Manajemen Patient Safety Pak Pauzan.docx

  • Uploaded by: Zailina Napollion
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Patient Safety Pak Pauzan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,162
  • Pages: 17
MANAJEMEN PATIENT SAFETY MAKALAH ORGANISME PARASIT

Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Ahmad Rafiq 2. Annisa Wulandari 3. Muhammad Ikhwan 4. Nadiya Ayu Nopihartati 5. Niken Dewi murti 6. Novila Yunita Sari 7. Rapika Apriliani 8. Repal Mahendra 9. Sandra Debi 10. Silvia Dwi Astuti

Dosen Pembimbing: Pauzan Effendi, S.ST,.M.Kes POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2017/2018

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan judul Makalah organisme parasit Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan Makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai organisme parasit Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Bengkulu, September 2018

Penulis

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Menurut Institute of Medicine (1999), medical error didefinisikan sebagai: The failure of a planned action to be completed as intended (i.e., error of execusion) or the use of a wrong plan to achieve an aim (i.e., error of planning). Artinya kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu., kesalahan tindakan) atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu., kesalahan perencanaan). Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa Near Miss atau Adverse Event (Kejadian Tidak Diharapkan/KTD). Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya). Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

3

diambil (omission), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Kesalahan tersebut bisa terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi; tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan asuhan yang tidak layak; tahap preventive seperti tidak memberikan terapi provilaktik serta monitor dan follow up yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system yang lain. Dalam kenyataannya masalah medical error dalam sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang terdeteksi umumnya adalah adverse event yang ditemukan secara kebetulan saja. Sebagian besar yang lain cenderung tidak dilaporkan, tidak dicatat, atau justru luput dari perhatian kita semua. Parasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tantang organisme (jasad hidup), yang hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain dapat bersifat sementara waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain tersebut, hingga organisme lain tersebut dirugikan. Organisme atau makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes, yang memberi makanan dan perlindungan fisik kepada parasit. Menyadari akibat yang dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan selengkapnya.

4

B. Rumusan Masalah 1. Jelakan jenis organisme parasit!. 2. Jelaskan siklus hidup organisme parasit! 3. Bagaimana cara berkembang biak organisme parasit? 4. Bagaimana cara penularan organisme parasit?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui organisme parasit 2. Untuk mengetahui siklus hidup organisme parasit 3. Untuk mengetahui cara berkembang biak organism parasit 4. Untuk mengetahui cara penularan organism parasit

5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi/Pengertian Parasit Parasit adalah hewan renik Pengertian dan Macam-macam Parasit yang bisa menurunkan produktivitas hewan yang ditumpanginya. Parasit bisa menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit manusia. Parasitoid ialah parasit yang memakai jaringan organisme lainnya untuk keperluan nutrisi mereka hingga inang/hospes yang ditumpangi meninggal karena kehilangan nutrisi atau jaringan yang dibutuhkan. Hospes adalah makhluk hidup sebagai tempat hidup parasit. Parasit adalah organisme yang hidupnya tergantung pada organisme lain yang dikenal sebagai induk semang atau hospes. Parasit adalah organisme hidup yang mendapatkan makanan dari organisme hidup yang lain dan hidupnya tergantung pada organisme tersebut. Parasit adalah organisme yang mendapatkan makanan dan menggantungkan hidupnya pada hospes atau induk semangnya. Parasitisme adalah hubungan timbal balik antara dua organisme, organisme yang satu mendapat keuntungan sedangkan organisme yang lain mendapat kerugian. Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang semua organisme parasit. Parasit sudah dikenal sejak zaman Aristoteles(384-322SM) dan Hipocrates (460-377SM). Redi (1626-1698) asal Itali menemukan larva didalam daging yang kemudian berkembang menjadi lalat -- mengembangkan ilmu parasit.

