Kmb Ensefalitis.docx

  • Uploaded by: Nur farahim
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kmb Ensefalitis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,262
  • Pages: 18
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ENSEFALITIS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : 3A 1. HAFSATUL HUSNA 2. NISRINA NUR HANIFAH 3. NURFA RAHIM 4. SEPRINDO 5. SRI AGUS UTAMI

POLTEKKES KEMENKES PADANG PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK TAHUN 2019

1

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, mengenai ENSEFALITIS. Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini . Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuh nya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi sususnan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu , kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar. Akhir kata kami meminta semoga makalah ini bisa bemanfaat ataupun inspirasi bagi pembaca.

Solok, Maret 2019

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3 BAB I ....................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 5 A.

LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 5

B.

RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 5

C.

TUJUAN ........................................................................................................................ 5

BAB II ...................................................................................................................................... 6 TINJAUAN TEORI...................................................................................................................... 6 A.

DEFENISI ...................................................................................................................... 6

B.

ETIOLOGI ...................................................................................................................... 6

C.

MANIFESTASI KLINIS ..................................................................................................... 7

D.

PATOFISIOLOGI ............................................................................................................ 7

E.

KLASIFIKASI .................................................................................................................. 8

F.

PENATALAKSANAAN ................................................................................................... 10

G.

KOMPLIKASI ............................................................................................................... 11

H.

WOC .......................................................................................................................... 12

I.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS .............................................................................. 13

BAB IV ................................................................................................................................... 17 PENUTUP .............................................................................................................................. 17 A.

KESIMPULAN .............................................................................................................. 17

B.

SARAN........................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

3

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen (+) (pedoman diagnosis dan terapi, 1994). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen, penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simplex, argovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis biasa juga terjadi pasca infeksi campak, influenza, varicella dan pasca vaksinasi pertusis. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu pengertian Ensefalitis? 2. Bagaimana etiologi Ensefalitis? 3. Bagaimana manifestasi klinis Ensefalitis? 4. Bagaimana patofisiologi Ensefalitis? 5. Apasaja klasifikasi dari Ensefalitis? 6. Bagaimana cara penatalaksanaan Ensefalitis? 7. Apa komplikasi Ensefalitis? 8. Bagaimana gambar WOC Ensefalitis? 9. Bagaimana Askep Ensefalitis? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian Ensefalitis? 2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi Ensefalitis? 3. Untuk mengetahui bagaimana gejala klinis dari Ensefalitis? 4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Ensefalitis? 5. Untuk mengetahui apasaja klasifikasi dari Ensefalitis? 6. Untuk mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan Ensefalitis? 7. Untuk mengetahui komplikasi Ensefalitis? 8. Untuk mengetahui bagaimana gambara WOC dari Ensefalitis? 9. Untuk mengetahui bagaimana askep Ensefalitis? 5

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI Encephalitis adalah infeksi yang mengenai CNS yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen (+). Encephalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri cacing, protozoa, jamur, ricketria atau virus. Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen, penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simplex, argovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis biasa juga terjadi pasca infeksi campak, influenza, varicella dan pasca vaksinasi pertusis. Ensefalitis adalah infeksi akut yang mengenai jaaringan otak dan selaput otak, disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan sebagian kasus berlangsung berat serta berakibat fatal (Widagdo, 2011: 65).

B. ETIOLOGI Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan ensefalitis, misalnya bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus. Bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut encephalitis supuratif akut (Widagdo, 2011:65). Penyebab lain dari ensefalitis adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus. Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.

6

C. MANIFESTASI KLINIS Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah ensefalitis (Widaagdo, 2011:66): a. Panas badan meningkat. b. Sakit kepala. c. Muntah-muntah lethargi. d. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. e. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. f. Gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang.

D. PATOFISIOLOGI Virus masuk tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas dan saluran cerna setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara (Mutaqin, 2008:178): 1. Setempat: virus alirannyaa terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan organ tertentu. 2. Penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah. Kemeudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut. 3. Penyebaran melalui saraf-saraf: virus berkembang biak di permukaan selaaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf. Masa Prodromal 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas daan pucat. Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gangguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemigplegia, Ataksia, Paralisis, Syaraf otak.

7

E. KLASIFIKASI 1. Ensefalitis Supurativa Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aereus, streptococcus, e.coli dan m. tuberculosa. a. Pathogenesis Peradangan dapat menjalarke jaringan otak dari otitismedia, mastoditis, sinusitis atau dari piema yang berasal dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema, osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menebus ke dalam otak dan tromboflebitis. b. Manifestasi klinis. Secara umum gejala berupa ensefalitis : 1) Demam 2) Kejang 3) Kesadarn menurun Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intracranial yaitu : nyeri kepala yang kronik dan progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil. Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan luas abses.

