Kompas_3april09_bl_25_banjir Bandang_bencana Situ Gintung Ditlantas Operasikan Mobil Pelayanan Polisi

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompas_3april09_bl_25_banjir Bandang_bencana Situ Gintung Ditlantas Operasikan Mobil Pelayanan Polisi as PDF for free.

More details

  • Words: 546
  • Pages: 2
Kompas.Com

Page 1 of 2

Print

Send

Close

Ditlantas Operasikan Mobil Pelayanan Polisi Jumat, 3 April 2009 | 03:51 WIB

Jakarta, Kompas - Mulai Kamis (2/4) kemarin, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membuka pos pelayanan polisi bergerak di sekitar lokasi bencana jebolnya tanggul Situ Gintung, Cirendeu, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Pos pelayanan polisi itu dioperasikan untuk memudahkan korban bencana mengurus kembali surat dan dokumen kendaraan yang hilang atau rusak akibat tersapu banjir. Surat maupun dokumen kendaraan tersebut meliputi surat tanda nomor kendaraan (STNK), buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), dan surat izin mengemudi (SIM). Pos pelayanan polisi bergerak itu ditempatkan di halaman Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Condro Kirono mengatakan, pos pelayanan lalu lintas itu juga melayani pengaduan kehilangan surat dan dokumen lain. Petugas di pos pelayanan polisi bergerak, Iptu Yunizar, menjelaskan, warga tidak dipungut biaya untuk membuat laporan kehilangan. Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Jakarta Selatan Komisaris Besar Firman Shantya Budi mengatakan, penanganan pascabencana saat ini adalah tahapan rehabilitasi. ”Namun, proses evakuasi masih tetap dilakukan,” kata Firman. Lokasi bencana kacau Hingga hari ketujuh pascabencana, kawasan Situ Gintung masih tetap ramai oleh ”wisatawan lokal”. Hal itu menyebabkan Cirendeu dan sekitarnya tetap padat. Kesibukan evakuasi dan rehabilitasi pascabencana direcoki oleh lalu lintas orang-orang yang tidak berkepentingan. Kamis siang kemarin, antrean mobil, bus, dan sepeda motor menyebabkan kemacetan panjang di Jalan Ahmad Dahlan, tepat di gerbang masuk kompleks Universitas Muhammadiyah Jakarta. Beberapa mobil dan bus bermuatan ”wisatawan lokal” dipasangi tulisan ”Bantuan untuk Situ Gintung”. Akan tetapi, banyak di antara rombongan mobil dan bus tersebut berhenti sebelum mencapai posko yang berada di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta. Belasan penumpang turun dari bus dan langsung berhamburan menuju beberapa titik bencana. Orang-orang tua, remaja, hingga anak-anak sibuk memotret tumpukan sampah, lumpur, dan rumah yang porak poranda. Hanya beberapa kardus bantuan yang diusung dari bagasi dan diserahkan ke posko terdekat. ”Kami memang ingin melihat dari dekat, tetapi juga tidak lupa memberikan bantuan semampunya. Tidak ada maksud membuat tempat ini jadi ramai, justru ingin menyampaikan keprihatinan kami saja,” kata Rumini (49), warga Cengkareng, Jakarta Barat.

http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/04/03/03514865/ditlantas.operasikan.mobil.pelay ... 4/6/2009

Kompas.Com

Page 2 of 2

Seharusnya diatur serta ada pembatasan siapa saja dan kendaraan mana saja yang boleh masuk hingga ke lokasi bencana. Kondisi ini juga menyulitkan lalu lintas relawan yang mengangkut puing atau mendistribusikan bantuan ke posko-posko pengungsi yang tersebar di beberapa lokasi. Mulai dibangun Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten sejak Rabu lalu pukul 22.00 mulai membangun 22 tenda, sementara Perum Perumnas mulai membangun dua blok barak di Lapangan Wisma Kerta Mukti, Tangerang Selatan, Kamis pagi. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah dan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah hadir meninjau. Atut mengatakan, wisma dan dua blok barak hanya mampu menampung 60 keluarga. Sebanyak 12 keluarga akan ditampung di wisma, 24 keluarga akan ditampung di dua blok barak, sedangkan untuk mengatasi kekurangan, pihaknya akan menyewa lahan kosong seorang warga untuk dibangun barak. Nur Warta, Koordinator Shelter Wisma Kerta Mukti dari PMI Banten, menjelaskan, pengungsi akan mulai tinggal sementara di tenda-tenda itu hari Sabtu (4/4) atau Minggu (5/4). Pihaknya akan mendirikan 30 tenda. Namun, karena lahan tidak cukup, dia dan ke-20 anggotanya hanya mendirikan 28 tenda di dua blok. Satu tenda akan dihuni oleh dua keluarga atau delapan orang. (NEL/COK/win)

Dapatkan artikel ini di URL: http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/04/03/03514865/ditlantas.operasikan.mobil.pelayanan.polisi

http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/04/03/03514865/ditlantas.operasikan.mobil.pelay ... 4/6/2009

Related Documents