PERENCANAAN KONSELING GIZI 1. Pengertian Konseling Gizi Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkat gizi kearah kebiasaan hidup sehat. Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan mendengar dan mempelajari dalam proses konseling.
2. Ciri-ciri Konselor yang Baik
Ramah
Berusaha mengenali kebutuhan klien
Empati dan memberikan rasa nyaman
Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi tertentu
Memberi perhatian secara khusus
Menjaga rahasia dan kepercayaan klien
3. Hal yang Boleh Dalam Konseling a. Memberi saran alternatif pemecahan masalah b. Meminta penjelasan c. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah d. Merumuskan pembicaraan e. Menjaga kerahasiaan
4. Hal yang Tidak Boleh Dalam Konseling
a.
Membuat keputusan
b. Menilai, menegur, mencemooh, memarahi, menertawakan, memojokkan, melecehkan c.
Menggunakan kata/istilah yg tdk dimengerti
d. Tdk punya waktu dan tergesa-gesa e.
Mengungkapkan rahasia pribadi
f.
Membicarakan dengan pihak lain
g. Memaksa pendapat sendiri
5. Keterampilan Konseling Untuk Perubahan Perilaku
Akhir dari proses konseling gizi adalah terjadinya perubahan perilaku klien kearah yang lebih baik. Terdapat beberapa teori tentang perubahan perilaku antara lain: a. Laquatra dan Danish, menyatakan bahwa konseling untuk merubah perilaku terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk mengembangkan hubungan yang kuat dan saling percaya antara klien dan konselor. Tahap kedua menyangkut pembentukan strategi perubahan perilaku. b. Pavlov, et all, menyatakan bahwa pada prinsipnya manusia lahir dalam keadaan netral, lingkungan dan pengalaman yang dialami akan membentuk perilakunya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam Konseling Gizi yaitu : 1. Analisa Kebutuhan Analisa kebutuhan itu merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam melakukan suatu kegiatan. Adapun hal-hal yang dibutuhkan dalam melakukan konseling gizi di antaranya : ruangan yang nyaman, alat peraga, media gambar, dsb.
2. Sasaran Adapun sasaran konseling gizi adalah sebagai berikut : a.
Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi
b. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
c.
Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal
3. Tujuan Membantu klien untuk : a. Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi b. Memahami penyebab terjadinya masalah c. Mencari alternatif pemecahan masalah d. Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien
Adapun spesifikasi perencanaan konseling gizi yaitu sebagai berikut : 1. Pembukaan a) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri b) Mengidentifikasi masalah pasien yang dirujuk/pengalaman konseling pasien sebelumnya c) Menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi
2. Assesment a) Mengukur antropometri (BB,TB, PB, Tinggi Lutut, Lpi, Lpa, dll) b) Mengidentifikasi pola dan mengukur asupan makanan (food frekuensi, dietary history, food recall, food record) c) Mengkaji data labolatorium yang berkaitan dengan penyakit pasien d) Mencatat data klinis yang berkaitan dengan penyakit pasien e) Mengkaji data sosekbud dan kepercayaan f) Mengkaji pola aktivitas dan gaya hidup yang berkaitan dengan masalah gizi pasien g) Mengkaji riwayat perubahan berat badan h) Mengkaji riwayat penyakit pasien i) Mengkaji riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit pasien
Berikut merupakan contoh dari konseling gizi Topik : Konseling gizi untuk diet rendah energi Adapun tahapan proses dalam melakukan konseling gizi pada diet rendah energi adalah sebagai berikut: 1. Membangun dasar-dasar konseling
Konselor gizi berdiri dan memberi ucapan salam
Konselor gizi menjabat tangan klien sambil memperkenalkan diri
Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium, dan hal-hal lain yang terkait. Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan melihat hasil diagnosis medis, yaitu klien didiagnosis obesitas
Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi
2. Melakukan pengkajian gizi (Assessment Gizi) Konselor melakukan pengkajian gizi pada data-data yang ada pada klien
Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan serta lingkar pinggang. Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT pada seorang obesitas > 25. Pada kasus obesitas BBR > 120%, sedangkan bila klien masih dalam tahap overweight BBR > 110%. Untuk % lemak tubuh pria > 25% dan lemak tubuh wanita > 31% .
Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang menjadiperhatian adalah data biokimia yang merupakan faktor risiko obesitas antara lain gula darah dan profil lemak (kolesterol, LDL, HDL, dan Trigliserida).
Konselor gizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
Data klinis yang menjadi perhatian adalah terdapat timbunan lemak tubuh di sebagian atau diseluruh bagian tubuh.
Konselor gizi melakukan identifikasi riwayat makan dengan metode food recall/food frequency.
