Komunikasi Ilmu Pertanian

  • Uploaded by: Karina Shofiya Putri
  • 0
  • 0
  • September 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Ilmu Pertanian as PDF for free.

More details

  • Words: 1,480
  • Pages: 9
Paper Kommunikasi dan Informasi Pertanian

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM ASPEK PEMBANGUNAN PERTANIAN OLEH : Nama : Karina Shofiya Putri NIM

: 1605109010021

Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh 2018

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakan Sektor pertanian memainkan peranan penting dalam perekonomian di negara berkembang. Ada beberapa peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi antara lain 1) sebagai penyedia pangan, 2) sebagai sumber tenaga kerja bagi sektor perekonomian lain, 3) sebagai sumber kapital bagi pertumbuhan ekonomi modern khususnya dalam tahap awal pembangunan, 4) sebagai sumber devisa dan 5) masyarakat pedesaan merupakan pasar bagi produk yang dihasilkan dari sektor industri di perkotaan. Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman historis dari negara-negara barat, apa yang disebut sebagai pembangunan ekonomi identik dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yakni dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri modern dan pelayanan masyarakat yang lebih kompleks. Jadi, peran utama pertanian hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai ”sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan (Setyowati, 2012). Penyuluhan sebagai proses pembelajaran (pendidikan nonformal) yang ditujukan untuk petani dan keluarganya memiliki peran penting di dalam pencapaian tujuan pembangunan bidang pertanian. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagai komunikator pembangunan diharapkan dapat

bermain

multiperan,

sebagai

guru,

pembimbing,

penasehat,

penyampai informasi dan mitra petani. Oleh karena itu, peningkatan kinerja PL sangat penting di dalam mempertahankan kelangsungan program penyuluhan di tingkat lapangan. Hal ini erat kaitannya dengan motivasi dan

kepuasan kerja yang dapat diperoleh oleh penyuluh. Beberapa studi tentang penyuluh mengemukakan bahwa kinerja mereka relatif rendah. Rataan pekerja yang termotivasi akan menggunakan 80-90% kemampuan dalam bekerja dan mereka yang tidak termotivasi hanya memakai 20-30% kemampuannya dalam bekerja. Ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja: Pertama adalah faktor intrinsik meliputi unsur prestasi, pengakuan, pekerjaan, dan tanggung jawab. Kedua adalah faktor ekstrinsik meliputi administrasi dan kebijakan, supervisi, gaji dan imbalan, hubungan interpersonal, kondisi kerja dan status (S. Hubeis, 2007). Pengertian Teknologi Informasi menurut ITTA (Information Technology Association of America) adalah suatu studi, perancangan,

implementasi,

pengembangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer, terkhususnya pada aplikasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Teknologi informasi memanfaatkan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, memproses, melindungi, mentransmisikan dan memperoleh informasi secara aman. Tujuan Teknologi Informasi adalah untuk memecahkan suatu masalah, membuka melakukan

kreativitas, pekerjaan.

meningkatkan Jadi,

dapat

efektivitas dikatakan

dan karena

efisiensi

dalam

dibutuhkannya

pemecahan masalah, membuka kreativitas dan efisiensi manusia dalam melakukan pekerjaan, menjadi penyebab atau acuan diciptakannya teknologi informasi. Adanya teknologi informasi membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien (Ali, 2015).

BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Peran Teknologi Informasi dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian Pengembangan

teknologi

sangat

berpengaruh

sekali

untuk

menghasilkan efek-efek yang sinergis dalam menumbuhkan pertanian. Misalnya untuk membantu para petani indonesia yang mengolah lahannya dengan cara-cara tradisional dan belum menggunakan teknologi yang tinggi, para peneliti harus mencari cara apa dan teknologi informasi komunikasi apa yang cocok diterapkan dalam pertanian di masyarakat indonesia sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka. Intinya, para peneliti maupun yang bergelut dalam bidang pertanian dapat menciptakan suatu teknologi informasi dan komunikasi untuk bidang pertanian (informatika pertanian) yang dapat digunakan secara bersama meningkatkan kompetensi dan kemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi pengembangan bidang pertanian dalam arti luas di Indonesia. Adanya dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta peran aktif berbagai institusi pemerintahan maupun non pemerintahan (swasta dan LSM) dan masyarakat, jaringan informasi bidang pertanian di tingkat petani diharapkan dapat diwujudkan. Tetapi, para petani di indonesia sering sekali untuk mengakses teknologi yang ada yang telah dikembangkan oleh berbagai peneliti. Oleh karena itu, diperlukan adanya peran penyuluh pertanian yang dapat mensosialisasikan penggunaan teknologi yang dapat membatu dalam pengelolaan usahatani mereka sehingga nantinya akan menciptakan suatu usahatani yang lebih produktif. Teknologi informasi sangat penting peranannya dalam penyuluhan pertanian yaitu: A. Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam dunia penyuluhan pertanian adalah untuk menyampaikan informasi secara langsung dan pengetahuan

yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam membuat keputusan sehingga dengan menggunakan teknogi informasi yang ada seperti saaat ini para petani mudah untuk menerima informasi-informasi yang diberikan oleh para penyuluh. B. Dengan menggunakan teknologi informasi dalam penyuluhan dapat membantu menyelaraskan antara hasil pertanian dan kebutuhan pasar, serta

menuju

tercapainya

perbaikan

kualitas,

produktifitas,

dan

meningkatkan pendeteksian harga. Selain

memberikan

informasi,

teknologi

informasi

juga

dapat

membantu jalannya penyuluhan pertanian. Zaman sekarang ini, tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan teknologi walaupun teknologi hanya sekedar mencari informasi untuk diri sendiri ataupun mencari informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Sejak menggunakan teknologi sebagai media informasi bagi petani, aktivitas penyuluhan pertanian menjadi berubah.

Selain

informasi

yang

disampaikan

menarik

yang

dapat

menumbuhkan motivasi juga kegiatan banyak dilakukan langsung oleh petani itu sendiri sehingga menimbulkan kedisiplinan terhadap diri petani itu sendiri. Adanya teknologi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian diharapkan dapat meningkatkan layanan penyuluhan pada aktivitas petani dalam menyediakan inovasi pertanian yang semakin advance dan membantu petugas

penyuluhan

pertanian

dengan

memainkan

peran

yang

mengkoordinasi unsur pertanian di daerah agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak-pihak atau otoritas terkait. 2.2. Komunikasi Pertanian yang Efektif Komunikasi pertanian menjadi sebuah kebutuhan dalam tugas seorang penyuluh pertanian. Peranan komunikasi pertanian menjadi sangat penting dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarga tani. Penyampaian informasi pertanian akan semakin efektif bila kita memahami bagaimana sebenarnya konsep penyuluhan pertanian yang baik

dan tepat sehingga mampu tepat sasaran. Penerapan komunikasi pertanian efektif dapat dilaksanakan dengan tiga metode, antara lain: (1) Metode pendekatan

kelompok,

dimana

dilakukan

pengelompokkan

petani

berdasarkan lokasi tempat tinggal atau hamparan sawah; (2) Metode pendekatan massa, biasanya dilakukan secara massa dengan tujuan target seluruh khalayak ramai dan menggunakan media informasi seperti:tv, radio, dsb ; (3). Metode pendekatan individu, dimana penyuluh dapat melakukan komunikasi dialogis terhadap petani an informasi yang disampaikan pun lebih tepat sasaran dan terarah, hanya saja sasarannya terbatas. Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat, disertai dengan kepercayaan pada orang lain. Ada lima hal utama yang dapat menambah kekuatan emosi dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu : A. Berusaha benar-benar mengerti orang lain Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication(komunikasi empatik). Ketika

berkomunikasi dengan orang lain, kita

mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar. B. Memenuhi komitmen atau janji C. Menjelaskan harapan

Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit D. Integritas Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Prinsip dasar yang mempengaruhi komunikasi yaitu Faktor Teknis, Faktor Perilaku seperti bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah vvalaupun salah, sifat yang egosentris. Faktor Situasional yaitu Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan. Keterbatasan waktu seperti sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi. Jarak Psychologis/status social biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak. Adanya evaluasi terlalu dini seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.

BAB III. KESIMPULAN Seorang

penyuluh

profesional

tidak

hanya

dituntut

mampu

menyampaikan materi penyuluhan, tetapi harus mempunyai kecakapan dalam penyiapan materi dan penyampaiannya. Penyuluh Pertanian sebagai agen perubahan harus bisa berfungsi juga sebagai fasilitator dalam perubahan sikap petani sebagai pelaku utama dan sekaligus pelaku usaha dalam hal menyampaikan informasi apapun yang berkaitan dengan pertanian melalui teknologi informasi. Oleh karena itu, terlebih dahulu seorang Penyuluh sebelumnya harus bisa dan mampu menguasai teknologi informasi.

DAFTAR PUSTAKA Ali. 2015. Pengertian Teknologi Informasi, Fungsi Teknologi Informasi dan Tujuan

Teknologi

Informasi.

[serial

online].

http://www.pengertianpakar.com/pengertian-fungsi-dan-tujuanteknologi. S. Hubeis, Aida Vitalaya. 2007. Motivasi, Kepuasan Kerja dan Produktivitas Penyuluh

Pertanian

Lapangan:

Kasus

Kabupaten

Sukabumi.

Penyuluhan, 3(2): 90-99. Setyowati, Nuning. 2012. Analisis Peran Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo. SEPA, 8(2): 174-179

Related Documents


More Documents from ""