Konsep Dasar Manajemen.docx

  • Uploaded by: Tugiyo Sanyoto
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Dasar Manajemen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,590
  • Pages: 22
KONSEP DASAR MANAJEMEN

Disusun oleh Kelompok I: 1. Hasan Khoiri

142180224

2. Hery Pramono

142180225

3. Agus Suripto

142180226

4. Bambang asmorojati

142180227

5. Heru Purwanto

142180228

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN AKUNTANSI UPN”VETERAN” YOGYAKARTA 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah mata kuliah Pengantar Manajemen dengan judul “Konsep Dasar Manajemen”. Makalah mata kuliah Pengantar Manajemen dengan judul “Konsep Dasar Manajemen” ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidaklah sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Noto Pamungkas. Selaku dosen pengajar mata kuliah Pengantar Manajemen. Harapan kami, semoga makalah ini daat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Ilmu Manajemen diperlukan oleh hampir semua jenis profesi, baik yang bekerja di pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun yayasan.Ilmu Manajemen juga diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi sekolah, organisasi profesi, orgaisasi bisnis, maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Oleh karena , dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan manajemen sangat diperlukan oleh hampir setiap manusia dalam berkarya. Manajemen adalah sebuah ilmu dan seni yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.Dalam perkembangannya teori manajemen terus mengalami evolusi dan masing-masing pionir pengembangan ilmu manajemen memberikan kontribusinya.

B.

Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah Konsep Dasar Manajemen yaitu : 1. Konsep Manajemen 2. Definisi Manajemen 3. Pimpinan dan kompetensi level manajerial 4. Kinerja Organisasi 5. Organisasi dan Manajemen 6. Proses Manajemen 7. Tantangan Manajemen 8. Sejarah Ilmu Manajemen 9. Perkembangan Teori Manajemen

C.Tujuan Berdasarkan Rumusan masalah yang diangkat dalam makalah Konsep Dasar Manajemen akan dapat dipelajari tentang konsep manajemen, definisi manajemen : manajemen sebagai ilmu dan seni, manajemen sebagai proses, manajemen sebagai profesi. Pimpinan dan kopetensi level manajerial, kinerja organisasi, organisasi dan manajemen, tantangan manajemen : perlunya memiliki visi, perlunya etika, kepekaan menanggapi keanekaragaman budaya. Sejarah ilmu manajemen, dan perkembangan teori manajemen : pendekatan sistem, pendekatan kontingensi, dan keterlibatan dinamik.

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP MANAJEMEN Ilmu manajemen sangat diperlukan oleh hampir semua jenis profesi baik dalam lingkungan kerja pemerintahan maupun swasta dan bahkan dalam organisasi sosial kemasyarakatan. Untuk memahami apa itu manajemen kita bisa melihat dari berbagai sumber tentang pengertian, batasan, konsep, ruang lingkup dan konteks tentang tentang manajemen secara leksikan dan implementatif. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami konsep manajemen dalam berbagai konteks dan aplikasinya. Istilah manajemen seringkali terdengar dari berbagai sumber baik dari guru,teman, maupun media elektronik dan bacaan. Di lingkungan pendidikan akademia istilah manajemen tidaklah asing lagi. Manajemen bisa diartikan berbeda terutama

dalam

sudut

pandangnya,

bidang

keahliannya,

atau

mungkin

kepentingannya.Nama kajian manajemen pun bisa berbeda-beda misalnya untuk nama program studi di perguruan tinggi, ada manajemen sumber daya manusia, manajemen

informatika,

manajemen

perpustakaan,

manajemen

pendidikan,

manajemen komunikasi, manajemen umum dan masih banyak lagi nama yang melibatkan istilah manajemen.

B. DEFINISI MANAJEMEN Definisi manajemen telah berkembang sedemikian rupa sehingga akan di jumpai variasi definisi manajemen. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan – 1985). Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan

pengorganisasian

pengarahan

dan

pengawasan

sumberdaya

organisasi. Definisi manajemen yang dikemukakan (Stoner, Freeman dan Gilbert, 1995) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengoganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan. Kinerja merupakan prestasi kerja, misalnya pencapaian omzet, efisiensi, keuntungan dan lain sebagainya. Sumberdaya adalah input yang digunakan untuk meraih pencapaian kinerja tertentu, dalam bentuk dana, sumber daya manusia (SDM), teknologi dan bahan baku. Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno “management”, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur” Mary