B. Jenis Organisme Parasit 1. Berdasarkan Akibat Yang Ditimbulkan Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, parasit dapat dibedakan menjadi :

6

a) Parasiti ASIS adalah jika parasit belum mampu menimbulkan lesi (jejas) atau tanda klinis pada hospesnya, sedangkan . Contoh : infeksi cacing Ascaris suum pada babi, hasil pemeriksaan tinja ditemukan telur cacing Ascaris suum tetapi babi tersebut belum menampakkan gejala klinis, sehingga babi tersebut menderita Ascariasis. Sedangkan jika babi tersebut telah menampakkan gejala klinis disebut menderita Ascariosis b) ParasitOSIS adalah jika parasit telah mampu menimbulkan lesi (jejas) atau gejala klinis pada hospesnya Contoh infeksi Protozoa saluran pencernaan (Balantidium sp), hasil pemeriksaan tinja ditemukan bentuk kista atau tropozoit Balantidium sp, tetapi hewannya belum menampakkan gejala klinis, sehingga disebut hewan menderita Balantidiasis dan jika gejala klinisnya sudah nampak disebut Balantidiosis. Contoh infestasi artropoda kudis kulit (Sarcoptes scabiei penyebab Scabies). Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit ditemukan tungau Sarcoptes sp,

2. Berdasarkan Lama Hidup Berparasit Pada Hospes Berdasarkan lama hidup perparasit pada hospes, parasit dapat dibedakan menjadi : a) Parasit yang Selama Hidupnya sebagai Parasit Contoh : Cacing Trichinella spiralis cacing dewasanya hidup didalam saluran pencernaan dan larvanya hidup diantara sel-sel daging serat lintang babi. Protozoa Plasmodium sp, stadium aseksualnya berparasit didalam eritrosit unggas, sedangkan stadium seksualnya berparasit didalam tubuh nyamuk. Artopoda (kutu Menopon gallinae), sejak dari telur sampai dewasa hidup dan melekat pada bulu ayam b) Parasit yang Belum Dewasa sebagai Parasit dan setelah Dewasa Hidup Bebas

7

Contoh : artopoda (lalat Chrysomia sp) dimana larva lalat ini umumnya hidup di sela-sela ceracak kaki sapi sehingga menimbulkan Miasis, sedangkan lalat dewasanya hidup bebas c) Parasit yang Dewasa sebagai Parasit dan Sebelum Dewasa Hidup Bebas Contoh : artropoda nyamuk, (Aedes, Anopheles dan Culex) betina dewasa hidup sebagai parasit (menghisap darah), sedangkan jentik (belum dewasa) hidup bebas didalam air. d) Parasit yang Hampir Seluruh Hidupnya sebagai Parasit. Contoh : cacing Fasciola gigantica, embrio yang ada didalam telur hidup bebas, stadium mirasidium, sporokista, redia dan cercaria hidup sebagai parasit pada siput air tawar (Lymnaea sp), stadium metasercaria hidup bebas dan cacing dewasanya berparasit didalam hati dan kantung empedu herbivora.

3. Berdasarkan Lama Waktu Berparasitnya Berdasarkan lama waktu berparasitnya, parasit dapat diebdakan menjadi ; a) Parasit Temporer (Berkala = Periodik) adalah parasit yang mengunjungi hospesnya pada waktu –waktu tertentu saja.Contoh : Nyamuk, lalat akan menghisap darah hospesnya pada waktu tertentu saja b) Parasit Stasioner, adalah parasit yang sebagian atau seluruh hidupnya menetap pada hospes, apabila menetap selama satu stadium siklus hidupnya disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner Periodik) dan apabila selama hidupnya menetap dan berparasit pada hospes disebut Parasit Stasioner Permanen. Contoh. Parasit Stasioner berkala, lalat Gastrophylus sp, karena stadium larva saja yang berparasit didalam lambung kuda, sedangkan lalat dewasa hidup bebas. Parasit Stasioner Permanen, salah satunya kutu (Menopon gallinae) karena selama hidupnya (telur, larva dan dewasa) hidup pada bulu unggas. Cacing Trichinella spiralis, baik stadium larva dan dewasanya hidup didalam tubuh hewan.

