Konseling Gizi Tetanus.docx

  • Uploaded by: NI NYOMAN AYU ANJANI
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konseling Gizi Tetanus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,903
  • Pages: 19
KONSELING GIZI ( Infeksi Tetanus ) I.

Latar Belakang Perjalanan pariwisata sering kali berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang disebut kasus travel medicine.

Faktor-faktor pokok yang mempengaruhi adalah

model transportasi, tempat yang dikunjungi, durasi dan musim saat perjalanan, tujuan perjalanan, standar akomodasi dan hygienitas makanan, perilaku wisatawan, serta riwayat kesehatan wisatawan. Standar akomodasi, jenis makanan yang dikonsumsi, dan perilaku wisatawan merupakan aspek yang bisa memberikan kontribusi pada status kesehatan wisatawan saat di obyek wisata yang dikunjungi. Wisatawan bisa juga bisa mendadak mengalami perubahan penting dalam hal ketinggian, kelembaban, temperatur, dan terekspos penyakit-penyakit menular yang akan mempengaruhi kesehatannya selama perjalanan. Resiko mengalami permasalahan kesehatan semakin meningkat ketika mengunjungi obyek wisata di negara berkembang. Karena sejauh ini negara-negara berkembang dianggap sebagai daerah tujuan wisata yang mempunyai risiko kesehatan tertentu. Salah satu penyakit yang dapat terjadi dalam melakukan perjalanan pariwisata adalah Tetanus. Tetanus merupakan toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani ditandai dengan kekakuan otot dan spasme yang periodik dan berat. Tetanus dapat terjadi akibat Kuman atau bakteri tetanus dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka akibat tertusuk paku atau jarum, kecelakaan lalu lintas, terbakar, dan digigit hewan. II.

Tujuan dan Sasaran 2.1 Tujuan Umum Membantu klien untuk mempertahankan status gizi karena terdapat perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan akibat dari infeksi yang terjadi. 2.2 Tujuan Khusus -

Meningkatkan asupan energy, protein, dan lemak

-

Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila mengalami kekurangan berat badan.

-

Meningkatkan pengetahuan dalam memilih makanan yang tepat.

2.3 Sasaran Klien yang mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gizi. Nama klien : Kamajaya (Penderita Infeksi Tetanus)

III.

Contoh Penyelesaian Kasus Berdasarkan Langkah – Langkah PAGT ( Proses Asuhan Gizi Terstandar)/ Pendekatan NCP ( Nutritional Care Process ) 3.1 Langkah 1 : Membangun Dasar – Dasar Konseling Klien datang ke klinik konsultasi gizi bertujuan untuk membantu klien dalam upaya merubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga meningkatkan status gizi dan kesehatan klien. Sebagai konselor harus memiliki keterampilan komunikasi , agar dapat menyambut klien dengan baik dan ramah , lalu mempersilahkan klien untuk duduk dengan nyaman dan tenang. A. Salam : Selamat Siang Ibu/Bapak B. Perkenalan diri : Nama Konselor

: Ni Nyoman Ayu Anjani

Tanggal Kegiatan Konseling · Sesi I (Persiapan)

: Senin, 11 Maret 2019

· Sesi II (Pengambilan Keputusan)

: Senin, 11 Maret 2019

· Sesi III (Monitoring dan Evaluasi) : Selasa,19 Maret 2019 Tempat Kegiatan Konseling · Sesi I (Persiapan)

: Instalasi Gizi

· Sesi II (Pengambilan Keputusan)

: Instalasi Gizi

· Sesi III (Monitoring dan Evaluasi) : Instalasi Gizi Konseling Berlangsung

: ±60 menit untuk setiap sesi

C. Identitas Klien Nama

: Kamajaya

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 30 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan terakhir