Parker

Follet,

misalnya,

mendefinisikan

manajemen

sebagai

seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan

sesuai dengan jadwal. Manajemen juga memiliki fungsi-fungsi, yaitu planning, organizing, staffing, directing, coordinating, budgeting, dan evaluating. Menurut

kamus

Microsoft

Encarta

(2009)

istilah

manajemen

dari

kata

management (dari bahasa inggris) mempunyai beberapa makna, yaitu : 1. Administrasi of business, yakni pengorganisasian dan pengontrolan mengenai urusan bisnis atau bagian dari bisnis. 2. Managers as group, yakni kolektivitas manajer dan pegawai, terutama sekali jajaran para direktur dan eksekutif dari suatu perusahaan atau organisasi. 3. Handling of something successfully, yaitu menangani suatu urusan dengan berhasil, terutama mengendalikan sesuatu dengan berhasil. 4. Skill in handling or using something, yakni keahlian menangani (mengelola) atau memanfaatkan sumber daya tertentu. Dari keempat pengertian di atas, semuanya masih tergolong sangat umum, yaitu sekitar administrasi bisnis, hubungan kolektivitas manajer dan pegawainya. Manajemen di katakan sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Menurut Hermawan, (2006), metode ilmiah merupakan penggabungan antara rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme merupakan pandangan

yang

didasarkan

pada

pikiran

rasional,

sedangkan

empirisme

merupakan pandangan yang didasari pengalaman yang telah terjadi. Definisi manajemen harus dapat menjawab rumusan 5 WIH (what,when,who,why,where, dan how). Apa yang diatur?Kapan diatur? Siapa yang mengatur?Mengapa harus diatur?Di mana harus diatur?dan bagaimana mengaturnya?Definisi ahli memandang manajemen dari sudut yang berbeda seperti : 1. Manajemen sebagai ilmu dan seni Ilmu merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang telah diorganisasikan secara sistematis dan telah diuji kebenarannya melalui pengamatan atau percobaan dengan cermat dan teliti. Manajemen merupakan disiplin ilmu yang bertugas mencari kebenaran dalam predikat dimensi teoritis dan metodologi yang harus diuji dan dibuktikan berdasarkan fakta atau data secara obyektif kebenarannya. Seni merupakan pengetahuan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Pengetahuan dalam seni timbul melalui percobaan, pengalaman, pengamatan, dan penerapan manajemen. Sebagai suatu seni, manajemen merupakan siasat dan usaha tatakerja sama untuk mencapai tujua tertentu. Manajemen adalah ilmu dan seni mengorganisasi dan memimpin usaha manusia,

menerapkan

pengawasan

dan

pengendalian

tenaga,

serta

memanfaatkan bahan alam bagi kebutuhan manusia. 2. Manajemen sebagai proses Millet dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011) menyatakan manajemen

sebagai

proses

pengawasan

terhadap

pekerjaan

yang

dilaksanakan oleh staff atau bawahan secara bersama-sama dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kerjasama tersebut sesuai dengan tugas dan bagiannya sehingga pekerjaan tidak akan tercampur. James A.F.Stoner, Edward Freeman, dan Daniel R.Gilbert (1996) menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. George R.Terry dalam Badrudin (2013) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan

pengendalian

yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. 3. Manajemen sebagai Profesi Howard M.Vollmer dan Donald L.Millis dalam Sudarwan (2010) menyatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keahlian atau ketrampilan dalam melayani atau memberikan advis pada oran lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Djojonegoro (1998) menyatakan, profesionalisme dalam suatu jabatan ditentukan tiga faktor penting. Ketiga faktor tersebut adalah : a. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian atau spesialisasi. b. Kemempuan untuk memperbaiki kemampuan (ketrampilan dan keahlian khusus yang dikuasai)

c. Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang dimilikinya. Nanang Fatah (2004) menyatakan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu yang menghendaki berbagai kompetensi sebagai dasar keahlian khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat, pemerintah, serta memiliki kode etik tertentu. Robert L Katz dalam Badrudin (2013) seorang profesional harus mempunyai kemampuan atau kompetensi, konseptual,sosial, dan teknikal. Kemampuan konsep ini diperlukan agar manajer

mampu

bekerja

sama

dan

memimpin

kelompoknya

dengan

memahami anggota sebagai individu dan kelompok. Sedangkan kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan alat, prosedur, dan teknik bidang khusus, misalnya teknik penyusunan program anggaran.

C. PIMPINAN DAN KOMPTENSI LEVEL MANAJERIAL Pelaku manajemen adalah manajer. Manajer dalam arti luas adalah setiap pimpinan dalam organisasi antaran lain mandor, supervisor, manajer maupun direktur. Manajer adalah pihak yang bertanggungjawab mengarahkan berbagai upaya

membantu

organisasi

mencapai

tujuannya.

