Konsep Manajemen: Patient Safety

  • Uploaded by: Anggie Krisnawanti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Manajemen: Patient Safety as PDF for free.

More details

  • Words: 1,034
  • Pages: 26
KONSEP MANAJEMEN

PATIENT SAFETY

Ernawati Hamidah, Ns., M.Kep 1

PATIENT SAFETY ?????????

Pengertian patient safety • suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. • Atribut dalam system pelayanan kesehatan, meminimalkan kejadian dan dampak buruk bagi pasien dan memaksimalkan pemulihan dari kecelakaan medis. 3

pasien

Skema datang

FASKES : RS/PKM

Pelayanan medis

Sembuh : total/dgn kontrol

Cedera medis kematian

Pelayanan medis

Cedera medis

Skema

Sembuh : total/dgn kontrol kematian

Banyak pasien yang cedera medis (ex : luka permanen, keluar masuk RS, masa rawat inap lebih lama, bahkan kematian)

Diakibatkan karena kompleksitas sistem pelayanan kesehatan, salah satunya kompetensi tenaga medis

Isu penting dalam keselamatan pasien meliputi : 1. Layanan kesehatan yang berkaitan dengan infeksi Tantangan RS : penyebaran infeksi Diakibatkan karena minimnya higienitas, malnutrisi, infeksi penyakit lainnya Menambah resiko medis semakin tinggi untuk menangani penyakit karena infeksi

Lanjutan isu 2. Luka karena pembedahan atau salah pembiusan Berdasarkan penelitian, risiko medis karena pembedahan di Negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara maju dengan kisaran persentase 19%. Survei WHO : • 60% kasus obat palsu di Negara berkembang dan 40% di Negara maju • Peralatan medis tidak layak pakai atau hanya sebagian alat yang diperbaharui secara berkala

Data kejadian malpraktek pada RS di AS, Australia, Denmark, Inggris no

Penelitian

Tahun pengumpulan data

Jumlah pasien di RS

Jumlah kasus malpraktek

Persentase tingkat malpraktek (%)

1

Amerika Serikat (Utah-Colorado)

1992

14.565

475

3.2

2

Australia (penelitian “Quality in Australian health care study”)

1992

14.179

1.449

16.6

3

Denmark

1998

1.097

176

9.0

4

Inggris

1999-2000

1.014

119

11.7

Sumber : WHO, Executive Board 109th session, provisional agenda item 3.4.5.2001, EB 109/9{19}.

Lanjutan tabel • Berdasarkan tabel tadi, yang paling berisiko mengalami malpraktek adalah pasien operasi bedah • Untuk meminimalisir malpraktek ; penerapan pengkategorian berdasarkan keseriusan kondisi medis pasien.

BUDAYA MENYALAHKAN ????

SKEMA BUDAYA MENYALAHKAN pasien dapat obat

MALU

alergi Individu yang disalahkan (perawat/ apoteker / dokter)

HARUSNYA !!!! JANGAN Individu yang disalahkan (perawat/ apoteker / dokter) HARUSNYA individu yang salah : • menerima pelatihan perbaikan • Wawancara disiplin • Diberitahu untuk tidak melakukannya lagi

Mengapa kita menyalahkan?? • Sifat manusia • Tindakan hukuman memberi pesan yang kuat kepada orang lain, bahwa kesalahan tidak dapat diterima dan mereka yang membuat kesalahan akan dihukum. • Pada tahun 1984, Perrow menulis tentang perlunya untuk menghentikan “menunjuk kesalahan” pada individu. Karena ketika ia amati 60%-80% kesalahan yang terjadi disebabkan “kesalahan operator”.

Lanjutan Reason, mengajukan dua teori alasan yang mendasari kesalahan manusia : • Pertama, tindakan manusia hampir selalu dibatasi dan diatur oleh faktor di luar kendali langsung dari individu. Ex : karyawan harus mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan • Kedua, individu tidak dapat dengan mudah menghindari tindakan-tindakan yang mereka tidak berniat melakukannya.

Lanjutan • Tidak berarti budaya menyalahkan hilang begitu saja, • Individu tenaga medis dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, mempertahankan kompetensi dan praktik etik. • Bertindak secara bertanggung jawab bertanggung jawab atas tindakan mereka.

dan

Pelanggaran • Reason, mendefiniskan pelanggaran sebagai penyimpangan dari prosedur operasional, standar aman atau aturan yang berlaku.

lanjutan • Pelanggaran rutin ; ex kebersihan tangan saat melayani pasien karena mereka merasa terlalu sibuk • Pelanggaran optimal ; ex senior tenaga medis membiarkan mahasiswa melakukan tindakan tanpa pengawasan yang tepat karena mereka sibuk • Pelanggaran karena terpaksa ; ex perawat dan dokter yang kekurangan waktu, sengaja melewatkan langkah penting dalam pemberian obat.

