Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.docx

  • Uploaded by: ely purnama
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,843
  • Pages: 17
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH: KELOMPOK 3B

DOSEN PEMGAMPU: M. Rauf,Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2018/2019

ANGGOTA

No

Nama Anggota

NPM

1

Yunida Listiana

1614201120654

2

Dina Sari

1614201120658

3

Muhammad Yamin

1614201120659

4

Erma Fitriani

1614201120660

5

Siti Mustikoh

1614201120661

6

Nadiyah

1614201120670

7

Muhamad Rifky Fitratullah

1614201120671

8

Risty Auliah Ramadhan

1614201120681

9

Norseha Rakhmatullah

1614201120684

10

Ely Purnama

1614201120693

11

Luciana Anggriani

1614201120703

12

Anggun Juniarti Putri

1614201120704

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Konsep Dasar Keperawatan Komunitas” ini dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas blok Keperawatan Komunitas 3 oleh bapak M. Rauf, Ns., M.Kep.

Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat kami perlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pembelajaran kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan.

Banjarmasin, 13 Oktober 2018

Tim Penyusun

i

DAFTAR ISI

Sampul Depan ..................................................................................................................... Nama Anggota .................................................................................................................... Kata Pengantar ....................................................................................................................

i

Daftar Isi .............................................................................................................................

ii

Bab I

Pendahuluan .......................................................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................

1

1.3 Tujuan .............................................................................................................

1

1.4 Manfaat ...........................................................................................................

2

Bab II Tinjauan Teori....................................................................................................... 2.1 Pengertian Kesehatan......................................................................................

3

2.2 Indikator Sehat ................................................................................................

4

2.3 Karakteristik dan Perilaku Sehat ....................................................................

6

2.4 Pengertian Keperawatan Komunitas Di Indonesia .........................................

9

2.5 Visi Misi Komunitas ....................................................................................... 10 Bab III Penutup .................................................................................................................. 3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 12 3.2 Saran ............................................................................................................... 12 Daftar Pustaka .....................................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada tahun 50-an WHO mendefinisikan sehat sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Lalu pada tahun 80-an , definisi sehat menurut WHO mengalami perubahan seperti yang tertera dal UU Kesehatan No 23 Tahun 1992, yaitu memasukan unsur hidup produktif baik sosial maipin ekonomi.

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sehat secara sosial merupakan hasil dari interaksi positif di dalam komunitas.

Definisi sehat terkini yang dipakai di beberapa Negara maju seperti Kanada, mengutamakan konsep sehat produktif, sehat adalah sarana atau alat untuk hidup seharihari secara produktif. 1.2 Rumusan Masalah Pada konsep dasar keperawatan komunitas, rumusan masalah yang dibahas, yaitu: 1) Pengertian kesehatan 2) Indikator sehat 3) Karakteristik dan perilaku sehat 4) Pengertian keperawatan komunitas di Indonesia 5) Visi misi komunitas 1.3 Tujuan a. Tujuan umum Untuk mengetahui konsep dasar dalam keperawatan komunitas

1

b. Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui pengertian kesehatan 2) Untuk mengetahui apa saja indikator sehat 3) Untuk mengetahui karakteristik dan perilaku sehat 4) Untuk mengetahui pengertian keperawatan komunitas di Indonesia 5) Untuk mengetahui visi misi komunitas 1.4 Manfaat Untuk membantu agar mahasiswa dapat mengerti tentang konsep dasar keperawatan komunitas.

2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian sehat Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Menurut WHO (1947), yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain dengan lingkungannya.

Menurut Sumijatun (2006) dalam Harnilawati (2013) teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang terdiri dari

yang terdiri dari klien, lingkungan,

kesehatan dan keperawatan. Sehat merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.

Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor. Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten.

Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu: 1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social 2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain) 3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat 4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan 5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur

3

6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain 7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam penyembuhan sakit medisnya 8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan sosial

Sehat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum adalah hak dan tanggung jawab setiap individu yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti yang dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam system hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat system tubuh (Azrul, 2010)

Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat sakit yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Pasal 1 butir 1 UU No. 36 Tahun 2009)

Kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis dalam UU No. 23 Tahun 1992 merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh, social dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan antara kesehatan fisik, mental dan social seseorang termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan. 2.2 Indikator sehat Sebagaimana telah diuraikan, penetapan indikator harus mempertimbangkan persyaratan yang harus dipenuhi sebuah indikator yaitu SMART: Specific (khusus), Measurable (terukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-Based (berbasis waktu).

4

Namun untuk menetapkan indikator Indonesia Sehat 2015 ini, selain hal-hal yang disebutkan dimuka, pertimbangan juga diberikan kepada kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat. Kesepakatan-kesepakatan itu mencakup baik kesepakatan Nasional (misalnya menyangkut kesehatan anak, penyalahgunaan napza, dan lain-lain) maupun kesepakatan global (misalnya menyangkut pemberantasan polio, penanggulangan HIV/AIDS , dan lain-lain).

Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah kesepakatan untuk memfokuskan upaya-upaya kesehatan guna menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak. Penetapan Indikator Indonesia Sehat 2015 berikut targetnya ini diawali dengan perumusan yang dilakukan melalui suatu pertemuan pejabat-pejabat Departemen Kesehatan dan sejumlah pejabat kesehatan dari daerah-daerah terdekat di Jakarta. Sementara penyusunan rencana indikator Indonesia Sehat 2015 sedang berlangsung, Departemen Kesehatan diminta oleh Departemen Dalam Negeri untuk merevisi keputusan Menteri Kesehatan Dalam Negeri untuk merevisi keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1747 tahun 2002 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan untuk daerah Kabupaten/Kota. Maka, penetapan Indikator Indonesia Sehat 2015 dan penyusunan standar Pelayanan Minimal itupun disinergiskan.

Dengan demikian maka Indikator - indikator yang tercantum dalam Indikator Sehat 2015, khususnya yang mengenai pelayanan kesehatan akan dapat ditemui juga sebagai indikator standar pelayanan minimal. Betapapun pasokan data untuk memantau pencapaian Indonesia Sehat 2015 datang dari kabupaten/kota. Sesuai dengan pengelompokan indikator yang telah diuraikan, Indikator Indonesia Sehat 2015 dikelompokkan kedalam : 1) Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas indikatorindikator mortalitas, indikator-indikator morbiditas, dan indikator-indikator status gizi. 2) Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator keadaan lingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan 3) Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator pelayanan kesehatan, indikator-indikator sumber daya kesehatan, indikator-indikator manajemen kesehatan, dan indikator-indikator kontribusi sektor-sektor terkait. 5

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah: 1) Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi: a) Indikator komprehensif: angka kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsional menurun, umur harapan hidup meningkat. b) Indikator spesifik: angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena penyakit menular menurun, angka kelahiran menurun. 2) Indikator pelayanan kesehatan a) Rasio angka tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang. b) Distribusi tenaga kesehatan merata. c) Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain, dan sebagainya. d) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas, rumah bersalin, dan sebagainya. 2.3 Karakteristik dan perilaku sehat Berikut adalah karateristik sehat: 1) Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat. 2) Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya pengangkatan kesehatan

(Health

Promotion),

pencegahan

penyakit

(Health

Prevention),

penyembuhan penyakit (Curative Health), dan pemulihan kesehatan ( Rehabilitatif Health), terutama untuk ibu dan anak. 3) Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan di manfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup. 4) Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat. 5) Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

Karakteristik Mental Yang Sehat: 1) Tidak menghakimi diri sendiri Individu individu yang menderita penyakit mental, terlebih mereka yang mengalami depresi dan kecemasan, biasanya merasa semestinya mereka bisa menyembuhkan

6

diri sendiri dengan mudah, sebab itu mereka sering menghakimi diri sendiri karena menderita penyakit mental tersebut. 2) Tidak memiliki emosi negatif Menghadapi emosi negatif bukanlah hal yang mudah, tetapi hal ini merupakan bagian dari kehidupan sehari hari. Kemampuan mengendalikan emosi dan mengatasi penderitaan yang di rasakan sangat bisa dilakukan oleh orang yang sehat secara mental namun tidak bagi orang yang memiliki gangguan mental. 3) Memiliki kesadaran atas respon Tidak mampu menyadari respon emosional yang diberikan saat menghadapi apa yang sedang terjadi adalah ciri orang yang memiliki penyakit mental. Orang yang sehat secara mental mampu memikirkan dahulu reaksi yang akan diberikan atas situasi yang sulit sehingga sadar akan semua hal yang telah dilakuakan. 4) Tidak mengalami susah tidur Jumlah tidur yang diperlukan setiap individu berbeda beda, tetapi kebanyakan individu memerlukan 6 hingga 8 jam tidur tanpa gangguan untuk dapat bekerja secara maksimal. Sebenarnya, tidak ada aturan untuk menentukan jam tidur yang sesuai. namun Efek samping dari kekurangan tidur di antaranya rasa tidak enak, kesulitan saat bekerja, lemahnya sistem imun, bahkan depresi yang semua itu merupakan ciri dan akibat dari adanya penyakit mental. 5) Mampu fokus Berkonsentrasilah pada hal yang tengah dilakukan tentu merupakan hal yang mudah bagi individu yang memiliki mental yang sehat, sebab fokus membutuhkan konsentrasi dan ketenangan pikiran yang hanya dimiliki oleh individu yang bermental sehat. Sedangkan pada individu yang memiliki penyakit mental, ia akan sulit menghadapi atau fokus pada apapun karena sering cemas akibat penyait mental yang dialaminya. 6) Memiliki hubungan sosial yang baik Orang yang memiliki mental sehat pada umumnya bisa beradaptasi atau memiliki hubungan yang baik dengan sekitar, baik itu dengan keluarga terdekat, rekan kerja, tetangga, dan masyarakat pada umumnya. Orang yang memiliki penyakit mental akan memiliki gangguan dalam hubungan sosial sebab tidak mampu mengontrol perasaannya sendiri, misalnya ialah selalu memiliki kecemasan atas repon atau tanggapan orang lain, selalu mementingkan diri sendiri dan menganggap orang lain tidak benar, sulit mengakui kesalahan diri sendiri dan tidak mau minta maaf, tidak 7