Kompetensi

merupakan

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku konsumen yang ditunjukan seseorang dengan kinerja sangant memuaskan. Kompetensi dapat digolongkan ke dalam dua jenis technical competencies (kompetensi teknis) dan generic competencies (kompetensi generik atau umum). Technical competencies merupakan kemampuan yang secara umum diperlukan oleh berbagai pekerjaan (soft competencies), misalnya fleksibilitas, kemampuan analitis, kemampuan antarpribadi, kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan sebagainya. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan pengeloalaan organisasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen keuangan, manajemen operasi, manajemen pemasaran, manajemen strategis, dan manajemen resiko. Pada prinsipnya dalam dunia pekerjaan terjadi persaingan karier antar pekerja. Semakin tinggi tingkat jabatan maka semakin tinggi tingkat persaingan. Semakin tinggi jabatan, cenderung semakin tinggi tuntutannya terkait kemampuan kepemimpinan (leadership skill) dan kemampuan manajerial (manajerial skill), sedangkan pekerjaan

yang bersifat teknis akan semakin berkurang. Demikian pula sebaliknya, di level bawah karyawan akan dituntut kemampuan teknis, dibandingkan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan manajerial. Sedangkan menurut Schermerhorn (1996) terdapat tiga jenis keterampilan yang dibutuhkan manajer : 1. Technical skill

(kemampuan

teknis):

kemampuan

untuk mengaplikasikan

pengetahuan dan pengalaman yang bersifat teknis atau spesialis. 2. Human skill (kemampuan antarpribadi): kemampuan untuk bekerja sama, memahami dan memotivasi orang lain, baik secara individu maupun kelompok. 3. Conceptual skill (kemampuan konseptual): kemampuan untuk menganalisis dan mendiagnosis permasalahan yang kompleks. Hal ini meliputi proses identifikasi masalah, mengembangkan alternative solusi, mengevaluasi dan memilih solusi terbaik. Pada prinsipnya, ketiga jenis skill tersebut diperlukan oleh setiap manajer, namun proporsi antarlevel manajer relatif berbeda. Semakin tinggi level manajer semakin dibutuhkan kemampuan konseptual (conceptual skill). Sebagai contoh, seorang direktur utama budidaya usaha udang. Sedangkan semakin rendah level manajer semakin besar kemampuan teknis (technical skill) yang dibutuhkan. Secara sepintas level atau tingkatan manajer tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut. Top Manager Middle Managers First-Line Managers Non Managerial

Gambar 1.1. Berbagai Tingkatan Manager Menurut tingkatannya, manajer atau pimpinan organisasi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis manajer, yaitu (Wijiyanto,2012):

1. First line managers (para manajer level bawah) First line managers atau lower manager adalah para manajer yang bertanggung jawab terhadap operasional kegiatan karyawan dan tidak mensupervisi manajer lain. First line managers adalah level manajerial terendah. Contoh first line managers adalah supervisor produksi dalam pabrik dan supervisor teknik dalam departemen penelitian. Manajer lini pertama sering disebut dengan supervisor. Seorang kepala sekolah juga seorang manajer lini pertama, demikian juga manajer tim liga sepakbola. 2. Middle managers (para manajer level menengah) Middle managers adalah para manajer yang levelnya berada ditengah dalam hirarki organisasi. Mereka bertanggung jawab mensupervisi manajer level di bawahnya dan bertanggung jawab kepada manajer yang lebih senior. Contoh middle managers adalah para manajer pemasaran, manajer pabrik (plant manager atau factory manager), manajer sumber daya manusia, manajer keuangan, dan sebagainya. Seorang manajer pemasaran biasanya mensupervisi manajer pada tingkatan di bawahnya misalnya supervisor atau asisten manajer. Di sisi lain, manajer pemasaran juga memiliki pimpinan, misalnya General Manager (GM) atau direktur pemasaran. 3. Top manager (manajer level atas) Top manager merupakan manajer yang bertanggung jawab terhadap kinerja manajemen keseluruhan. Top manager sering kali disebut eksekutif. Nama jabatannya antara lain chief executive officer (CEO), president, vise president, dan sebagainya.

Menurut Stoner et.al (1995) dan Schermerhorn (1996), para manajer memiliki tiga peran yaitu: peran antar pribadi (interpersonal roles), peran informasional (informational roles), dan peran keputusan (decisional roles). Secara singkat, penjelasan mengenai peran manajer dapat dilihat pada table 1.1. berikut.

