Ketikan Lifna'.docx

  • Uploaded by: dea
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ketikan Lifna'.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,827
  • Pages: 10
MAKALAH MENGEMBANGKAN ACUAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR DALAM PENELITIAN ILMIAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU Prof. Drs. AHMAD SURIANSYAH, M.Pd, Ph.D Dr. SUHAIMI, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 (04) YUSUF FADILLAH

1610125110076

(06) LIFNA RIZKY ANDINA

1610125120029

(11) MAYA ROSMITA DEWI

1610125120034

(29) RENI YURTIKA

1610125120057

(32) ROMADHONA DYAH AYU P. 1610125120058 (57) ARIFA OKTAVIYANTI

1610125120066

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PENDIDIKAN GURU PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR BANJARMASIN 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang membahas tentang ““Mengembangkan acuan teoritik dan kerangka berpikir dalam penelitian ilmiah”” dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Terimakasih kami ucapkan sedalam-dalamnya kepada Bapak Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M.Pd, Ph.D,dan Bapak Dr. Suhaimi M.Pd, selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan serta membimbing kami dalam menyusun makalah ini sehingga terbentuk sebagaimana mestinya. Terima kasih pula kami ucapakan kepada teman-teman serta semua pihak yang telah membantu baik berupa waktu, pikiran, tenaga, dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Terlepas dari itu kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, pasti terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca demi kemajuan makalah ini.

.

Banjarmasin, 7 Februari 2019

Penulis (Kelompok 4)

Kajian Teori Pada suatu kegiatan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan perlu ada dukungan teori atau kajian teori. Maksudnya adalah kegiatan penelitian akan berjalan manakala ada teori yang mendukung variabel yang menjadi penyebab permasalahan. Untuk itu perlu mengkaji teori-teori yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Kajian atau penyelididkan ialah suatu proses yang melibatkan langkah-langkah ataupun kaidah yang digunakan untuk mencari, mengumpul, serta menganalisis data bagi mendapatakan pesan serta meningkatkan kepahaman untuk sesuatu topik, variabel, isu, ataupun masalah. Menurut John W.Best dalam Neolaka (2016) Tema kajian dan kaidah sains adalah sering digunakan secara sinonim dalam perbincangan pendidikan di mana kajian boleh dipertimbangkan sebagai satu perkara yang resmi, sistematik, dan satu proses intensif dalam menjalankan satu analisis kaidah sains. Oleh karena itu, kajian juga boleh dikatakan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas sistematik yang dilakukan untuk pencarian dan perkembangan sesuatu pengetahuan/teori. Teori adalah seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan

sistematik

mengenai

fenomena

dengan

menerangkan

hubungan-hubungan anatara variabel-variabel, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena. Langkah-langkah proses kajian adalah sebagai berikut: a) Pengenalan terhadap masalah b) Melakukan

kajian

kepustakaan

untuk

mendapatkan

pesan/maklumat c) Menentukan pendekatan ataupun strategi kajian d) Mengumpulkan dan menganalisis datanya e) Menganalisis pesan/maklumat yang diperoleh dan kajian untuk implikasi ke penyelesaian permasalahan

f) Akhirnya melaporkan kajiannya dalam bentuk laporan atau buku. Sedangkan langkah-langkah kajian untuk mendapatkan teori dalam suatu penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi atau kajian akademik adalah sebagai berikut ini: a) Pengenalan terhadap masalah penelitian b) Pengenalan teradap variabel-variabel yang memengaruhi masalah penelitian c) Memastikan variabel-variabel penelitiannya (variabel bebas dan terikat) d) Melakukan kajian kepustakaan sesuai variabel penelitian e) Jumlah kajian pustaka setiap variabel disesuaikan dengan pedoman di program studi, fakultas, atau universitasnya, minimal tiap variabl terdapat 3 (tiga) buku teks f) Setiap teori yang ada di masing-masing buku teks dideskripsikan pada bagian variabel yang akan dicarikan teorinya. Dalam deskripsi teoritis peneliti hendaknya menjelaskan kaitan teori yang ada dengan variabel penelitiannya, namun tidak harus menjelaskan teorinya Semua teori tentang variabel penelitian yang diperoleh setelah melakukan rangkuman pengertian dari sekian banyak teori tersebut. Hasil

rangkuman

pengertian

teori-teori

tersebut

mengandung

indikator-indikator yang terdapat pada setiap teori/buku teks. Hasil rangkuman itu disebut definisi konseptual variabel.

1. Kerangka berpikir Pengertian Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah pemahaman yang sangat mendasar yang menjadi

landasan

bagi

pemahaman-pemahaman

setiap

pemikiran

selanjutnya. Sekaran dalam Sudaryono (2016) mengemukakan bahwa,

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimaana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis peraturan antarvariabel yang akan diteliti. Pada beberapa karangan ilmiah, kerangka pikir sering disebut pula dengan istilah paradigma penelitian (research paradigm). Penggunaan kedua istilah ini bergantung pada perspektif peneliti dalam memandang permasalahan dan teori yang digunakan. Pada tulisan jenis didertasi, biasanya digunakan istilah paradigma penelitian. Menurut Suherli (2010) Kerangka pikir penelitian merupakan dasar pijak kajian atau penelitian secara teoritis. Pijakan ini berdasarkan referensi atau temuan penelitian lain sejenis yang akan digunakan untuk membahas atau mengupas permasalahan yang diteliti. Kerangka pikir merupakan dasar-dasar teoritis yang menjadi dasar berpikir dari peneliti dalam melakukan kajian. Oleh karena itu, penulis karangan ilmiah menyajikan kerangka pikir berupa dasar-dasar teoritis yang disusun secara logis dan bertemali hingga dipandang memiliki kekuatan teori untuk dapat menjawab permasalahan. Kerangka pikir penelitian dalam karangan ilmiah biasanya disajikan dalam deskripsi setiap teori yang digunakan. Pada bagian akhir aspek ini dilengkapi dengan gambar keterhubungan teori-teoriyang digunakan dalam sebuah kajian atau penelitian. Dengan demikian, kerangka pikir penelitian tidak hanya disajikan dalam bentuk gambar kerangka, namun disajikan terlebih dahulu dalam bentuk deskripsi. Penyajian kerangka pikir penelitian seharusnya berfungsi dalam memudahkan peneliti melakukan kajian. Dari kerangka pikir penelitian, pembaca akan dapat memahami kerangka kerja dari penelitian atau kajian yang telah dilakukan penulis karangan ilmiah. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah

alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesis tentang hubungan antarvariabel yang diteliti Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari skedar informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu diperlukan sebuah pemikiran yang cerdas dan cemerlang akan setiap informasi yang dimilikinya dan berupaya dengan keras menyimpulkan sesuatu kesimpulan yang memunculkan keyakinan. Hendaknya diiketahui bahwa kerangka berpikir pada dasarnya adalah sebuah pemahaman, karena layaknya sebagai sebuah pemahaman maka pemahaman tersebut memiliki kelemahan, dapat salah, kurang, atau tidak sempurna. Sebuah kerangka berpikir yang keliru atau salah konsekuensi yang ditimbulkannya akan semakin besar, karena kerangka berpikir biasanya akan membentuk pola pikir dan pola sikap bagi yang memiliki kerangka berpikir tersebut. Dalam praktik akademik dengan tujuan untuk penyelesaian studi pada suatu jenjang pendidikan tertentu seperti program sarjana dan pascasarjana dibutuhkan pengertian yang benar tentang kerangka berpikir. Kerangka berpikir adalah pemahaman yang mendalam tentang serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar konsep yang dirumuskan oleh peneliti sesuai teori yang diperoleh dari kajian kepustakaan.

Mengembangkan kerangka berpikir

Kerangka berpikir digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat pada perumusan masalah. Kerangka berpikir sebagai kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Kerangka berpikir disusun sedemikian rupa untuk membuktikan kebenaran dan kecermatan penelitian, dan dasar penyusunannya berdasarkan teori-teori yang berasal dari kajian pustaka dan perlu diperkuat dengan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan. Kerangka berpikir itu penting untuk membantu dan

mendorong

peneliti

memusatkan

usaha

penelitiannya

untuk

memahami hubungan antarvariabel tertentu yang telah dipilihnya, mempermudah untuk memahami dan menyadari kelemahan dan keunggulan dari penelitian yang dilakukannya dibandingkan penelitian relevan terdahulu. Sebaiknya kerangka berpikir itu dilaksanakan dengan pola berpikir silogisme dan diharapkan pada akhir kerangka berpikir hendaknya memunculkan dugaan-dugaan tentang adanya hubungan atau perbedaan antara berbagai variabel yang diteliti, menjadi pedoman untuk merumuskan hipotesis penelitian, yang adalah merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian. Menyusun kerangka berpikir yang baik sangat sederhana, yaitu menyusun kerangka berpikir sesuai teori-teori yang telah dirangkum menjadi definisi konseptual variabel penelitian dan disesuaikan dengan jawaban terhadap perumusan permasalahan penelitian. Dengan menggunakan cara berpikir silogisme maka dapatlah disusun uraian berupa pernyataan atau proposisi tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifiksi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian scara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan mengaskan secara komprehensif

asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercantum didalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usul nya Menurut Neolaka (2016) Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran berisi: (1) Alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoritik dan atau hasil penlitian yang relevan (2) Kerangka logika yang mampu menunjukkan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori. (3) Model Penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis penelitian. Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan ddalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsiasumsi teoritis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variable yang diteliti serta bagaiman kaitan diantara variabel-variabel tersebut ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Selanjutnya perlu diketahui bahwa di dalam menulis kerangka berpikir, ada 3 kerangka yang perlu dijelaskan, yakni kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau paradigma adalah uraian uang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Untuk memperjelas jalannya penelitian yang akan dilaksanakan, maka para calon peneliti perlu menyusun kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap-tahap penelitiannya secara teoritis. Menurut Narbuko dan Achmadi (2015) Kerangka teoritis dibuat berupa skema sederhana yang menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Skema sederhana yang dibuat, kemudian dijelaskan secukupnya mengenai mekanisme kerja faktor-faktor yang timbul. Dengan demikian gambaran jalannya penelitian

secara keseluruhan dapat diketahui secara jelas dan terarah. Di samping sebagai pedoman arah tujuan penelitian, kerangka teoritis juga akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesisnya. Perlu diketahui bahwa teori bukanlah pengetahuan yang sudah pasti, tetapi dapat digunakan sebagai petunjuk penyusunan hipotesis.

Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan

konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoritis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan diantara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsepkonsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan diantara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel

yang

bersangkutan,

berdasarkan

pertimbangan-

pertimbangan tersebut diatas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoritis apa yang akan diambil dari teoritersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas. Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara mengoperasionalkan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur. Biasanya, definisi operasional akan diwujudkan melalui penyusunan kisi-kisi instrumen untuk selanjutnya dilakukan kalibrasi dan validasi instrumen.

DAFTAR PUSTAKA Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Bumi Aksara Neolaka, Amos. 2016. Metode Penelitian dan statistik.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Suherli.2010. Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya Duta

Related Documents

Ketikan
November 2019 26
Ketikan
June 2020 18
Ketikan Vidi.docx
May 2020 16
Ketikan Rw.docx
November 2019 36
Ketikan Indi
November 2019 36

More Documents from ""