Patient safety dalam kegiatan pelayanan kesehatan 5 pertanyaan mengapa : Mengapa ?

Pernyataan : karena dia salah memahami obat yang diinstruksikan oleh dokter Mengapa ? Pernyataan : karena dokter lelah dan itu terjadi pada tengah malam dan perawat tidak mengulang untuk bertanya kepada dokter Mengapa ? Pernyataan : karena perawat tahu bahwa dokter akan marah jika dia mengulang pertanyaan Mengapa ? Pernyataan : karena dokter lelah dan telah melakukan operasi selama 16 jam

Mengapa ? Karena ….

lanjutan • Pertanyaan tadi dapat diajukan apabila terjadi kesalahan medis, yaitu dengan menggunakann frase “apa yang terjadi?” bukan “siapa yang terlibat?”. • Lima pertanyaan mengapa adalah metode yang digunakan untuk menjaga diskusi tentang penyebab kesalahan medis dapat difokuskan pada system bukan pihak yang terlibat.

MODEL PATIENT SAFETY • Emanuel et al, merancang model sederhana patient safety • Model tersebut membagi sistem pelayanan kesehatan ke dalam empat domain utama, yaitu : 1. Mereka yang bekerja di pelayanan kesehatan 2. Mereka yang menerima pelayanan kesehatan 3. Infrastruktur sistem untuk intervensi terapeutik 4. Metode untuk umpan balik dan perbaikan berkelanjutan.

Reason Model Swiss Cheese : langkah dan faktor yang berkaitan dengan kejadian tak diharapkan (KTD)

• Kesalahan dalam satu lapisan organisasi biasanya tidak cukup untuk menyebabkan kecelakaan. Hasil buruk biasanya terjadi ketika sejumlah kesalahan terjadi di sejumlah lapisan yang berbeda (misalnya pelanggaran aturan, sumber daya yang tidak memadai, pengawasan yang tidak memadai dan pengalaman yang kurang)

Penerapan patient safety dalam semua kegiatan pelayanan kesehatan 1. Mengembangkan hubungan dengan pasien 2. Pemahaman terhadap faktor yang melibatkan kesalahan medis, diantaranya : a. hindari menyalahkan jika terjadi kesalahan medis b.Berpraktik pelayanan kesehatan berbasis bukti c.Menjaga kelangsungan pelayanan kesehatan untuk pasien d.Bertindak etis setiap hari

Studi kasus Tahun 2014 pukul 23.00 WIB An. F dibawa orang tuanya ke IGD dikarenakan sudah 3 hari demam. Setelah di IGD, An. F dan orang tuanya dihampiri perawat, kemudian dilakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV. 30 menit kemudian dokter jaga datang, itu pun dikarenakan keluarga mengeluh lama dilakukan pemeriksaan kepada anaknya. Setelah diperiksa oleh dokter jaga, An.F disarankan untuk di rawat inap dan perawat diinstruksikan untuk pengambilan darah sekaligus penginfusan An.F.

Pukul 06.00 WIB, An. F pindah ke ruangan rawat inap, setelah di ruangan An. F diperiksa oleh dokter dan mendiagnosa DHF. Malam harinya An.F demam dengan suhu 39 derajat celcius diikuti dengan kejang. Perawat ruangan hanya melakukan TTV dan memberikan obat suppositoria, tanpa memperrhatikan tetesan infus. Kondisi An.F semakin parah ditandai dengan adanya perdarahan, tidak ada dokter jaga yang memeriksa. An. F dan keluarga disuruh menunggu dokter visit pukul 09.00 WIB itu pun dokter memeriksa pasien di ruangan lain dulu. Saat dokter datang, tanpa diperiksa pun dokter menyarankan untuk dirujuk. Setibanya di RS swasta (RS rujukan), An.F disarankan untuk dipasang ventilator (alat bantu napas).

Tugas menganalisa kasus • Apa saja kesalahan medis berdasarkan kasus ? • Apa akar penyebab kesalahan medis berdasarkan kasus? • Apa yang harusnya dilakukan oleh perawat, dokter, keluarga, ?

Related Documents


More Documents from "Fuji mentari Ginting"

Daftar Pustaka.docx
April 2020 6
Tambahan.docx
April 2020 4
Bahan Pendahuluan.docx
April 2020 5
Wa600-3+.pdf
December 2019 45
Wa600-3 Sebd013216.pdf
December 2019 24