Tabel 1.1. Peran Manajer Interpersonal Roles 

Sosok atau figur



Pemimpin

Informational Roles 

Decisional Roles

Pemantau informasi



Enterpreneur

yang berkembang



Menangani permasalahan





Penghubung

Penyebar informasi



Pembagi

alokasi

sumber 

daya

Juru bicara 

Negosiator

Klasifikasi utama yang lain untuk manajer dilandaskan pada cakupan aktivitas manajemen yang mereka lakukan. Organisasi sering digambarkan sebagai seperangkat fungsi. Sebuah fungsi dalam arti ini adalah koleksi aktivitas yang serupa. Fungsi pemasaran misalnya, biasanya terdiri dari kegiatan penjualan, promosi, distribusi, dan riset pasar. Jadi manajer operasional bertanggung jawab hanya untuk satu bidang fungsional, seperti

produksi,

pemasaran,

atau

keuangan.

Manajer

umum

sebaliknya

membawahi unit yang kompleks, seperti sebuah perusahaan, sebuah anak perusahaan, atau sebuah divisi operasional independen. Dia bertanggung jawab atas semua kegiatan dari unit terbesar, seperti produksi, pemasaran dan keuangan (Stoner, et al,1996). Sebuah perusahaan kecil mungkin hanya mempunyai seorang manajer umum-presiden atau wakil presiden eksekutif- tetapi organisasi yang besar muungkin mempunyai beberapa orang manajer umum, masing-masing mengepalai divisi yang relatif independen. Penting untuk diingat bahwa manajer fungsional dan manajer umum mlakukan hal yang serupa, yaitu merencanakan,mengorganisasikan, memimpin,dan mengendalikan dalam hubungannya dengan waktu. D. KINERJA ORGANISASI Kinerja orgnisasi (organizational performance) adalah ukuran seberapa efisiensi dan efektif organiasi dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jadi efektivitas dan efisiensi merupakan kriteria umum kinerja dari organisasi. Efisiensi (efficiency)

adalah kemampuan meminimalkan penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi. Efisiensi terkait dengan terminologi doing things right (melakukan sesuatu dengan benar) sehingga diistilahkan menjadi berdaya guna. Semakin efisien suatu pekerjaan berarti semakin hemat penggunaan sumber dayanya. Sedangkan efektifitas adalah kemampuan untuk mencapai sasaran. Efektivitas terkait dengan terminologi doing the right things atau melakukan sesuatu yang benar, sehingga diistilahkan menjadi berhasil guna. Seorang manajer yang memilih sasaran tidak tepat adalah seorang manajer yang tidak efektif. Kinerja organisasi sebaiknya menggunakan perpaduan antara efektivitas dan efisiensi. Kalau perusahaan hanya mementingkan efisiensi (penghematan), tetapi tidak mampu mencapai sasaran, organisasi tersebut boleh dikatakan mengalami kegagalan. Sebaliknya, meskipun suatu organisasi mampu mencapai target atau sasaran, misalnya pencapaian pangsa pasar (market share) 20 persen, namun kalau untuk mencapainya dilakukan melalui upaya yang boros ( biaya operasional organisasi membengkak), hal itu dapat menyebabkan kegagalan organisasi. Efisiensi sebanyak apa pun tidak dapat menutupi kekurangan dalam efektivitas. Sebenarnya Drucker menyatakan, efektivitas merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi. Jadi sebelum kita dapat melakukan kegiatan secara efisien, kita harus yakin telah menemukan hal yang tepat untuk dilakukan. Sebagai gambaran, pada tabel 1.2. berikut ini beberapa jenis indikator kinerja. Fungsi

Efektivitas

Efisiensi

Keuangan

Penerimaan, keuntungan, Return on investment (ROI), NetPresent Value (NPV) Benefit/Cost (B/C) ratio.

Sumber daya

Evaluasi pelatihan, turn over, Indeks produktivitas tenaga employee satisfaction index. kerja, efisiensi biaya tenaga kerja

Pemasaran

Omzet, pangsa complain konsumen.

