Konsep Teori Lansia.docx

  • Uploaded by: Anonymous RvrxLqHQ
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Teori Lansia.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,280
  • Pages: 11
A. Konsep Teori Lansia 1. Batasan Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. b. Lanjut usia elderly antara 60 – 74 tahun c. Lanjut usia old antara 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

2. Proses Menua Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 2015). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan: a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehbari-hari, c. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 2016). Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila proses penyesuaiandiri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai masalah. Hurlock (2000) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto (2015) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu : a. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan keteregantungan pada orang lain, b. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya, c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal atau pindah,

d. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah banyak dan, e. Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan dengan perubahan fisik, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak. Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan-kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motovasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (2000) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 2005) Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri-ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 2000, Munandar, 2012) adalah: a. Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya, b. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi, c. Selalu mengingat kembali masa lalu, d. Selalu khawatir karena pengangguran, e. Kurang ada motivasi, f. Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan g. Tempat tinggal yang tidak diinginkan. Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat yang kuat, ketidakketergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan

hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimal terhadap diri dan orang lain.

3. Teori Proses Menua a. Teori- teori biologi 1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory) Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesiesspesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel) 2) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel- sel tubuh lelah (rusak) 3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory) Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. 5) Teori stress Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai. 6) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi. 7) Teori rantai silang 8) Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jarinagan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.

9) Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati. b. Teori Sosial 1) Aktivitas atau kegiatan (activity theory) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan

secara

langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimun (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia. 2) Kepribadian berlanjut (continuity theory) Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. 3) Teori pembebasan (disengagement theory) Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni: a) Kehilangan peran b) Hambatan kontak sosial c) Berkurangnya kontak komitmen c. Teori Psikologi Teori psikologis merupakan teori yang luas dalam berbagai lingkup karena penuaan psikologis dipengaruhi oleh faktor biologis dan sosial, dan juga melibatkan penggunaan kapasitas adaptif untuk melepaskan kontrol perilaku atau regulasi diri. 1) Teori Kebutuhan Manusia banyak teori psikologis yang memberi konsep motivasi dan kebutuhan manusia. Teori Maslow

merupakan salah satu contoh yang

diberikan pada lansia. Setiap manusia yang berada pada level pertama akan

mengambil prioritas untuk mencapai level yang lebih tinggi, aktualisai diri akan terjadi apabila seseorang dengan yang lebih rendah tingkat kebutuhannya terpenuhi untuk beberapa derajat, maka ia akan terus bergerak diantara tingkat yang lebih tinggi. 2) Teori Keberlangsungan Hidup dan Perkembangan Kepribadian Teori keberlangsungan hidup menjelaskan beberapa perkembangan melalui berbagai tahapan dan menyarankan bahwa progresi sukses terkait dengan cara meraih kesuksesan di tahap sebelumnya ada empat pola dasar kepribadian lansia: terpadu, keras-membela, pasif dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten et al) Teori yang dikemukakan Erik Erikson tentang delapan tahap hidup telah digunakan secara luasdalam kaitannya dengan lansia. Ia mendefenisikan tahap-tahap kehidupan sebagai kepercayaan vs ketidakpercayaan, otonomi vs rasa malu dan keraguan, inisiatif vs rasa bersalah, industri vs rendah diri, identitas vs difusi mengidentifikasi, keintiman vs penyerapan diri, generativitas vs stagnasi, dan integritas ego vs putus asa. Masing-masing pada tahap ini menyajikan orang dengan kecenderungan yang saling bertentangan dan harus seimbang sebelum dapat berhasil dari tahap itu. Seperti dalam teori keberlansungan hidup lain, satu tahapan menentukan lengkah menuju tahapan selanjutnya.

3) Recent and Evolving Theories Teori kepribadian genetik berupaya menjelaskan mengapa beberapa lansia lebih baik dibandingkan lainnya. Hal ini tidak Berfokus pada perbedaan dari kedua kelompok tersebut, meskipun didasarkan pada bukti empiris yang terbatas,

teori

ini

merupakan

uopaya

yang

menjanjikan

untuk

mengintegrasikan dan mengembangkan lebih lanjut beberapa teori psikologis tradisional dan baru bagi lansia. Tema dasar dari teori ini adalah perilaku bifurkasi atau percabangan dari seseorang diberbagai aspek seperti biologis, sosial atau tingkat fungsi psikososial. Menurut teori ini, penuaan didefinisikan sebagai rangkaian transformasi terhadapt meningkatnya gangguan dan keterlibatan dalam bentuk, pola, atau struktur.

