakarta: Depkop. Suparman Hendra Eka, 2016, Permasalahan Koperasi dan Solusinya, diakses 27 Oktober 2018. Utami Widya Novia, 2017, Tujuan dan Peran Koperasi dalam Membangun Perekonomian, diakses 27 Oktober 2018.

20

Related Documents


More Documents from ""