pasar, Efisiensi biaya iklan, Pencapaian sales per tenaga pemasaran

Produksi

Tingkat produksi, penggunaan mesin

tingkat Waste, efisiensi energy, Efisiensi air

E.ORGANISASI DAN MANAJEMEN Organisasi merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama secara tersruktur untuk mencapai tujuan organisasi.Pekerjaan terstruktur antara lain dapat berupa struktur organisasi, anggaran dasar atau anggaran rumah tangga (AD/ART) maupun pembagian tugas pekerjaan.Contoh sekumpulan orang dihalte bus tidak bisa disebu t organisasi walaupun mempunyai tujuan yang sama menunggu bus tetapi tidak memiliki kerjasama yang terstruktur. Organisasi menurut Kast dan James E.Rosenzweig (2002) bahwa kita membutuhkan suatu definisi umum dan sebuah model konseptual mengenai organisasi yang cocok untuk semua jenis dan besar, informal dan formal, sederhana dan kompleks, dan organisasi yang melaksanakan berbagai aktivitas dan fungsi.Dalam hubungan ini dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Suatu subsistem dari hubungan yang lebih luas 2. Semua pengaturan yang berorientasi pada sasaran orang dan tujuan. 3. Suatu subsistem teknik, orang yang memakai pengetahuan, peralatan dan fasilitas. 4. Suatu subsistem struktur, orang yang bekerjasama dalam aktivitas terpadu. 5. Suatu subsistem psikososial, orang dalam hubungan sosial. 6. Subsistem manajerial perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan usaha. Berdasarkan definisi tersebut suatu organisasi terdiri atas dua bagian, yaitu: 1. Organisasi sebagai wadah atau tempat, subsistem. 2. Organisasi sebagai proses yang menggambarkan aktivitas yang akan, sedang, atau telah dilaksanakan oleh manusia yang bergabung dalam sebuah organisasi sosial. Organisasi dikatakan berhubungan dengan aspek sosial karena subjek dan objeknya adalah manusia yang diikat oleh nilai-nilai tertentu.Nilai adalah hakikat moralitas kehendak untuk memenuhi kewajiban manusia, baik dalam organisasi formal maupun organisasi non formal.Selanjutnya dikemukakan oleh Kast dan James E.Rosenzweig (2002) organisasi didefinisikan sebagai kelompok orang yang terikat secara formal dalam hubungan atasan dan bawahan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Manusia diciptakan Tuhan dengan sempurna dan tidak ada manusia yang mempunyai kesamaan secara signifikan dan persis walaupun kembar siam, begitupun dua organisasi yang sejenis tidak bisa menampilkan budaya yang persis sama.Sebaliknya perbedaan-perbedaan kultural memiliki dampak besar tehadap kinerja

organisasi

dan

kualitas

kerja

yang

dialami

oleh

para

anggota

organisasi.Dengan demikian budaya kerja merupakan kekuatan yang tidak terlihat namun dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan tindakan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi.Budaya organisasi disebut juga sifat-sifat internal organisasi yg dapat membedakannya dengan organisasi lain.Budaya organisasi dapat tampil lewat tradisi-tradisi, metode tindakannya sendiri yang secara keseluruhan menciptakan suatu iklim (Keits Davis dan John Newstrom, 1985). Keunikan organisasi terjadi karena organisasi tersebut memiliki sejarah sendiri bagaimana organisasi telah mengelola hal-hal berikut(Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2005): 1. Serangkaian cara dalam memecahkan masalah dan kegiatan yang diselenggarakan. 2. Bauran kepribadian dan gaya kemanajerial. 3. Serangkaian sejarah perjuangan dan kepahlawanan yang legendaris. 4. Menetapkan bagaimana kita melakukan sesuatu yang berkaitan dengan seni. 5. Pengadaan tentang bagaimana perubahan itu dilembagakan, dengan perkataan lain organisasi memiliki iklim, adat istiadat dan kepribadian organisasi itu sendiri. Apabila berorientasi pada kultur organisasi, kita artikan segala sesuatunya sama dengan kultur masyarakat karena kultur organisasi yang mengandung bauran nilainilai, kepercayaan, asumsi, pesepsi, norma, kekhasan dan pola perilaku dalam suatu organisasi, sama dengan kepribadian seorang individu(Gibson, 1996). Tujuan merupakan aspek fundamental dalam organisasi, baik organisasi formal maupun informal.Setiap organisasi selalu mengatur alokasi sumber daya yang dimiliki, Baik SDM, dana, bahan baku, dan peralatan, dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Jadi prinsip-prinsip manajemen selalu diperlukan dalam pengelolaan organisasi.

F.PROSES MANAJEMEN Proses adalah metode atau cara sistematis dalam melakukan atau menangani suatu kegiatan.Terdapat beberapa versi proses manajemen antara lain: 1. George R.Terry : Planning, Organizing, Actuating, Controlling. 2. Henry Fayol: Planning, Organization, Comanding, Coordinating, Controlling. 3. Samuel C.Certo: Planning, Inflencing, Organizing, Controlling. 4. Ricky W.Griffin : Planning and Decision Making, Organizing, Leading, Controlling. 5. Louis A.Allen : Leading, Planning, Organizing, Commanding, Controlling. 6. John Robert Beishline: Planning, Organizing, Commanding, Controlling. 7. Lauther Gullich: Planning, Organizing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting. 8. Konntz dan O’Donnel : Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling. 9. William H.Newman : Planning, Organizing, Assembling Resources, Directing, Controlling. Secara lebih sederhana proses manajemen dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Perencanan yaitu proses penetapan sasaran organisasi beserta cara untuk mencapai sasaran tersebut. 2. Implementasi yaitu semua hal yang telah direncanakan dilaksanakan, tidak menutup kemungkina dilakukan revisi atau perubahan rencana sesuai kebutuhan dilapangan. 3. Evaluasi merupakan proses membandingkan antara kinerja dan harapan atau sasaran.Kalou hasilnya tidak sesuai harapan perlu dilakukan tindakan korektif agar hasil akhirnya memuaskan. Apabila siklus proses manajemen berjalan secara optimal, proses perbaikan yang berkesinambungan (Continuous improvement) diharapkan terjadi.Selain itu terdapat juga istilah PDCA yaitu Plan,Do,Check,dan Action.Dalam Plan dibuat perencanaan,

