Laporan Praktikum Pengelolaan Ilmu Gulma
PENANAMAN GULMA Nama
: Karina Shofiya Putri
NIM
: 1605109010021
Kelas
: 01
Kelompok : 1
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki oleh manusia, karena akan merugikan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Tumbuhan yang lazim menjadi gulma mempunyai ciri yang khas yaitu pertumbuhannya cepat, mempunyai daya saing kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim, mempunyai daya berkembang biak yang besar baik secara vegetatif atau generatif maupun kedua-duanya, alat perkembangbiakannya mudah tersebar melalui angin, air maupun binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkan untuk bertahan hidup yang lama dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Dalam sistem pertanian gulma tidak dikehendaki karena akan menimbulkan banyak kerugian antara lain: menurunkan hasil, menurunkan mutu, sebagai tanaman inang hama dan penyakit, menimbulkan keracunan bagi tanaman pokok seperti allelopati, mempersulit pengolahan tanah, menghambat atau merusak peralatan, mengurangi debit dan kualitas air, serta menambah biaya produksi. Keberadaan gulma dengan jumlah populasi cukup tinggi mengakibatkan kerugian besar bagi manusia sehingga perlu dikendalikan. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, manual, kultur teknis, biologi, hayati, terpadu, dan atau secara kimia dengan menggunakan herbisida.
1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis gulma serta pertumbuhan gulma.
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
Gulma termasuk salah satu komponen pengganggu yang dapat menurunkan hasil produksi tanaman budidaya, seperti juga pengaruh hama dan penyakit tanaman. Gulma menekan pertumbuhan dan mereduksi hasil dengan jalan bersaing atau berkompetisi dengan tanaman budidaya. Kompetisi terjadi karena kedua belah pihak membutuhkan persyaratan tumbuh yang cukup. Kompetisi terutama dalam memperoleh air, unsur hara, cahaya, CO2 dan ruang hidup. Di samping itu gulma juga dapat mengeluarkan zat racun atau allelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman budidaya (Moenandir, J. 1993). Derajat kompetisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor tanaman dan faktor gulma. Faktor tanaman meliputi : kepadatan, tanaman lain,distribusi, dan waktu penjarangan. Faktor gulma meliputi : spesies, kepadatan, distribusi, dan waktu penyiangan. A. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan kuantitas (Tjitrosoedirdjo, 1984). Persaingan memperebutkan hara Setiap lahan berkapasitas tertentu didalam mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.Yang paling diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5 kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia (Sebayang, H. T., 2005).
Persaingan memperebutkan air sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan (Kusmana, C. 1997). Persaingan memperebutkan cahaya apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur , maka faktor pembatas berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (di musim penghujan) berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang terdahulu serta pertumbuhannya akan terhambat (Sukman, 2002).
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum tentang penanaman gulma ini dilaksanakan di laboratorium Ilmu Gulma, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2018.
3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih gulma Amaranthus spinosus, Chloris barbata, Cyperus rotundus, Cyperus iria, Tanah,Pasir dan kompos (1:1:1), Cup aqua gelas sebanyak 15 buah, kertas label, tempat pembibitan.
3.3. Cara Kerja 1. Disiapkan media tanaman tanah, pasir dan kompos yang dicampur dengan perbandingan 1:1:1 2. Dilakukakan penanaman pada tempat pembibitan yang disediakan, dengan cara menyususun benih gulma di bak pembibitan secara teratur. 3. Dipindahkan gulma yang telah tumbuh daun sebanyak 5 daun ke dalam cup aqua gelas yang telah diberikan tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan (1:1:1) 4. Dihitung beberapa parameter yaitu tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Dihitung pada dua minggu setelah pindah tanam.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Pengukuran Tinggi Gulma Tabel 1. Pengukuran Tinggi Gulma Cyperus rotundus No
Tinggi Tanaman
Hari
I
II
III
IV
V
Jumlah
Rerata
1
I
1,2 cm
1,0 cm
1,6 cm
1,5 cm
1,8 cm
7,1
1,41
2
II
1,7 cm
1,5 cm
2,5 cm
2,4 cm
2,1 cm
10,2
2,04
3
III
2,2 cm
2,2 cm
3,1 cm
4,1 cm
2,5 cm
14,1
2,82
4
IV
2,9 cm
3,6 cm
3,9 cm
5,3 cm
3,4 cm
19,1
3,82
5
V
3,8 cm
6,8 cm
4,9 cm
7,5 cm
4,1 cm
27,1
5,42
6
VI
4,5 cm
8,3 cm
5,8 cm
9,2 cm
9,7 cm
37,5
7,5
7
VII
5,7 cm
10,4 cm
6,5 cm
11,3 cm
10,8 cm 44,7
8,94
8
VIII
6,3 cm
11,6 cm
8,9 cm
13,25 cm
12,5 cm 52,55
10,51
Total
28,3
45,4
37,2
54,55
46,9
****
5,30
Rerata
3,53
5,67
4,65
6,81
5,86
5,30
****
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pengamatan tinggi gulma didapatkan bahwa pertumbuhan gulma setiap hari mengalami peningkatan. Pada hari pertama diperoleh rata-rata peningkatan tinggi sebesar 1,41 cm, hari ke-dua sebesar 2,04 cm, hari ke-tiga 2,82 cm, hari keempat 3,82 cm, hari ke-lima 5,42 cm, hari ke-enam 7,5 cm, hari ke-7 8,94, hingga hari kedelapan 10,51, sehingga diperoleh rata rata peningkatan keseluruhan sebesar 5, 30 cm.