: S1

Diagnosa Penyakit/Masalah Gizi

: Infeksi Tetanus

D. Menjelaskan Tujuan konseling : - Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi - Memahami penyebab terjadinya masalah - Mencari alternatif pemecahan masalah - Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya - Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien 3.2 Langkah 2 : Menggali Permasalahan Suatu proses yang didalamnya terdapat kegiatan pengumpulan, verifikasi dan interprestasi data yang sistematis dalam upaya mengidentifikasi masalah gizi dan penyebabnya. Data yang harus dikumpulkan untuk kemudian dikaji meliputi data antropometri, data biokimia, data klinis dan fisik, data riwayat makan serta data riwayat personal. Data yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan standar nilai normal, sehingga dapat dikaji dan diindetifikasi seberapa besar masalahnya. A. PENGKAJIAN GIZI 1) Data Antropometri Tinggi Badan

: 165 cm

LILA

: 28

LILA/U = LILA perhitungan/ LILA standarx 100% = (28/31,9)x100% = 87,8% LILA (Tabel persentil untuk usia 25-34,9 th Lk) : 319 mm = 31,9 cm) Garis Batas Bawah : -

Gizi Baik

: 85 %

-

Gizi Kurang : 79%

Gizi Buruk : <70 % Status Gizi : Normal BBI = (165-100) -10 %(165-100) = 65 – 6,5 = 58,5 kg 2) Data Biokimia/Laboratorium Terinfeksi oleh kuman Clostridium Tetani

3) Data Klinis/Fisik Klien mengalami kaki terluka akibat tercangkul 4) Medical Record -

Luka dibersihkan dengan antiseptik atau H2O2 3%

- Antioksidan : ATS - Anti kejang : Diazepam (dosis 0,5-1,0 mg/kg berat badan/4 jam intramuskular) - Antibiotik : Penisilin prokain 1,2 juta unit/hari atau Tetrasiklin 1 g/hari 5) Riwayat Makan DIET/RIWAYAT GIZI

Nilai

Keterang

Normal - nafsu makan menurun, hasil recall menunjukkan

an

Asupan gizi 80100%

- asupan gizi tidak adekuat

asupan energy 63%, dan protein

80%,

karbohidrat 75%. - suka

- pola makan yang

mengkonsumsi

beraneka

ikan

yang

kurang tepat

diawetkan/kaleng sperti sarden dan juga ikan asin.

Tidak

suka

mengkonsumsi sayur dan buah,

serta

kurang

minum air.

6) Riwayat Personal - Pekerjaan klien sebagai Wiraswasta 3.3 Langkah 3 : Diagnosis Gizi Domain

Problem

Etiologi

NI-1.1

Hypermetabolisme

Berkaitan

(Peningkatan Kebutuhan adanya infeksi.

Sign dengan Ditandai pasien

dengan masih

Energi)

dalam perawatan luka infeksi.

NI-5.1

Peningkatan Kebutuhan

Berkaitan Zat

(Spesifik)

Ditandai

dengan

Gizi dengan penyembuhan luka infeksi pada luka akibat infeksi.

kaki

Memberikan Penjelasan Mengenai Masalah Tetanus

Domain Asupan Asupan makan yang tidak adekuat yang berhubungan dengan nafsu (Intake)

makan menurun, mual muntah yang ditandai dengan asupan makanan dibawah 80-100%

Domain Klinis

Klien mengalami infeksi yang ditandai dengan terinfeksi oleh kuman

(Clinic)

Clostridium Tetani

Domain Prilaku Kebiasaan makan/minum tidak tepat berhubungan dengan kurangnya (Behaviour)

pemahaman/pengetahuan tentang fungsi makanan/minuman ditandai dengan suka mengkonsumsi beraneka ikan yang diawetkan/kaleng sperti sarden dan juga ikan asin. Tidak suka mengkonsumsi sayur dan buah, serta kurang minum air.

