Konsep Dasar Pedagogika.docx

  • Uploaded by: Moba Indonesia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Dasar Pedagogika.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,041
  • Pages: 12
“ KONSEP DASAR PEDAGOGIKA “ “ Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Pedagogika” Dosen Pengampu: Nurjaman,M.Pd.I

Disusun Oleh: Kelompok 1 1.

Asti Dwi Cahya Noviyanti 2.

Fifi Nur Indah Rizqi 3.

Intan Tunani

Kelas : SD15-A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON 2017

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini yang berjudul “KONSEP DASAR PEDAGOGIKA” penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pedagogika. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak kepada penulis. Untuk itu dengan segala kemurahan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat : 1.

Bapak Nurjaman,M.Pd.I

2.

Serta Teman-teman SD-15.A1 yang senantiasa membantu memberikan masukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun laporan ini jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dalam segi susunan kalimat maupun’ tata bahasanya. Oleh sebab itu, dengan hati yang lapang penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi perubahan di masa depan bagi kami. Akhir kata penulis sangat berharap tugas laporan ini dapat berguna bagi diri sendiri maupun pembaca dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai resensi. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Cirebon, 17 Oktober 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang .................................................................................................................. 1

B. 1

Rumusan Masalah .............................................................................................................

C. 1

Tujuan Penulisan ...............................................................................................................

D. 2

Manfaat Penulisan .............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN 1. 3

Pengertian Pendidikan.......................................................................................................

2. 8

Pentingnya Pendidikan......................................................................................................

3. 9

Pendidikan Sebagai Ilmu Teori..........................................................................................

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................................................... 13 B. 13

Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 14

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga di zaman era globalisasi ini setiap manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka semakin cerah dan terarah juga kesejahteraan masyarakat dari suatu bangsa itu sendiri. Dengan begitu dapat juga sebagai pengontrol sejauh apa masyarakat dalam merencanakan pelaksanaan pendidikan nasional. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak.Guru sebagai tenaga pendidik dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang terjadi pada saat ini. Hilangnya sebagian pemahaman, tugas guru sebagai pendidik yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan semata kepada anak, akan tetapi dapat mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terstruktur.

B.

Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan Pendidikan?

2.

Mengapa pendidikan itu penting?

3.

Bagaimana tentang ilmu pendidikan sebagai teori?

C.

Tujuan Penulisan Makalah

1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Pendidikan 2. Mengetahui Pentingnya pendidikan 3. Memahami Ilmu pendidikan sebagai teori

D.

Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan sebagai penambah ilmu pengetahuan tentang salah satu kompentensi yang harus dikuasai oleh guru yakni pedagogik dan sebagai media informasi tentang konsep dasar pedagogik baik secara teoritis maupun praktis.

BAB II PEMBAHASAN

1.

Pengertian Pendidikan

1.1 Pendidikan dalam Arti Khusus Pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogic secara harfiah berari pembantu anak lakilaki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik adalah seorang ahli, yang membimbing anak kearah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi pedagogik adalah ilmu pendidikan anak. Langeveld (1980), membedakan istilah “pedagogik” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogik diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing anak, mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan pada praktek, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, krisis dan objektif, mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan. Walaupun demikian, masih banyak daerah yang gelap sebagai “terraincegnita” (daerah tak dikenal) dalam lapangan pendidikan, karena masalah hakekat hidup dan hakekat manusia masih banyak diliputi oleh kabut misteri. Dalam bahasa inggris istilah pendidikan dipergunakan perkataan “education”, biasanya istilah tersebut dihubungkan dengan pendidikan di sekolah, dengan alasan, bahwa di sekolah tempatnya anak didik oleh para ahli yang khusus mengalami pendidikan dan latihan sebagai profesi. Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Ahmadi dan Uhbiyati (1991) mengemukakan beberapa definisi pendidikan sebagai berikut: a) Menurut Prof. Hoogeveld, mendidik adalah membantu anak supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab sendiri. b) Menurut Prof. S. Brojonegoro, mendidik berarti member tuntutan kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

c) Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah anak menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga, dalam arti tanggung jawab keluarga. Hal tersebut lebih jelas dikemukakan oleh drijarkara (Ahmadi, Uhbiyati: 1991), bahwa: a) Pendidikan adalah hidup bersama dalam keatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi pemanusiaan anak. Dia berproses untuk memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawa. b) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi pembudayaan anak. Dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia purnawa. c) Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak, di mana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bias membudaya sendiri sebagai manusia purnawa. Jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa, menurut Langeveld disebut “situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Pendidik dalam hal ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua, membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri, agar anak dapat menjadi dirinya sendiri. 1.2

