Tugas Individu Aditya Yoga Kurniawan.pptx

  • Uploaded by: Moba Indonesia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Tugas Individu Aditya Yoga Kurniawan.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 644
  • Pages: 11
MATA

TUGAS INDIVIDU KULIAH ASAS DAN FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI

Disusun Oleh

Nama : Aditya Yoga Kurniawan Kelas : PJKR 1C NIM : 182223006

Kesatuan Jiwa dan Raga Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah pemisahan antara jiwa dan raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa dan raga terpisah, dengan penekanan yang berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut dualisme, yang mengarah pada penghormatahn lebih pada jiwa, dan menempatkan kegiatan fisik secara lebih inferior. Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat monisme, yaitu suatu kepercayaan yang memenangkan kesatuan tubuh dan jiwa. Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan Athena Kuno, dengan konsepnya “jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto tersebut sering dipertimbangkan sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmani tradisional, aktivitas fisik mengembangkan seluruh aspek dari tubuh : yaitu jiwa, tubuh, dan spirit.

Tepatlah ungkapan Zeigler (Freeman, 2001) bahwa fokus dari bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan sematamata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani. Nilai-nilai yang dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh masih jauh dari kesadaran dan pengakuan dari masyarakat kita.

Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari.

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Ketika kita menunjukan pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikanya bahwa aktivitas itu sudah di sempurnakan dan di formalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, mislanya, baik tertulis maupun tidak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegitatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Diatas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada suatu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain karena aspek kompetitif teramat penting pada hakikatnya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani memiliki tujuan kependidikan tertentu. Penjas bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.

Lalu bagaimana dengan rekreasi dan dansa ( Dance ) ? Para ahli memandang bahwa rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Akan tetapi, rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang” dalam pandangan itu, aktivitas di seleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang menyehatkan pada aspek fisik, mental, dan sosial.

Dansa adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan dengan iringan musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat ungkapan atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang pada perkembanganya digunakan untuk hiburan dan memperoleh kesenangan, disamping sebagai alat menjalin komunikasi dan pergaulan, disamping sebagai kegiatan yang menyehatkan. Meskipun bagian penjas, dansa sendiri masih dianggap sebagai cabang dari seni. Kemungkinan bahwa dansa digunakan dalam penjas terutama karena hasilnya yang mampu mengembangkan orientasi gerak tubuh. Bahkan ditengarai bahwa aspek seni dari dansa dipandang mampu mengurangi kecenderungan penjas agar tidak terlalu berorientasi kompetitif dengan memasukan unsur aestetiknya. Jadi sifatnya untuk melengkapi fungsi dan peran penjas dalam membentuk manusia yang utuh.

Gambar : Dansa dan gerak ritmis menjadi bagian integral penjas Sumber : (bse penjasorkes Edi Sihmitranto|Slamet 2010)

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Related Documents


More Documents from "Wiwit Andriyani"