8

4. Berdasarkan Sifat Keparasitannya Berdasarkan sifat keparasitannya, parasit dapat dibedakan menjadi parasit : a) Parasit Isidentil adalah parasit yang secara kebetulan ditemukan pada hospes yang tidak seharusnya (hospes yang tidak wajar). Contoh : cacing pita Dipyllidium caninum adalah saluran pencernaan anjing, tetapi kadang-kadang bisa ditemukan berparasit didalam usus manusia terutama anak-anak. Kejadiannya dimana telur cacing pita termakan oleh larva pinjal (Ctenocephalides sp) yang merupakan hospes antara cacing pita tersebut, pinjal yang infektif secara tidak sengaja termakan oleh anakanak sehingga didalam ususnya terinfeksi cacing pita anjing b) Parasit Eratica adalah parasit yang lokasi berparasitnya ditemukan tidak pada target organnya. Contoh : cacing Ascaris suum secara normal berpredileksi (lokasi berparasitnya) didalam usus halus babi, tetapi karena sesuatu sebab yang tidak diketahui secara pasti bisa ditemukan didalam kantung empedu atau lambung babi. Contoh lain cacing Ascaridia galli adalah cacing saluran pencernaan ayam, tetapi pernah ditemukan didalam telur dan uterus ayam. c) Parasit Fakultatif adalah parasit yang dapat hidup bebas atau hidup sebagai parasit. Contoh lalat rumah (Musca domestica) umumnya baik stadium larva dan dewasa hedup bebas, tetapi jika larvanya hidup didalam luka maka menyebabkan Miasis (Belatungan) d) Parasit Obligat adalah parasit yang hidupnya mutlak sebagai parasit, jadi untuk kelangsungan hidupnya mutlak memerlukan hospes. Contoh ; cacing hati Fasciola gigantica, Protozoa (Eimeria sp) dan Artropoda (Sarcoptes sp) kesemuanya mutlak memerlukan hospes, tanpa hospes akan mati. e) Parasit Spuriosa adalah parasit yang dikeluarkan oleh bukan hospes yang semestinya, dimana parasit tersebut tidak mengalami perkembangan atau menimbulkan kerusakan pada hospes tersebut. Contoh pada pemeriksaan tinja anjing ditemukan telur cacing pita Taenia saginata yang seharusnya

9

berparasit pada manusia, kemungkinan karena anjing memakan tinja manusia yang mengandung telur cacing pita tersebut. Contoh lain : pada pemeriksaan tinja ayam ditemukan telur cacing Ascaris suum yang berparasit pada babi, kemungkinan disebabkan karena ayam memakan bagian tinja babi yang terkontaminasi telur cacing Ascaris suum.

5. Berdasarkan Jumlah Hospes Yang Diperlukan Berdasarkan jumlah hospes yang dibutuhkan dalam menyelesaikan siklus hidupnya, maka parasit dibedakan menjadi : a) PARASIT MONOXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya hanya membutuhkan satu hospes yaitu hospes definitif saja Contoh : tungau Sarcoptes membutuhkan hanya satu hospes definitif saja. b) PARASIT HETEROXEN (“heteros” = berbeda) sering disebut juga c) DIHETEROXEN adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya melalui stadium-stadium yang setiap stadiumnya memerlukan hospes yang berlainan. Contoh : cacing hati Fasciola gigantica memerlukan siput air tawar Lymnaea sp pada stadium (mirasidium, sporokista, redia dan serkaria) sedangkan dewasanya memerlukan mamalia sebagai hospes definitifnya. d) PARASIT POLIXEN (“poly” = banyak) adalah parasit yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya memerlukan lebih dari satu hospes, tetapi kesemuanya dari satu jenis. Contoh : kebanyakan caplak adalah parasit polixen, karena stadium larva, nimpa dan dewasanya berparasit pada satu atau beberapa hewan sejenis.

6. Berdasarkan Tempat Berparasitnya Berdasarkan

tempat

berparasitnya

dibedakan menjadi:

10

(predileksinya),

parasit

dapat

a) EKTOPARASIT = EKTOZOA adalah parasit yang secara umum hidup pada permukaan luar tubuh (kulit) hospes atau didalam liang (telinga luar dan rongga hidung) yang berhubungan bebas dengan dunia luar dan termasuk juga parasit datang – pergi (parasit yang tidak menetap didalam tubuh hospes). Contoh : artropoda : kutu, pinjal, lalat, nyamuk, caplak dan tungau. b) ENDOPARASIT = ENDOZOA adalah parasit yang hidup didalam organ dalam, system (alimentarius, sirkulasi, respirasi), rongga dada, rongga perut, persendian, otot daging atau jaringan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan dunia luar. Contoh : cacing saluran pencernaan, cacing jantung, protozoa saluran cerna dan protozoa darah.