Pendidikan dalam Arti Luas

Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Handerson, pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan alat bagi manusia untuk mengembangkan manusia yang baik dan intelegen, untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dalam GBHN Tahun 1973 dikemukakan pengertian pendidikan, bahwa, “Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan berlangsung seumur hidup”. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dalam Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan dilakukan: v Pertama, pendidikan berlangsung seumur hidup. v Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia. v Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia seluruhnya. Henderson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manausia, suatu perbuatan yang ‘tidak boleh’ tidak terjadi, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang terbaik. Knowles (1980) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu warga (orang dewasa) untuk belajar. Berbeda dengan pedagogi yang dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak. Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik (wajib belajar) dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi perlibatan orang dewasa apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan warga belajar. Keterlibatan itu adalah kunci keberhasilan pendidikan dewasa. Untuk itu sumber belajar hendaknya mampu membantu warga belajar untuk: a. mengidentifikasikan kebutuhan, b. merumuskan tujuan belajar, c. ikut serta memikul tanggung awab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajr dan, d. ikut serta dalam mengevalusi kegiatan belajar. 1.3 Pengertian dalam Arti Luas Terbatas Pengertian pendidikan dalam arti luas terbatas adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang (Redja Mudyahardjo, 2001: 11). Pengertian pendidikan ini merupakan jalan tengah antara pengertian pendidikan maha luas dan pengertian pendidikan secara sempit. Pendidikan berlangsung pada situasi-situasi tertentu dan dilaksanakan secara terprogram pada setiap jenis, jenjang dan bentuk pendidikan. Waktu pelaksanaannya dengan memilah-milah waktu pelaksanaannya untuk keperluan setiap kegiatan pendidikan.

Lingkungan pendidikan tempat berlangsungnya kegiatan yang bersifat dimana saja tetapi ditentukan berdasarkan keperluan, artinya sesuai dengan lingkungan pendidikan yang dibutuhkan pada suatu bentuk pendidikan tertentu, yakni pendidikan formal, nonformal maupun informal. Tujuan pendidikan tidak bersifat terpisah-pisah dari setiap kemampuan yang diperoleh pada setiap bentuk pendidikan, akan tetapi sebagai suatu kesatuan pengembangan kemampuan yang diperolehnya serta adanya keterpaduan dengan tujuantujuan sosial. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah sebagai penunjang dalam mencapai tujuan hidup manusia.

1.4

Mendidik, Mengajar dan Melatih

Pendidikan pada hakekatnya mengandung tiga unsure, yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga hal tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Mendidik menurut Darji Darmodiharjo menunjukan usaha yang lebih ditunjukan kepada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan dan lain-lainnya. Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagi ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berfikirnya. Disebut juga pendidikan intelek. Latihan ialah usaha untuk memperoleh keterampilan dengan melatih sesuatu secara berulang-ulang, sehingga terjadi mekanismesasi atau pembiasaan. Tujuan mendidik ingin mencapai kepribadian yang terpadu, yang terintegrasi, yang sering di rumuskan untuk mencapai kepribadian yang sewasa. Tujuan pengajaran yang menggarap kehidupan intelektual anak ialah supaya anak kelak sebagai orang dewasa memiliki kemampuan berpikir seperti yang diharapkan dari orang dewasa secara ideal, yaitu diantaranya mampu berpikir seperti abstrak logis, objektif, kritis, sistematis analisis, sintesis, integrative, dan inovatif. Tujuan latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu 2. Pentingnya Pendidikan 2.1

Manusia Memerlukan Bantuan

Manusia tidak saja hidup sebagai individu yang mempunyai kebebasan dan hak-haknya sebagai individu, namun manusia hidup pula dalam ikatan kerja sama dengan sesama manusia yang disebut kehidupan bermasyarakat. Masyarakat sebagai kolektifitas mengalami pendidikan. Manusia tidak dapat seluruhnya bergantung pada insting semata, banyak segi kehidupan yang perlu diperjuangkan dan dikuasai dengan belajar dan berusaha. Pendidikan tidak saja berusaha melimpahkan segala milik kebudayaan dari generasi sepanjang masa kepada generasi muda, melainkan juga berusaha agar generasi yang akan datang dapat mengembangkan dan meningkatkan kebudayaan ke taraf yang lebih tinggi. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik secara individu, maupun sebagai kelompok dalam bermasyarakat. 2.2

Pendidikan dalam Praktek

Pendidikan dalam pelaksanannya berbentuk pergaulan dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuanpendidikan, yaitu manusia mandiri, memahai nilai, norma-norma susila dan sekaligus mampu berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.