lalu

perencanaan

diimplementasikan

dalam

Do,

selanjutnya

implementasi dimonitor dan dievaluasi pada fase Check dan dilakukan tindakan korektif atau perbaikan apabila diperlukan pada tahap Action, lalu kembali ke fase Plan , dan seterusnya.

G. TANTANGAN MANAJEMEN Seiring perkembangan zaman, maka akan semakin maju peradaban, semakin ketat persaingan, dan tantangan yang dihadapi oleh para pengelolaa organisasi akan semakin beragam dan kompleks. Perkembangan teknologi informasi yang pesat harus disikapi oleh para pelaku usaha dan pemangku birokrasi atau pemerintahan, agar dapat memberikan pelayanan yang prima dan profesional. Kompetisi dan globalisasi ekonomi juga harus diantisipasi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis cenderung semakin banyak dan bertambah serta inovasi produk semakin berkembang yang mengakibatkan persaingan semakin ketat. Laju globalisasi termasuk globalisasi ekonomi adalah suatu hal yang nyata dan harus dihadapi pelaku bisnis. Semakin tinggi volume perdagangan internasional karena globalisasi ekonomi menuntut pelaku bisnis untuk menghasilkan

produk

yang

dapat

bersaing

sehingga

bisnis

dapat

berkembang. Pada organisasi birokrasi atau pemerintahan, kompetisi dan globalisasi harus disikapi dengan memberikan pelayanan yang baik dan prima, karena tidak dapat dipungkiri birokrasi antar pemerintah daerah berlomba-lomba memberikan kemudahan pelayanan dalam segala aspek, seperti kemudahan layanan perizinan usaha, layanan pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Untuk mencapai tujuan bisnis dan birokrasi pemerintahan, para pengelola organisasi perlu membuat suatu pedoman atau panduan dalam menjalankan bisnis atau jalannya pemerintahan. Berikut beberapa pedoman yang bisa diterapkan : 1. Perlunya memiliki Visi Organisasi yang dikelola akan dibawa kemana dan dikembangakan seperti apa kedepannya. Hambatan-hambatan dalam dunia usaha seperti standarisasi mutu, kondisi sosial budaya, stabilitas ekonomi, transportasi atau pengangkutan menjadi tantangan manajer dalam membawa usahanya

untuk

dapat

bertahan

dan

memenangkan

persaingan.

Perkembangan peradaban yang semakin cepat di bidang teknologi, kondisi sosial budaya dalam dunia global menjadi tantangan bagi manajer untuk membawa organisasinya ke masa depan.

Dalam dunia birokrasi atau pemerintahan visi misi dijabarkan dalam dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) setiap 5 tahun sekali. Dalam RPJMD dijabarkan Visi, Misi, Tujuan Pembangunan yang kesemuanya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dalam segala aspek kehidupan.

2. Perlunya Etika Setiap pelaku bisnis juga harus menyadari bahwa organisasi bisnis yang dipimpinnya merupakan bagian dari dari suatu sistem sosial sehingga organisasi tersebut perlu memiliki tanggung jawab sosial. Para pebisnis semakin dituntut untuk memperhatikan aspek etika dalam menjalankan bisnis mereka. Pelanggaran terhadap etika bisnis akan menyebabkan organisasi bisnis mendapat sanksi, baik sanksi sosial maupun sanksi hukum. Dalam pemerintahan etika birokrasi juga harus dijalankan sesuai dengan peraturan dan regulasi yang ada, seperti pengelolaan barang milik Negara, pengelolaan anggaran dan sebagainya. Penyalahgunaan dalam pengelolaan tersebut membawa konsekuensi hukum.