A. Pengertian Tetanus Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh C. tetani ditandai dengan kekakuan otot dan spasme yang periodik dan berat. Tetanus dapat didefinisikan sebagai keadaan hipertonia akut atau kontraksi otot yang mengakibatkan nyeri (biasanya pada rahang bawah dan leher) dan spasme otot menyeluruh tanpa penyebab lain, serta terdapat riwayat luka ataupun kecelakaan sebelumnya. B. Gejala Tetanus merupakan penyakit yang berbahaya dan gejalanya muncul dalam 4-21 hari setelah terkena kuman tetanus. Apabila mengalami luka dan tidak mendapat antiracun tetanus, terutama jika muncul beberapa gejala seperti: -

demam,

-

pusing,

-

berkeringat berlebihan,

-

jantung berdebar.

Terlebih lagi sudah muncul gejala yang khas untuk tetanus, antara lain: -

Tegang dan kaku pada otot rahang (trismus).

-

Otot leher atau otot perut terasa kaku.

-

Sulit menelan.

-

Episode kaku seluruh tubuh seperti kejang selama beberapa menit, yang dipicu oleh suara bising, sentuhan, atau cahaya.

-

Sulit bernapas.

C. Patofisiologi Pada dasarnya tetanus adalah penyakit yang terjadi akibat pencemaran lingkungan oleh bahan biologis (spora) sehingga upaya kausal menurunkan attack rate adalah dengan cara mengubah lingkungan fisik atau biologik. Port d’entree tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun diduga melalui : 1. Luka tusuk, patah tulang, komplikasi kecelakaan, gigitan binatang, luka bakar yang luas. 2. Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridement) dengan baik. 3. Otitis media, karies gigi, luka kronik. 4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril, pembubuhan puntung tali pusat dengan kotoran binatang, bubuk kopi, bubuk ramuan, dan daun-daunan merupakan penyebab utama masuknya spora pada puntung tali pusat yang menyebabkan terjadinya kasus tetanus neonatorum. Spora C. tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. Spora yang masuk ke dalam tubuh tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob), sehingga berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak mencetuskan reaksi inflamasi. Gejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif yang sedang tumbuh. C. tetani menghasilkan dua eksotoksin, yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanolisin menyebabkan hemolisis tetapi tidak berperan dalam penyakit ini. Gejala klinis tetanus disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin melepaskan pengaruhnya di keempat sistem saraf: (1)

motor end plate di otot rangka, (2) medula spinalis, (3) otak, dan (4) pada beberapa kasus, pada sistem saraf simpatis. Diperkirakan dosis letal minimum pada manusia sebesar 2,5 nanogram per kilogram berat badan (satu nanogram = satu milyar gram), atau 175 nanogram pada orang dengan berat badan 70 kg. Hipotesis bahwa toksin pada awalnya merambat dari tempat luka lewat motor end plate dan aksis silinder saraf tepi ke kornu anterior sumsum tulang belakang dan menyebar ke susunan saraf pusat lebih banyak dianut daripada lewat pembuluh limfe dan darah. Pengangkutan toksin ini melewati saraf motorik, terutama serabut motorik. Reseptor khusus pada ganglion menyebabkan fragmen C toksin tetanus menempel erat dan kemudian melalui proses perlekatan dan internalisasi, toksin diangkut ke arah sel secara ektra aksional dan menimbulkan perubahan potensial membran dan gangguan enzim yang menyebabkan kolin-esterase tidak aktif, sehingga kadar asetilkolin menjadi sangat tinggi pada sinaps yang terkena. Toksin menyebabkan blokade pada simpul yang menyalurkan impuls pada tonus otot,sehingga tonus otot meningkat dan menimbulkan kekakuan. Bila tonus makin meningkat akan menimbulkan spasme terutama pada otot yang besar. Dampak toksin antara lain : 1. Dampak pada ganglion pra sumsum tulang belakang disebabkan karena eksotoksin memblok sinaps jalur antagonis, mengubah keseimbangan dan koordinasi impuls sehingga tonus otot meningkat dan otot menjadi kaku. 2. Dampak pada otak, diakibatkan oleh toksin yang menempel pada gangliosida serebri diduga menyebabkan kekakuan dan spasme yang khas pada tetanus. 3. Dampak pada saraf otonom, terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan gejala keringat yang berlebihan, hipertermia, hipotensi, hipertensi, aritmia, heart block, atau takikardia. D. Gambaran Klinis Masa inkubasi tetanus umumnya antara 7-10 hari, namun dapat lebih singkat atau dapat lebih lama. Makin pendek masa inkubasi makin jelek prognosisnya.Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi C. tetani dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan penyakit, dimana makin jauh tempat invasi maka inkubasi