mampu menjalankan kewajiban dalam hal apapun baik itu dalam rumah tangga atau pekerjaan, serta mudah sekali memiliki rasa benci dan dendam. Penyakit mental tersebut membuatnya selalu memiliki hubungan yang buruk dengan orang sekitar sehingga orang yang memiliki ciri demikian umumnya memiliki sedikit teman, mudah stres, dan jarang bergaul atau berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain. Untuk mengatasinya tentu harus menyembuhkan penyakit mentalnya terlebih dahulu. 7) Tidak memiliki gejala fisik yang mengkhawatirkan seperti kelelahan, sakit pada punggung, detak jantung yang cepat, mulut kering, masalah pencernaan, sakit kepala, berkeringat. perubahan drastis dalam berat badan, pusing, perubahan drastis dalam pola tidur 8) Jauh dari gejala depresi, yakni tidak memiliki perasaan sedih atau kesal, perasaan bingung atau tersesat, perasaan apati atau kehilangan minat, rasa cemas serta amarah/ kekerasan/ kebencian yang berlebih, perasaan takut/ paranoid, kesulitan dalam menghadapi emosi yang dirasakan. kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam menangani tanggung jawab, kecenderungan menutup diri atau menarik diri secara sosial, masalah tidur, delusi atau halusinasi, ide yang aneh, muluk, atau lepas dari kenyataan, penggunaan alkohol atau obat obatan yang berlebihan, perubahan yang signifikan dalam kebiasaan makan atau dorongan seksual, pikiran atau rencana untuk bunuh diri

Karakteristik Mental Yang Sehat Menurut WHO: 1) Bisa menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya 2) Memperoleh kepuasan diri dari hasil jerih payah usahanya 3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima 4) Secara relatif bebas dari rasa gelisah dan cemas 5) Berhubungan dengan individu lain dengan cara tolong menolong dan saling memuaskan 6) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk kemudian hari 7) Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaiaan yang kreatif dan konstruktif 8) Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

8

Perilaku sehat adalah tindakan atau perilaku yang dilakukan individu untuk memelihara, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi.

Berikut adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain: 1) Menu seimbang 2) Olahraga teratur 3) Tidak merokok 4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba 5) Istirahat yang cukup 6) Mengendalikan stress 7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan 2.4 Pengertian keperawatan komunitas di Indonesia Menurut Effendi N (1997), ada 2 isitilah yang perlu dipahami sebelum membahas keperawatan kesehatan komunitas yaitu public health nursing (PHN) dan community helath nursing (CHN). Kedua istilah tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia mempunyai arti yang sama yaitu keperawatan kesehatan masyarakat

Pada tahun 2004, American Nurses Association (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan keterampilan dann pengetahuan yang sesuai dengan Keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga

kesehatan

dan

kesejahteraan

masyarakat

luas,

membantu

masyarakat

mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO, 1947).

Keperawatan kesehatan komunitas adalah sintesis dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang sebagian besar tujuannya adalah menjaga/memelihara 9

kesehatan komunitas dan penduduk dengan fokus pada promosi kesehatan dan pemeliharaan individu, keluarga dan kelompok dalam komunitas.

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual kesehatan komunitas. Selain itu, hal ini juga memberikan prioritas para strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum, yaitu: manusia merupakan titik sentral dari segala upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 2.5 Visi misi komunitas Visi: 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas. 2) Perhatian langsung community)

dengan

terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general mempertimbangkan

permasalahan

atau

isu

kesehatan

masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami. 2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut. 3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan. 4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi. 5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang akhirnya

dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

Misi: 1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.

10

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. 3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Menurut WHO (1947), yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis dalam UU No. 23 Tahun 1992 merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan antara kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan.

Indikator dari masyarakat sehat adalah keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat dan Indikator pada pelayanan kesehatan. Karakteristik dan perilaku sehat mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya pengangkatan

kesehatan

(Health

Promotion),

pencegahan

penyakit

(Health

Prevention), penyembuhan penyakit (Curative Health), dan pemulihan kesehatan ( Rehabilitatif Health).

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu pada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum, yaitu: manusia merupakan titik sentral dari segala upaya pembangunan kesehatan

yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan. 3.2 Saran Agar pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan lebih menggali informasi terbaru tentang keperawatan komunitas.

12

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Rupa Aksara Candra, Faisalado Widyanto. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Nuha Medika Efendi, Ferry & Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Harnilawati. 2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Takalar : Pustaka As Salam. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperatan Komunitas Pengantar dan Teori.Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta Pontoh, Idham. (2013). Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit In Media. Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan : Konsep, Proses, dan

Praktek, Ed.4, Vol.1 . Jakarta: EGC. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Sumijatun, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.Jakarta : EGC

13

Related Documents


More Documents from "Stevie Veronica"