Konselor mengkaji data riwayat personal meliputi aktivitas fisik dan olahraga kurang, riwayat keluarga(salah satu atau kedua orangtua memiliki kelebihan berat badan), memiliki masalah psikologi yang memengaruhi asupan energi yang berlebih, serta menggunakan obat dan suplemen yang berkaitan dengan peningkatan asupan energi.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi lebih kurang 10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet rendah energi. 3. Menetapkan diagnosis gizi Berdasarkan hasil pengkajian gizi makan ditetapkan diagnose gizi sesuai dengan urutan prioritas untuk semua domain. a) Domain asupan Kelebihan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, berkaitan dengan kurangnya pengetahuan tentang pola makanan seimbang ditandai dengan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. b) Domain klinis Kelebihan berat badan berkaitan dengan asupan energi yang berlebih dari kebutuhan ditandai dengan aktivitas fisik dan olahraga kurang dengan IMT > 25, obesitas = BBR > 120% atau overweight = BBR > 110%. % lemak tubuh pria > 25% dan % lemak tubuh wanita > 31%. c) Domain lingkungan Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan pola makan seimbang berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan sehari-hari tidak seimbang. 4. Melakukan intervensi Gizi a) Menyusun rencana intervensi
Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi yaitu sebagai berikut.
Menurunkan asupan energi kurang lebih 500 kkal per hari dari kebiasaan makan klien. Menurunkan berat badan secara bertahap 0,5 kg perminggu dengan menurunkan asupan energi yang berlebih dan diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik. Meningkatkan pengetahuan pola makan seimbang dengan memberi informasi tentang pola makan seimbang.
Menghitung kebutuhan zat gizi dengan memperhatikan data status gizi, pemeriksaan biokimia, data asupan makanan.
Protein 15-20% dari total energi. Lemak 20-25% dari total energi, dimana 10%-nya diperoleh dari lemak tidak jenuh ganda. Karbohidrat 55-65% dari total energi. Hindari karbohidrat sederhana, utamakan karbohidrat kompleks. Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan, terutama diperoleh dari konsumsi sayur dan buah
Kebutuhan cairan 40 cc/kg BB aktual/hari, pada klien yang overweight dapat menggunakan angka kecukupan cairan,yaitu 2-3 liter per hari.
Menetapkan preskripsi diet, yaiut diet rendah energi...kalori(disesuaikan dengan hasil standar makanan meliputi perhitungan kebutuhan energi, proporsi karbohidrat, lemak, dan protein). Perhitungan zat gizi bahan makanan dapat menggunakan software FP2/ Nutricilin/Nutrisurvey jika tersedia. Bentuk makanan MB(makanan biasa) dan frekuensi pemberian makanan utama tiga kali ditambah dengan dua kali makanan selingan.
Mengisi brosur anjuran makanan sehari berdasarkan pada perencaaan menu sesuai kebutuhan klien dengan menekankan pola makan rendah energi, jenis bahan makanan yang dianjurkan dan besar prosi, pola menu utamakan KH kompleks, hindari KH sederhana, utamakan protein hewani yang mengandung sedikit lemak. Semua protein nabatidan sayuran dapat dikonsumsi, pilih buah yang berwarna, banyak serat, segar, hindari buah tinggi lemak, buah yang diolah dengan susu, serta buah yang ditambah gula.
b) Memperoleh komitmen
Selanjutnya memberi penjelasan kepada klien secara beruntundimulai dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola makan, mendiskusikan perubahan perilaku berisiko dan menjelaskan cara penerapan dier rendah energi. Hal lain yang perlu diinformasikan adalah cara meningkatkan aktivitas fisik dalam rutinitas harian, dan mendiskusikan tata cara pengaturan diri sendiri pada klien dalam hal pencapaian tujuan diet. Diskusikan hambatan yang dirasakan klien dan alternatif pemecahan masalah. Selama konsultasi gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh menu dan daftar bahan makanan penukar.
Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal yang telah didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimengerti pasien, konselor dapat mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.
Konselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan datang untuk konseling gizi alnjutan atau sesuai kebutuhan.
5. Monitoring dan evaluasi Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi harus menentapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya.
Penurunan berat badan dan perubahan data profil lemak darah dan glukosa darah apabila sebelumnya tidak normal
Perubahan asupan energi, KH, lemak, protein dan cairan serta aktivitras fisik.
Klien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam mengubah pola makan dan aktivitas fisik.
Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis dan data riwayat makan merupakan indikator tentang keberhasilan klien dalam mencapai tujuan intervensi. Simpan data hasil konseling pada arsip sesuai SOP tempat.
6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi) Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan berikutnya. Kemudian untuk konseling selanjutnya, ingatkan klien tentang waktu kunjungan selanjutnya 24-48 jam sebelumnya (melalui telepon). Berikan nomor kontak atau telepon konselor.