Pendidikan fungsinya membimbing anak didik, dan bimbingan anak itu akan didik kearah yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan, yaitu untuk mencapai kedewasaan.. Menurut Jan Lighthart pendidikan itu didasari oleh kasih sayang yang merupakan sumber bagi dua syarat yang lain, yaitu kesabaran dan kebijaksanaan. Kebijaksanaan artinya lebih luas dari keilmuan. Pendidikan dapat pula diartikan pengembangan individu-individu atau kelompok-kelompok kehidupan atau masyarakat besar atau kecil. Upaya pendidikan bukan saja terdiri atas sikap perbuatan dan seluruh kepribadian pendidik, melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan sengaja dimanfaatkan oleh pendidik, seperti buku-buku pelajaran, alat-alat permainan, lingkungan fisik yang diadakan oleh pendidik, seperti perumahan yang memadai, ruang bermain, tempat rekreasi, hewan peliharaan , dan film.

3. Ilmu Pendidikan Sebagai Teori 3.1

Pentingnya Teori Pendidikan

Perbuatan mendidik bukan perbuatan sembarangan, melainkan perbuatan yang harus betulbetul disadarinya, dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang akan dituju. Pendidikan sebagai suatu kegiatan manusia dapat kita amati sebagai suatu praktik dalam kehidupannya, misalnya kegiatan dalam ekonomi, kegiatan dalam hukum, agama, dan sebagainya. Disamping itu pendidikan secara akademik secara pengalaman yang bersumber dari pengalaman-pengalaman maupun renungan pendidikannya yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu lingkup yang lebih luas, yang pertama disebut praktik pendidikan, sedangkan yang kedua disebut teori pendidikan. Antara teori dan praktek pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, memilikin hubungan yang komplementer atau saling melengkapi. Seperti misalnya pelaksanaan-pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan sumber dalam menyusun teori pendidikan. Dalam praktik memang ada orang yang tidak mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan, namun ia berhasil membimbing anak-anaknya. J.H Gunning dari Belanda pernah mengemukakan bahwa “Teori tanpa praktik merupkan perbuatan yang amat istimewa (genius), sebaliknya praktik tanpa teori bagi orang gila dan penjahat” Akan tetapi menurut Gunning bagi kebanyakan pendidik perlu panduan yang cocok dari keduanya antara teori dan praktek, sebab kalau tidak di bekali teori pendidikan, jangan sampai terjerumus, dimana perbuatan pendidik tersebut seperti perbuatan yang tidak terencana dan tidak tentu arah tujuannya. Ilmu pendidikan sebagai teori perlu kita pelajari karena praktik mendidik tanpa di dasari oleh teori tentang pendidikan, akan membawa kita kepada kemungkinan berbuat kesalahan. Ilmu pendidikan pendidikan termasuk salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya praktis. Karena pada dasarnya ilmu kependidikan mempelajari dasar-dasar, prinsip-prinsip serta tujuan tentang kegiatan mendidik. Setiap ilmu pada hakikatnya adadah teori,tapi ada teori tentang perbuatan manusia (jadi ilmu yang sifatnya praktis), dan teori yang tidak ditunjukan kepada perbuatan manusia seper biologi, kimia, fisika, matematieka, dan sebagainya. Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari, karena akan memberi beberapa manfaat:

1.

Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan yang akan dicapai.

2. Untuk menghindaari atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktek, karena dengan memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, walaupun teori tersebut bukan suatu resep yang jitu. 3. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan. 3.2