makin panjang. Secara klinis tetanus ada 4 macam, yaitu tetanus umum, tetanus local, cephalic tetanus, dan tetanus neonatal E. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada klien dengan tetanus ada 2 macam yaitu farmakologi dan non-farmakologi. 1. Farmakologi 1. Antitoksin: antitoksin 20.000 1u/ 1.M/5 hari. pemberian baru diberikan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas. 2. Anti kejang (antikonvulsan) 

Fenobarbital (luminal): 3 x 100 mg/1.M. Untuk anak diberikan mula-mula

60-100 mg/1.M lalu dilanjutkan 6x30 mg/hari (max. 200mg/hari). 

Klorpromasin: 3x25 mg/1.M/hari. Untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg

BB. 

Diazepam: 0,5-10 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll.

3. Antibiotic: penizilin procain 1juta 1u/hari atau tetrasifilin 1gr/hari/1.V. Dapat memusnahkan tetani tetapi tidak mempengaruhi proses neurologiknya. 2. Non-farmakologi 1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, 2. Diet TKTP. Pemberian tergantung kemampuan menelan. Bila trismus, diberikan lewat sonde parenteral. 3. Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari rangsangan luar. 4. Memberikan penjelasan terkait dengan pentingnya imunisasi tetanus 3.4 Langkah 4 : Intervensi Gizi  Terapi Diet

: Diet TETP Seimbang

 Bentuk Makanan

: Lunak

 Route

: Oral

 Tujuan Diet : - Meningkatkan status gizi pasien berdasarkan LILA standart usia 30 tahun.

- Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh ( karena pasien dalam masa perawatan luka infeksi). - Mempercepat proses penyembuhan luka. - Memberikan makanan yang sesuai dengan daya terima pasien.  Syarat Diet : - Memberikan peningkatan kebutuhan energi yaitu sebesar 45 kkal/kgBB atau sebesar 2644 kkal sesuai kebutuhan pasien. - Memberikan peningkatan Protein yaitu sebesar 2-2,5 g/kgBB atau sebesar 132,2 gr sesuai kebutuhan pasien. - Cukup lemak yaitu sebesar 10 - 20% dari total energi atau sebesar 58,7 gr sesuai kebutuhan pasien. - Vitamin dan mineral cukup, sesuai dengan kebutuhan normal pasien. - Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan mudah cerna. - Pembagian makan dibagi menjadi 3x makan utama dan 2x selingan. - Beri air putih setiap hari.  Frekuensi makan : 3 kali makan utama 2 kali selingan 

Perhitungan Energi Karena Status Gizi pasien Normal, maka penghitungan kebutuhan zat gizi dapat menggunakan BBI yaitu 58,5 kg. Rumus Harris Benedict : BEE = 66,5+(13,7 x BBI)+(5 x TB)-(6,8 x U) = 66,5+(13,7x58,5)+(5x165)-(6,8x30) = 66,5+ 801,4 + 825 – 204 = 1488,9 kkal TEE = 1488,9 x 1,2 x 1,2 = 2144 kkal Diet yang dipergunakan adalah TETP, maka kebutuhan energi pasien ditambah 500 kkal akibat penyembuhan karena adanya infeksi. Sehingga total energi pasien adalah : Total Kebutuhan Energi = 2144 kkal + 500 kkal = 2644 kkal

Jadi : Total Energi : 2644 kkal Karbohidrat : 60% x 2644 kkal = 1586,4 kkal : 4 = 396,4 gr Protein