C. Siklus Hidup Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari paarsit untuk kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit adalah sia – sia (2,3). Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi: 1. SIKLUS HIDUP secara LANGSUNG, untuk melangsungan hidup parasit memerkulan hanya satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh cacing Ascaris suum yang menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan dimana di dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas). 2. SIKLUS HIDUP secara TIDAK LANGSUNG, untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati Fasciola gigantica yang menginfeksi sapi,

11

cacing dewasa yang berpredileksi didalam kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, dari dalam telur akan keluar mirasidium yang harus membutuhkan hospes intermedier siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria akan keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi Metaserkaria infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.

D. Cara Berkembang Biak Teori heterologous, menyatakan bahwa organisme parasit semula berasal dari organisme bebas atau organisme yang hiduonya mandiri, tetapi karena sesuatu hal maka berubah menjadi organisme parasit. Teori lain, yaitu teori homologous, menyatakan bahwa organisme parasit yang sekarang ini (ada), berasal dari organisme yang sejak awal mulanya memang merupakan organisme parasit.1 Cacing dan serangga telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak mereka hidup secara nomaden. Begitu pula cacing parasit telah lama dikenal sebagai penyebab penyakit di dalam pencernaan. Oleh sebab itu, cacing sebagai penyebab penyakit telah dikenal oleh nenenk moyang

kita jauh sebelum

mereka mengenal bakteri dan protozoa. Hewan – hewan parasit telah dikenal dan dibicarakan semenjak zaman Hippocrates ( 460-377 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) di Yunani, tetapi ilmu parasit baru berkembang setelah manusia menyadari pentingnya ilmu tersebut di dalam pengetahuan eksekta biologi. Diduga orang pertama yang berjasa mengembangkan ilmu parasit adalah Redi (1626-1698 M), seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Italia. Ia menemukan larva di dalam daging membusuk yang kemudian menjadi lalat. Pada tahun 1752 Swammerdam dari Jerman membuktikan bahwa kutu berasal

12

dari telur.2 Oleh karena masih kuatnya pengaruh ajaran gereja dan dogmadogma lain dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu, kedua penemu tersebut tidak berani mengemukakan pendapatnya. Dengan ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723 M) dari Belanda, berbagai jenis hewan parasit bersel satu pun (protozoa) mulai terindentifikasi sehingga teori abiogenesis mulai ditinggalkan. Pada tahun 1831 Mehlis mengamati proses menetasnya larva dari telur cacing daun (Trematoda).3 Semenjak itu daur hidup berbagai parasit dapat dipelajari. Kuchen Meister pada tahun 1852 membuktikan bahwa Cysticercus cellulosae merupakan stadium peralihan (intermedier) dari cacing pita pada manusia. Dikemukan pula, bahwa Cysticercus cellulosae dapat ditemukan dalam daging babi, sedangkan proses penularan oleh cacing pita pada manusia disebabkan penderita mengomsumsi daging babi yang mengandung cacing stadium peralihan tersebut Teori heterologous, menyatakan bahwa organisme parasit semula berasal dari organisme bebas atau organisme yang hiduonya mandiri, tetapi karena sesuatu hal maka berubah menjadi organisme parasit. Teori lain, yaitu teori homologous, menyatakan bahwa organisme parasit yang sekarang ini (ada), berasal dari organisme yang sejak awal mulanya memang merupakan organisme parasit.4 Cacing dan serangga telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak mereka hidup secara nomaden. Begitu pula cacing parasit telah lama dikenal sebagai penyebab penyakit di dalam pencernaan. Oleh sebab itu, cacing sebagai penyebab penyakit telah dikenal oleh nenenk moyang