Pendidikan dalam Ruang Lingkup Mikro dan Makro

Dengan adanya individu dan kelompok yang berbeda-beda diharapkan akan mendorong terjadinya perubahan masyarakat dengan kebudayaannya secara progresif. Pendidikan dalam ruang lingkup mikro artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala kecil. Pada tingkat dan skala mikro pendidikan merupakan gejala sosial yang mengandalkan interaksi manusia sebagai sesama (subyek) yang masing-masing bernilai setara. Pengolahan proses dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakankebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggarsanggar belajar dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat. Tidak ada perbedaan hakiki dalam nilai orang perorang karena interaksi antar pribadi (interpersonal) itu merupakan perluasan dari interaksi internal dari seseorang dengan dirinya sebagai orang lain, atau antara saya sebagai orang kesatu (yaitu aku) dan saya sebagai orang kedua atau ketiga (yaitu daku atau-ku; harap bandingkan dengan pandangan orang Inggris antara I dan me). Pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala besar. Pada skala makro pendidikan berlangsung dalam ruang lingkup yang besar seperti dalam masyarakat antar desa, antar sekolah, antar kecamatan, antar kota, masyarakat antar suku dan masyarakat antar bangsa. Dalam skala makro masyarakat melaksanakan pendidikan bagi regenerasi sosial yaitu pelimpahan harta budaya dan pelestarian nilai-nilai luhur dari suatu generasi kepada generasi muda dalam kehidupan masyarakat. Pengolahan proses dalam ruang lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Menteri, SK Dirjen serta dokumen-dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain. Diharapkan dengan adanya pendidikan dalam arti luas dan skala makro maka perubahan sosial dan kestabilan masyarakat berangsung dengan baik dan bersama-sama. Pada skala makro ini pendidikan sebagai gejala sosial sering terwujud dalam bentuk komunikasi terutama komunikasi dua arah. Dilihat dari sisi makro, pendidikan meliputi kesamaan arah dalam pikiran dan perasaan yang berakhir dengan tercapainya kemandirian oleh peserta didik. Maka pendidikan dalam skala makro cenderung dinilai bersifat konservatif dan tradisional karena sering terbatas pada penyampaian bahan ajar kepada peserta didik dan bisa kehilangan ciri interaksi yang afektif. Pengelompokan kajian pendidikan secara makro dan mikro tersebut dapat dilihat dari dua segi, yaitu : a.

Manusia sebagai individu, dan sebagai anggota masyarakat

Sebagaimana kita ketahui manusia sebagai makhluk individu ia hidup bersama-sama di dalam masyarakat, hidup bersama dengan orang banyak di luar dirinya, antara individu dan masyarakat bagi seorang manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Havigurts mengatakan bahwa manusia tidak akan menjadi manusia kalu ia tidak hidup bersama dengan dan dalam masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan individu dan masyarakat keduanya saling membutuhkan. 1)

Pendidikan individu

Pendidikan yang harus ada pada individu meliputi pembinaan jasmani rohani, yakni: (pertumbuhan fisik) keterampilan motorik, perkembangan bahasa, latihan berfikir/ mental, pembinaan kehidupan sosial. 2)

Pendidikan kelompok

Pendidikan yang dilaksanakan dalam kelompok, misalnya pendidikan di sekolah atau pendidikan formal, pendidikan pramuka, pendidikan taman kanak-kanak dan sebagainya dalam bentuk makro. b.

Tanggung jawab Pendidikan

1)

Tanggung jawab keluarga

Pendidikan mikro sebagai upaya pendidikan untuk mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan tanggung jawab keluarga. Sejak anak mulai di masukan ke dalam pendidikan taman kanak-kanak sampai dengan ia lulus sekolah. Kesemuanya adalah tanggung jawab ibu dan ayahnya, yang bertanggung jawab baik secara moral, spiritual, dan fisik materialuntuk mendewasakan anak. 2)

Tanggung jawab bersama

Tanggung jawab pendidikan dalam arti luas merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, yaitu keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 7 sampai dengan pasal 11).

BAB III KESIMPULAN

1.

Kesimpulan

Pedagogik merupakan ilmu pendidikan anak. Pendidikan adalah usaha sadar manusia dewasa untuk membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Guru itu mempunyai tiga tugas yaitu mendidik, melatih dan mengajar. Mendidik itu adalah sesuatu yang berhubungan dengan afektif, melatih berhubungan dengan psikomotor dan mengajar berhubungan dengan kognitif (intelektual). Pendidikan itu sangat penting karena manusia tidak dapat seluruhnya bergantung pada insting semata, banyak segi kehidupan yang perlu diperjuangkan dan dikuasai dengan belajar dan berusaha lewat pendidikan. Ilmu pendidikan itu tidak hanya teori saja akan tetapi selalu berkaitan dengan praktek. Pendidikan dalam ruang lingkup mikro artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala kecil dan pendidikan dalam ruang lingkup makro, kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala besar.

2.

Saran

Sebagai seorang tenaga pendidik tidak hanya mampu mengajarkan tetapi dapat mendidik anak ke arah tujuan hidup yang benar serta dapat memahami pentingnya pendidikan dan ilmu pendidikan sebagai teori.

DAFTAR PUSTAKA http://babychokyujungsoo.blogspot.co.id/2013/07/makalah-konsep-dasar-pedagogikpgsd.html http://disenjahari.blogspot.co.id/2012/03/konsep-dasar-pedagogik.html https://atikwalidaik50.wordpress.com/perihal/konsep-dasar-pedagogik-2/

Related Documents

Konsep Dasar
May 2020 49
Konsep Dasar
November 2019 61
Konsep Dasar
November 2019 71
1. Konsep Dasar Entitas.docx
December 2019 26
Konsep Dasar Diare.docx
November 2019 27

More Documents from "hilal"