Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.docx

  • Uploaded by: Endah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,303
  • Pages: 10
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 3.1

Pengkajian Data subjektif

1.

Identitas Klien

·

Nama klien

·

Nomer RM

·

Jenis kelamin

Komposisi antara laki-laki dan perempuan terhadap penyerangan infeksi virus TBC hampir sama. Pada perokok aktif kasusnya lebih banyak terjadi dibanding yang tidak mengkonsumsi rokok ·

Umur

TB paru pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun namun yang paling banyak adalah pada usia antara 1-2 tahun. Anak anak lebih sering mengalami TB luar paruparu dibanding TB paru (extrapulmonary) ·

Status perkawinan

·

Pekerjaan

Penyakit TB paru sering diderita dari golongan ekonomi menengah kebawah. Dan juga berhubungan dengan jenis pekerjaan yang berada dilingkungan yang banyak terpajan polusi udara setiap harinya. Polusi udara dapat menurunkan efektifitas kerja paru-paru dan menurunkan sistem imunitas tubuh kita. ·

Agama

·

Alamat

Lingkungan dengan penderita TB paru yang cukup banyak memicu mudahnya penyebaran infeksi serta keadaan lingkungan dengan kualitas kebersihan yang buruk juga dapat menjadi faktor penularan virus TBC ·

Tanggal MRS

·

Diagnosa Medis

Diagnosa medis sering menunjukkan adanya komplikasi pada klien penderita TB paru.

2. a. · ·

Riwayat Keperawatan. Keluhan utama : Demam : subfebris, febris (40-41° C) hilang timbul. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkis, sebagai reaksi tubuh untuk

mengeluarkan produksi dari proses inflamasi, mulai dari batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum) timbul dalam jangka waktu lama (kurang lebih 3 minggu). ·

Sesak napas : timbul pada tahap lanjut ketika infiltrasi radang sampai

setengah paru. ·

nyeri dada meningkat karena batuk berulang namun jarang ditemukan kecuali

terjadi infiltrasi radang sampai ke pleura

b.

Riwayat penyakit sekarang Sesak napas dan batuk kadang disertai sputum atau tidak, demam tinggi,

kesulitan tidur, BB menurun drastis. Malaise ditemukan anoreksia, napsu makan

dan berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, serta berkeringat pada malam hari tanpa sebab. Pada atelektasis terhadap gejala sianosis, sesak napas, dan kolaps.

c.

Riwayat penyakit dahulu Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita sebelumnya apakah ada

hubungannya dengan penyakit sekarang seperti penyakit jantung paru (penyakit pernafasan), penyakit DM. riwayat pemakaian alkohol.

d.

Riwayat penyakit keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit TB Paru (penyakit pernafasan lain) yang menular.

3. a.

Pola Fungsi Kesehatan Pola persepsi terhadap kesehatan

Terjadi perubahan hidup yang tidak sehat karena defisit perawatan diri akibat kelemahan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang juga memerlukan perawatan yang serius.

b.

Pola nutrisi metabolisme

Penderita pada umumnya kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, terjadi penurunan BB, turgor kulit buruk, kering atau kulit bersisik, kelemahan otot atau hilangnya lemak subkutan.

c.

Pola eliminasi.

Pola ini biasanya terjadi perubahan pada eliminasi akut karena asupan yang kurang sehingga penderita biasanya tidak bisa BAB secara normal. Klien harus dibiasakan dengan urine jingga pekat akibat konsumsi OAT.

d.

Pola istirahat-tidur.

Penderita pada umumnya kesulitan tidur pada malam hari karena demam, menggigil, berkeringat dan batuk terus-menerus.

e.

Pola aktivitas latihan

Penderita terjadi kelelahan umum dan kelemahan otot, kelelahan, nyeri dan sesak mempengaruhi aktifitas pada penderita TB.

f.

Pola persepsi diri

Adanya kecemasan, menyangkal dari kondisi, ketakutan dan mudah terangsang, perasaan tidak berdaya dan tidak punya harapan untuk sembuh. g.

Pola kognitif perseptual

Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan panca indra penglihatan, pendengaran dan penciuman serta perubahan memori akibat dari efek samping banyak obat pada saat dalam tahap penyembuhan. h.

Pola toleransi koping stress

Adanya ketidakefektifan dalam mengatasi masalah individu dan keluarga pada penderita. i.

Pola reproduksi seksual

Pada umumnya terjadi penurunan seksualitas pada penderita TB. j.

Pola hubungan peran

Terjadi keadaan yang sangat menggangu hubungan interpersonal karena TBC dikenal sebagai penyakit menular. k.

Pola nilai dan kepercayaan

Timbulnya distress spiritual pada diri penderita, bila terjadi serangan yang hebat atau penderita tampak kurang sehat.

Data Obyektif a.