: 20% x 2644 kkal = 528,8 kkal

: 4 = 132,2 gr

Lemak

: 20% x 2644 kkal = 528,8 kkal

: 9 = 58,7 gr

 Bahan Makanan yang dianjurkan Bahan makanan yang dianjurkan pada diet TETP dalam bentuk makanan lunak adalah bahan makanan yang setelah diolah tidak keras, seperti nasi tim, bubur, daging ayam direbus, tahu tempe dikukus, sayuran tidak banyak serat seperti bayam, daun kangkung, kacang panjang, buah buahan segar. Tidak berbumbu tajam, dan tidak banyak mengandung minyak.  Bahan Makanan yang tidak dianjurkan/ dibatasi Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah yang mengadung alcohol, soda, teh, atau kopi kental.

MENU SEHARI Pagi

Siang

Malam

Bubur Tabur Ikan Masak Nasi Tim

Nasi Tim

Cabai Hijau

Pepes Ikan Tongkol Tanpa Cakalang Bakar Tanpa

Perkedel Tahu Kukus

Duri

Orak-Arik

Tempe

Semangka

Kuning

Tumis Daun Kangkung

Susu

Soup Sayuran

Jeruk

Air putih

Pepaya

Air Putih

Duri Kukus

Bumbu Rolade Tahu Kukus

Air Putih Snack

Snack

Bubur Sum-Sum

Puding Susu

Jus Tomat

Buah

3.5 Langkah 5 : Memperoleh Komitmen Konselor menginformasikan status gizi, dan data klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan gizi klien serta memproleh komitmen untuk

melakukan perubahan kebiasaan makan merupakan proses

yang tidak

menyenangkan, sehingga konselor harus membantu klien untuk mengatasinya. Berikan dukungan dan bangun rasa percaya diri klien dalam membuat keputusan, untuk melakukan perubahan diet sesuai dengan anjuran yang disepakati bersama. Yakinkan bahwa klien mampu melakukan diet tersebut dan buat kesepakatan untuk melakukan kunjungan ulang. 3.6 Langkah 6 : Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan pada saat kunjungan berikutnya. Komponen monitoring dan evaluasi gizi ada empat langkah kegiatan yaitu: monitoring perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil dan dokumentasi monitoring dan evaluasi. Dan dilakuakan pencatan dan pelaporan setiap dilakukannya konseling. Rencana Monitoring Dan Evaluasi Parameter

Target

Asupan makan

Asupan makan tetap normal

Antropometri

BB normal dan status gizi

Pelaksanaan Setiap hari Akhir perawatan

normal Klinis/ Fisik

Luka pada kaki

Setiap hari

1. Evaluasi pelaksanaan program yang telah disepakati : 

Klien sudah mulai meningkatkan asupan energi dan zat gizi seperti energi, karbohidrat, protein, dan lemak sehingga dapat mendekati kebutuhan melalui makan teratur.

2. Kesulitan yang dialami klien dalam menjalankan progam : 

Merubah pola makan yang kurang tepat akibat kurangnya pengetahuan



Merubah kebiasaan baru terasa sangat sulit untuk dijalani sampai dengan saat ini seperti kebiasaan kurang minum air dan kurang konsumsi buah dan sayur

3. Kesepakan kembali yang dibangun bersama klien sebelumnya : 

Klien tetap berupaya untuk melaksanakan kesepakatan sebelumnya.



Apabila terdapat halangan mendadak terhadap kesepakatan awal, klien dan konselor akan membuat kesepakatan baru. 

Klien dan keluarga klien meminta konselor untuk melakukan evaluasi

perkembangan pelaksanaan program di waktu yang telah ditetapkan.

Lampiran : Percakapan Konseling Gizi Konselor

: Selamat siang bapak, silahkan masuk.

Klien

: Selamat siang bu, terimakasih.