13

kita jauh sebelum

mereka mengenal bakteri dan protozoa. Hewan – hewan parasit telah dikenal dan dibicarakan semenjak zaman Hippocrates ( 460-377 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) di Yunani, tetapi ilmu parasit baru berkembang setelah manusia menyadari pentingnya ilmu tersebut di dalam pengetahuan eksekta biologi. Diduga orang pertama yang berjasa mengembangkan ilmu parasit adalah Redi (1626-1698 M), seorang ahli ilmu alam berkebangsaan Italia. Ia menemukan larva di dalam daging membusuk yang kemudian menjadi lalat. Pada tahun 1752 Swammerdam dari Jerman membuktikan bahwa kutu berasal dari telur.5 Oleh karena masih kuatnya pengaruh ajaran gereja dan dogma-dogma lain dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu, kedua penemu tersebut tidak berani mengemukakan pendapatnya. Dengan ditemukannya mikroskop oleh Antony Van Leuwenhoek (16321723 M) dari Belanda, berbagai jenis hewan parasit bersel satu pun (protozoa) mulai terindentifikasi sehingga teori abiogenesis mulai ditinggalkan. Pada tahun 1831 Mehlis mengamati proses menetasnya larva dari telur cacing daun (Trematoda).6 Semenjak itu daur hidup berbagai parasit dapat dipelajari. Kuchen Meister pada tahun 1852 membuktikan bahwa Cysticercus cellulosae merupakan stadium peralihan (intermedier) dari cacing pita pada manusia. Dikemukan pula, bahwa Cysticercus cellulosae dapat ditemukan dalam daging babi, sedangkan proses penularan oleh cacing pita pada manusia disebabkan penderita mengomsumsi daging babi yang mengandung cacing stadium peralihan tersebut.7 Namun demikian, pembuktian Kuchen Meister disangkal oleh Von Siebold yang berpendapat bahwa Cysticercus merupakan cacing pita yang mengalami degenerasi hidrophis.

14

Degenerasi hidrophis bisasa terdapat pada inang abnormal. Dengan demikian, pembuktian secara eksak yang dikemukakan oleh Kuchen Meister adalah hal yang benar. Lebih lanjut Pasteur (1822-1895 M) dari Prancis berkerja sama dengan Koch (1843-1910) dari Jerman mengemukakan adanya penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri, kemudian keduanya juga menyusun dasar teori kekebalan (imunologi). Dalam perkembangan lebih lanjut parasit atau parasitologi tidak terlepas dari ilmu –ilmu eksak yang lain. Di antaranya imunologi, biokimia, dan fisiologi.8 E. Cara Penularan Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertikal dan Horizontal (1,2): 1. PENULARAN SECARA VERTIKAL adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui : telur, air susu atau plasenta. 2. PENULARAN SECARA HORIZONTAL adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang melalui bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat terjadi melalui : a. KONTAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik antara dua individu atau lebih. Contoh : penularan kutu, tungau. b. KONTAK TIDAK LANGSUNG adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti (bahan yang tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes).

15

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan Saat ini isu penting dan global dalam Pelayanan Kesehatan adalah Keselamatan Pasien (Patient Safety). Isu ini praktis mulai dibicarakan kembali pada tahun 2000-an, sejak laporan dan Institute of Medicine (IOM) yang menerbitkan laporan: to err is human, building a safer health system. Keselamatan pasien adalah suatu disiplin baru dalam pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis, dan pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian Tak Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan.

B. Saran Mengingat pelaksanaan penulisan makalah ini baru berjalan sepekan sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Oleh karena itu, kami memerlukan saran yang membangun untuk pembaca makalah ini.

16

DAFTAR PUSTAKA 

Sundoyo Pitomo. Kebutuhan dasar kelompok berpenghasilan rendah di kota Jakarta. Dalam: Sumardi M, DE Hans, Penyunting. Kemiskinan dan kebutuhan pokok edisi 1, Jakarta. Rajawali, 1982, h 1–10.



Warren KS, Bundy DAP, Anderson RM. Helminth infection. Dalam: Jamison DT, Mosley WH, Measham AR, penyunting: Disease control priorities in developing countries. New York: Oxford University Press for World Bank, h. 131–141.



©2003



Adams EJ, Stephenson LS, Latham MC. Physical activity and growth of Kenyan school children with hookworm in Trichuris trichiura and Ascaris lumbricoides infections are improved after treatment with albendazol. American Institute of Nutrition 1994; 1200-1205.



Depary AA, Tarigan P, Sitepu S. Helminthiasis intestinal pada anak anak desa. Medika 1987; 12: 1194–1197.

17

Related Documents


More Documents from "Fuji mentari Ginting"