4. Permasalahan yang Terjadi pada Lansia Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaiaan kesejahteraan lanjut usia, antara lain : a. Permasalahan umum. 1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan. 2) Makin melemahnya nilai kekebaratan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati. 3) Lahirnya kelompok masyarakat industri. 4) Masih rendahnya kualias dan kuantittas tenaga profesional pelayanan lanjut usia. 5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia. b. Permasalahan khusus. 1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial. 2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. 3) Rendahnya produktivitas kerja lansia. 4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat. 5) Berubahnya nilai sosial masayrakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuaan a. Hereditas atau ketuaan genetik b. Nutrisi atau makanan c. Status kesehatan d. Pengalaman hidup e. Lingkungan f. Stress

6. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada lansia a. Perubahan fisik Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, dianataranya sistem pernapasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,

sistem pengaturan tubuh, muskuloskletal, gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen. b. Perubahan mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental : 1) Pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa. 2) Kesadaran umum 3) Tingkat pendidikan 4) Keturunan (hederitas) 5) Lingkungan 6) Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketuliaan 7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan. 8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan family. 9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri. c. Perubahan spiritual 1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. (Maslow, 1970) 2) Lansia makin mature dalam penghidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan zentner, 1970)

7. Penyakit yang sering dijumpai pada Lansia Menurut The National Old People’s Welfare Council, dikemukakan 12 macam penyakit lansia, yaitu : a. Depresi mental. b. Gangguan pendengaran. c. Bronkhitis kronis. d. Gangguan pada tungkai / sikap berjalan. e. Gangguan pada koksa / sendi panggul. f. Anemia. g. Demensia.

8. Masalah Keperawatan yang sering Muncul pada Lansia a. Resiko Injury

b. Nyeri (Akut / Kronis) c. Ketidakefektifan koping keluarga ; menurun d. Resiko Infeksi e. Kecemasan f. Kurang Pengetahuan g. Gangguan persepsi sensori h. Resiko cedera

9. Kebijakan Pemerintah a. Hukum perlindungan lansia Empat peraturan perundang undang yang berkaitan dengan lanjut usia, yaitu : 1) Undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahtreaan lanjut usia. Yang menjadi dasar pertimbangan dalam undang-undang ini, antara lain adalah bahwa pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945, telah mengahsilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehinggan jumlah lanjut usia makin bertambah. Selanjutnya dalam ketentuan umum, memuat ketentuan-ketentuan yang antara lain dimuat mengenai pengertian lanjut usia, yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan, dn ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan,

keseimbangan,

keserasian,

dan

keselarasan

dalam

berkehidupan. Dengan arah agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraannya. Selanjutnya tujuan dari semua ini adalah untk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan yang meliputi : 

Pelayanan keagamaan dan mental spiritual



Pelayanan kesehatan



Pelayanan kesempatan kerja



Pelayanan pendidikan dan pelatihan



Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum



Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum



Perlindungan sosial



Bantuan sosial

Dalam undang-undang juga diatur bahwa lansia juga mempunyai kewajiban, yaitu : 

Membimbing dan memberi nasehat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama dilingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya



Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus.



Memberi keteladanan dalam segala aspek kehidupan pada generasi penerus



Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksannya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Sedangkan pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung jawab atas terwujudnya upaya peningkatan, kesejahteraan sosial dan lanjut usia.

2) Peraturan pemerintah no 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia meliputi :



Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia



Pelayanan

kesehatan

dilaksanakan

melalui

peningkatan

upaya

penyembuhan (kuratif), diperluas dalam bidang geriatrik/gerontologi. 

Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahrga khusus.



Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan administrasi pemerintahan, adalah untuk memperoleh kartu tanda penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah , pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak dan pembelian tiket untuk rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus, penyediaan

loket

khusus,

penyediaan

kartu

wisata

khusus,

mendahulukan para lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum. Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih lanjut oleh menteri sesuai dengan bidang tugas masing-masing. 3) Keputusan presiden no 52 tahun 2004 tentang komisis nasioan lanjut usia 

Kenggotaan komisi lanjut usia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat yang berjumlah paling banyak 25 orang.



Unsur pemerintah adalah pejabat yang mewakili dan bertanggung jawab dibidang kesejahteraan rakyat, kesehatan, sosial, kependudukan dankeluarga berencana, ketenagakerjaan, pendidikan nasional, agama, pemukiman danprasarana wilayah, pemberdayaan perempuan, dan pariwisata, perhubungan, pemerintahan dalam negeri.

Unsur

masyrakat merupakan wakil daro organisasi masyrakat yang bergerak dibidang kesejahteraan di bidang sosial lanjut usia, perguruan tinggi, dan dunia usaha.



Di tingkat propinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk komisi propinsi/kabupaten/kota lanjutbusia.



Pembentukan komisi daerah lanjut usia ditetapkan oleh gubernur pada tingkat propinsi, dan oleh bupati/walikota pada tingkat kabupaten/kota.

4) Keputusan presiden nomor 93/M Tahun 2005 tentang keanggotaan komisi nasional lanjut usia. 

Pengangkatan anggota Komnas Lansia oleh Presiden



Pelaksanaan lebih lanjut dilakukan oleh menteri sosial

Related Documents


More Documents from "Arviansyah Mauludin"