2. Ensefalitis Siphylis a. Pathogenesis Disebabkan oleh treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka, kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi spiroketemia. Haal ini berlngsung beberpa waktu higga menginvasi susunan saraf pusat. b. Manifestasi klinis Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian : 1) Gejala-gejala neurologist Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan , afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun, sering dijumpai pupil

8

agryll-robertson, nervus opticus dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguan-gangguan motorik yang progresif. 2) Gejala-gejala mental Timbulnya proses dimensiayang progresi, intelgensia yang mundur perlahan-lahn yang mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu. 3. Ensefalitis Virus a. Virus RNA b. Virus DNA 4. Ensefalitis karena Parasit g. Malaria serebral h. Toxoplasmosis i. Amebiasis j. Sistiserkosis 5. Ensefalitis karena Fungus Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain: candida albicans, Cryptococcus neoformans, coccidiodis, aspergillus, fumagatus dan mucor mycosis. Gambaran yang ditimbulkan infeksi fungus pada sistem saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun.

9

F. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan yang dilakukan pada ensefalitis antara lain ( Tarwoto, 2013: 164): 1. Isolasi : isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan sebagai tindakan pencegahan. 2. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur. Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter : a. Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis. b. Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis. c. Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), agen antiviral acyclovir secara signifikan dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas HSV encephalitis. Acyclovir diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan (Victor, 2001). d. Untuk kemungkinan infeksi sekunder diberikan antibiotika secara polifragmasi. 3. Mengurangi meningkatnya tekanan intrakranial : manajemen edema otak a. Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan : jenis dan jumlah cairan yang diberikan tergantung keadaan anak. b. Glukosa 20%, 10 ml intravena beberapa kali sehari disuntikkan dalam pipa giving set untuk menghilangkan edema otak. c. Kortikosteroid intramuscular atau intravena dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema otak. 4. Mengontrol kejang : Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal. a. Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali. b. Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama. c. Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium drip dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam. 5. Mempertahankan ventilasi : Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (23l/menit). 6. Penatalaksanaan shock septik. 7. Mengontrol perubahan suhu lingkungan. 8. Untuk mengatasi hiperpireksia, diberikan kompres pada permukaan tubuh yang mempunyai pembuluh besar, misalnya pada kiri dan kanan leher, ketiak, selangkangan, daerah proksimal betis dan di atas kepala. Sebagai hibernasi dapat diberikan largaktil 2 mg/kgBB/hari dan phenergan 4 mg/kgBB/hari secara intravena 10

atau intramuscular dibagi dalam 3 kali pemberian. Dapat juga diberikan antipiretikum seperti asetosal atau parasetamol bila keadaan telah memungkinkan pemberian obat per oral (Hassan, 1997).

G. KOMPLIKASI Komplikasi pada Ensefalitis berupa: 1. Retardasi mental 2. Iritabel 3. Gangguan motorik 4. Epilepsy 5. Emosi tidak stabil 6. Sulit tidur 7. Halusinasi 8. Enuresis

11

H. WOC

12

I. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. PENGKAJIAN k. Langkah I: Pengkajian Data Biodata pasien: nama, jenis kelamin, umur, tanggal lahir, alamat, dan lainlain. l. Langkah II: Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama: panas badan meningkat, kejang, dan kesadaran menurun 2. Riwayat Kesehatan Sekarang: dalam pengkajian ditemukan pasien gelisah, muntah-muntah, panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala. 3. Riwayat Kesehatan Dahulu: Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga dan tenggorokan 4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh : Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain. m. Langkah III: Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum Penderita biasanya keadaan umum lemah karena mengalami perubahan atau penurunan tingkat kesadaran. Gangguan tingkat kesadaran dapat disebabkan oleh gangguan metabolism dan difusi serebral yang berkaitan dengan kegagalan neural akibat proses peradangan otak. 2. Gangguan Sistem Pernafasan Perubahan-perubahan menyebabkan

akibat

kompresi

peningkatan

pada

tekanan

batang otak

yang

intra

cranial

menyebabkan

pernafasan tidak teratur. Apabila tekaanan intraakranial sampai padaa batas fatal akan terjadi paralisa otot pernafsan. 3. Gangguan Sistem Kardiovaskuler Adanya komprewsi pada pusat vasomotor menyebabkaan terjadi iskemik pada daerah tersebut, hal ini akan merangsang vasokonstriktor dan menyebabkan tekanan darah meningkat. Tekanan pada pusat 13