Keadaan Umum

Penderita dalam keadaan lemah, composmentis, apatis, stupor, somnolen, soporo coma dan coma. Penilaian GCS sangat penting untuk diperhatikan. Tanda vital : suhu meningkat, takikardi, takipnea, dyspnea.

b. ·

Pemeriksaan Fisik (B1-B6) (Arif Muttaqin, 2008 : 87) Breathing (B1)

Pemeriksaan fisik pada klien dengan TB paru merupakan pemeriksaan fokus yang terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Inspeksi : Bentuk dada dan pergerakan pernapasan, sekilas pandang klien dengan TB paru biasanya tampak kurus sehingga terlihat adanya penurunan proporsi diameter bentuk dada antero-posterior dibandingkan proporsi diameter lateral. Apabila ada penyulit dari TB paru seperti adanya efusi pleura yang masif, maka terlihat adanya ketidaksimetrian rongga dada, pelebar intercostals space (ICS) pada sisi yang sakit. TB paru yang disertai atelektasis paru membuat bentuk dada menjadi tidak simetris, yang membuat penderitanya mengalami penyempitan intercostals space (ICS) pada sisi yang sakit. Pada klien dengan TB paru minimal dan tanpa komplikasi, biasanya gerakan pernapasan tidak mengalami perubahan. Meskipun demikian, jika terdapat komplikasi yang melibatkan kerusakan luas pada parenkim paru biasanya klien

akan terlihat mengalami sesak napas, peningkatan frekuensi napas, dan menggunakan otot bantu napas. Batuk dan sputum. Saat melakukan pengkajian batuk pada klien dengan TB paru, biasanya didapatkan batuk produktif yang disertai adanya peningkatan produksi secret dan sekresi sputum yang purulen. Periksa jumlah produksi sputum, terutama apabila TB paru disertai adanya brokhiektasis yang membuat klien akan mengalami peningkatan produksi sputum yang sangat banyak. Perawat perlu mengukur jumlah produksi sputum per hari sebagai penunjang evaluasi terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan. Palpasi : Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB paru tanpa komplikasi pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada saat bernapas biasanya normal seimbang antara bagian kanan dan kiri. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada klien TB paru dengan kerusakan parenkim paru yang luas. Getaran suara (fremitus vokal). Getaran yang terasa ketika perawat meletakkan tangannya di dada klien saat klien berbicara adalah bunyi yang dibangkitkan oleh penjalaran dalam laring arah distal sepanjang pohon bronchial untuk membuat dinding dada dalam gerakan resonan, teerutama pada bunyi konsonan. Kapasitas untuk merasakan bunyi pada dinding dada disebut taktil fremitus. Palpasi trakea. Adanya pergeseran trakea menunjukan meskipun tidak spesifik penyakit dari lobus atau paru . pada TB paru yang disertai adanya efusi pleura massif dan pneumothoraks akan mendorong posisi trakea kea rah berlawanan dari sisi sakit. Perkusi : Pada klien dengan TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan didapatkan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Pada klien dengan TB paru yang

disertai komplikasi seperti efusi pleura akan didapatkan bunyi redup sampai pekak pada sisi yang sesuai banyaknya akumulasi cairan di rongga pleura. Apabila disertai pneumothoraks, maka didapatkan bunyi hiperresonan terutama jika pneumothoraks ventil yang mendorong posisi paru ke sisi yang sehat. Auskultasi : Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi) pada sisi yang sakit. Penting bagi perawat pemeriksa untuk mendokumentasikan hasil auskultasi di daerah mana didapatkan adanya ronkhi. Bunyi yang terdengar melalui stetoskop ketika klien berbica disebut sebagai resonan vokal. Klien dengan TB paru yang disertai komplikasi seperti efusi pleura dan pneumopthoraks akan didapatkan penurunan resonan vocal pada sisi yang sakit. ·

Blood (B2)

Inspeksi : adanya jaringan parut dan keluhan kelemahan fisik dengan sianosis kemungkinan mengalami syok.

Palapsi : penghitungan frekuensi denyut nadi meliputi irama dan kualitas denyut nadi,denyut nadi perifer melemah

Perkusi : batas jantung mengalami pergeseran pada TB paru dengan efusi pleura condong kearah paru yang sehat.

Auskultasi : tekanan darah biasanya normal atau mengalami peningkatan tetapi jarang ditemukan.bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan.

·

Brain (B3)

Kesadaran biasanya compos mentis, pada pengkajian objektif klien tampak dengak wajah meringis,merintih.

·

Bladder (B4)

Inspeksi : adanya oliguria menandakan syok hipovolemi. Urin berwarna jingga pekat dan berbau menandakan fungsi ginjal normal pada penderita TB sebagai eksresi dari OAT terutama rimfamisin

Palpasi : kemungkinan ada nyeri tekan pada kandung kemih karena distensi sebagai bentuk komplikasi

·

Bowel (B5)

Inspeksi : klien biasanya mengalami mual muntah penurunan nafsu makan dan penuruan berat badan.

Palpasi : adakah nyeri tekan abdomen sebagai komplikasi Perkusi : Adakah distensi abdomen akibat batuk berulang Auskultasi : Terdengar bising usus menurun (normal 5-12x/menit).

·

Bone (B6)

Inspeksi : Kemungkinan adanya deformitas, aktivitas mandiri terhambat, Atau mobilitas dibantu sebagian akibat kelemahan otot. Palpasi : Adakah nyeri tekan pada sendi atau tulang akibat dari komplikasi infeksi TB pada tulang

Related Documents


More Documents from "Febri Wanly Vallentina"