Biostatistik.docx

  • Uploaded by: rina arizki
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Biostatistik.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,298
  • Pages: 11
POPULASI 1. Pengertian Populasi Populasi diartikan sebagai keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu, populasi terbatas (finite) dan populasi tak terbatas (infinite). Populasi terbatas (finite) adalah kumpulan objek atau individu yang menjadi objek penelitian yang menempati suatu area tertentu yang memiliki batas jelas yang membedakan kelompok populasi tersebut dengan populasi lain. Sebagai contoh, populasi bebek dalam satu kandang, jumlah siswa kelas 12A, dan lain-lain. Populasi tak terbatas (infinite) adalah kumpulan objek atau individu yang menjadi objek penelitian yang tidak diketahui batas wilayahnya atau tidak dapat dilakukan pengukuran mengenai jumlah keseluruhan individu yang terdapat di wilayah yang ditempati. Sebagai contoh, polasi bintang di angkasa, jumlah sel darah merah dalam tubuh seseorang, dan lain-lain. Biasanya dalam statistika populasi diberi lambang huruf kapital misalkan N. Untuk populasi yang terbatas atau relatif kecil penelitian atau observasi dapat dilakukan dengan meneliti keseluruhan individu atau objek dari populasi yang juga biasa disebut sebagai sensus. 2. Contoh Populasi Salah satu contoh penelitian yang dilakukan terhadap seluruh individu dalam kelompok atau seluruh elemen populasi adalah sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS. Dalam kegiatan tersebut seluruh penduduk di Indonesia yang termasuk dalam wilayah Indonesia, memenuhi syarat sebagai penduduk Indonesia yang berada di luar negeri yang masih terdaftar sebagai penduduk Indonesia akan dicatat.

SAMPEL 1. Pengertian Sampel Dalam bahasa Indonesia sampel diartikan sebagai contoh. Artinya jika suatu populasi berisi elemen-elemen, maka jika diambil suatu contoh/sampel dari populasi maka hanya akan diambil sebagian kecil dari elemen-elemen tersebut untuk mewakili seluruh karakter elemen populasi. Ukuran sampel umumnya dilambangkan dengan huruf kecil misalnya n dari N yang melambangkan ukuran populasi. Untuk menarik kesimpulan mengenai karakter yang dimiliki populasi yang di duga atau diestimasi dari sampel yang kita ambil harus memenuhi syarat tertentu yang bersifat mutlak. Apabila syarat tersebut tidak dipenuhi maka bias jadi sampel yang diambil dari populasi tidak dapat menggambarkan keadaan atau karakter populasi yang sebenarnya. Syarat yang wajib dilakukan atau dipenuhi dalam pengambilan contoh atau sampel adalah dengan melakukan sampel secara acak. Metode pengambilan sampel dengan kaidah acak dan paling sederhana disebut pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Simple random sampling atau pengambilan sampel acak sederhana adalah pengambilan suatu sampel secara acak berukuran n dari populasi, dimana setiap elemen populasi memiliki peluang terpilih yang sama untuk menjadi wakil atau sampel. 2. Contoh Sampel Contoh pengambilan sampel secara acak dapat kita lihat pada pengambilan nama pemenang sebuah kuis. Seluruh nama pesertanya ditulis dalam sebuah kertas dan kemudian digulung dan dimasukkan dalam toples dicampur sedemikian rupa sehingga merata dan di pilih beberapa nama untuk menjadi pemenang.