vasomotor

menyebabkan

meningkatnya

transmitter

rangsang

parasimpatis ke jantung. 4. Gangguan Sistem Gastrointestinal Penderita akan merasa mual dan muntah karena peningkatan tekanan intracranial yang menstimulasi hipotalamus anterior dan nervus vagus sehingga meningkatkan sekresi asam lambung. Dapat pula terjadi diare akibat terjadi pperadangaan sehingga terjadi hipermetabolisme. n. Pemeriksaan Penunjang 1.Pemeriksaan cairan serebrospinalis a) Anlisis jumlah sel darah putih, sel darah merah dan kadar protein terjadi perubahan. b) Kultur cairan serebrospinalis adanya mikroorganisme sesuai etiologi. 2. Ct scan atau MRI: kemungkinan menunjukan adanya perdarahan dan edema serebri, abses otak. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gaangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial. b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi secret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran. c. Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi lapisan otak. 3. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Gaangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial. Tujuan : dalam waktu 3 kali 24 jam setelah di berikan intervensi perfusi jaringan otak meningkat. Intervensi

Rasional

Monitor klien dengan ketat setelah Untuk mencegah nyeri kepala yang lumbal

pungsi.

Njurkan

klien menyertai

perubahan

tekanaan

berbaring minimal 4-6 jaam setelah intracranial. lumbal pungsi. Monitor tanda-tanda peningkatan Untuk mendeteksi tanda-tandasyok, tekanan

intracranial

selama yang harus dilporkan ke dokter untuk

14

perjalanan penyakit (nadi lambat, intervensi awal. tekanan darah meningkat, kesadaran menurun, napas irregular, reflex pupil menurun, kelemahan). Monitor ttv dan neurologis tiap 5- Perubahan-perubahanini 30menit. Catat dan laporkana segera menandakan ada perubahan tekanan perubahan-perubahan

tekanan intracranial

intracranial ke dokter.

dan

penting

untukintervensi awal.

b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi secret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran. Tujuan: dalam `3x24 jam setelah diberikan tindakan, nafas kembali efektif. Intervensi Kaji fungsi paru, adanya bunyi Memantau dan mengatasi komplikasi nafas tambahan, perubahan irama potensial.

Pengkaajian

fungsi

dan kedaalaman, penggunaan otot- pernapasan dengan interval yang otot

aksesori,

warna,

dan teratur

kekentalan sputum

adalah

penting

karena

pernapasan yang tidak efektif dan adanya kegagaln, akibat adaanya kelemahan atau paralisis pada otototot

inerkostal

dan

diafragma

berkembangdengan cepat. Atur posisi fowler dan semifowler

Peningkatan

kepala

tempat

tidur

memudahkan pernafsan, meningkatan ekspansi dada, dan meningkatkan batuk lebih efektif. Ajarkan cara batukefektif

Klien beraada padarisiko tinggi bila tidak dapat batukdengan efektif untuk membersihkan

jalan

napaas

dan

mengalami kesulitan dalam menelan sehingga menyebabkan aspirasi saliva dan mencetuskan gagal napas akut.

15

c. Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi lapisan otak. Tujuan: dalam waktu 3x24 jam keluhan nyeri berkurang/rasa sakit terkendali. Intervensi

Rasionalisasi

Usahakan membuat lingkungn yang Menurunkan

reaksi

aman dan tenang.

eksternal

rangsangan

terhadap atau

kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan

klien

untuk

beristirahat. Kompres dingin (es) pada kepala.

Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak.

Lakukan dengan

penatalaksanaan metode

nyeri Membantu menurunkan stimulasi

distraksi

dan sensasi nyeri.

relaksasi nafas dalam. Lakukan latihan gerak aktif atau Dapat membantu relaksasi otot-otot pasif sesuai kondisi dengan lembut yang tegang dan dapat menurunkan dan hati-hati.

nyeri/rasa tidak nyaman.

Kolaborasi pemberian analgesic.

Mungkin

diperlukan

menurunkan rasa sakit.

16

untuk

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis atau komplikaasi dari penyakit lain seperti rabies atau sifilis. Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningo encephalitis, juga dapat menyebabkaan ensefalitis pada orang yaanag sistem kekebalan tubuhnya kurang.

B. SARAN Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik yang sehat seseorang mampu menjalankan aktivitas sehari-harinya taanpa mengalami hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yanag berada di dalamtubuh menjadi sangat penting mengingat betapaa berpengaaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.

17

DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika. Tarwoto. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: CV Sagung Seto. Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto.

18

Related Documents

Kmb
November 2019 48
Kmb 2bulan.docx
April 2020 31
Kmb Ggk.docx
October 2019 44
Kmb Smp.docx
May 2020 31
Kmb Ensefalitis.docx
November 2019 35
Kmb Fix.docx
December 2019 42

More Documents from "RisnaAyhu"