3. Kepekaan Menanggapi Keanekaragaman Budaya Dalam bisnis internasional pengelolaa perusahaan harus memahami dan mampu mengelola keragaman budaya antar Negara dan antar daerah. Budaya timur dan barat berbeda sehingga para pelaku bisnis tingkat global harus mampu menempatkan diri dengan baik, sehingga produk yang dihasilkan dapat diterima dan bersaing pada komunitas global. Budaya Pemerintahan di setiap daerah berbeda satu dengan yang lainnya, karena menyesuaikan dengan kultur atau budaya lokal setempat. Sebagai contoh di Pemerintah DIY menerapakan Budaya Pemerintahan SATRIYA, yaitu suatu pedoman atau panduan bagi seluruh ASN di Pemerintah DIY dalam menjalankan tugas melayani masyarakat.

H. SEJARAH ILMU MANAJEMEN Teori manajemen terbentuk melalui beberapa perkembangan dalam waktu yang sangat panjang. Konsep manajemen telah dikembangkan sejak zaman sebelum Masehi. Konsep Manajemen telah mulai dikembangkan oleh beberapa kerajaan kuno, seperti Bangsa Sumeria, Mesir, Babilonia, Yunani, dan Romawi. Contoh formal menurut Stoner et.al (1996) organisasi yang bersifat formal sudah dapat dilihat diantaranya pada angkatan perang Yunani, Romawi, dan Gereja Katholik Roma. Teori manajemen terus mengalami evolusi.

Masing-masing pionir

pengembangan ilmu manajemen memberikan kontribusinya. Berikut pionir perkembangan ilmu manajemen : 1. Peterof Drucker Disebut sebagai bapak manajemen modern, mempunyai pemikiran bagaimana manusia di organisasi pada setiap sektor masyarakat bisnis, pemerintah, maupun organisasi non profit. Berhasil memprediksi berbagai peristiwa

yang

terjadi

pada

abad

ke-20

seperti

privatisasi

dan

desentralisasi, kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia, peran pemasaran yang semakin meningkat, dan kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi.

2. Frederick Winslow Taylor Dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah, dengan prinsip ilmiah sebagai berikut : a. Menggantikan rule of thumb (kepercayaan yang tidak ada batasnya) dengan metode yang berdasarkan studi ilmiah. b. Memilih, melatih, dan mengembangkan secara ilmiah setiap pekerja bukannya membiarkan pekerja berkembang sendiri. c. Memberikan instruksi dan pengawasan terhadap pekerja dalam pelaksanaan kegiatannya. d. Membagi kerjasama porsinya antara manajer dengan pekerja, sehingga manajer bisa menerangkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah untuk perencaan kerja dan pekerja menjalankan tugasnya.

3. Henry Fayol Mengembangkan secara independen teori manajemenilmiah dan teori administrasi bisnis. Dalam bukunya Teori Manajemen Fayol, menyebutkan 6 fungsi manajemen yang kita kenal dengan forecasting, planning, organizing, commanding, coordinating, and controlling. Henry Fayol merupakan pengusung aliran teori organisasi klasik, dan mengenalkan 14 prinsip manajemen sebagai berikut : a. Pembagian pekerjaan b. Kewenangan c. Disiplin d. Kesatuan komando e. Kesatuan dalam pengarahan f. Kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi g. Remunerasi h. Sentralisasi i.

Hirearki

j.

Tata tertib

k. Keadilan l.

Stabilitas staf

m. Inisiatif n. Semangat korps

4. Max Weber Pengusung pemikiran atau aliran teori organisasi klasik. Memperkenalkan konsep

birokrasi.

Weber

menilai

diperlukan

adanya

aturan

dan

kewenangan yang tegas agar kompleksitas pekerjaan dapat terselesaikan dengan rapi, efektif, dan efisien. Pada prinsipnya birokrasi adalah prosedur formal yang terstruktur dan diberlakukan sebagai pedoman kerja suatu organisasi.

I.

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Teori memberi pengaruh yang sangat kuat. Semakin lama kita menggunakan suatu teori, kita semakin mengenal dan merasa nyaman dengannya dan semakin kita cenderung tidak mencari teori alternative kecuali ada peristiwa yang memaksa kita untuk berubah. Hal ini membantu menerangkan mengapa teori manajemen modern benar – benar adalah mosaic kaya dari berbagai teori yang paling sedikit telah bertahan selama satu abad terakhir. 1. The System Approach Teori