VALIDITAS 1. Pengertian Validitas Validitas adalah ketepatan alat ukur ketika mengukur yang diukur. Validitas mengacu pada seberapa baik tes mengukur apa yang seharusnya diukur. 2. Jenis-jenis Validitas 1. Validitas Tampak (Face Validity) Validitas tampak dalah sejauhmana penentuan validitas tersebut berdasarkan apa yang nampak. Ini adalah penilaian yang sangat minimal karena melihat dari bungkusnya. Contoh: Seseorang mengaku polisi. Kita melihat orang tersebut memakai baju polisi, maka dari jenis validitas tampak bahwa pengakuan tersebut valid. 2. Validitas Konstruk (Construct Validity) Validitas konstruk untuk memastikan bahwa alat ukur benar-benar mengukur apa yang dimaksud yaitu konstruk dan bukan variabel lain. Contoh: Guru Matematika menggunakan soal cerita dengan pertanyaan berisi kata-kata dan frase rumit. Alih-alih tes mengungkap kemampuan matematika siswa, tetapi malah kemampuan bahasa. 3. Validitas Kriteria (Criterion-Related Validity) Validas kriteria adalah validitas yang dilihat dari daya prediksi. Validitas jenis ini digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan berdasarkan hasil koreksi dengan kriteria lain. Contoh: Berdasarkan statistik nilai rapor SMA berkolerasi tinggi dengan nilai IPK mahasiswa. Dengan demikian nilai rapor SMA jadi alat ukur yang tepat, siswa SMA yang memiliki nilai rapor bagus pasti juga memiliki IPK bagus. 4. Validitas Isi ( Content Validity)

Validitas isi menyangkut sajauhmana suatu pengukura mewakili semua domain aspek dari sebuah konsep yang harus diukur. Contoh: Indikator depresi yaitu hilang nafsu makan, merasa kelelahan dan berniat bunuh diri. Tes depresi yang tidak mampu mengukur ketiga aspek tersebut sekaligus maka tes tersebut memiliki validitas rendah.

REABILITAS 1. Pengertian Reabilitas Reabilitas adalah stabilitas dan konsistensi hasil pengukuran berulang dari waktu ke waktu. Jenis-jenis reabilitas diantaranya yaitu: 2. Jenis-jenis Reabilitas 1. Reabilitas Tes Berulang (Test-retest-reability) Reabilitas tes berulang adalah ukuran reabilitas yang diperoleh dengan pemberian dua kali tes yang sama selama periode waktu tertentu untuk sekelompok individu. Contoh: Sebuah tes bahasa diberikan kepada siswa. Satu bulan kemudian tes yang sama diberikan kepada siswa yang sama. Jika skor keduanya menghasilkan koefisien kolerasi tinggi maka tes tersebut memiliki reabilitas tinggi. 2. Reabilitas Antar Penilai (Inter-rater atau Inter-observer Reability) Reabilitas antar penilai adalah ukuran reabilitas berdasarkan konsistensi penilaian dua responden berbeda terhadap suatu konstruk, karena belum tentu pengamat manusia menafsirkan jawaban dengan cara yang sama. Contoh: Peneliti meminta tanggapan dua hakim untuk memutuskan kasus yang sama. Jika kedua hakim memberi tanggapan yang seragam maka instrumen dinyatakan realiabel. 3. Reabilitas Konsistensi Internal (Internal consistency reability)

Reabilitas konsistensi internal adalah ukuran reabilitas berdasarkan evaluasi itemitem tes terhadap konstruk yang sama.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Pengertian Teknik Pengambilan Sampel (Nonprobability Sampling) Pengertian nonprobability sampling atau definisi nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling nonprobability ini meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snawball sampling. 1. Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah di beri nomor urut. Contoh: Anggota populasi terdiri dari 100 orang, dari semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100. 2. Sampling Kuota Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Contoh: Melakukan penelitian tentang karies gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus mencari data dari 500 anggota sampel. 3. Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4. Purposive Sampling Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh: Melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi. 5. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. 6. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya.

2. Teknik Pengambilan Sampel (Probabilitas Sampling) Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam bentuk pengambilan sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi, klaster dan sistematis. 1. Sampling Acak Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Pada teknik acak ini, secara teoritis, semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan tabel random. a. Cara Tradisional Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut: - Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui - Daftar semua anggota dalam populasi, masukkan dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan - Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat - Nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian - Lalukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai. b. Menggunakan Tabel Acak Pada cara ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut, angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai berikut: - Identifikasi jumlah total populasi - Tentukan jumlah sampel yang diinginkan - Daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi - Berikan semua anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang - Pilih secara acak dengan menggunakan petunjuk pada angka yang ada dalam tabel - Pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja

-

-

Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500, maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel Gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain Ulangi langkah nomor 8 sampai jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian. Contoh Memilih Sampel dengan Sampling Acak: Seorang kepala sekolah ingin melakukan studi terhadap para siswa yang ada di sekolah. Populasi siswa SMK ternyata jumlahnya 600 orang. Sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dia ingin menggunakan teknik acak, untuk mencapai hal itu, dia menggunakan langkah-langkah untuk memilih sampel seperti berikut: Populasi yang jumlahnya 600 orang diidentifikasi, sampel yang diinginkan 10% x 600 = 60 orang. Populasi didaftar dengan diberikan kode dari 000-599. Tabel acak yang berisi angka random digunakan untuk memilih data dengan menggerakkan data sepanjang kolom atau baris dari tabel. Misalnya diperoleh sederet angka seperti berikut: 058 710 859 942 634 278 708 899. Oleh karena jumlah populasi 600 orang maka dua angka terpilih menjadi sampel yaitu: 058 dan 278.

2. Teknik Stratifikasi Teknik stratifikasi mempunyai langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat seperti berikut: - Identifikasi jumlah total populasi - Tentukan jumlah sampel yang diinginkan - Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi - Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki - Pilih sampel dengan menggunaka prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik random di atas - Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada sampai jumlah sampel dapat dicapai.

Contoh menentukan sampel dengan teknik stratifikasi: Seorang peneliti ingin melakukan studi dari populasi guru SMK yang jumlahnya 900 orang, sampel yang diinginkan adalah 10% dari populasi. Dalam anggota populasi ada tiga lapisan guru, mereka adalah yang mempunyai golongan dua, golongan tiga, dan golongan empat. Dia ingin memilih sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi tersebut. Jawabannya adalah sebagai berikut: Jumlah total populasi 900 orang. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi dengan nomor 000-899. Bagi populasi menjadi tiga lapis, dengan setiap lapis terdiri 300 orang. Undilah sampel yang diinginkan 30% x 900= 270 orang. Setiap lapis mempunyai anggota 90 orang. Untuk lapisan pertama gerakan penunjuk (pensil) dalam tabel acak. Pilih dari angka tersebut dan ambil yang memiliki nilai lebih kecil dari angka 899 sampai akhirnya diperoleh 90 subjek. Lakukan langkah 6 dan 7 untuk lapis kedua dan ketiga sampai total sampel diperoleh jumlah 270 orang. 3. Teknik Klaster Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas. Teknik ini mimiih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui reponden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunakan teknik ini mempunyai beberapa langkah sebagai berikut: - Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi - Tentukan besar sampel yang diinginkan - Tentukan dasar logika untuk menentukan klaster - Perkirakan jumlah rata-rata subjek pada setiap klaster - Daftar semua objek dalam setiap klaster dengan membagi jumlah klaster yang ada - Secara random, pilih semua anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaster - Jumlah sampel adalah jumlah anggota populasi perklaster.

Contoh pemilihan sampel dengan menggunakan teknik klaster: Seorang peneliti hendak melakukan studi pada populasi yang jumlahnya 4.000 guru dalam 100

sekolah yang ada. Sampel yang diinginkan adalah teknik sampel secara klaster dengan sekolah sebagai dasar penentuan logis klaster yang ada. Langkah menentukannya yaitu: Total populasi 4.000 orang. Jumlah sampel yang diinginkan 400 orang. Dasar logis klaster adalah sekolah yang jumlahnya ada 100. Dalam populasi, setiap sekolah adalah 4.000/100 = 40 guru setiap sekolah. Jumlah klaster yang ada adalah 400/40 = 10. Oleh karena itu, 10 sekolah di antara 100 sekolah dipilih secara random. Jadi, semua guru yang ada dalam 10 sekolah sama dengan jumlah sampel yang diinginkan.

4. Teknik Sistematis Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k. di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan teknik sistematis juga dapat diterapkan.

More Documents from "rina arizki"