Konselor

: Saya Ayu Anjani, ahli gizi yang bertugas saat ini. Dengan bapak siapa ?

Klien

: Nama saya Kamajaya

Konselor

: Baiklah bapak Kamajaya, silahkan duduk.

Klien

: Baik, terimakasih bu.

Konselor

: Ada yang bisa saya bantu Pak ?

Klien

: Begini bu, beberapa waktu yang lalu saat saya Liburan kepantai tidak sengaja kaki saya menginjak paku, saya pikir itu tidak begitu serius karena lukanya tidak begitu besar, tetapi semakin lama ternyata luka kaki saya bertambah parah kemudian karena sudah tidak kuat saya kerumah sakit. Kemudian dokter mengatakan pada saya bahwa luka di kaki saya mengalami infeksi oleh kuman jenis Clostridium Tetani.

Menurut dokter untuk mempercepat proses

penyembuhan saya disarankan untuk berkonsultasi mengenai diet harus saya lakukan. Konselor

: Baik pak, silahkan mengisi identitas bapak dengan lengkap pada formulir ini. Bila ada hal yang yang tidak dimengerti, bapak bisa menanyakannya pada saya.

Klien

Konselor

: Ini bu, saya sudah selesai. Nama Lengkap

: Kamajaya

Umur

: 30 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan terakhir

: S1

: Terimaksih pak, apakah bapak membawa surat rujukan atau data laboratorium dari dokter ?

Klien

: Ada bu, ini surat rujukan dan data laboratoriumnya.

Konselor

: Terimakasih pak.

Konselor

: Baiklah, berdasarkan hasil laboratorium, Bapak didiagnosis medis dengan infeksi Penyakit Tetanus. Penyakit Tetanus adalah suatu penyakit yang

disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh C. tetani ditandai dengan kekakuan otot dan spasme yang periodik dan berat serta terdapat luka karena kecelakaan. Akibatknya seorang terinfeksi tetanus akan mengalami demam, pusing, berkeringat berlebihan, jantung berdebar, susah menelan, kejang otot. Akibatnya, seorang penderita tetanus akan mengalami susah menelan, mual, gangguan pencernaan. Hal-hal ini akan menyebabkan klien berisiko gizi kurang. Oleh karena itu, tujuan konseling gizi pada hari ini adalah mendiskusikan perubahan pola makan mengikuti anjuran makanan energi tinggi protein tinggi dalam bentuk makanan lunak. Proses konseling gizi akan berlangsung kurang lebih 30 menit, meliputi pengkajian gizi yaitu data antopometri, data laboratorium, data klinis, data riwayat makan, dan riwayat personal serta penetapan diagnosis gizi dan implementasinya. Saya berharap bapak Kamajaya bersedia berkerjasama untuk keberhasilan konseling ini. Klien

: Tentu saja, bu.

Konselor

: Baiklah pak, kita mulai saja. Yang pertama mari melakukan pengukuran antropometri bapak. Silahkan menuju sebelah sana.

Klien

: Baik, bu.

Konselor

: Setelah dilakukan pengukuran antropometri pada bapak, tinggi badan 165cm dan LILA bapak 28cm, dilihat dari indeks LILA menurut umur menandakan status gizi bapak termasuk gizi normal.

Konselor

: Bisa saya lihat hasil lab bapak ?

Klien

: Boleh bu.

Konselor

: Dilihat dari hasil Lab bapak, benar yang dikatakan dokter bahwa bapak terinfeksi oleh kuman C. Tetani. Mungkin dokter telah menjelaskan lebih rinci dengan bapak.

Konselor

: Apakah ada keluhan lainnya yang bapak alami ?

Klien

: Ini bu rasanya saya susah sekali menelan dan mual bu.

Konselor

: Baik pak, sama sepert yang saya katakan diawal itu merupakan gejala dari tetanus itu sendiri karena bapak susah menelan sehingga makanan sulit masuk kedalam tubuh dan lambung menjadi kosong sehingga timbul rasa mual bu.