system

meramalkan

bahwa

aktivitas

setiap

segmen

organisasi

mempengaruhi aktivitas segmen lainnya, dengan tingkat pengaruh yang berbeda. Pada pendekatan system (the system approach), organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan dimana masing-masing bagian memiliki keterkaitan satu sama lain. Terdapat 2 jenis system : system terbuka dan system tertutup. Pada system terbuka, organisasi memiliki hubungan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pada system tertutup, organisasi tidak memilikihubungan interaksi dengan lingkungan. Contoh organisasi system tertutup adalah biara, tempat para biksu sengaja mengasingkan diri dalam rangka pencapaian nilai-nilai spiritual, dan penjara (Wijayanto, 2012). Tentu saja dalam praktiknya tidak ada organisasi yang benar-benar “terasing” atau tidak berhubungan sama sekali dengan lingkungan. Yang membedakan antara system terbuka dan tertutup adalah batas system. Dalam system terbuka, batasan bersifat fleksibel, sedangkan dalam system tertutup bersifat rigid atau kaku. 2. Pendekatan Contingency Teori manajemen berusaha menentukan hubungan yang dapat diramalkan antara situasi, tindakan, dan hasil. Jadi tidak mengherankan bahwa pendekatan mutakhir mencoba mengintegrasikan berbagai pemikiran aliran manajemen dengan memfokuskan pada saling ketergantungan dari berbagai factor yang terlibat dalam situasi manajerial. Pendekatan contingency seringkali disebut dengan pendekatan situsional (situational approach). Pendekatan contingency mengembangkan konsep bahwa

teknik manajemen yang terbaik dalam upaya pencapian tujuan organisasi adalah bervariasi bergantung masalah yang dihadapi, konsep kepemimpinan situsional merupakan salah satu hasil dari pemikiran pengembangan ilmu manajemen aliran pendekatan contingency. Menurut pendekatan kontingensi, tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang dalam situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, paling baik memberikan kontribusi pada poencapaian sasaran manajemen. 3. Pendekatan Dynamic engagement (Keterlibatan Dinamik) Pendekatan dynamic engangement (dinamis) memandang bahwa factor waktu dan hubungan manusia memengaruhi konsep manajemen. Oleh karena itu, pendekatan manajemen harus dinamis, tidak bisa statis. 6 tema manajemen dalam pendekatan dinamis menurut Stoner et al (1996), yaitu : a. Lingkungan organisasi yang baru. Pendekatan keterlibatan dinamik mengakui bahwa sebuah lingkungan organisasi bukan sekumpulan kekuatan tidak manusiawi yang tetap. Sebaliknya lingkungan itu kompleks, jaringan dinamik dari orang-orang yang saling berinteraksi. b. Etika dan tanggung jawab sosial. Manajer menggunakan pendekatan ini untuk memerhatikan dengan seksama nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam organisasi mereka, budaya perusahaan yang mencakup nilai-nilai tadi, dan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang di luar organisasi. c. Globalisasi dan manajemen. Era globalisasi menyebabkan dunia seolah-olah mengkerut dan batasbatas geografis seperti memudar (borderless). Oleh karena itu, pihak manajemen dari perusahan perlu menyiasati fenomena globalisasi dengan mewaspadai serangan pemain global. Karena perdagangan internasional akan semakin ketat. d. Mendirikan dan memperbarui organisasi. Pada prinsipnya reengineering dapat diterapkan pada proses bisnis maupun struktur organisasi. e. Budaya dan multibudaya.

Multibudaya adalah target yang bergerak, karena semakin banyak orang yang menyadari tradisi budaya tertentu dan ikatannya. Disinilah dinamik dan keterlibatan jelas bersama-sama seperti kita membayangkan organisasi abad kedua puluh satu. f. Kualitas. Pada saat ini TQM 9total Quality management) sudah menjadi isu yang wajib dipahami oleh para manajer. Organisasi menggunakan konsep TQM sebagai alat bantu untuk menjamin pencapaian standar kualitas sebagai target kinerja.

KESIMPULAN ILMU manajemen diperlukan oleh hampir semua jenis profesi, baik yang bekerja

di

swasta,

pemerintah,

yayasan,

maupun

lembaga

swadaya

masyarakat. Ilmu manajemen diperlukan dalam pengelolaan setiap organisasi, baik organisasi bisnis, organisasi sekolah, organisasi profesi, maupun organisasi sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan akan manajemen sangat diperlukan oleh hampir setiap manusia dalam berkarya. Manajemen adalah ilmu dan seni, yang terdiri atas perencanaan pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap kinerja organisasi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Secara lebih sederhana, proses manajemen dapat dibagi menjadi 3 tahap : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan merupakan proses penetapan sasaran organisasi beserta cara untuk mencapai sasaran tersebut. Sedangkan dalam tahap implementasi, semua hal yang telah direncanakan dilaksanakan.

--- S E L E S A I ---

Related Documents

Konsep Dasar
May 2020 49
Konsep Dasar
November 2019 61
Konsep Dasar
November 2019 71
1. Konsep Dasar Entitas.docx
December 2019 26
Konsep Dasar Diare.docx
November 2019 27

More Documents from "hilal"