Konsep Dasar Triage Instalasi Gawat Darurat Konsep Dasar Keperawatan Gawat.docx

  • Uploaded by: rina arizki
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Dasar Triage Instalasi Gawat Darurat Konsep Dasar Keperawatan Gawat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,046
  • Pages: 9
KONSEP DASAR TRIAGE INSTALASI GAWAT DARURAT KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DOWNLOAD VII. Kuning (Urgent)Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat di tundasementara. Kondisi yang merupakan masalah medisyang disignifikan danmemerlukan penata laksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda fital klien ini masihstabil.Contoh • Fraktur multiple • Fraktur femur/pelvis • Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma, obdomen berat) • Luka bakar luas • Gangguan kesadaran/trauma kepala • Korban dengan status yang tidak jelas. Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan ketatterhadap kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan perawatan sesegeramungkin.VIII. Hijau (Non urgent)Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minorContoh- Fektur minor- Luka minor- Luka bakar minorIX. Hitam (Expectant)Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia- 6% memakai sistem empat kelas yaitu1. Kelas1: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan segera)2. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin)3. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)4. Kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di tangani) - 10% digunakan sistem 5 tingkat yaituTingkat contoh1 Kritis Segera Henti jantung2 Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor3 Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen4 Stabil 1-2 jam Sinusitis5 Rutin 4 jam Pengangkatan jahitanX. Asuhan Keperawatan Gawat DaruratPenghajian (PQRST)- Provokes (pemicu)- Quality (kualitas)- Radiation (penyebaran)- Severity (intensitas)Time (waktu)- Treatment (penanganan)Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haidterahir,setekah itu baru diklasifikasikan.Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni menganjurkan OLD CART- Onset of system (awitan gejala)- Location of Problem (lokasi masalah)- Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)- Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)- Relieving Factors (faktor yang meringankan)- Treatment ( penanganan sebekumnya)XI. Pertimbangan Pengambilan Keputusan TriaseMenurut standart ENA (1999)- Kebutuhan fisik - Tumbuh kembang- Psikososial- Akses klien dalam institusi pelayanan kes- Alur pasien dalam kedaruratanXII. Alur Pasien UGD- Pastikan keluhan klien (cocokkan apa yang perawat lihat)Kaji segera yang penting (HR,jika ada luka dep dengan segera)- Kaji berdasarkan ABCD- Kaji awitan yang baru timbul- Pantau: setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat-

Setiap gejala yang di sertai pebahan pasti lainnya- Kemunduran secara progresif- Usia- AwitanMisteri- Kaharusak pasien berbaring- Kontrol yang ketatXIII. DiagnosaDiagnosa keperawatan gawat darurat adalah masakah potensial dan aktual. Tetapi perawat tetap harus mengkaji pasien secara berkala karena kondisi pasien dapat berubah terus-menerus. Diagnosa keperawatan bisa berubah atau bertambah setiapwaktu.XIV. Intervensi/ ImplementasiIntervensi yang di lakukan sesuai dengan pengkajian dan di agnosa yang sesuaidengan keadaan pasien dan harus di laksanakan berdasarkan skal prioritas.Prioritas di tegakkan sesuai dengan tujuan umum dari penata laksanaankedaruratan yaitu untuk mempertahankan hidup, mencegah keadaan yangmemburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas di tentukan oleh ancamanterhadap kehidupan pasien. Kondisi yang mengganggu fungsi fisiologis vitallebihdi utamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di wajah, leher dan dada yangmengganggupertnapasan biasanya merupakan prioritas tinggi. XV. Prinsip Penatalaksanaan Keperawartan Gawat Darurat • Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat, melakukan resusitasi pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dan obstruksi jalan nafas. • Kontrol pendarahan dan konsekuensinya. • Evaluasi dan pemulihan curah jantung • Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi • Mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan cedera atau penyakit yang serius dari pasien tidak statis • Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi, ukuran dan aktivitas pupil dan respon motoriknya. • Mulai pantau EKG, jika diperlukan • Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan cedera kepala • Melindungi luka dengan balutan steril • Periksa apakah pasien menggunakan kewaspadaan medik atau identitas mengenai alergi dan masalah kesehatan lain. • Mulai mengisi alur tanda vital, TD dan status neurologik untuk mendapatkan petunjuk dalam mengambil keputusan,XVI. EvaluasiSetelah mendapat pertolongan adekuat, vital signdievaluasi secara berkala, setelahitu konsulkan dengan dokteratau bagian diagnostik untuk prosedur berikutnya, jika kondisi mulai stabil pindahkan keruangan yang sesuai. B. Golongan Triage Dalam triage ada 5 golongan1. Golongan I (Label Hijau) : Penderita tidak luka / menderita gangguan jiwa sehingga tidak memerlukantindakan bedah.2. Golongan II (Label Kuning) : Penderita dengan luka ringan dan memerlukan tindakan bedah minor. 3.

Golongan III (Label Merah) : Penderita keadaan luka berat / syok.4. Golongan IV (Label Putih) : Penderita dengan luka berat tetapi sulit ditolong5. Golongan V (Label Hitam) : Penderita meninggal dunia C. Sistem Triage Sistem triage ada 2 yaitu :1. Non Disaster Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien2. Disaster Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlahbanyak D. Tipe-tipe Triage di Rumah Sakit 1. Type 1 : Traffic Director or Non Nursea. Hampir sebagian besar berdasarkan system triage b. Dilakukan oleh petugas yang tak berijasahc. Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnyad. Tidak ada d okumentasie. Tidak menggunakan protocol2. Type 2 : Cek Triage Cepata. Pengkajian cepat deng an melihat yang dilakukan perawat beregristrasi ataudokter b. Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utamac. Evaluasi terbatas

Tabel 1. Klasifikasi TriageKLASIFIKASI KETERANGAN Gawat darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa / adanyagangguan ABC dan perlu tindakan segera,misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran,trauma mayor dengan perdarahan hebat Gawat tidak darurat (P2) Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Setelahdilakukan diresusitasi maka ditindaklanjutioleh dokter spesialis. Misalnya ; pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan lainnya Darurat tidak gawat (P3) Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapimemerlukan tindakan darurat. Pasien sadar,tidak ada gangguan ABC dan dapat langsungdiberikan terapi definitive. Untuk tindak lanjutdapat ke poliklinik, misalnya laserasi, fraktur minor / tertutup, sistitis, otitis media danlainnya Tidak gawat tidak darurat (P4) Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tandaklinis ringan / asimptomatis. Misalnya

penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainyaTabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas ( Labeling )KLASIFIKASI KETERANGAN Prioritas I (merah) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasidan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatanhidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohny a sumbatan jalannafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, lukaterpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25% Prioritas II (kuning) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bilatidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat.Penanganan dan pemindahan bersifat janganterlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio(luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak /abdomen, laserasi luas, trauma bola mata. Prioritas III (hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlusegera. Penanganan dan pemindahan bersifatterakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan Prioritas 0 (hitam)

Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.Tabel 3.Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan(Iyer, 2004).

Related Documents


More Documents from "ely purnama"