Konselor melakukan identifikasi terhadap riwayat makan dengan metode food recall/food frequency. Konselor

: Kalau boleh tau kegiatan sehari-hari bapak apa saja ?

Klien

: Saya bekerja disalah satu bank swasta di daerah Depasar Timur bu.

Konselor

: Bapak sehari biasanya makan berapa kali pak ?

Klien

: 3-4 kali bu.

Konselor

: Apakah ada selingan setiap bapak makan ?

Klien

: Tidak bu.

Konselor

: Bisa bapak ceritakan kemarin makan apa saja ?

Klien

: Karena kemarin saya libur paginya saya sarapan bubur, siangnya saya beli nasi di warung, lalu malamnya saya makan masakan istri saya.

Konselor

: Kira-kira seberapa banyak makanan yang bapak konsumsi ?

Klien

: Buburnya 1 mangkok, kalo siangnya saya beli nasi di warung nasinya kira-kira 2 sendok nasi, tempe sama ayam 1 potong kecil, sama sayur kangkung. Kalau di rumah nasi 2 sendok makan, telur ceplok, dan sup sayur.

Konselor

: Apakah makanan itu bapak habiskan ?

Klien

: Tidak bu, nafsu makan saya menurun. Saya hanya makan ½nya saja. Soalnya saya sering merasa mual dan susah menelan bu.

Konselor

:Apakah bapak pernah minum-minuman keras dan memiliki kebiasaan merokok ?

Klien

:Saya mengkonsumsi alkohol tapi kadang-kadang

Konselor

: Baiklah bapak, berdasarkan hasil pengkajian data, laboratorium, klinis, riwayat makan, dan riwayat personal untuk mempercepat proses penyembuhan dar penyakit infeksi bapak danjurkan melakukan Diet Energi Tinggi Proten Tinggi dalam bentuk makanan lunak agar mudah ditelan dan dicerna oleh tubuh. Sebelumnya apakah pernah mendengar atau membaca tentang syarat diet TETP ?

Klien

: Kemarin dokter pernah menyampaikan sedikiT, tapi saya lupa bu.

Konselor

: Baik tidak apa pak, akan memberitahukan kembali. Jadi syarat diet TETP yang baik yaitu : 1. Energy tinggi untuk mencegah pemecahan protein. 2. Lemak cukup 3. Protein cukup tinggi 4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.apakah bapak mengerti ?

Klien

: Mengerti bu.

Konselor

: Baik pak sekarang saya akan bekerja sama dengan bapak untuk memperoleh alternatif pemecahan masalalah yang bapak alami, ini sudah saya buatkan menu makan sehari ya pak.

Pagi : -

Bubur Tabur Ikan Masak Cabai Hjau

-

Perkedel Tahu Kukus

-

Orak-Arik Telur Sayur ( wortel, buncis ) : begini pak, telur salah satu sumber makanan yang tinggi protein selain bagus untuk merangsang pertumbuahn otak anak juga kandungan asam amino (triptofan, metionin, leusin, isoleusin, valin, treonia, lisin, dan fenilalanin) yang lengkap didalam telur dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu protein dalam telur dapat melawan bakteri dan kuman yang bisa saja datang selam proses penyembuhan.

-

Semangka : kandungan inositol dalam buah semangka dapat membuat kinerja dari DNA menjadi sangat baik sehingga proses pembentukan sel – sel baru dalam tubuh termasuk sel – sel kulit yang rusak akan menjadi lebih cepat pak.

-

Susu

-

Air putih

-

Bubur Sumsum : Tepung beras yang jadi bahan utamanya mengandung banyak

Selingan :

nutrisi pak, seperti mineral, vitamin dan serat yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan usus juga sistem pencernaan. Karena mengandung karbohidrat, tepung beras juga bisa jadi pengganti nasi. Sedangkan santannya yang mengandung lemak jenuh, dapat membantu meningkatkan energi. Juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, karena bersifat sebagai antibakteri juga antivirus.