4.1.2 Pengukuran Jumlah Daun Tabel 2 . Pengukuran Jumlah Cyperus rotundus No
Jumlah Daun
Hari
I
II
III
IV
V
Jumlah
Rerata
1
I
1
1
1
1
1
5
1
2
II
2
1
2
2
1
8
1,6
3
III
2
2
2
3
2
11
2,2
4
IV
3
3
2
4
3
15
3
5
V
3
3
3
4
4
17
3.4
6
VI
4
4
4
6
6
24
4,8
7
VII
5
5
6
8
8
32
6,4
8
VIII
6
5
7
8
8
34
6,8
Total
26
24
27
36
33
****
3,65
Rerata
3, 25
3
33,37
4,5
4,12
3,65
****
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pengamatan jumlah daun gulma didapatkan bahwa jumlah daun setiap hari mengalami pertambahan. Pada hari pertama diperoleh rata-rata jumlah daun sebesar 1, hari ke-dua 1,6, hari ke-tiga 2,2, hari ke-empat 3, hari ke-lima 3,4, hari ke-enam 4,8, hari ke-7 6,4 hingga hari kedelapan 6,8. Jumlah rata-rata seluruh daun 3,65.
4.1.3 Pengukuran Diameter Gulma Tabel 3. Pengukuran Diameter Gulma Cyperus rotundus No
Tinggi Tanaman
Hari
I
II
III
IV
V
Jumlah
Rerata
1
I
0,9
0,4
0,5
0,3
0,3
2,4
0,48
2
II
0,11
0,7
0,9
0,5
0,4
2,61
0,52
3
III
0,14
0,9
0,12
0,7
0,6
2,46
0,49
4
IV
0,27
0,18
0,17
0,12
0,11
0,85
0,17
5
V
0,39
0,26
0,24
0,20
0,19
1,28
0,25
6
VI
0,97
0,38
1,30
0,27
1,26
4,18
0,83
7
VII
1,36
1,2
1,23
1,19
0,42
5,4
1,08
8
VIII
2,69
2,18
1,72
1,21
2,11
9,91
1,98
Total
6,83
5,94
6,18
4,49
5,39
****
0,72
Rerata
0,85
0,74
0,77
0,56
0,67
0,72
****
Berdasarkan hasil yang di peroleh pada pengamatan diameter gulma didapatkan bahwa setiap hari mengalami peningkatan. Pada hari pertama diperoleh rata-rata diameter batang
gulma sebesar 0,48, selanjutnya pada hari ke-dua sebesar 0,52, hari ke-tiga 0,49, hari ke-empat 0,17, hari ke-lima 0,25, haro ke-enam 0,83, hari ke-7 1,08 hingga hari ke-8 sebesar 0,72. Gulma memiliki sifat-sifat, antara lain pertumbuhannya cepat, mempunyai daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya, mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, mempunyai daya berkembang biak yang besar secara vegetatif dan atau generatif, Dengan sifat-sifat tersebut, gulma dapat dengan mudah tumbuh serta berkembang dengan pesat di area tanaman budidaya. Pada umumnya, gulma dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan ciri morfologinya, yaitu teki-tekian, berdaun lebar, dan rumput-rumputan. Pada umumnya persaingan gulma terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau ¼ - 1/3 pertama dari umur pertanaman. Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh lebih besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan (emergence) gulma terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Rata-rata tinggi gulman Cyperus rotundus adalah sebesar 5,30, jumlah daun 3,65, dan diameter batang 0,72. 2. Pada umumnya persaingan gulma terhadap pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau ¼ - 1/3 pertama dari umur pertanaman. 3. Gulma dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan ciri morfologinya, yaitu teki-tekian, berdaun lebar, dan rumput-rumputan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Institut PertanianBogor. Bogor. Moenandir, J. 1993. Ilmu Gulma Dalam Sistem Pertanian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sebayang, H. T., 2005. Gulma dan Pengendaliannya Pada Tanaman Padi. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Tjitrosoedirdjo, S., H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo., 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT Gramedia, Jakarta
LAMPIRAN
Gambar1. Pencampuran tanah, pasir dan kompos (1:1:1)
Gambar2. Gulma sudah mulai tumbuh
Gambar3. Gulma yang sudah tumbuh selama 2 minggu