Sirop gula merahnya juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena mengandung sejumlah vitamin seperti thiamin, niacin, riboflafin, vitamin C, asam folat juga mineral begitu pak. -

Jus Tomat : Tomat, bermanfaat sebagai anti-septik alami pak , tomat dapat membantu melindungi tubuh terhadap berbagai infeksi.

Siang : -

Nasi Tim

-

Pepes Ikan Tongkol Tanpa Duri : nah pepes ini sebagai protein hewani pak, karena dalam piring makan, harus ada karhbohidrat, protein nabati, protein hewani, sayur dan buah pak.

-

Tempe Kukus Bumbu Kuning, mengapa saya menyaranka makanan yang jarang digoreng karena sebaiknya bapak mengurangi konsumsi minyak.

-

Soup Sayuran ( wortel, kol putih, kacang merah) : kandunagn vitamin dalam sayu – sayuran dapat membatu proses penyembuhan luka dan sebagai anti infeksi

-

Pepaya : pepaya mengandung enzim yang dapat mepercepat proses penyembuhan luka bapak, selain itu juga pak pepaya mengandung vitamin A dan B kompleks untuk menjaga kesehatan ginjal.

Selingan

Air Putih :

-

Pudding susu

-

Buah

Malam

: -

Nasi Tim

-

Cakalang Bakar Tanpa Duri, biar bapak gak bosen bapak bisa sesekali membakar sendiri dirumah ikan yang bapak beli, pak daripada beli pasti lebih maahal.

-

Rolade Tahu Kukus :

-

Tumis Daun Kangkung

-

Jeruk

-

Air Putih

Konselor

: Apakah ada yang ingin ditanyakan pak ?

Klien

: Apakah ada pantangan makanan untuk saya bu ?

Konselor

: Untuk pantangan makanan tentu ada pak, disini saya memberikan bapak leaflet, yang sudah tertera bahan makanan yang bisa bapak konsumsi, boleh bapak konsumsi tapi dibatasi, dan yang sama sekali tidak boleh bapak konsumsi. Akan sangat baik sekali apabila ibu menerapkan diet yang sudah saya sampaikan tadi.

Klien

: Baik bu saya akan menjalankan anjuran yang sudah ibu berikan.

a. Evaluasi pelaksanaan program yang telah disepakati Konselor

: Baik pak saya ingatkan untuk memperbaiki pola makan bapak dan jalankan diit yang telah saya anjurkan dengan benar.

Klien

: Baik bu, saya mengerti akan hal itu.

b. Kesulitan yang dialami klien dalam menjalankan program Kendala dalam menjalankan program ini adalah waktu yang lama, karena dilakukan secara bertahap. Kondisi ekonomi kemungkinan akan menjadi kendala dalam memenuhi semua zat gizi yang ada dalam makanan. c. Kesepakatan kembali yang dibangun oleh pasien Klien

: Saya akan mencoba memperbaiki asupan gizi pada makanan yang saya konsumsi. Untuk selanjutnya, haruskah saya tetap menjalankan konseling kesini bu?

Konselor

: Sebaiknya bapak tetap menjalankan konseling sampai masalah konstipasi ibu dapat teratasi. Saya sarankan ibu kembali lagi kesini setelah 7 hari menjalankan diet yang saya berikan.

Klient

: Baik bu, terimakasih atas konseling yang telah ibu berikan, semoga saya bisa menerapkan apa yang ibu sarankan.

Konselor

: Iya sama-sama pak, saya tunggu kedatangannya untuk konseling selanjutnya dengan peningkatan status gizi yang lebih baik dari sekarang. Semoga sehat selalu bu.

KONSELING GIZI PARIWISATA KONSELING GIZI PADA KASUS TETANUS

Oleh :

NI NYOMAN AYU ANJANI P07131216020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN GIZI PRODI D IV DENPASAR 2019

Related Documents


More Documents from "Siti Rahmah Sugesti"